Nayla sedang menyisir rambutnya, dia sedang bersiap-siap untuk menepati janjinya sore ini dengan Rino.
Tok..tok..tok..
Terdengar suara ketukan dipintu kamar. "Masuk" jawab Nayla. Ternyata Bi Ati yang datang.
"Ada apa bi?" tanya Nayla. Bi Ati mendekati Nayla dan mengambil sisir dari genggaman Nayla.
"Ada teman Mbak Nay dibawah" jawab Bi Ati sambil menyisir rambut Nayla yang panjang.
"Mau di ikat apa tidak" tanya Bi Ati. Nayla menganggukan kepalanya sambil menjawab, "diikat seperti biasanya bi" jawabnya. Dengan cepat bi Ati mengikat rambut Nayla.
"Sudah rapih Mbak" ucap Bi Ati yang sudah biasa membantu Nayla, karena sejak Nayla kecil bi Ati sudah bekerja di keluarga ayah Dimas, ayahnya Nayla.
"Terima kasih Bi" Nayla mengucapkannya sambil memeluk bi Ati. Nayla tidak sungkan melalukan itu, baginya bi Ati bukanlah orang lain dikeluarganya.
Nayla meraih tasnya lalu keluar kamar dan turun menemui Rino. Dia bisa melihat Rino sudah ada di ruang tamu bersama bunda Aisyah. Rino memang sudah kenal sama bunda Aisyah, waktu itu ada belajar kelompok dirumah Nayla bersama beberapa temanya yang lain dan Nayla memperkenalkan temannya yang datang satu persatu kepada bunda Aisyah.
Rino melihat Nayla sudah berdiri disamping Bunda Aisyah.
"Sudah siap Nay?" Rino bertanya pada Nayla.
"Iya" jawab Nayla sambil menganggukan kepalanya.
"Tante, saya pamit membawa Nayla" ucap Rino sambil menyalimi tangan Bunda Aisyah.
"Iya hati-hati, jangan pulang malam-malam" balas Bunda Aisyah.
"Bunda, Nay pergi dulu" memeluk dan mencium pipi kanan dan kiri bundanya.
Mereka keluar diantar oleh Bunda Aisyah sampai teras. Rino berjalan ke mobilnya dan membukakan pintu untuk Nayla.
"Terimakasih" ucap Nayla.
Nayla terbiasa untuk sopan dengan siapa pun, ayah Dimas selalu meminta anak-anaknya untuk bisa menghargai orang siapapun mereka. Rino berjalan ke pintu pengemudi sebelum membuka pintu dia menganggukan kepalanya kepada bunda Aisyah sebagai penghormatan. Bunda Aisyah membalas anggukan Rino dengan tersenyum ramah.
Didalam mobil terasa keteganggan diantara penghuninya. Nayla tidak berani melihat ke arah Rino, dia menghadapkan wajahnya kearah jendela melihat keluar, sedangkan Rino sesekali dia melirik kearah Nayla.
"Hemm." Rino memecah ketegangan dengan suaranya, membuat Nayla mengalihkan pandangannya pada Rino.
Rino melihat Nayla yang sudah menghadap kearahnya.
"Kapan akan ke Bandung?" tanya Rino, dia memberanikan diri untuk bertanya.
"Minggu depan diantar bunda" jawab Nayla. Rino hanya menganggukan kepalanya.
"Kamu akan ke negara mana?" Nayla menanyakannya pada Rino, karena Rino hanya bilang kalau dia akan keluar negeri.
"Inggris" jawab Rino.
Nayla kembali memandang keluar jendela, dia tidak tahu Rino akan membawanya kemana jadi dia melihat jalan yang dilalui, takut kalau terlalu jauh.
Mobil Rino memasuki halaman sebuah restoran mewah, dia memberhentikan mobilnya tepat di pintu masuk. Pelayan restoran membukakan pintu mobil yang diduduki Nayla. Rino keluar dari mobil dan menghampiri Nayla, dia menggenggan tangan Nayla membawanya kedalam.
Suasana restoran sedikit ramai, mereka melewati beberapa meja dan masuk ke sebuah ruangan. Disana sudah ada meja dan dua kursi yang dihiasi dengan bunga-bunga segar. Rino menarik kursi agar bisa diduduki Nayla. Nayla duduk sambil melihat sekeliling, sebelum duduk di kursinya Rino memanggil pelayan untuk menghantarkan hidangan yang sudah dipesannya. Rino memang sudah memesan tempat ini sebelumnya.
"Kamu yang menyiapkan ini semua" tanya Nayla. Rino menganggukkan keplanya.
"Iya. Apa kamu senang?" Nayla hanya tersrnyum.
Dia tidak tahu apa dia senang atau tidak. Dia terkesan dengan apa yang dilakukan Rino padanya, tapi dia juga takut Rino kecewa nantinya setelah melihat kesungguhan Rino dengan semua ini.
Pelayan datang membawakan makanan, mereka makan dalam diam. Suasana dingin yang terasa walau ruangan ini terlihat romantis. Sesekali Rino melihat kearah Nayla yang sedang menyantap makanannya. Sampai selesai mereka tidak ada satupun yang bersuara.
"Nayla, aku sengaja membawamu kesini, bisa duduk berdua denganmu. Aku ingin kamu mengetahui isi hatiku selama ini" Ucap Rino sambil menatap Nayla yang sedang melihat kearahnya.
Nayla hanya diam pandangannya tidak berubah tetap kearah Rino.
"Aku menyukaimu sejak kita satu kelas. Setiap hari aku memperhatikanmu di sekolah. Aku sedikit senang karena tidak ada teman pria yang ada didekatmu. Aku ingin mengatakannya sejak dulu, tapi aku tidak punya keberanian untuk mendekatimu. Aku hanya bisa memandangmu dari jauh dan menyapamu sesekali"
Kata-kata Rino terhenti saat pelayan masuk dan membawa sebuah buket bunga segar. Rino menerima buket bunga itu. Dia berdiri berjalan mendekat pada Nayla.
"Nayla, apakah kita bisa membuat sebuah ikatan" Dia menyerahkan buket bunga itu pada Nayla.
"Terimakasih" jawab Nayla setelah berdiri dan menerima buket bunga dari Rino, lalu Nayla duduk kembali.
Rino juga kembali ketempat duduknya. Nayla menarik dalam napasnya dia harus menjawab dengan tidak menyakiti perasaan Rino.
"Aku menerima bunga ini tapi maaf aku tidak bisa membuat sebuah ikatan denganmu karena saat ini aku sudah terikat pada seseorang" Jawab Nayla. Rino terkejut dengan jawaban yang diberikan Nayla.
"Aku tidak pernah melihat kamu dekat dengan siapapun Nay" ucapnya. Dia merasa Nayla hanya mencari alasan untuk menolaknya. Nayla tersenyum.
"Dia tidak tinggal dikota yang sama dengan kita" jawab Nayla yang pandangannya tetap kearah Rino.
"Sejak kapan?" Rino memberanikan diri menanyakannya.
"Sudah Lama" jawab Nayla.
Rino terdiam. Dia tidak menyangka kalau Nayla sudah terikat dengan sesorang. Selama ini dia selalu melihat Nayla hanya bersama sahabat-sahabatnya saja.
"Apa aku benar-benar terlambat?" tanya Rino pada Nayla.
"Tidak Rino, bukan seperti itu. Kita sudah berteman lama tapi sayangnya ikatan ku dengannya sudah lebih lama dari pertemanan kita" Rino semakin terkejut dengan penjelasan Nayla.
Rino dan Nayla satu kelas di kelas 12 itu berarti baru satu tahun mereka berteman. Sedangkan Nayla dan Nuno sudah menjalin hubungan sejak Nayla kelas 11.
"Rino, kita bisa terus berteman walau tidak ada ikatan. Kamu akan keluar negeri, disana kamu akan bertemu dengan banyak orang dan teman-teman yang baru. Bisa saja kamu bertemu dengan seseorang yang kamu sukai dan dia belum terikat apapun dengan orang lain" ucap Nayla.
"Jadi, biarkan kita berteman seperti biasanya, aku sangat menghargai perasaanmu padaku, terimakasih untuk itu, biarkan ini menjadi cerita kita yang akan kita ingat dimasa yang akan datang"
Rino hanya diam, tidak tahu harus berbuat apa. Harapannya Nayla menerimanya sangat besar.
"Rino, ini sudah mau maghrib. Apa kita bisa pulang?" Nayla merasa sudah tidak ada lagi yang perlu di bicarakan. Rino menganggukan kepalanya.
"Bolehkah aku menggenggam tanganmu sekali lagi?" Nayla menganggukan kepalanya tanda setuju, tidak lupa dia juga membawa buket bunga yang diberikan Rino.
"Rino terima kasih untuk hari ini, kita bisa bersama sebagai teman. Jadilah teman yang baik untukku" ucap Nayla tulus pada Rino yang mengantarkan Nayla sampai kedepan pintu rumahnya. Rino mengganggukan kepalanya.
"Aku pulang" jawabnya.
"Iya, hati-hati dijalan" balas Nayla.
Mobil Rino keluar dari gerbang. Nayla terus menatapnya sampai mobil itu tidak terlihat. Dia bernafas lega. Hari ini benar-benar melelahkan baginya.
************
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 96 Episodes
Comments
andi hastutty
Rino berlapang dada dan Naila menjelaskan tanpa menyinggung
2022-11-12
1
erma _roviko
Keren thor, dapat salam dari "𝙎𝙖𝙣𝙜 𝙥𝙚𝙢𝙗𝙪𝙖𝙩 𝙤𝙣𝙖𝙧 𝙟𝙖𝙩𝙪𝙝 𝙘𝙞𝙣𝙩𝙖" 😊
2021-07-28
1