Nadya geram melihat tingkah Rendi yang begitu perhatian dengan Tasya, rasanya ia ingin menghampiri mereka berdua.
Tapi dia tak bisa berbuat apa-apa sebab ada Rama yang kini berdiri di sampingnya, kalaupun ia kesana itu hanya akan membuat masalah yang berkepanjangan.
Ahhh....
Erghhh....
Hembusan nafas lega di ikuti suara sendawa Keras dari mulut Tasya membuat beberapa orang tertawa kecil mendengarnya.
Kedua bola matanya mengeliling, "Astaga, apa yang terjadi? Kenapa aku tidak sadar kalau aku berada di tengah-tengah ruangan ini? Dan juga para tamu sudah memandangiku, argh... Aku malu... Apa yang harus aku lakukan?" Kembali Tasya merasa panik, kedua pipinya memerah padam.
Andai ada sebuah kain, ia ingin segera menutup wajahnya agar tidak terlihat dan di kentarai oleh para tamu jika bertemu di luaran sana.
"Hei... Kau mendengarku tidak? Kau baik-baik saja kan?" tanya Rendi.
Seketika kedua mata Tasya kembali melotot, "Pria ini... Ini semua terjadi karena dia, dia adalah sumber masalah bagiku!!" Ia berdecak kesal, dengan emosi yang menggebu-gebu, ingin mencakar wajah itu.
Ia mengerutkan kedua alisnya hingga bertautan, mencengkram kuat gaun di bagian pahanya, "Kamu!!! Ini semua gara-gara kau!!" Tasya berbisik, merapatkan gigi agar suaranya tak menjadi pusat perhatian lagi ditengah pesta tersebut.
Shutt... Tiba-tiba Sebuah jari telunjuk menempel di bibirnya, itu sudah pasti jari Rendi, laki-laki itu tidak ingin Tasya leluasa berbicara.
Ia memajukan wajahnya menatap lekat kedua manik mata Tasya yang berkaca-kaca karena batuk-batuk tadi.
Rendi kemudian berbisik di telinganya, "Aku butuh sedikit bantuanmu, jadi ayo.... "
Haahh?
Tasya sontak melongo, ia belum sempat menjawab tapi tangannya kembali di tarik oleh laki-laki yang belum ia kenal itu.
Ingin memberontak namun sayang sekali cekalan tangan Rendi begitu kuat, "Heii lepaskan aku! Aku tidak mengenalmu!" serunya.
Rendi seolah tak perduli ucapan Tasya, ia membawanya kehadapan Rama dan Nadya untuk memperkenalkannya, "Sya... Ka-kau dan Rendi...." Kata Nadya terbata.
"A-aku.... "
"Kenalkan! Dia pacarku sekarang!" ungkap Rendi.
"Apa!!" sahut Tasya dan Nadya bersamaan tercengang.
"Rendi, kamu serius? Tasya itu sangat miskin, kenapa kamu bisa punya pacar seperti dia! Sejak kapan standarmu jadi menurun drastis seperti ini? Dia bahkan datang dengan memakai sepatu pemberianku karena dia tak punya sepatu lain, dia tak mampu membeli sepatu yang lebih bermerk." cerocos Nadya kembali menghina Tasya, hal itu membuat Tasya seakan tertusuk benda tajam dan mengenai hatinya, sakit... Sungguh.
"Kenapa Nadya harus mengatakan itu di saat seperti ini? Dia sama saja seperti temannya tadi, kau benar-benar membuatku kesal Nadya!"
"Memang benar aku adalah pacarnya!" Jawab tegas Tasya mengikuti alur yang di inginkan oleh Rendi, laki-laki itu terkesiap ia tak percaya jika Tasya akan ikut berakting dengannya.
Lagi-lagi Rendi tersenyum tipis tanpa sepengetahuan mereka.
"Heh, aku tidak percaya!" Seka Nadya.
"Aku tidak butuh kepercayaan darimu, yang jelas dia memanglah pacarku, dia juga tidak memandang rendah diriku yang miskin ini, karena baginya uang bukan segalanya tapi akulah yang segalanya bagi dia! Ayo sayang, kita pergi dari tempat ini! Jangan sampai kau sakit karena terkena bakteri, nanti aku khawatir" Katanya dengan suara manja, menoleh membelai wajah Rendi.
Tasya sebenarnya agak gugup apalagi ia baru pertama kali mendengar nama Rendi.
Walaupun terasa tidak tau malu untuk berbohong dan bertingkah seperti itu, namun ia tidak punya ide lain melawan kata-kata yang di ucapkan oleh Nadya.
Rendi tersenyum lebar, ada perasaan senang mendapat belaian tangan dari Tasya yang begitu lembut, "Baiklah, sepertinya kau juga sudah lelah, kalau begitu ayo ketempat lain untuk menikmati momen indah untuk kita berdua!" Ajaknya.
Ia mengandeng tangan Rendi memutar bola mata sebelum berjalan pergi meninggalkan pengantin baru itu.
Tasya kini beranggapan jika hubungannya dengan Nadya sebagai seorang teman berakhir hari ini.
Ia dan Rendi berjalan menuju parkiran sesuai arahan laki-laki yang tengah menggandengnya.
Tepat di depan sebuah mobil mewah, Tasya menoleh kebelakang, untuk memastikan jika tak ada seseorang yang menyusul langkah mereka.
Ehhemm
Ia berdehem sembari manarik tangannya dari Rendi, menjaga jarak dengan perasaan malu, "I-itu tadi kau kenapa...."
"Aku minta maaf!" Potong Rendi, "Tapi aku juga berterimakasih karena kau sudah membantuku!" ucapnya tulus.
"Tunggu sebentar! aku masih bingung, kenapa kau tiba-tiba memperkenalkan aku sebagai pacarmu? Padahal di pesta tadi ada banyak sekali perempuan yang lebih cantik dariku! Dan juga aku tidak mengenalmu!" Seka Tasya mengerutkan kening.
"Namamu Tasya kan? Aku Rendi, jadi kita sudah saling mengenal sekarang!" jawabnya begitu percaya diri.
"What? Perkenalan macam apa itu?"
"Ahh Rendi? Baiklah, tapi kau masih belum menjawab pertanyaanku yang tadi!"
Rendi mendengus, terdengar suara dengusannya yang berat, "Ceritanya sangat panjang!" katanya malas
"Kalau begitu singkat saja!"
"Nadya itu mantan pacarku!"
"Ohh!" ketusnya.
Rendi menganga mendengar respon singkat, padat dan nyaris tak terdengar itu, "Kau terdengar tidak merasa kasihan padaku ya? Lihatlah kisah cintaku, orang yang pernah kucintai di rebut oleh sahabatku sendiri, bukankah itu menyedihkan?" tutur Rendi.
"Aku merasa itu biasa saja, mungkin kau dan Nadya memang tidak berjodoh!"
Ahhh....
Rendi menghela nafas berjalan ke arah mobilnya, ia bersandar di pintu mobil dengan kedua tangan berada di dalam saku sambil menatap Tasya. "Sepertinya kau sangat berpengalaman soal percintaan yang seperti ini!" ujarnya.
"Tidak, aku sama sekali tidak berpengalaman, bahkan aku tidak pernah memiliki seorang pacar!"
Memang, sebelumnya ada banyak laki-laki yang mengejarnya Tetapi tasya menolak mereka dengan satu alasan, ia tidak ingin pendidikannya terganggu, apalagi dengan patah hati.
Hahah....
Rendi tertawa keras, suara memenuhi ruang parkiran, "Kenapa kau tertawa? Apa tidak pernah punya pacar itu sangat lucu bagimu?"
"Hahah... Aduh perutku keram! tentu saja itu lucu, wanita secantik kamu masa iya tidak pernah punya pacar? Aku tidak percaya! Cepat katakan berapa banyak mantanmu?" Ledek Rendi masih kegelian.
"Terserah kalau kau tidak mau percaya, aku mau pulang sekarang! Sampai jumpa dan kuharap kita tidak bertemu lagi!"
Tasya dengan muka tanpa ekspresi itu berjalan melewati Rendi, ia pergi dengan suasana hati yang tidak senang dengan ucapan Rendi yang mengejeknya tak pernah berpacaran.
"Hei... Tunggu dulu, biar aku yang mengantarmu pulang!"
Rendi dengan gesitnya meraih tangan Tasya, hingga tubuh wanita itu berputar dan berbalik ke arahnya.
Ahhh....
Brukk
Tiba-tiba ia kehilangan keseimbangan, untung saja Rendi dengan spontan cepat menarik dan memeluk tubuhnya.
Awalnya Tasya memenjamkan mata, ia kira akan terjatuh tapi pada akhirnya ia berada dalam dekapan Rendi sekarang, laki-laki yang baru di kenalnya.
Wajah Tasya berada tepat di depan dada Rendi, suara detak jantung yang begitu cepat terdengar jelas membuatnya terkejut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments
Aqiyu
berdebar
bahkan Rendy tertawa lepas
2022-01-08
0
Just Rara
duh benar2 ya tu si nadya sm aja kayak teman2nya suka merendahkan dan menghina org 😒😒😒
2021-10-13
0
AmaL
next
2021-06-16
0