Pria itu terus berjalan hingga tepat berdiri di hadapan Nadya dan suaminya, mereka berdua terlihat kaget apalagi Nadya sampai membekap mulutnya yang sedikit menganga karena terkejut.
"Selamat ya Rama, Semoga menjadi pasangan yang bahagia!" ucap Rendi sambil menjabak tangan Rama.
"Re-Rendi? Kenapa kau bisa datang kesini?" Sahut Nadya.
Rendi Askara Wijaya, anak bungsu dari Pram Wijaya, pemilik perusahaan J GRUP Sekaligus orang paling kaya di kota tersebut.
Rendi di kenal dengan sifatnya yang dingin, tetapi karena wajah tampannya membuat siapa saja ingin lebih mengenalnya lebih dekat.
Bahkan kedatangannya kali ini, membuat para wanita lajang yang berada di aula pernikahan itu merasa jatuh cinta pada pandangan pertama kepada Rendi, tapi lain halnya dengan Tasya yang terlihat biasa saja, bahkan tak perduli, hanya saja ia merasa sebal karena para perempuan di tipu oleh wajah Rendi.
"Tuh kan, dia hanya bermodalkan tampangnya saja menghipnotis kaum wanita, untung aku sudah tau sifat aslinya, Kalau tidak, Hm... Tapi aku tetap tidak akan mudah jatuh cinta sih! Aneh... Ahh sudahlah, nanti juga aku akan jatuh cinta, sekarang makan saja Sya... Buat perutmu kenyang sebelum pulang tidak usah mengurusi pria tidak bertanggung jawab itu!" dia seperti orang gila yang bicara dengan dirinya sendiri, untung saja tak ada orang lain yang berdiri di dekatnya.
Rama dulunya berteman dengan Rendi, bahkan bersahabat, namun Nadya yang awalnya sempat berpacaran dengan Rendi malah bermain mata dengan Rama.
Hal itu membuat Rendi murka, ia kesal dengan sahabatnya karena berfikir jika ia menggoda Nadya, padahal bukan seperti itu.
Perseteruan semakin memburuk saat Nadya meminta putus dari Rendi dan 3 hari kemudian ia mengumumkan jika ia sedang menjalin hubungan yang serius dengan Rama.
Rendi sangat amat marah, ia membenci pengantin baru itu, mulanya dia tak mau datang tetapi ia ingin membuktikan jika dia bukanlah pria lemah yang tidak bisa move on dari Nadya.
Pastinya sangat sulit, ada kesesakan melihat orang yang pernah mengisi hatinya tiba-tiba menikah dengan orang yang dulu bersahabat dengannya.
Rama tak menggubris ucapan selamat dari Rendi, berbeda dengan Nadya yang masih syok dengan kedatangan mantan kekasihnya itu, "Ahh suamimu sepertinya sedang tidak mood ya Nad? Dia bahkan tidak berterimakasih padaku karena memberinya ucapan!" Ucap Rendi mengalihkan padangannya ke Nadya.
Rama menggertakkan gigi, ia mengepal kedua tangannya mulai kesal, "Jaga mulutmu Ren! Kau jangan membuatku kesal, aku tau kau marah karena aku yang menikahi Nadya kan?" sindirnya.
Rendi menoleh, ia menggaruk batang hidungnya, "Kau terlalu banyak berfikir Rama, Aku kesini karena orang tuamu yang mengundangku, andaikan tidak ada undangan aku tidak sudi menginjakkan kaki di tempat ini, dan satu lagi kau fikir aku marah hanya karena kau menikahinya? Ck... Untuk apa? Lagian ada banyak wanita yang mengelilingiku yang jauh lebih baii dari dia!" ungkap Rendi penuh percaya diri.
Rama malah mengeryitnya sebelah alisnya, ia memandang rendah sosok Rendi yang kini berdiri tepat di hadapannya.
"Ohh mana? Buktinya kau tidak membawa pasanganmu hari ini, Hn... Kau benar-benar tidak berubah Ren, kau tetap sombong dengan fisikmu itu!" Nyinyir Rama.
Nadya yang sejak tadi menyimak takut untuk mengeluarkan kata-kata, ia ingin menyela tapi rasanya sangat sulit, apalagi melihat sorot mata Rendi yang memerah.
Ia paham betul jika mantan kekasih ya itu di kuasai oleh amarah, "Sudah hentikan! Sayang, jangan bicara begitu sama Rendi, dia kan sahabatmu!"
"Sahabat? Nadya, perlu aku perjelas lagi, dia bukan lagu sahabatku!" jawab lantang Rama.
"Aku juga tidak sudi berteman denganmu!"
sambung Rendi ketus, "Ahh... Tadi kau bilang aku tidak punya pasangan? Lihatlah... Wanita yang duduk di sana adalah pasanganku!"
Rendi menunjuk ke arah Tasya yang sibuk memakan kue, wanita itu bahkan tidak tau jika dia sedang di bicarakan di atas pelaminan.
"Apa? Di-dia kan Tasya? Rendi... Kamu jangan mencoba membohongiku! Dia itu temanku dan aku tidak pernah mendengar dia mengungkit namamu atau bahkan mengatakan kalau dia sudah memiliki pacar!" Nadya menggeleng kuat, tak percaya dengan omongan yang di ungkapkan oleh Rendi.
"Kau putus denganku, lalu menikah dengannya, tapi kau malah kaget dan tidak percaya jika aku punya pacar baru? Haha... Aku curiga istrimu ini masih ada rasa denganku Ram!"
Rama menatap tajam kepada Nadya, membuat istrinya itu terperangah, "Rendi, apa yang kau katakan?" Elak Nadya, "Sayang, dengarkan aku... Aku tidak begitu!" Adu Nadya kepada suaminya.
Rama merolling bola matanya memandangi Rendi, "Aku tau kau mencoba memprovokasiku dan Nadya agar kita bertengkar kan? Heh... Aku juga tidak percaya kalau dia adalah pacarmu!"
"Oh, kau butuh bukti? Kalau begitu lihat baik-baik wanita yang sekarang menjadi pasanganku adalah wanita yang jauh lebih baik dari dia!" ia menyindir Nadya.
Rendi memutar badan, berjalan pergi menuju sudut ruangan di mana Tasya tengah asyik membuat perutnya kenyang.
Rendi tersenyum tipis di balik sudut bibirnya, langkah cepat membawanya ke arah gadis yang ia tatap di sepanjang jalan.
"Wah, dia sangat keren! Dia mau kemana?" bisik salah satu tamu yang menatap wajah Rendi.
Baginya, itu sudah sangat biasa ketika seseorang melihat ketampanannya dan langsung memberikan rasa kagum yang luar biasa.
Tasya ternyata tak menyadari kedatangan Rendi yang kini sudah berdiri tegak di sampingnya, kedua pipi itu menggembung penuh makanan, bahkan ia sedikit sulit untuk menelannya.
Hap....
Tiba-tiba matanya melebar saat tangannya di tarik, ia terlonjak kaget sambil menoleh siapa orang yang memegang pergelangan tangannya dengan keras.
Mmmkk....
Dia kesusahan untuk bicara, sebab makanan yang memenuhi rongga mulutnya, "Ayo ikut aku sebentar!" kata Rendi dengan suara beratnya menarik paksa Wanita itu.
Mmkk... Mmmk....
"Bukankah ini pria yang tadi? Kenapa dia malah menarikku? Dia mau membawaku kemana?" batinnya panik, sambil bertanya-tanya seraya memukul-mukul tangan kekar yang melingkari pergelangan tangannya.
Dengan susah payah, Tasya mengunyah cepat makanan yang ada di dalam mulutnya.
Mm... Uhhukk uhhuk...
Seketika Ia tersedak, Tasya memegangi lehernya, Rendi yang menyadari itu berhenti dan berbalik melihat gadis yang ia tarik.
Uuhhuk... uhhuk....
"Kau kenapa?" Sesempatnya ia bertanya, Tasya tak menggubris, tenggorokannya terasa gatal dan mengering, ia butuh minum.
Sekilas ia membalas tatapan mata Rendi dengan perasaan kesal, lalu menghempas tangannya.
Uhhuk.... Suara batuk Tasya makin parah, membuat banyak pasang mata menoleh menatapnya, untung saja Rendi cepat peka, ia segera berlari mengambil segelas air lalu kembali dan langsung memberikannya pada Tasya.
"Ini... Minumlah!"
Tangan Tasya Sudah gemetar menerima gelas itu dan langsung meminumnya.
Gluk... Gluk... Gluk....
Suara tenggorokan Tasya terdengar jelas di kuping Rendi, membuatnya tersenyum penuh arti, "Pelan-pelan saja!" Katanya lembut sembari mengelus pundak Tasya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments
Iiq Rahmawaty
ah ganggu aja org lg mkn juga🤣🤣🤣🤣
2022-03-17
0
Aqiyu
tadi udah galak sekarang main tarik aja
2022-01-08
0
Alya Yuni
Tasya prgi pesta pikirn mkn gratis aja
2021-11-13
1