Tasya mendesah kasar, sedikit menengadah setelah duduk di kursi dekat pintu sambil mendengar tawa mereka yang seakan menertawakan kemiskinannya.
Nadya juga sepertinya sangat senang dengan sindiran yang di lanturkan oleh teman-temannya, suara tawanya bahkan lebih keras dari yang lain.
"Hm... Iya Nad, aku berterimakasih sama kamu karena memberikan highHill ini padaku, ohh iya... Temanmu tadi bertanya, apa yang patut di banggakan dari orang sepertiku yang menerima beasiswa? Apa temanmu itu sangat bodoh ya? Dari sekian banyak mahasiswa yang berharap ada di posisiku, dia malah menyindirku hanya karena aku miskin, tapi aku mengerti dia hanya iri padaku karena aku lebih pintar darinya!" Balas Tasya.
Teman Nadya geram, ia berdiri menunjuk Tasya dengan jari telunjuknya, "Kamu!!! Kamu tidak tau ya siapa aku? Baru juga dapat Nilai bagus, sudah merasa bangga dan sombong!"
"Ohh, Terimakasih sudah memujiku!" Ucap Tasya mengibaskan rambutnya yang terurai didepan dada
"Hah, siapa yang memujimu?" Teman Nadya melongo.
"Tentu saja kamu, bukankah tadi kamu bilang nilaiku sangat bagus? Atau kau lupa dengan ucapanmu sendiri? Dasar bodoh!!" Kata Tasya memutar bola matanya.
"Kurang aj*r! Kau berani sama aku? Kalau begitu ayo... Aku akan mengajarimu, agar kau sadar diri jika kita tidak sederajat! Dan kau tidak pantas menjadi teman Nadya!"
"Kau ingin mengajariku dengan isi otakmu yang dangkal itu? Ohh lebih baik aku menolak! Aku sudah cukup pintar untuk melampaui nilaimu!" Tukas Tasya angkuh.
"Ihh... Nadya... Dimana kau mendapat teman yang kurang ajar seperti dia? Usir saja... Aku tidak mau melihatnya berada di pestamu, Humph!" teman Nadya mengadu dengan kesal.
"Kau ingin mengusirku? Bahkan tidak mau melihatku berada di pesta ini? Kalau begitu congkel saja keluar bola matamu!" ketus Tasya terdengar kejam.
"Kau!! Aku akan segera membunuhmu!!" Geramnya.
"Sudah hentikan!" Nadya menyela, muak mendengar pertengkaran mereka berdua, "Hahah... Ayolah teman-teman kenapa kalian harus ribut karena masalah sepeleh? Ini hari pernikahanku oke... Dan kuharap kalian tidak merusaknya, kalau sampai itu terjadi aku tidak akan segan pada kalian!" cekam Nadya.
Teman-temannya seketika saling bertukar pandang, nyalinya menciut tiba-tiba mengelus pundak Nadya seolah ia merayu, "Ahh iya-iya maafkan aku Nad, aku hanya tersurut emosi saja, ohh iya ku dengar calon suamimu adalah anak orang kaya ya? Dan juga sangat tampan? Wahh kamu sangat beruntung Nadya!" puji temannya.
"Ahh tidak kok, dia biasa saja, awalnya kufikir dia itu buka orang kaya, ehh tau-taunya bahkan kekayaan keluarganya melebihi keluargaku, aku syok dong! Bahkan apapun yang kuminta, pakaian, perhiasan, tas bermerk semuanya dia berikan padaku!" Kata Nadya sombong.
"Ya ampun kenapa aku merasa Nadya sedang mengarang cerita? Dia sangat berbeda setelah tidak chatingan beberapa bulan!" Batin Tasya merasa miris melihat tingkah temannya itu.
Wahh... Prok prok prok...
Teman-temannya makin menyanjung bahkan memberikan tepuk tangan, "Kau luar biasa Nadya, aku juga dengar kalau kau baru putus dengan mantanmu yang juga sangat kaya!" kata salah satu dari mereka.
"Em... Hihih, Yah... Aku sebenarnya tidak ingin putus darinya tapi mau bagaimana lagi, ada banyak sekali orang tampan dan juga kaya yang berlomba-lomba mendapatkanku, jadi aku bisa memutuskan saja, siapa cepat dia dapat dan pada akhirnya calon suamiku inilah yang berhasil meyakinkan ayahku!" Tutur Nadya.
Ia tampak sangat amat bahagia setelah mengatakan semua itu pada teman-temannya, ia kemudian mengalihkan pandangan ke arah Tasya yang kini sibuk berkutak-katik dengan keyboard ponselnya.
"Sya... " panggil Nadya tapi tak di dengar oleh Tasya, "Sya... Kau mendengarku tidak?" panggilnya sekali lagi, "Eh... Kau memanggiku? Sorry-sorry aku tidak fokus!" Akhirnya Tasya sadar, segera memasukkan kembali ponselnya di tas kecil yang ia bawa.
"Hm... Kau sedang sibuk menggeser-geser beranda story WA mu yah? Sampai-sampai membiarkan Nadya memanggilmu berulang kali, dasar tidak tau malu! Atau kau sedang mencari lowongan pekerjaan di ponsel bututmu itu? Aduh... Kasihan sekali kau ini!" Tasya Lagi-lagi mendapat penghinaan dari teman Nadya, namun ia masih bisa mengontrol diri, yah... Tentu saja harus sabar.
"Hanya orang bodoh yang akan merespon pembicaraan bodoh yang tidak bermanfaat sama sekali!" cetusnya duduk menyilangkan tangan di depan dada.
"Kau masih berani mengatakan aku bodoh? Hei... Kau semestinya sadar diri dong, kau itu hanya tamu undangan yang di undang Nadya!"
"Aku tidak mengatakan kalau kau itu bodoh, tapi kau sendiri yang mengatakannya!" ketusnya membalas.
"Kalian berdua, bisakah diam? Kalian tidak akan mati kalau tidak bicara kan?" Tegur Nadya.
"Sya, aku sebagai temanmu meminta tolong, tolong jangan buat keributan oke... dan satu hal lagi, tamu yang datang hari semuanya adalah orang-orang kaya, kalau kau mau aku bisa mengenalkanmu pada mereka siapa tau ada yang berminat memberimu pekerjaan!" lanjut Nadya dengan suara pelan.
"Kamu tidak perlu melakukan itu Nad, kau fokus saja sama pernikahanmu! Lagian aku masih perlu berfikir tentang pekerjaan yang akan ku ambil nantinya!" Jawab Tasya tersenyum kaku.
"Ahh baiklah!" Wajah Nadya berubah murung seolah tak suka dengan penolakannya.
Suasana berubah hening, Nadya merasa gerah setelah menegur keduanya, ia kembali bercermin memastikan tak ada kesalahan yang bisa merusak make up nya.
"Nadya sayang, ayo kita keluar, para tamu undangan sudah menunggu di aula, mempelai prianya juga sudah datang!" ibu Nadya datang dengan senyum lebar berjalan ke arah putrinya.
"Benarkah? Kalau begitu ayo.... "
Mereka semua beringsut meninggalkan ruang tata rias, Tasya berjalan di belakang Nadya dan ibunya di susul oleh teman-teman Nadya tadi.
***
Proses itu berlangsung dengan lancar, Nadya kini telah resmi di persunting oleh seorang anak pengusaha, pengantin baru itu duduk di atas kursi pelaminan dengan rauk wajah yang berseri-seri.
Sementara itu, Tasya sejak tadi duduk di kursi paling pojok dengan berbagai jenis kue di atas meja tepat di hadapan matanya.
Sebenarnya ia sudah kenyang setelah menyantap hidangan utama, ada Rendang, opor ayam dan yang lainnya namun belum lengkap rasanya jika tak ada hidangan penutup.
Tiba-tiba Ia menoleh, tampak seseorang yang begitu tidak asing di matanya sedang berjalan menghampiri sang pengantin baru.
"Tunggu, sepertinya aku pernah melihat orang itu, tapi di mana?" Ia bergumam berfikir keras mencoba mengingat kembali.
"Ahh dia kan, orang yang menyenggolku sampai terjatuh tadi? Sial... Aku harus memberinya sedikit pelajaran, tapi kenapa mimik wajah sangat datar seperti itu? Apa dia manusia yang tidak tau caranya tersenyum?" gerutunya dalam hati terkinjat dari duduknya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments
Aqiyu
keren ga gampang ditindas
2022-01-08
0
Alya Yuni
Si Tasya ngapain sbuk dng orng
2021-11-13
0
Just Rara
pintar bgt ni si tasya bikin temannya nadya emosi jiwa😅😅😅👍👍👍
2021-10-12
1