CINTA CEO TAMPAN
Tap... Tap... Tap....
Suara highHill milik seorang wanita yang melangkah memasuki aula gedung pernikahan sontak membuat beberapa tamu undangan menoleh menatap kedatangan wanita itu.
Langkah yang ringan, dengan sorot mata yang tajam seolah menyembunyikan harga pakaian yang ia kenakan.
Tubuh feminimnya menjadi daya tarik oranglain ketika memandang wanita itu.
Wah....
Ia takjub, namun berusaha menyembunyikan rauk wajah kagumnya melihat betapa mewahnya aula pernikahan yang ia datangi saat ini.
Gedung tersebut memanglah salah satu gedung yang terkenal sangat mewah, interiornya rapi dan elegan apalagi dengan fasilitas full karpet. Di langit-langit ruangan dihiasi lampu kristal yang sudah pasti mewah.
Wanita itu bernama Natasya Sintya 23 tahun, baru saja menyelesaikan studinya di salah satu kampus swasta.
Tasya, sebutan orang-orang dekatnya ia adalah wanita yang terkenal cerdas bahkan ia kuliah berkat beasiswa full dari kampusnya, Selain kuliah, Tasya punya pekerjaan sampingan yaitu menjadi pegawai di salah satu toko roti.
Awalnya ia enggan untuk Pergi, tapi yang mengundangnya mendesak Tasya agar datang, bahkan ia di telfon beberapa kali.
Saat itulah, Tasya mulai berfikir 'Kenapa harus menolak makanan gratis?'
Tasya yang bukan dari kalangan elite memilih menyewa gaun, agar tidak malu saat menghadiri pernikahan itu, bahkan highHill yang ia pakai adalah hasil pemberian temannya yang tak lain pemberian sang mempelai wanita.
Merasa risih di tatap oleh beberapa orang, ia memutar arah berjalan mencari toilet, "Astaga, ada apa dengan orang kaya di sana? Apa sebelumnya tidak pernah bertemu gadis cantik sepertiku? Atau... Make up ku berantakan?"
Ia panik karena gumamnya sendiri membayangkan betapa anehnya wajah yang baru 2 kali di olesi berbagai foundation itu.
Sebab yang pertama adalah saat hari wisuda.
Tasya berusaha mempercepat langkahnya mencari toilet, walau susah karena highHill bahkan tumitnya terasa sakit sekarang.
Dalam toilet, ia berdiri menatap wajahnya di depan cermin memandangi dirinya yang tampak aneh, padahal jika oranglain yang melihatnya mungkin akan iri karena dia benar-benar sangat cantik.
Haah....
Tasya menghela nafasnya panjang menatap datar dirinya di balik pantulan cermin, rasanya baru sampai tapi sekarang ia ingin pulang karena tumitnya yang terasa perih dan meninggalkan luka memar.
"Ahh sudahlah, apa aku pulang saja? Tapi... Bagaimana jika Nadya mencariku? Lagian aku harus menghargai pemberiannya ini!" Ia bergumam menjatuhkan pandangan ke arah highHillnya.
Tasya melamun beberapa saat, tiba-tiba mendonggak merapikan make upnya, "Baiklah... Sya... Ini tidak akan lama oke... Setelah menemui Nadya dan makan, kamu bisa pulang!"
Ia mengurungkan niatnya walaupun sulit tetapi Tasya bukanlah tipe orang yang tidak menghargai pemberian orang, ia keluar dari toilet dengan langkah malas.
Brugk....
Ahh....
Baru saja keluar dari sana, tiba-tiba ada yang menyenggol lengannya hingga ia melangkah mundur, membuatnya seketika kehilangan keseimbangan dan berakhir terjatuh ke lantai.
Aww....
Tasya melenguh merasa pant*tnya terasa sakit, matanya merem melek menahan ngilu di area bokongnya.
"Kau tidak punya mata ya?" ia marah seketika menatap tajam kearah orang yang menabraknya tadi.
Ternyata itu adalah seorang pria tampan memakai setelan jas berwarna hitam dengan model rambut bagian depan di kibaskan kebelakang menampilkan jidat yang terlihat bersinar.
Wow... Benar-benar berkarisma, namun sayangnya, pria tersebut hanya menatapnya saja dan tidak kunjung memberikan bantuan ataupun meminta maaf.
Sekilas pandangan mereka bertemu, hingga ada orang lewat membuyarkan tatapan mata itu, "Kenapa malah menatapku? Cepat bantu aku berdiri!"
Tasya menjulurkan tangan agar di raih pria tersebut, tapi bukannya di bantu pria itu melangkah pergi meninggalkannya begitu saja.
"Apa? Hei... Kenapa malah pergi?"
Tasya sangat marah di abaikan oleh pria tak bertanggung jawab sepertinya, dengan susah payah ia berdiri, bersikap menantang memandangi pria tersebut yang berjalan menjauh.
"CihCih... Percuma ganteng kalau tidak tau caranya meminta maaf!!" ia berteriak hingga suaranya menggema di lorong depan toilet itu.
Sontak saja pria itu menghentikan langkahnya tetapi tidak menoleh hanya menyimak sesaat kemudian berjalan pergi.
"Aishh... astgaa dia terlalu menyia-nyiakan wajah tampannya, jika sikapnya tidak seperti tadi mungkin ada banyak wanita yang mengejarnya!" umpat Tasya mengelus-elus bokongnya.
"Ahh sudahlah, lebih baik aku pergi menemui Nadya!"
Sang mempelai wanita bernama Nadya Sintia, seorang anak pengusaha, teman sekampus Tasya, mereka kenal saat ada sebuah kegiatan di kampusnya, Tasya dan Nadya berbeda jurusan, mereka akrab setelah beberapa kali mengobrol lewat Chat.
Tetapi 3 bulan terakhir mereka seperti lost contak, dan kemarin Nadya baru menghubunginya lagi. Ia juga merupakan mahasiswa berprestasi dalam bidang akademik, mempunyai hobi yang sama yaitu membaca buku membuat mereka sering shareing soal pengetahuan masing-masing.
Tasya berfikir Nadya berbeda dengan anak orang kaya lainnya yang kebanyakan sangat sombong dan suka memamerkan kekayaan.
***
Tasya celingak-celinguk menatap semua ruangan yang ia lewati, ia mencari ruang tata rias dimana Nadya berada, hingga suara ribut terdengar dari ruangan sebelah, Tasya mempercepat langkahnya.
Ia mengetuk pintu terlebih dahulu, untuk memastikan agar dia tak salah masuk ruangan, "Masuklah!" sahut orang dari dalam dan Tasya yakin jika itu adalah suara Nadya.
Clek....
Pintu terbuka sedikit demi sedikit, dan terpampanglah wajah Nadya dengan busana gaun pernikahannya yang begitu glamour.
"Ehh Tasya? Sini-sini... Makasih ya kamu sudah datang di pernikahanku!" Ucap ramah Nadya sambil tersenyum lebar.
Ia tidak sendiri, di sana ada 3 orang temannya yang duduk di kedua sisi sampingnya.
Tasya tersenyum canggung, ia berjalan perlahan mendekat, "Pestanya sangat mewah ya Nad.... Aku senang bisa datang kesini, makasih undangannya!" Balas Tasya.
Salah satu teman Nadya memutar bola matanya malas, seakan tidak suka dengan kedatangan Tasya, "Jadi ini teman kamu ya Nad? Orang yang mengalahkan nilai IPK mu itu? Huh! Kufikir dia hanya mengandalkan wajahnya untuk menggoda dosen agar nilanya tinggi!" ketus teman Nadya menyindir Tasya.
Ia mengernyit merasa heran dengan rasa iri dari teman Nadya itu yang terlalu berkata jujur, tepat di depannya, "Aduh... Kenapa kamu mengatakan itu? Tasya kan temanku juga, iyakan Sya? Ohh iya... Aku lihat kamu memakai sepatu pemberianku, wah... Kau memang tampak cocok memakainya, untung saja kau memberiku nomor sepatumu kalau tidak aku mana tau ukuranmu!" Seka Nadya di barengi senyum miring dari sudut bibirnya.
Melihat tingkah Nadya dari rauk wajahnya, Tasya mulai menyadari perubahan besar dari sikap temannya itu, seakan-akan ada maksud tertentu dari ucapannya.
"Jadi kau membelikan dia HighHills itu? ya ampun Nadya... Kenapa sekarang hatimu sangat baik? Memang ya, apasih yang harus di banggakan dari mahasiswa dengan beasiswa full? Bahkan highHill saja tidak mampu untuk di beli!" sindir teman Nadya lagi.
Hahahah....
Mereka berempat tertawa bersama-sama tepat di hadapan Tasya, padahal Tasya sendiri tidak tau kapan ia bertentangan dengan mereka apalagi dengan Nadya.
Tasya mengepalkan kedua tangannya, ia memaksakan senyum terlukis di wajahnya, "Sekarang aku tau tujuan Nadya mengundangku, Ingin merendahkanku rupanya? Baiklah... Karena mereka yang memulainya lebih dulu, aku akan merespon kalian dengan sangat-sangat baik juga.... "
Entah bagaimana, Tasya membalas mereka ataukah Tasya hanya akan mengalah begitu saja?
Senyumnya berubah smirk, memberi tatapan menusuk ke arah mereka berempat.
*
*
*
*
VISUAL
NATASYA SINTYA
Untuk CEO YANG TAMPAN :
Rendi Askara Wijaya
Ini Hanya gambaran dari sudut pandang author yah... kalau kalian punya visual sendiri soal CEO YANG TAMPAN JUGA TIDAK MASALAH😊
Jangan lupa tinggalkan jejaknya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments
Iiq Rahmawaty
high heels.. bukan ngitu tulisan nya thor ??
2022-03-17
0
Aqiyu
bagus lanjut deh
2022-01-08
0
Septiana Tri Rahayu
baru mampir niiihh.. kayaknya sih baguuss..
lanjut baca aaaaahh
2021-11-11
0