"Oh ya satu Minggu ke depan aku ada tugas diluar kota. Jadi maaf ya kalau aku susah di hubungi." Yohan melepaskan helm di kepala kekasihnya itu.
"Kok dadakan sih? biasanya kamu jauh-jauh hari selalu ngomong ke aku dulu." ucapku dengan kesal.
"Maaf, tadi dadakan banget Mark bilangnya."
"Mark mah sukanya gitu deh."
"Udah dong jangan ngambek lagi. Nanti kalau aku pulang aku janji bawa kamu jalan-jalan.x seketika mataku langsung berbinar dibuatnya. aku memegang kedua tangan Yohan dengan erat.
"Beneran yah? janji enggak bohong?"
"janji. tapi kamu harus izin dulu sama bos kamu. nanti yang ada di ngamuk." aku menganggukkan kepalaku. Lalu memegang tengkuknya dan mencium bibirnya. Melumatnya dengan pelan, Yohan tidak mungkin melakukannya terlebih dahulu karena Yohan adalah pria pemalu jadi aku lah yang selalu mengambil inisiatif mencium dia terlebih dahulu.
aku melepaskan ciuman ku ketika merasakan Yohan sudah mulai agresif, "Udah nanti kamu kelewatan lagi." Yohan terkekeh dan menyalakan mesin motornya.
"Aku pulang, hati-hati ya." aku menganggukkan kepalaku lalu memperhatikan Yohan yang semakin menjauh dari jangkauan mataku.
aku berbalik dan memasuki mansion mewah milik Bos Daniel. Disaat aku membuka gerbang aku terkejut saat mendapati Nathan sudah berada di dalam mansion.
"astaga Nathan. apa yang kau lakukan disini?" tanyaku dengan terkejut.
"Aku menunggumu. Bos menyuruhku menjemputmu namun sepertinya kau sedang bersama kekasihmu itu."
aku tersenyum dan berjalan beriringan disamping Nathan.
"Apakah nona Stella ada disini?"
"Ya, dia sedang istirahat bersama dengan Tuan Daniel dikamar nya."
"Ah mereka menghabiskan waktu bersama rupanya." aku menganggukkan kepalaku paham. Aku masuk ke dalam kamarku yang berada di lantai bawah dibelakang mansion adalah kamar para pembantu dan body guard Bos Daniel.
aku merebahkan tubuhku di ranjang, menghela nafas panjang lalu menutup mataku. Namun aku tersentak saat seseorang membekap mulutku.
"hmpp....hmp...." aku meronta-ronta memukul tangan yang membekap ku ini, namun lambat laun mataku mulai memberat samar-samar aku merasakan tubuhku terangkat dan semua gelap.
___________________❤️❤️❤️__________________
Pagi harinya Daniel sungguh kesal dengan asisten pribadinya. Pagi-pagi dia sudah ribut dengan Stella.
"Oh Daniel. aku sungguh tidak paham dengan dirimu." gerutu Stella yang sedang menyiapkan dasi dan jam tangan untuk Daniel.
Daniel diam sedang memasang kancing kemeja sambil bercermin.
"Kemana anak itu? ini belum waktunya cuti, apa mungkin dia menginap di rumah pacarnya?" Daniel berbalik menghadap Stella yang akan memasangkan dasi untuknya.
"Tidak mungkin Anna berani menginap bersama kekasihnya."
"Aku memiliki firasat yang buruk."
"Semoga saja tidak terjadi apa-apa." Daniel berbalik dan Stella memasangkan jas untuk Daniel.
namun mereka berdua terkejut saat pintu kamar Daniel terbuka dengan keras oleh salah satu pengawalnya.
"Bos, nona Anna hilang." hanya empat kata mampu membuat seorang Daniel yang memiliki sifat yang temperamental merasa marah dengan level yang sangat tinggi.
"Brengsek." maki Daniel marah, ia keluar dari dalam kamarnya di ikuti Stella yang menampakkan raut khawatir diwajahnya.
Daniel berjalan dengan cepat menuju ruang inap pengawalnya. ia masuk ke dalam kamar asisten pribadinya. Jadi ini yang terjadi, makanya asistennya tidak ada di pagi ini karena seseorang ingin bermain dengannya? cukup menarik.
"Tuan maaf, namun saya benar-benar mengantar Anna sampai masuk kedalam kamarnya." jelas Nathan yang langsung menghadap Bosnya saat memasuki kamar Anna.
"Cih...kenapa semua musuhku selalu mengincar Anna? pintar juga mereka, sampai-sampai tahu Anna mengetahui semua rahasia ku." ucap Daniel dengan pelan.
"Daniel bagaimana dengan Anna? apakah dia akan selamat? Daniel tolong selamatkan Anna, aku mohon." Stella mencengkram lengan Daniel dengan kuat.
"Kau tenang saja, aku janji dalam waktu 3 hari aku akan menemukan Stella." Daniel menenangkan kekasihnya yang khawatir kepada asisten pribadinya itu.
"Nathan, temui Alex dan suruh dia kerahkan anak buahnya untuk mencari dimana Anna sekarang dan siapa dalang di balik semua ini." Nathan mengangguk dan segera pergi menemui Alex.
Alex adalah salah satu tangan kanan Daniel. Jika Nathan bekerja di perusahaan Daniel, maka Alex bekerja di bisnis gelap Daniel.
"Kau disini saja, aku akan bekerja. Perhatikan sekitarmu jangan lengah situasi ini sedang tidak baik untukmu." Stella mengangguk, ia memejamkan matanya saat Daniel mencium dahinya.
Daniel pergi meninggalkan Stella yang masih berada didalam Anna. kepergian Daniel membuat Stella semakin khawatir.
"Dimana kau Anna? semoga kau baik-baik saja." Stella menatap ke sekitar kamar Anna, matanya tertuju kepada bingkai foto kecil yang terpajang di dinding.
ia menatap foto itu dengan senyum manis. Foto berdua milik Anna dan Yohan, "Cinta memang buta tapi cintamu tulus kepada si tuli itu."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments