Keseharian Shelo dan Arvi di kantor untuk pertama kalinya begitu mencuri perhatian seisi perusahaan. Setiap langkah mereka selalu di ikuti perhatian dan decak heran dari berbagai divisi karyawan Arvi.
Semua hal itu terjadi karena berita tentang pernikahan pagi ini sudah di rilis “ Pernikahan putra sulung Osmond Group”, “ Siapakah wanita beruntung yang dinikahi Arvinas Osmond” dan masih banyak judul artikel lainnya yang menyebar dengan cepat.
Genggaman tangan Arvi dan Shelo pun tak lepas hingga memasuki ruangan Arvi yang mengundang banyak ke ingin tahuan para karyawan. Shelo yang setelah menjadi korban pelecehan menjadi semakin mengalami krisis percaya diri, setidaknya memiliki sedikit rasa aman di genggaman tangan Arvi.
“ Jangan di ambil hati. Apapun yang mereka katakan, tidak akan mengubah status mu sebagai istri ku. “ Kata Arvi sambil melepaskan gandengannya dari tangan Shelo.
“ Waahh.. ternyata seperti ini rasanya jadi selebriti dalam satu malam. “ Sahut Shelo sambil menarik nafas panjang. Arvi pun tersenyum kecil mendengar keluhan Shelo sambil mulai melihat beberapa dokumen pekerjaan yang sudah tertumpuk di mejanya.
“ Ini belum seberapa, mentalmu harus lebih kuat. Karna kamu akan lebih sering menemani ku dalam acara besar berisikan orang-orang arogan yang kaya raya.” Lanjut Arvi tanpa mempedulikan Shelo yang duduk di sofa ruangannya tanpa tau apa yang harus dilakukan.
Jam demi jam berlalu dengan lambat karena rasa bosan yang menghampiri Shelo, sesekali ia melihat Arvi yang fokus bekerja dengan kharismanya dan sesekali juga terlihat karyawan yang keluar masuk menemui Arvi.
Rasa sesak dan sakit dalam hati Shelo sedikit menghilang, entah karena terkikis waktu atau keseharian yang mulai dia jalani dengan Arvi. Shelo hanya bisa memanfaatkan hp nya untuk mengurangi rasa bosan, salah satunya adalah saling berkabar dengan 2 sahabatnya yaitu Ayu dan Mia yang sontak berkali-kali menghubungi Shelo karna membaca berbagai artikel pagi ini di media social.
“ Kita harus ketemu, lo belum cerita apa-apa tentang pernikahan mendadak ini.” Tulis Ayu di obrolan grup mereka bertiga.
“ Sekarang belum bisa.” Balas Shelo
“ Jadi sekarang lo tinggal dimana?” Tulis Mia. “ Kapan kita ketemuan Shel?” Tambah Ayu.
Shelo pun dengan diam-diam mengarahkan kamera hpnya pada Arvi yang berjarak beberapa langkah di hadapannya, namun kebodohan pun terjadi. “KLIK” suara kamera hp Shelo menyadarkan Arvi bahwa sedang difoto secara diam diam. Shelo yang terperanjat kaget segera menyembunyikan hp seakan tidak melakukan apa-apa.
Arvi yang berpikiran negatif pun menghampiri Shelo hendak mengambil hpnya.
“ Mana?” Kata Arvi yang sudah berdiri di hadapan Shelo.
“ Apanya.” Jawab Shelo tidak peduli.
Tanpa tanggung-tanggung, Arvi berusaha merebut hp Shelo namun mendapat perlawanan sehingga mereka terlihat seperti dua anak kecil yang berebut mainan. Shelo yang sekuat tenaga mempertahankan harga dirinya agar tidak malu menarik dasi Arvi hingga ia tertimpa tubuh Arvi.
Resa dengan santai nya memasuki ruangan Arvi, begitu kaget melihat mereka berdua yang sudah saling tumpang tindih di atas sofa.
“ Uhuk. “ Sindir Resa sambil tersipu malu
Shelo dan Arvi pun tersadar kemudian segera menjauhkan diri satu sama lain.
“ Maaf pak mengganggu. Saya mau memberikan pesanan bapak. “ Kata Resa sambil menaruh amplop coklat di meja Arvi.
“ Ehm.. iya makasih Res. “ Jawab Arvi sambil membenahi dasi nya yang kacau karena Shelo. Selain itu dia juga berhasil mendapatkan hp Shelo dan dengan segera memeriksanya, terlihat obrolan grup dengan sahabat Shelo membuat Arvi curiga.
“ Kamu ga bermaksud mencemarkan nama baik ku kan?” Tanya Arvi tegas.
“ Buat apa ? aku Cuma mau kasi tau temen ku kalau sekarang masih belum bisa ketemu. Kan aku masih terpenjara disini. “ Jawaban Shelo sedikit menyadarkan Arvi, bahwa semenjak masalah yang dialami Shelo bertubi-tubi membuatnya jauh dari kehidupan kampus dan pertemanan.
“ Kapan kamu selesai cuti kuliah ?” Tanya Arvi tiba-tiba mengubah topik.
“ Bulan depan, aku harus mengejar ketertinggalan ku dan menyelesaikan skripsi.” Jawab Shelo dengan putus asa.
“ Bagus lah. Semakin cepat lulus semakin baik. Dan 1 lagi, aku ga melarang kamu untuk bertemu dengan teman-teman mu tapi dengan 1 syarat. Jaga sikap. “ Sahut Arvi sambil pergi meninggalkan Shelo dan kembali ke meja kerja nya.
Mendengar itu, ada sedikit harapan bagi Shelo untuk menjalani kehidupannya semula walaupun dengan status yang sudah berbeda. Senyum tipis menghiasi wajah Shelo di iringi antusias untuk merencanakan pertemuan dengan 2 sahabat yang sangat dia rindukan. Kemudian terbesit sesuatu dalam pikiran Shelo, ia berjalan mendekati Arvi dan memberanikan diri mengatakan sesuatu.
“ Apa aku boleh keluar sekarang? Aku bosan dan ingin melakukan sesuatu. Misalnya belanja isi kulkas di rumah.” Kata-kata Shelo seakan membuat Arvi berdebar, pria yang selama hampir setengah hidupnya kesepian mendengar perkataan yang menghangatkan hati nya.
Arvi mengeluarkan dompet dari saku jas nya dan memberikan black card kepada Shelo.
“ Apapun yang mau kamu beli, pakai ini.” Kata Arvi sambil memberikan kartu kredit hitam miliknya.
“ Ga perlu. Aku masih punya uang sendiri.” Tolak Shelo tanpa pikir panjang.
“ Ambil aja. Ini memang hak mu sebagai istriku. “ Paksa Arvi membuat Shelo tidak bisa mengelak. Kemudian Arvi bergegas membuka amplop coklat yang diantarkan Resa dan ternyata isinya adalah paspor untuk Shelo.
“ Simpan ini. “ kata Arvi sambil memberikannya pada Shelo.
“ Apa ini ?” Tanya Shelo tidak mengerti.
“ Masa seumur hidup ga pernah liat paspor sih.” Sindir Arvi ketus lagi.
“ Bukan gitu. Maksudnya ini buat apa ?”
“ Hal yang dilakukan pengantin baru pada umum nya. Bulan madu.” Jawab Arvi santai seakan memang merencanakan perjalanan ini. Shelo hanya terdiam kehabisan kata dan bingung.
“ Emang ada yang aneh? Aku sangat jarang mengambil hari libur selama bekerja. Jadi 3 hari 2 malam di Maldives kurasa sudah cukup.”
“ Tapi pernikahan kita bukan… “ Shelo berusaha menjelaskan bahwa dirinya tidak ingin dan tidak butuh bulan madu karna pada dasarnya pernikahan ini hanyalah kesepakatan.
“ Akan aneh kalau kita tidak melakukan bulan madu. Tenang saja, tidak akan terjadi sesuatu seperti yang ada di pikiran mu. Aku punya prinsip yang jauh berbeda dengan Evan. “ Tanpa sengaja Arvi menyebut nama yang begitu dibenci oleh Shelo.
“ Benarkah ? kita lihat saja nanti. “ Jawab Shelo dengan sinis sambil pergi meninggalkan ruangan Arvi.
Dengan segera Arvi menghubungi Resa untuk menyiapkan sopir dan mobil untuk mengantar Shelo kemanapun ia pergi.
“ Terus awasi dia. “ perintah Arvi.
Shelo berjalan keluar dari kantor Arvi yang terasa begitu menyesakkan, dan ia sudah disambut oleh salah satu sopir di perusahaan Arvi sekaligus mobil alpard hitam yang pintu nya sudah terbuka.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments
Fitria_194
arvi ad manis2x jg, 😁😁😁
2021-12-25
2
Aurora
Mantullll👍👍🌹🌹🌹❤❤❤
2021-11-09
1
💜 Cindy Cantik 💜
kereeenn 😍😍
2021-10-28
1