Dialah Imamku
"Zahra" teriak Ulya
" kenapa sih Lo, nggak usah teriak kuping gue masih normal kali" jawab Zahra dengan tangan yang masih sibuk menulis Pegon di atas kitab nya.
" Lo harus tau" ucap ulya dengan nafas yang ngos- ngosan seperti di kejar setan.
"iye gue denger,Lo mau ngomong apa???"
" di dalem Abah kiyai ada cogan"
" terus gue harus apa" jawab Zahra dengan tangan yang masih sibuk menulis
" ahhh elo nggak asyikkk terus kaya apa wajahnya gitu kek jawabnya "ujarnya dengan bibir Ulya yang sudah manyun.
"nggak penting deh bahas cowok gue masih sibuk nihh Lo jangan ganggu gue" jawab Zahra
"ya Elaahhh maaf kalau ganggu gue pergi nihhh serius lho nggak penasaran Ama tu cowok" tanya Ulya dengan hati kecebong melihat tingkah sang teman
" dua rius malah,, Sono pergi"usir Zahra
ayra AZ Zahra
namanya seseorang santri sedang berjuang di jalan Allah. cewek judes dengan wajah oval dan imutttt yang di balut dengan kerudung segi empat dan celak yang menghiasi mata bulatnya membuat wajahnya terlihat manizz
"mbak ayra Az-Zahra di panggil Bu nyai" suara mbak pengurus membuat aku berhenti melakukan aktivitas yang sedang aku jalani.
~ dapur Dalem~
"nduk Zahra tolong bikin 2 cangkir kopi nanti langsung bawa ke depan " perintah Bu nyai tanganya membawa mushaf sepertinya beliau sedang mendaras Al Qur'an
" nggeh" jawabku dengan kepala menunduk.
selesai membuatnya ku bawa nampan dan kopi menuju ruang tamu .
dengan wajah menunduk kuletakkan kopi di depan tamu dan Abah kiyai
" tunggu nak Zahra duduk di sini dulu" panggilan Abah membuat ku menunda untuk mengundurkan diri.
" begini nak Zahra ini nak raihan ingin melihat mu bisa di bilang ingin mengkhitbah mu"
jeduarrr
bagai di sambar petir di siang hari penjelasan Abah yang to the poin membuat hatiku tak karuan.
demi Izhar yang di baca jelas aku diam seribu bahasa, mendadak kupingku tuli mulutku bisu, dan mataku sudah berkaca- kaca jangan di tanya kabar hatiku kalian pasti sudah tau.
~dapur dalem~
Zahra keluar dari ruang tamu dengan perasaan campur aduk
" gimana nak Zahra, " Bu nyai bertanya kepadaku dan aku hanya bisa tersenyum
" besok kamu telfon orang tuamu dulu
untuk menjawab tawaran Raihan " tangan ibu nyai menepuk pundak ku seakan memberi kekuatan untuk bertahan.
" nggeh " hanya kalimat itulah yang bisa ku
keluarkan dari mulutku."
...****************...
adzan Dzuhur berkumandang menandakan semua santri melaksanakan solat berjamaah.
setelah solat aku berniat menuju ruang pengurus di setiap jalan lagi lagi mbak mbak mengosip pria bernama Raihan .
huhhhh
aku menghela nafas membuat mood ku semakin buruk.
~Ruang pengurus~
" mbak , saya mau telfon rumah"ucapku sambil menempelkan bokong ke kursi
"tunggu sebentar " ucap mbak pengurus lalu mengetik nomer telfon
"ini mbak sudah terhubung" aku langsung menghampiri meja pengurus untuk menerima ponsel dari tangan pengurus.
" assalamualaikum "
" waalaikum salam, gimana nduk ???"
" gini ibuk ada yang ingin Zahra omongin sama bapak dan ibuk"
"iya,,, ini ayahmu ada di samping ibuk "
" gini bukk, tadi ada yang ingin mengkhitbah Zahra lewat Abah kiyai terus Bu nyai berpesan bicara dulu dengan bapak sama ibuk " aku menghela nafas untuk mengusir rasa sesak di dada
"terus Zahra harus gimana???" lanjutku dengan suara yang terbata bata. air mataku lolos dari pipiku tanpa meminta izin yang punya.
" insyaallah besok kita akan ke sana Zahra mau di bawain apa, nanti ibuk bawain"
" ihhh ibuk Zahra nggak pengen apa apa jangan lama lama udah di tunggu Bu nyai "
boro boro makan nafas aja terasa sesak.
" iya ibuk usahain secepatnya kesana"
" ya udah bukk Zahra mau ke kelas dulu assalamualaikum"
" waalaikumsalam"
Tut Tut Tut
( anggap aja suara hp)
entah aku merasa ada yang aneh dengan umi .sebenarnya apa yang terjadi hanya Allah yang tau.
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
Suni Sunny
nyimak
2022-08-20
0
Maulana ya_Rohman
mampir thor
2022-07-10
0
Novianti Adrial
aku br nemu nih...
mudah2an asik yah...
2022-01-27
0