Bukan Aku

Saat naik bus lagi-lagi ia mencari gadis yang berulah tadi malam, tapi kali ini ia tidak ada. Sampai di sekolah ia menelusuri parkiran, teman-temannya juga tidak kelihatan. Ia memutuskan untuk terus berjalan ke kelasnya.

Disisi lain Diya sudah duduk di kursinya nimbrung bersama teman-teman lain.

“Diya, lihat ini.” Ucap Tika, sambil memperlihatkan sebuah foto kejadian tadi malam sedang viral di beranda instagram sekolahnya.

“Siapa sih adminnya ini?” gerutu Devina marah.

“Namanya aja kecelakaan, kok diviralkan gini sih?” balas Dea.

“Udah ya Pina, Dean. Diya gapapa kok.” Ia memperlihatkan senyumnya.

“Yang sabar ya Diya.” Ucap teman-teman cewek yang lain.

Sherly datang, “Diya, kamu gapapakan.” Ucap Sherly. Walaupun Sherly girl famous di sekolah, ia berhati baik tidak seperti girls famous lainnya.

“Diya baik-baik saja kok Sister.” Ia mengacungkan jempolnya pertanda baik.

“Gue juga mau minta maaf, tadi malam karpet bagian sana lupa dipasangi lem, makanya kebuka gitu. Sampai kamu jatuh.” Ia merasa bersalah.

“Udah kok, Diya baik-baik saja.” Jawabnya.

Disisi lain, Raffa cs melihat berita viral tersebut dan akan mencari siapa pelaku yang memposting foto itu ke sosial media sekoah.

“Cari tahu orangnya sampai ketemu.” Ucapnya.

“Gue udah minta bantuan temen gue yang kuliah IT, sekarang lagi proses pelacakan.” Ucap Andrew.

“Oh ya ngomong-ngomong Farid sama cewek yang semalam kok bisa samaan ya.” Ledek Denis.

“Diam lo.” Balas Farid tidak suka.

“Sehati kali.” Balas Andrew.

“gadis itu tidak akan baik-baik saja setelah ini.” Tegas Raffa.

“Lo mau apain itu gadis sih bro, jelas-jelas itu kecelakaan. Bukan kesalah dia.” Farid membelanya karena tidak tau maksud Raffa.

“Biar gue yang bantu terror tuh cewek.” Balas Denis.

“Mata lo di terror.” Jawaban Raffa membuat Denis terdiam.

“Insgram sekolah akan dilihat semua orang termasuk geng sebelah, mereka pasti ngira gadis itu ada hubungannya sama gue.” Ia tak melanjutkan ucapannya.

“Gue gak sampai mikir kesana,” ucap Andrew.

“Benar juga ya, kaya kejadian sama si Fitri.” Balas Farid.

Flash back on.

Saat itu Raffa baru pindah ke sekolah barunya.

“Sini gue bantuin, lo gapapakan?” ia menolong wanita yang tersenggol oleh angkot.

“Gue gappa, thanks udah bantuin.” Ucap wanita itu, “Kenalin gue Fitri, kayaknya kita satu sekolahkan.” Sambil mengacungkan tangan.

“Eh iya, gue Raffa.” Ucapnya. Ternyata ada orang yang sengaja mengambil foto saat keduanya berjabat tangan dan foto itu tersebar.

Setelah kejadian itu, banyak hal yang mengganggu fitri. Mulai dari terror kertas yang bertulisan tinta darah, kecelakaan saat berangkat sekolah. Dan banyak hal lain yang membuatnya tidak nyaman di sekolah tersebut dan memilih pindah sekolah.

Flash back off

***

“Cari tahu tentang gadis yang ada di foto ini.” Chat itu masuk ke HP seseorang.

“Baik bos, akan kami selidiki.” Balasnya.

“Secepatnya.”

***

Saat jam istirahat Diya tidak berani ke kantin, ia hanya menitip cemilan pada kedua sahabatnya. Sonia bersama dua orangnya mendatanginya ke kelas.

“Ternyata ini cewek kampungan yang sengaja dekatin Raffa.” Sindir Milka.

Diya mengetahui dirinya yang disindir hanya diam dan menundukkan kepalanya ketakutan, selama sekolah disini ia tidak pernah berurusan dengan girls famous seperti mereka.

“Lo masih baerani dekatin dia ha?” Sonia menarik hijab bagian belakangnya.

“Ampun.” Ucapnya.

“Awas kalau lo dekatin dia lagi, lo bakal berhadapan sama gue.” Bentak Sonia.

Kemudian ketiganya berlalu dari kelasnya, kebetulan di kelas sedang tidak ada orang. Diya menangis sambil menekukkan wajahnya menghadap kel lantai. “Ya Allah, bukan aku yang salah. kenapa mereka menyalahkan aku Ya Allah.” Tangisnya.

“Diy, kok nangis sih?” tanya Dea.

“Aku ingat kejadian tadi malam, aku gak berani keluar kelas.” Sedihnya.

“Gak usah gitu juga kali.” Ucap Devina.

“Aku malu.” Ucapnya lagi.

Pulang sekolah, Diya menunggu semuanya pulang. Barulah ia berani keluar dari kelas dan menunggu Bus di halte depan sekolah. Hujan pun tiba, jam sudah menunjukkan pukul 3 sore, bus sepertinya tidak lewat lagi kalau sudah jan segini. Ia berjalan menyusuri jalan dingah hujan lebat.

Ia tak menyadari ada seseorang yang mengikutinya dari belakang. Tetap berjalan walaupun hujan lebat, berjalan menuju jalan tikus yang ia ketahui. Ia sampai di kontrakannya kemudian membersihkan badan dan sholat Ashar.

Ia berangkat sekolah lebih pagi dari yang biasa serta pulang sekolah lebih lambat agar ia tidak melalui kerumunan orang yang membicarakannya

***

“Siapa gadis yang bersamamu dalam foto itu?” tanya mama.

“Dia bukan siapa-siapa ma, malam itu tidak sengaja terjatuh dan Raffa juga ikut jatuh.” Belanya.

“Ma, please ma. Jangan potong uang jajan Raffa lagi ya ma.” Bujuknya.

“Selagi kamu belum berubah, mama gak akan meringankan hukuman kamu.” Jawab mama.

Kemudian ia pamit berangkat sekolah dan lebih pagi dari yang biasanya. Setelah naik bus ia tak sengaja melihat gadis yang selama ini ia cari-cari, karena beberapa hari ini gaid itu hilang begitu saja.

Ia duduk disampingnya lagi, tumben gadis itu tidak membaca buku, gadis itu hanya diam dan menatap keluar. Diwajahnya terukir kesedihan, ponselnya gadis itu berdering ternyata pesan masuk. Ia penasaran melihat pesan masuk tersebut, “Gue tunggu lo di taman sepulang sekolah.”

Ia tidak bisa melihat pesan tersebut, namun pura-pura bergerak hingga pnsel gadisnitu terjatuh dan ia membantu mengambilnya, hingga pesan itu benar-benar dapat ia baca.

“Maaf, gue gak sengaja.” Ucapnya.

“Gapapa, makasih ya.” Balasnya menyunggingkan senyuman terpaksanya.

Bus berhenti di depan gerbang sekolah, mereka turun bergantian. Ia mengikuti gadis itu hingga sampai ke kelas.

“Ternyata ia kelas 12 IPS 1, pantas gue jarang lihat.” Batinnya. Ia melihat gadis itu sedang menangis dari pintu yang tak jauh dari tempat dia berdiri.

Deg, jantungnya tiba-tiba berdebar melihat gadis itu menangis. “Apa yang terjadi sama gue? Gue kok ikut ngerasa sakit saat lihat dia nagis.” Batinnya, kemudian berlalu ke kelasnya.

***

“Ini bos informasi tentang gadis itu.” Ucap seseorang, memberikan selembar map padanya.

“Namanya Shanum Diya Syakira, ia kost sekitar 3 km dari sekolah, yang lain bisa bos baca.” Ucapnya.

“Kerja yang bagus, jangan lupa tugas kalian selanjutnya.” Ucap sang bos.

“Baik bos.” Jawabnya.

**

“Tumben lo mau belanjan di kantin ini?” tanya Denis.

“Gue mau suana baru aja.” Jawabnya, padahal ia ingin memastikan gadis itu baik-baik saja.

“Disini juga nyaman kok.” Balas Farid.

“Bilang aja lo mau lihat cewek yang semalam.” Balas Denis. Ya memang dia agak kasar wataknya.

“Iri bilang bos.” Balas Andrew. Mereka menyantap makanan yang sudah dipesan.

“Diya suka gak ya sama kerupuk yang ini?” tanya Devi.

“Suka, yakin aja deh. Diya kan doyan makan.” Ucapnya kemudian mereka tersenyum. Mereka tidak sadar kalau sepasang telinga mendengar percakapan keduanya.

“Cewek pembawa sial itu kemana sih, gak kelihatan?” tanya Denis asal.

“Asal ngomong ajah tu mulut.” Balas Andrew.

“Kok pada belain dia sih?” tanyanya sewot. Tidak ada jawaban dari Raffa ataupun Farid. Sepertinya Farid memahami pemikiran Raffa saat ini.

Seperti biasa Diya menunggu semua orang pulang terlebih dahulu, baru keluar dari kelasnya.

“Lama banget si tuh cewek.” Batinnya saat menunggu tidak jauh dari gerbang sekolah. “Ha itu dia.” Ia mengikuti gadis itu, berjalan menuju taman yang tidak jauh dari sekolah.

Tampa ia ketahui juga ternyata temannya Farid, juga menbuntutinya dari belakang. Terlihat gadis itu duduk disebuah kursi sambil mengetik sesuatu di ponselnya.

Terlihatlah rombongan motor gede menuju taman dan berhenti disana bersamaan.

“Ternyata mereka nyari gara-gara sama gue.” Batinnya.

“Raffa sepertinya mengikuti gadis ini, dan benar disana ada geng srigala. Gercep juga nih si bos.” Batinnya.

Mereka mendekati kursi yang diduduki gadis itu, dan tertawa seperti setan yang dapat mangsa.

“Ternyata lo ceweknya si brengsek itu.” Ucapnya sambil menarik kebelakang hijab gadis itu.

Raffa hendak beranjak dari tempat duduknya akan menyusul gadis itu, tapi Farid datang dan mencegahnya.

“Lo, kenapa lo disini?” ia heran melihat Farid susah menarik tangannya.

“Lo gak boleh gegabah, kalau lo nolongin dia sekarang, mereka bakal percaya kalau lo benaran pacaran sama tuh cewek. Gua yakin dia gak bakal apa-apain gadis itu, itu hanya mengancam lo. Percaya lah.” Bujuk Farid.

Mereka berdua memilih tempat yang agak jauh dari lokasi dan melihat dari kejauhan.

“Lo ngaku deh, lo pacaran kan sama cowok yang ada di foto ini.” Bentaknya.

Ia masih diam ketakutan.

“Lo bisu atau gimana ha?” bentak laki-laki yang lain.

“Bukan aku pacarnya, foto yang kalian lihat itu hanya kecelakaan saat pesta.” Ucapnya tanpa rem karna takut.

“Ternyata kalian sekongkol.” Ucapnya sambil

mengeluarkan ponselnya dan menelpon nomor Raffa.

“Gadis lo ada sama gue, kalau lo gak datang dalam waktu 5 menit dia bakal habis.” Ucapnya.

“Lo ngomong apasih, gue gak ada pacar. Lo harus tau itu.” Jawab Raffa.

“Lihat aja, lo bakal nyesel. Heh, coba lo ngomong sama dia.” Bentaknya pada gadis itu untuk bicara pada orang yang ia telpon.

“Saya baik-baik saja.” Ucap gadis itu pada orang yang ditelpon.

Plak, satu tamparan mengenai wajah mulusnya. “Masih berani sekongkol kalian? Kalau lo gak datang gadis ini gak bakalan selamat.” Ucapnya sambil mematikan telpon.

“Gue gak mungkin biarin dia disakitin gitu.” Ucapnya tetap ditahan Farid.

“Percayalah, mereka gak bakal lakuin lebih jauh.” Bujuknya lagi.

Setelah 1 jam yang ditunggu tidak kunjung datang, mereka memutuskan untuk pergi.

“Lo, rasain akibatnya kalau melawan gue.” Ucapnya marah. Ia mendoron gadis itu hingga terjatuh ke rumput.

“Sial.” Teriak Raffa, ia hanya bisa melihat gadis itu disakiti tanpa bisa melakukan apa-apa.

“Gue gak salah kalau lo benaran jatuh cinta sama tuh cewek, sampai lo rela buntutin dia sejauh ini.” Ucap Farid.

“Gue gak sanggup lihat dia lagi.” Ucapnya kemudian berlalu entah kemana.

Gadis itu berjalan dengan lunglai menuju halte dekat sekolah, kemudian pingsan.

Bersambung

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!