Bertemu Lagi

Pulang sekolah Raffa langsung ke rumahnya untuk mengambil hati sang mama.

“Kak Raffa tumben cepat pulang.” Siapa lagi kalau bukan adiknya yang paling bawel, gak jauh beda sama mamanya.

“Bisa diam gak?” kesalnya, berlalu begitu saja ke kamarnya.

“Raffa, mama mau gomong.” Langkahnya terhenti mendengar ucapan mamanya.

“Mampus gue, mama mau bilang apalagi nih.” Batinnya, berbalik arah berjalan menuju sumber suara.

“Ada apa ma?” tanyanya lembut.

“Besok motor kamu akan mama sita.”

“Ma, gak bisa gitu dong mama. Raffa ke sekolah naik apa dong?” sanggahnya.

“Angkot.” Sepatah kata itu seperti merubah dirinya.

“Uang belanja 20 ribu sehari, mama rasa itu cukup.” Ucap mama, sambil menyodorkan uang duapuluh ribuan. Mau tidak mau ia harus menerima uang itu dan berlalu tanpa sepatah katapun.

“Kenapa lihat mama segitunya?” tanya mama pada Naura.

“Mama kejam banget sih sama kak Raffa.” Ucapnya manyun.

“Mau mama gituin juga ha?” ancam mamanya.

“Ehehe, nggak ma. Ura baik kok, patuh semua perintah mama.” Ucapnya membujuk.

“Kalau patuh, beresin sisa makan siang tadi.” Ucap mama.

“Kan ada bibi di dapur ma.” Sanggahnya.

“Katanya patuh...,” ia buru-buru ke dapur untuk melakukan apa yang diminta mamanya.

“Emang ya, anak zaman sekarang susah diajarin. Dibilang gak dididik, tiap hari dikontrol kegiatannya namun akhirnya kaya gini juga.” Racau mamanya sambil menyusun makalah di atas meja.

***

Raffa

Mama benar-benar marah sama gue, buktinya hukuman gue malah tambah berat sekarang, pasti teman-teman gue juga udah diancam sama mama.

Pagi ini gue lihat Naura pergi sekolah dengan motor maticnya, sedangkan gue harus nunggu angkot dekat halte yang tak jauh dari rumah. Gue sengaja pake masker, biar mereka gak tahu siapa gue.

Sepertinya tak ada angkot atau emang gue yang gak tau sama sekali, bus sekolah berhenti kebetulan Cuma gue sendiri yang naik di halte ini.

Gue nyari tempat duduk yang kosong, ternyata masih ada tepatnya di samping seorang gadis yang seregamnya persis kaya seragam gue, untung gue pake jaket sama masker.

Gak salah lagi, dia cewek yang waktu itu bayarin minuman gue pas di kantin. Dia asik membaca bukunya sesekali menganggukkan kepala pertanda ia paham dengan bacaannya.

Ternyata naik bus tidak seburuk yang gue pikirin, sesak, bau dan tidak nyaman. Di bus ini tenang banget kok, apalagi alunan musik yang begitu ringan tidak mengganggu pendengaran. Penumpangnya juga tertib semua.

Ponselnya bergetar ia merogohnya dari tas, terlihat jelas disana terpampang nama Devvina, mungkin temannya.

“Assalamu’alaikum Pin,” ucapnya.

“...” gue gak dengar apa jawaban temannya.

“Bentar lagi gue nyampe kok.” Ucapnya. Ia mengucapkan salam kemudian menutup telpon.

Ternyata memang tidak lama setelah itu bus berhenti tepat di depan gerbang sekolah. Mata gue tiba-tiba ngikutin dia kemana aja pasti tepat nemuin dia.

Ia berjalan bersama dua orang temannya yang sudah menunggu dekat parkiran, gue juga gak tahu kenapa gue ngikutin dia.

“Hei, udah sampe aja lo.” Denis menepuk pundak gue.

“Yok ke kelas.” Ucap Anrew. Gue lupa kalau gue sedang ngikutin cewek itu.

Belum sampai di pintu kelas, Sonia menghampiri gue. “Raf, nanti malam kamu datangkan ke acara ulang tahun Sherly?” tanyanya. Dia emang ribet orangnya, mau dekatin gue mulu.

“Gue belum tahu.” Jawab gue kemudian masuk ke kelas dan nimbrung dengan teman-teman gue.

Pulang sekolah gue bersama teman-teman gue ditantang oleh geng Srigala, gue gak punya motor lagi. Gue menolak permintaan mereka karena takut mama bakal tahu.

Saat gue sampai di rumah, Denis nelpon gue. Dia bilang Refan digebukin sama geng Srigala, karena geng gue menolak permintaan mereka untuk balapan.

Gue diam-diam minjam motor Naura dan datang ke basecamp. Refan sudah dibawa ke rumah sakit. Kali ini bukan tentang balapan tapi tentang aksi balas dendam.

“Ternata si cemen sudah datang.” Remehnya.

“Diam lo, lo yang pengecut. Lo punya dendam sama gue, bukan sama teman-teman gue.” Bentak gue melayangkan tinju ke wajahnya. Dari bibirnya keluar darah segar.

“Menantang lo.” Ujarnya. Akhirnya terjadi adu tenaga diantara kami, dengan perjanjian tanpa alat. Teman-teman gue baru pada datang saat kami hampir kalah.

Yang gue pikirkan saat ini gimana caranya gue gak kena tinju, karna gue takut mama bakalan marah lagi karena ulah gue.

Demi mama, gue lawan mereka semampu gue. Gue rela ditinju dibagian manapun asal jangan wajah. Denis sudah baka belur, begitu juga dengan Andrew.

Tersisa beberapa orang lagi yang masih maju, Satria sudah duluan babak belur karna gue.

Akhirnya mereka mengalah dan bubar dari lokasi. Denis dan Andrew segera dibawa ke klinik milik tantenya Farid. Tante memang sudah mengerti apa yang terjadi.

Posel gue bergetar, terlihat pesan masuk dari seseorang. “Kita belum selesai”. Ternyata mereka belum menyerah.

***

Diya bersama kedua sahabatnya sudah siap-siap akan berangkat ke acara ulang tahun teman sekels mereka yaitu Sherly.

“Rumahnya gede banget.” Ucap Diya setelah sampai di depan rumah Sherly.

“Datang deh lebaynya.” Ucap Deana.

“Nanti aku ajak ker umah aku, gak kalah gedenya sama rumah si Sister (mereka memanggil Sherly dengan sebuta sister).” Sambung Devvina.

“Benarana ya Pin.” Ucap Diya berbinar.

“Yok masuk.” Ajak Deana.

Tamu undangan sudah berdatangan sambil mencicipi hidangan yang telah disiapkan.

“Eh lihat tuh Raffa cs, keren banget.”

“Gue dekat ama Andrew aja udh syukur, apalagi Raffa.”

“Gak nyangka gue kalau Sherly bakal undang mereka.”

Banyak lagi celoteh cewek-cewek yang lain tentang keempat pria yang sedang berjalan itu.

“Kok lebay banget ya.” Ucap Dea.

“Gak usah dipikirin, nikmati aja hidangannya.” Balas Diya. Ya dia memang pecinta makanan, gak heran kalau tiap acara dia paling didepan kalau soal makanan.

Deana malah manyun mendengar jawaban Diya, sedangkan Devvina tetap menatap pada 4 orang tersebut.

“Coba deh sebutin nama panjang si Pina.” Ucap Diya tiba-tiba.

“Devvina Azizah Harits.” Jawab Dea santai.

“Kalau nama lengkap si Farid?” ia bertanya sambil menikmati hidangan di hadapannya.

“Harits Farid Anhar.” Jawab Dean lagi.

“Coba cari kesamaanya?” tanya Diya lagi.

Dea dan Devvina tampak berfikir.

“Harist.” Teriak Dea, ucapannya membuat orang-orang menoleh padanya.

Diya dan Devvina menarik tangannya menjauhi mata-mata yang menoleh.

“Astagah Dean, kamu tuh ya bikin ulang lagi.” Kesal Devina.

“Maaf aku gak sengaja.” Ucapnya menundukkan kepala.

“Yaudah jangan diulangi lagi ya Dean, Pina juga gak boleh marah-marah.” Ucap Diya.

“Habis dia nyebelin Diya.” Jawab Devina.

“Yaudah ayok masuk lagi, makanannya belum dicicipi semua.” Ia melenggang masuk lagi ke ruangan.

“Diya....” teriak keduanya lebih kesal lagi, sambil mengikuti Diya masuk.

Diya berjalan menuju mereka semula, kedua temannya menyusul di belakangnya. Kakinya tersandung karpet kemudian terjatuh, kebetulan ada laki-laki di depannya. “Aaa...” terikanya.

Keduanya sama-sama terjatuh pada posisi yang tidak mengenakkan, Diya di atas dan laki-laki itu di bawahnya. Semua mata tertuju pada keduanya.

“Dia lagi.” Batinnya, masih belum sadar kalau semua mata menyaksikannya.

“Raffa.” Teriak Sonia. Barulah keduanya sadar. Devina mengacungka tangannya untuk membatu Diya berdiri begitu juga dengan Farid. Sontak semua bersorak melihat ketidak sengajaan tersebut.

“Cieeeee....” Devina langsung menarik tangan Diya dan berlalu dari kerumunan orang diikuti oleh Dea.

“Kamu gak apa-apakan Diy?” tanya Dea.

“Aku gapapa kok, tapi yang tadi....” air matanya menetes.

“Jangan nagis gitu dong Diy.” Dea merangkulnya diikuti oleh Devina.

“Tadikan gak sengaja Diy.” Balas Devina.

“Aku kan malu.” Jawabannya membuat temannya tersulut emosi, Cuma karna malu sampai nangis gitu.

“Yok pulang tenangin diri dulu, nanti malunya.” Jawab Devina menarik tangan Diya menuju mobilnya.

...

Terpopuler

Comments

Ursyi23

Ursyi23

Bwanyak thor...😪
Kdang bacanya kesal sendiri.

2022-12-27

1

golddiamond

golddiamond

ada beberapa yang typo Thor..heheehhehe

2022-12-27

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!