Terbayang-bayang

"Apa, aku kembali jatuh cinta?" Tanya Raka pada dirinya sendiri.

Sambil berbaring dan menatap atap kamarnya, Raka senyam-senyum sendiri sungguh dia terbayang-bayang wajah cantik Ainaya Putri.

"Bagaimana ya, caranya aku mengenal dia lebih dekat lagi?" Tanya Raka pada dirinya sendiri.

Raka memikirkan cara agar bisa mengenal Naya lebih dekat lagi. Tenang saja status Raka sudah duda jadi mau dia deketin gadis manapun itu adalah suatu hal yang wajar.

Elina Aprilia adalah mantan istri Raka Kumara, Elina sudah membangun rumah tangga barunya dengan sahabatnya Raka yaitu Rio Rhaindro, entahlah kehidupan Elina bersama keluarga barunya seperti apa? Raka juga tidak tahu, karena semenjak berpisah dengan Elina, Raka sudah tidak saling berkomunikasi lagi. Hanya saja Elina kadang-kadang masih menemui Raka tiba-tiba jika dia butuh uang.

Raka pernah mengalami sakit hati yang begitu dalam, saat ini harapannya hanya ingin mendapatkan wanita yang tulus mencintai dirinya apa adanya. Terutama mau menerima dia yang sering sibuk dan sering menginap di luar kota.

Naya sedang berbaring di tempat tidur, dia baru selesai mandi.

"Laki-laki tadi, sepertinya tidak asing." Kata Naya, sepertinya Naya pernah melihat laki-laki itu tapi dimana?

Naya segera menepis pikirannya, mungkin Naya pernah melihat Raka di jalan. Tapi ya sudahlah itu juga tidak penting buat Naya.

Naya memejamkan matanya, tapi malam ini tidurnya tidak nyenyak dan akhirnya Naya membuka matanya.

"Kenapa, aku tidak bisa tidur?" Tanya Naya pada dirinya sendiri.

Padahal matanya sangat mengantuk, tapi Naya tetap tidak bisa tidur.

Naya beranjak dari tempat tidurnya, dia memakai switternya lalu dia keluar dari kamarnya.

"Lebih baik, aku jalan-jalan saja mencari angin, mumpung tidak ada mama." Kata Naya sambil melangkahkan kakinya keluar dari dalam rumahnya.

Jam masih menunjukkan pukul 7 malam jadi tidak masalah kalau Naya pergi mencari angin, sekalian berjalan-jalan sambil melihat indahnya pemandangan malam hari.

Dengan langkah gontai dan tidak tahu mau kemana? Naya terus berjalan menelusuri jalanan yang begitu rame malam ini. Wajar saja jalanan begitu rame apalagi malam ini adalah malam minggu banyak dua sejoli berjalan-jalan dengan pasangan mereka.

Melihat banyak muda-mudi bergandengan tangan dengan pasangannya dengan begitu mesra, seketika membuat hati Naya merasa iri.

"Kapan, aku bisa merasakan punya pacar seperti mereka? Sungguh mereka adalah muda-mudi yang sangat beruntung, karena hidup mereka bahagia, mereka bisa menjalanin hidup mereka dengan penuh warna. Apalah aku ini boro-boro bisa seperti mereka, tidak di marahin mama sehari saja hatiku sudah bahagia." Batin Naya dalam hatinya.

Naya melihat ada tukang aneka sosis bakar, Naya tersenyum dan langsung menghampiri tukang jualan itu.

"Sendirian saja, dek?" Tanya tukang sosis yang melihat Naya hanya sendirian.

Tukang sosis bertanya seperti itu pada Naya, karena rata-rata muda-mudi di situ pergi bersama pacar-pacar mereka.

"Iya pak," Jawab Naya dengan nada pelan.

Raka yang ternyata sudah berdiri tidak jauh dari tempat Naya membeli sosis, dia berjalan menghampiri Naya dengan senyum bahagianya.

"Bukankah itu Naya, mungkin kita memang jodoh." Batin Raka dalam hatinya.

Malam ini Raka juga tidak bisa tidur jadi Raka putuskan untuk berjalan-jalan, tapi siapa sangka dirinya malah bertemu dengan Naya. Sungguh ini adalah sebuah keberuntungan untuk dirinya.

"Tidak takut sendirian, jangan keluar malam-malam dek." Kata tukang sosis, yang membuat Naya tersenyum simpul.

"Mamaku saja tidak pernah memperhatikanku pak. Tapi bapak begitu perhatian denganku." Gumam Naya dalam hatinya.

"Dia tidak sendirian pak, dia datang bersamaku. Maaf ya aku terlambat," tiba-tiba Raka sudah menggenggam tangannya.

Naya terkejut dia melihat Raka dengan tatapan penuh tanda tanya? Raka tahu Naya pasti bingung tapi dia hanya tersenyum.

"Sudah selesai membeli sosisnya?" Tanya Raka sok akrab pada Naya.

"Sudah nak, ini pesanan adik ini." Jawab Tukang sosis dan memberikan pesanan sosis Naya pada Naya.

Naya tersenyum, dia hendak membayar sosis pesannya tapi sudah keduluan sama Raka.

"Ini pak uangnya." Raka memberikan uang 100 ribu pada tukang sosis itu, tukang sosis itu menerima uang itu, lalu memberikan kembaliannya pada Raka "Ini nak, kembaliannya!" Kata tukang sosis, tapi Raka menolaknya dengan sopan "Ambil saja pak kembaliannya!" Raka langsung mengandeng tangan Naya dan Naya yang masih merasa bingung, dia hanya mengikuti langkah kaki Raka.

"Kamu sejak kapan ada di sini? Terus tiba-tiba muncul di hadapanku." Naya masih merasa bingung.

"Aku sudah dari tadi, terus tadi tidak sengaja melihat kamu membeli sosis jadi aku menghampiri kamu." Jawab Raka tanpa melihat wajah cantik Naya.

Raka terus melangkahkan kakinya, Naya semakin bingung tapi dia tetap berjalan di belakang Raka.

"Kita mau kemana?" Tanya Naya penasaran.

"Aku hanya ingin duduk berdua denganmu, tidak apa-apakan?" Tanya Raka sambil melihat wajah cantik Naya.

Naya berpikir sejenak, lalu menganggukkan kepalanya. Lagian tidak ada salahnya kalau hanya duduk berdua, Raka juga terlihat orang baik-baik jadi Naya tidak merasa kawatir.

Sekarang mereka duduk di kursi taman sambil menikmati sosis yang Naya beli tadi, tiba-tiba Raka beranjak dari tempat duduknya "Mau kemana?" Tanya Naya dengan nada lembut.

"Mau membelikan air mineral buat kamu, tunggulah!" Raka berlalu pergi dari hadapan Naya.

"Apa dia itu b*doh sekali, dia membeli banyak makanan tapi tidak membeli air mineral, lalu kalau dia sampai tersedak bagaimana?" Batin Raka dalam hatinya.

Naya menatap punggung Raka dengan tatapan begitu lekat lalu tersenyum "Dia Sangat tampan." Puji Naya sambil tertawa kecil.

Setelah beberapa lama, Raka kembali dengan membawa dua botol air mineral. "Minumlah, makan pelan-pelan!" Raka menyodorkan air mineral itu pada Naya. Naya tersenyum simpul. "Terimakasih, duduklah! Coba ini sosisnya enak," Naya memberikan satu sosis pada Raka dan Raka juga sudah duduk di sebelah Naya.

Raka tampak diam, dia melihat sosis yang diberikan oleh Naya. "Aku tidak biasa makan-makanan seperti ini," tolak Raka sambil menggelengkan kepalanya.

"Ini enak, biarpun ini hanya makanan pinggir jalan tapi...." Kata-kata Naya terpotong, karena Raka sudah mengambil sosis yang ada di tangan Naya. "Akan aku coba!" Raka mengigit sosis itu, "Apakah, enak?" Tanya Naya dengan nada lembut.

Raka menganggukkan kepalanya, Naya kembali menikmati makanannya kini mereka makan berdua dan tidak terasa ternyata Raka sudah menghabiskan beberapa tusuk.

Setelah selesai makan keduanya sama-sama saling menatap lalu tertawa satu sama lain.

"Kenapa, kamu hanya sendirian saja?" Tanya Raka yang melihat Naya datang hanya sendirian saja.

"Iya, aku memang suka sendirian." Jawab Naya sambil meminum air putih yang ada di botol.

Raka tampak canggung, apalagi yang mau dia tanyakan pada Naya?

Naya kembali diam, sehingga di antara keduanya hanya terjadi keheningan tanpa suara. Hanya ada suara orang-orang di sekitar mereka saja yang sedang berbincang.

"Naya...." Panggil Raka dengan suara khasnya.

Naya menoleh ke sumber suara."Iya, kenapa?" Naya tampak bingung.

"Sudah malam, kamu tidak pulang?" Tanya Raka yang lagi-lagi kehabisan kata-kata saat di hadapan Naya.

"Nanti saja, aku masih mau menghirup udara segar sambil melihat indahnya pemandangan malam ini." Jawab Naya matanya melihat ke atas,. melihat langit yang begitu indah di penuhi dengan banyak bintang dan bulan yang sangat terang.

Raka kembali terdiam, sebagai laki-laki yang sudah berstatus duda sungguh rasanya canggung kalau harus mendekati gadis belasan tahun seperti Ainaya Putri.

"Raka, gunakan ketampananmu untuk menaklukkan hati gadis kecil itu!" Hati Raka berbicara.

"Kita baru kenal, tapi kita sudah terlihat akrab." Cetus Raka, sambil menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal.

"Kamu yang sok akrab denganku," Naya membenarkan posisi duduknya.

Raka ternganga bisa-bisanya Naya bilang kalau dirinya itu sok akrab pada Naya. Tapi semua itu memang benar sih dari Naya membeli sosis Raka sudah tiba-tiba datang dan sok kenal dengan Naya.

"Tidak juga, aku hanya ingin bisa mengobrol denganmu saja." Jawab Raka dengan gugup, aish pikiran Raka semakin kacau balau.

Naya melihat Raka tampak gugup tapi dia pura-pura tidak melihatnya.

"Laki-laki ini sangat aneh." Batin Naya dalam hatinya.

Naya menganggukkan kepalanya pertanda mengerti.

Jam sudah menunjukkan pukul 9 malam, tidak terasa ternyata mereka mengobrol terlalu lama.

"Sudah jam 9, aku harus pulang." Batin Naya dalam hatinya.

Raka tampak diam tapi dari tadi matanya terus memperhatikan wajah cantik Naya.

"Bisakah, aku menjadikan gadis cantik ini sebagai istriku?" Tanya Raka dalam hatinya.

Lagi-lagi dia mengingat status dirinya yang sudah duda dan tentunya usianya terpaut jauh dari Ainaya Putri. Raka juga berpikir pasti Naya tidak akan mau menikah dengan laki-laki yang berstatus sebagai duda.

"Sudah malam, saya pulang dulu ya." Pamit Naya dia beranjak dari tempat duduknya, belum sempat melangkahkan kakinya tiba-tiba Raka menarik tangan Naya, membuat Naya kaget.

"Ada apa?" Naya berusaha melepaskan tangannya dari tangan Raka, Raka juga langsung melepaskan tangan Naya dengan cepat. "Maaf," Raka tersenyum penuh arti.

"Raka, jangan terlalu agresif bermainlah secara lembut atau kamu akan membuat Naya takut." Hati Raka berbicara.

"Mau pulang, biar aku antar ya." Raka tersenyum pada Naya.

"Tidak usah, saya pulang sendiri saja." Tolak Naya dengan sopan.

"Tidak baik seorang gadis pulang malam-malam sendirian, kalau ada orang jahat bagaimana?" Raka sengaja menakuti-nakuti Naya, agar bisa mengantarkannya pulang.

"Tapi, apa tidak merepotkan?" Tanya Naya memastikan.

Raka menggelengang kepalanya, tentunya saja tidak merepotkan orang Raka lagi cari-cari kesempatan buat dekatin kamu Ainaya Putri.

"Tidak, lagian kalau pulang sendiri aku juga kawatir." Jawab Raka, membuat Naya tersenyum.

"Mamaku saja tidak pernah menghawatirkanku." Gumam Naya dalam hatinya.

Kini mereka berjalan berdampingan, malam yang dingin menemani perjalanan mereka.

Mereka berjalan tanpa saling bicara, Raka juga bingung apa lagi yang harus dia bicarakan dengan Naya?

Setelah menempuh perjalanan yang tidak terlalu jauh, akhirnya sampai di depan rumah Naya.

"Terimakasih, sudah mengantarku pak," Naya membungkukkan kepalanya.

"Sama-sama, masuklah!" Jawab Raka sambil tersenyum.

Naya hendak berjalan masuk ke dalam rumahnya, tapi lagi-lagi Raka memanggilnya.

"Naya...!" Panggil Raka dengan gugup.

"Iya?" Naya menoleh, kini matanya melihat ke arah Raka.

"Boleh, aku tahu apa kamu sudah punya kekasih?" Tanya Raka malu-malu.

"Aku....."

BERSAMBUNG 😊

Terimkasih para pembaca setia 🙏

Terpopuler

Comments

Ros

Ros

pak Duda to the point 😂

2023-03-08

0

Jeng Anna

Jeng Anna

Kami Thor bukan kita, karena tidak ada orang ketiga di kalimat itu

2022-08-26

0

ReD

ReD

Ya dudanya malu malu mauu

2022-04-22

0

lihat semua
Episodes
1 Ainaya Putri
2 Jualan kue keliling
3 Ratih marah-marah
4 Makan enak
5 Terbayang-bayang
6 Seikat mawar merah
7 Tuan Raka Kumara
8 Tangisan Naya
9 Lupa meminta no ponsel
10 Kembali bertemu
11 Menikah denganku
12 Naya belum menyukai Raka
13 20 juta setiap bulan
14 Calon kakak ipar
15 Kedatangan Elina
16 Calon istriku penjual kue
17 Naya diam-diam cemburu
18 Bertemu Elina
19 Pernikahan Raka & Naya
20 Rasa canggung Naya & Raka
21 Apakah ada wanita lain?
22 Ehem-ehem apa mas?
23 Kepolosan Naya
24 Mata Naya ternodai
25 Perasaan yang terpendam
26 Menanti janda Naya
27 Naya malu-malu
28 Ciuman pertama
29 Terimakasih istriku
30 Naya sepolos toples
31 Oh seperti itu mas
32 Pertemuan
33 Istri laki-laki lain
34 Sikap dingin Raka
35 Rasa cemburu Raka
36 Bos Raka bucin
37 Mengingat masa lalu
38 Pingin kembali Ke Raka
39 Siapa wanita itu?
40 Hati Reza bergetar
41 Perang dingin
42 Pelajaran dari Raka
43 Premen karet
44 Berkunjung ke rumah mama
45 Butuh semangat pagi
46 Main petah kumpet
47 Naya begitu ganas
48 Pergi ke acara kantor
49 Acara kantor
50 Amarah Raka Kumara
51 Raka dan Rio
52 Penyesalan Elina
53 Ikut ke kantor
54 Mencari istri untuk Reza
55 Lama tidak bertemu
56 Tentang Amel
57 Tingkah aneh Naya
58 Jaga jarak
59 Jaga jarak agak jauh
60 Periksa ke Dokter
61 Kecebong kecil
62 Kegagalan yang tertunda
63 Ke makam papa
64 Rahasia yang terungkap
65 Kehangatan keluarga
66 Tidur sama mama
67 Rencana kita berdua
68 Apa ada jodohku?
69 Kopi buatan Tania
70 Evan, Tania siapa?
71 Kebahagiaan Naya & Raka
72 Tangisan Elina.
73 Dasar bos otak mesum
74 Raka memanjakan Naya
75 Ide cerdik Raka
76 Saingan saja kompak
77 Satu lawan tiga
78 Perasaan Evan
79 Sarapan untuk Raka
80 Main tembak-tembakan
81 Bertemu saingan
82 Membawa rasa kecewa
83 Tania di baperin Raka
84 Raka terlalu berlebihan
85 Sudah bahagia di surga
86 Tiba-tiba datang
87 Siapa laki-laki itu?
88 Naya terlihat marah
89 Dibuat galau oleh dua wanita
90 Maafkan Mas, Naya
91 Elina meratapi nasibnya
92 Permintaan maaf Raka
93 Datang ke rumah Rio
94 Dasar pamer
95 Drama minum s*s*
96 Raka begitu bawel
97 Acara Kantor Raka
98 Mantan vs istri sah
99 Dasar wanita iblis
100 Suka Mas Rio
101 Raka posesif
102 Rencana Raka
103 Berharap terjadi sesuatu
104 Harus menahannya
105 Camping bersama
106 Jalan-jalan bersama
107 Bos tidak ada akhlak
108 Raka manja sekali
109 Cerita sedih Amel
110 Permintaan maaf Raka
111 Siapa gadis itu?
112 Berasa ke tangkap hansip
113 Keseriusan Reza
114 Bertemu Mama tiri Amel
115 Erin panen duit
116 Rasa kesal Erin
117 Emak lampir
118 Takut ada pelakor
119 Satu minggu telah berlalu
120 Minta baju daster
121 Ulang tahun Tania
122 Saingan datang tiba-tiba
123 Acara ulang tahun Tania
124 Berita hari ini
125 Tangis Tania pecah
126 Kecebong kecil
127 Tabur bunga untuk Bian
128 Hal yang dilupakan
129 Khusus yang sudah halal
130 Reza vs Raka
131 Hellen vs Reza
132 Siapa wanita itu?
133 Hellen vs Reza
134 Rasa bersalah Reza
135 Amel marah
136 Reza, Amel dan Hellen
137 Cie Amel cemburu
138 Akhirnya maafan
139 Kakak ipar gangguin
140 Dedemit cinta
141 Ketularan gila
142 Pernikahan Tania & Evan
143 Tania dan Evan
144 Evan minta jatah lebih
145 Akhirnya gool
146 Di rumah sakit
147 Suami siaga
148 Pulang dari rumah sakit
149 Reza lagi galau
150 Ancaman Hellen
151 Raka duda bucin
152 Puasa berat
153 Datang ke rumah Hellen
154 Hellen vs Reza
155 Datang ke rumah mama
156 Acara 7 bulanan Naya
157 Undangan pernikahan
158 Calon istri
159 Fitting vs cari kado
160 Tinggal menghitung hari
161 Pernikahan Reza & Amel
162 Kejadian tidak terduga
163 Siapa dalangnya?
164 Raka begitu gesit
165 Hellen wanita jahat
166 Unboxing di tunda
167 Dua garis biru
168 Kabar bahagia
169 Hadiah pernikahan Reza
170 Dasar bos bucin
171 Makan malam bersama
172 Nonton film bersama
173 Kelahiran anak pertama
174 Riko Putra Kumara
175 Kedua mertua
176 Cucu pertama
177 Harus libur dulu
178 Kebucinan Tania
179 Buatin adik untuk Riko
180 Membuat adonan
181 Semuanya bahagia
182 Salam sayang dari Author
183 Promo karya baru
184 Buat para pembaca setia
185 Promo karya baru
Episodes

Updated 185 Episodes

1
Ainaya Putri
2
Jualan kue keliling
3
Ratih marah-marah
4
Makan enak
5
Terbayang-bayang
6
Seikat mawar merah
7
Tuan Raka Kumara
8
Tangisan Naya
9
Lupa meminta no ponsel
10
Kembali bertemu
11
Menikah denganku
12
Naya belum menyukai Raka
13
20 juta setiap bulan
14
Calon kakak ipar
15
Kedatangan Elina
16
Calon istriku penjual kue
17
Naya diam-diam cemburu
18
Bertemu Elina
19
Pernikahan Raka & Naya
20
Rasa canggung Naya & Raka
21
Apakah ada wanita lain?
22
Ehem-ehem apa mas?
23
Kepolosan Naya
24
Mata Naya ternodai
25
Perasaan yang terpendam
26
Menanti janda Naya
27
Naya malu-malu
28
Ciuman pertama
29
Terimakasih istriku
30
Naya sepolos toples
31
Oh seperti itu mas
32
Pertemuan
33
Istri laki-laki lain
34
Sikap dingin Raka
35
Rasa cemburu Raka
36
Bos Raka bucin
37
Mengingat masa lalu
38
Pingin kembali Ke Raka
39
Siapa wanita itu?
40
Hati Reza bergetar
41
Perang dingin
42
Pelajaran dari Raka
43
Premen karet
44
Berkunjung ke rumah mama
45
Butuh semangat pagi
46
Main petah kumpet
47
Naya begitu ganas
48
Pergi ke acara kantor
49
Acara kantor
50
Amarah Raka Kumara
51
Raka dan Rio
52
Penyesalan Elina
53
Ikut ke kantor
54
Mencari istri untuk Reza
55
Lama tidak bertemu
56
Tentang Amel
57
Tingkah aneh Naya
58
Jaga jarak
59
Jaga jarak agak jauh
60
Periksa ke Dokter
61
Kecebong kecil
62
Kegagalan yang tertunda
63
Ke makam papa
64
Rahasia yang terungkap
65
Kehangatan keluarga
66
Tidur sama mama
67
Rencana kita berdua
68
Apa ada jodohku?
69
Kopi buatan Tania
70
Evan, Tania siapa?
71
Kebahagiaan Naya & Raka
72
Tangisan Elina.
73
Dasar bos otak mesum
74
Raka memanjakan Naya
75
Ide cerdik Raka
76
Saingan saja kompak
77
Satu lawan tiga
78
Perasaan Evan
79
Sarapan untuk Raka
80
Main tembak-tembakan
81
Bertemu saingan
82
Membawa rasa kecewa
83
Tania di baperin Raka
84
Raka terlalu berlebihan
85
Sudah bahagia di surga
86
Tiba-tiba datang
87
Siapa laki-laki itu?
88
Naya terlihat marah
89
Dibuat galau oleh dua wanita
90
Maafkan Mas, Naya
91
Elina meratapi nasibnya
92
Permintaan maaf Raka
93
Datang ke rumah Rio
94
Dasar pamer
95
Drama minum s*s*
96
Raka begitu bawel
97
Acara Kantor Raka
98
Mantan vs istri sah
99
Dasar wanita iblis
100
Suka Mas Rio
101
Raka posesif
102
Rencana Raka
103
Berharap terjadi sesuatu
104
Harus menahannya
105
Camping bersama
106
Jalan-jalan bersama
107
Bos tidak ada akhlak
108
Raka manja sekali
109
Cerita sedih Amel
110
Permintaan maaf Raka
111
Siapa gadis itu?
112
Berasa ke tangkap hansip
113
Keseriusan Reza
114
Bertemu Mama tiri Amel
115
Erin panen duit
116
Rasa kesal Erin
117
Emak lampir
118
Takut ada pelakor
119
Satu minggu telah berlalu
120
Minta baju daster
121
Ulang tahun Tania
122
Saingan datang tiba-tiba
123
Acara ulang tahun Tania
124
Berita hari ini
125
Tangis Tania pecah
126
Kecebong kecil
127
Tabur bunga untuk Bian
128
Hal yang dilupakan
129
Khusus yang sudah halal
130
Reza vs Raka
131
Hellen vs Reza
132
Siapa wanita itu?
133
Hellen vs Reza
134
Rasa bersalah Reza
135
Amel marah
136
Reza, Amel dan Hellen
137
Cie Amel cemburu
138
Akhirnya maafan
139
Kakak ipar gangguin
140
Dedemit cinta
141
Ketularan gila
142
Pernikahan Tania & Evan
143
Tania dan Evan
144
Evan minta jatah lebih
145
Akhirnya gool
146
Di rumah sakit
147
Suami siaga
148
Pulang dari rumah sakit
149
Reza lagi galau
150
Ancaman Hellen
151
Raka duda bucin
152
Puasa berat
153
Datang ke rumah Hellen
154
Hellen vs Reza
155
Datang ke rumah mama
156
Acara 7 bulanan Naya
157
Undangan pernikahan
158
Calon istri
159
Fitting vs cari kado
160
Tinggal menghitung hari
161
Pernikahan Reza & Amel
162
Kejadian tidak terduga
163
Siapa dalangnya?
164
Raka begitu gesit
165
Hellen wanita jahat
166
Unboxing di tunda
167
Dua garis biru
168
Kabar bahagia
169
Hadiah pernikahan Reza
170
Dasar bos bucin
171
Makan malam bersama
172
Nonton film bersama
173
Kelahiran anak pertama
174
Riko Putra Kumara
175
Kedua mertua
176
Cucu pertama
177
Harus libur dulu
178
Kebucinan Tania
179
Buatin adik untuk Riko
180
Membuat adonan
181
Semuanya bahagia
182
Salam sayang dari Author
183
Promo karya baru
184
Buat para pembaca setia
185
Promo karya baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!