Makan enak

Sesampainya di rumah, Naya membuka pintu rumahnya karena tidak di kunci jadi dia langsung masuk begitu saja.

"Mama...." Triak Naya, tapi dia menemukan sosok mamanya di rumahnya.

Naya mencari-cari ke setiap ruangan, tapi mamanya tidak ada "Mama, kemana sih?" Tanyanya pada dirinya sendiri.

Naya duduk di ruang keluarga dia melihat selembar kertas di atas meja, lalu membaca isi kertas itu.

Naya, Evan dan aku pergi ke rumah saudara yang ada di kota B. Kamu jagalah rumah, oh iya besok kamu libur jualan kue tapi ingat simpan uang kue dengan baik jangan sampai kamu memakainya, tadi aku sengaja tidak mengunci pintu rumah karena tadi perginya buru-buru dan aku tahu kamu tidak membawa kunci rumah, jadi aku sengaja tidak mengunci rumah.

Setelah membaca surat yang ada di atas meja, Naya tahu kalau kakaknya dan mamanya itu sedang pergi.

Di perjalanan menuju ke rumah saudaranya, Evan tampak tidak tenang perasaannya begitu kawatir, apalagi dia meninggalkan Naya sendirian di rumah.

"Ma, apa tidak sebaiknya Naya kita ajak saja, mumpung belum jauh kita putar balik ya ma!" Evan hendak memutar balikkan mobilnya, tapi Ratih dengan cepat menahannya "Sudah, jangan aneh-aneh nanti kita terlambat, lagian anak itu sudah besar." Cegah Ratih dengan ketus.

Evan agak marah, tapi dia juga tidak mau urusannya tambah panjang jadi dia mengurungkannya niatnya untuk memutar balikkan mobilnya.

Evan terus melajukan mobilnya biarpun perasaan tidak tenang, tapi dia berharap Naya baik-baik saja di rumah sendirian di rumah.

Naya beranjak dari tempat duduknya, dia menuju ke dapur untuk makan karena dari tadi pagi dia belum makan sama sekali, dia membuka tudung saji di atas meja makan tapi tidak apa-apa. Naya kembali menutup tudung saji itu, lalu dia berjalan ke dapur dan di dapur juga tidak ada makanan apa-apa.

Sungguh Ratih itu begitu kejam, dia sengaja tidak meyiapkan makanan apa-apa untuk beberapa hari ini. Bahkan di kulkas hanya ada minuman saja, beras juga dia simpan rapat-rapat.

"Biasanya, banyak sekali makanan tapi ini kok tidak ada?" Naya tersenyum, dia tahu pasti ini ulah mamanya yang jahat.

"Aku lapar, kalau aku pakai uang kue untuk membeli makanan dan jika uang kue itu berkurang pasti mama akan marah padaku." Naya berpikir keras bagaimana caranya agar hari ini bisa makan?

Naya duduk di depan kulkas, dia tampak berpikir dan tiba-tiba ingat dengan uang yang tadi Pak Arif kasih lebihan untuk dirinya.

"Iya, aku lupa. Aku punya uang jadi bisa buat beli makanan." Naya tersenyum, dia langsung beranjak dari tempat duduknya mencari makanan.

Iya tadi waktu jualan kue Naya dapat rejeki dari Pak Arif, jadi Naya punya uang dan bisa buat makan sama di tabung.

"Untung ada orang baik yang memberikan uang ini." Naya bahagia sekali dalam hatinya.

Naya berjalan menelusuri jalanan mencari makanan dan matanya tertuju pada satu tulisan "Nasi padang, sepertinya enak, aku mau membelinya buat makan." Naya tersenyum bahagia, karena hari ini dia bisa makan enak.

Biasanya Naya hanya makan-makanan sisa, itupun harus nunggu dagangan kue-kuenya habis dulu. Jika tidak habis kadang Ratih ngomel-ngomel dan tidak memberikan makan untuk Naya.

Naya melangkahkan kakinya menuju ke warung makan padang itu. Dia membeli nasi pakai rendang, betapa bahagianya Naya hari ini dia bisa makan enak, setelah membeli nasi padang, Naya juga membeli es cappucino, setelah membeli semuanya Naya langsung pulang ke rumah dengan begitu bahagia.

"Aku bisa makan enak, hari ini aku tidak makan-makanan sisa lagi." Batin Naya dalam hatinya.

Sesampainya di rumah, Naya langsung menuju ke dapur dia duduk di depan kulkas sambil menikmati makanan dan minuman yang dia beli. Naya menikmati dengan begitu nikmat, tidak henti-hentinya Naya mengucapkan rasa syukur dalam hatinya.

Setelah selesai makan, Naya membereskan rumah dan melakukan pekerjaan rumah lainnya. Setelah semuanya selesai Naya berjalan-jalan ke taman untuk mencari angin, biasanya kalau ada Ratih, Naya hanya di rumah saja. Jadi mumpung Ratih sedang pergi Naya mau jalan-jalan ke taman.

Naya duduk di bangku panjang yang ada di taman, dia tersenyum bahagia karena bisa menikmati hembusan angin sore yang begitu segar.

"Kalau ada mama, pasti aku tidak boleh kemana-mana." Naya berbicara pada dirinya sendiri.

Di taman itu begitu rame, banyak orang-orang bermain sepeda, lari sore dan banyak anak-anak bermain juga.

"Lempar bolanya kesini!" Teriak salah satu anak kecil, salah satu temannya melempar bola itu dan tidak sengaja mengenai Naya yang sedang duduk.

Kedua anak kecil itu berlari, untuk mengambil bola yang mengenai Naya.

"Kakak, maafkan kita, kita tidak sengaja kak." Kedua anak-anak kecil meminta maaf pada Naya.

Naya tersenyum tulus pada kedua anak itu, lalu ditersemyum pada mereka "Tidak apa-apa, ambillah bola ini!" Naya memberikan bola itu kepada salah satu anak kecil itu.

"Terimakasih kak." Kedua anak kecil itu langsung berlari untuk melanjutkan permainan bolanya.

Dalam hati Naya, mudah-mudahan kalian semua selalu bahagia. Jangan seperti aku yang hidupnya begitu malang, boro-boro main di taman dulu di usiaku seusia kalian aku sudah harus mengerjakan pekerjaan rumah, bahkan sering sekali di marahin oleh mamaku. Dulu waktu usiaku 7 tahun seperti mereka, aku sering di jewer, di cubit bahkan kadang rambut panjangku menjadi sasaran dan sering sekali di jambak oleh mamaku.

Tatapan mata Naya berkaca-kaca, dia hampir menangis mengingat masa kecilnya dulu. Beda sekali dengan Evan dari dulu Evan selalu dikasih makan enak, sangat di sayang oleh mamanya, bahkan apapun yang Evan minta selalu di turuti oleh mamanya. Kalau Naya mah boro-boro Naya pingin beli mainan saja Ratih malah memarahinya habis-habisan, Evan minum susu setiap hari, tapi Naya hanya di kasih minum air putih, pingin minum susu saja waktu itu di kasih sisa Evan oleh Evan malah Ratih rebut dan langsung di siramkan ke badan Naya sambil marah-marah, waktu itu Naya nangis dan hanya di abaikan saja sedangkan Ratih langsung membawa Evan masuk ke dalam kamar. Naya menangis sambil berjalan sampai di dapur di duduk di depan kulkas, Naya menangis sampai tertidur, bajunya yang basah gara-gara kesiram susu saja tidak ganti.

Tanpa sadar ternyata air matanya sudah membasahi pipi mulusnya "Aku, tidak boleh menangis!" Naya menyeka air matanya sendiri dengan kedua tangannya.

Raka Kumara yang ternyata dari tadi memperhatikan Naya sedang duduk, dia berjalan menghampiri Naya.

Raka merongoh kantong kemejanya lalu dia mengambil sapu tangan yang ada di dalam sakunya "Hupuslah, air matamu." Raka menyodorkan sapu tangan yang ada di tangannya pada Naya.

Naya menoleh ke sumber suara, dia kaget karena dia tidak kenal dengan laki-laki itu "Maaf, kamu siapa?" Tanya Naya dengan nada lembut.

"Aku hanya seseorang yang tidak sengaja lewat sini dan aku melihat kamu sedang menangis." Jawab Raka, tanpa permisi dia duduk di sebelah Naya.

Naya menggeser duduknya "Apa kamu mau berbuat macam-macam?" Tatapan mata Naya begitu curiga, tapi Raka malah tertawa "Jangan berpikir buruk tentang orang lain, aku hanya ingin meminjamkan sapu tanganku saja." Jelas Raka dengan gaya tengilnya.

"Terimakasih," Naya mengambil sapu tangan itu dari tangan Raka, Naya menghapus air matanya menggunakan sapu tangan milik Raka.

Raka yang sudah menduda selama dua tahun, mungkin ini saatnya dia membuka hatinya kembali untuk wanita lain. Apalagi mantan istrinya juga sudah menikah dengan sahabatnya itu, jujur Raka tidak rela tapi mau bagaimana lagi? Mantan istrinya sudah bermain belakang bersama sahabatnya sendiri dan Raka lebih memilih bercerai dengan istrinya.

Raka menikah dengan mantan istrinya dulu mungkin hampir 7 tahun, tapi dalam pernikahannya itu Raka tidak di karunia anak sama sekali, karena setiap berhubungan sang istri meminta menggunankan pengaman, Raka sudah sering sekali menolak bahkan Raka sering marah tapi istrinya terus melawan dengan berbagai macam alasan, akhirnya daripada terus berdebat Raka mengalah untuk selalu menggunakan pengaman saat berhubungan suami-istri.

Dan ternyata kenapa istrinya selalu meminta seperti itu? Ternyata itu di suruh oleh selingkuhannya, karena selingkuhan tidak mau kalau mantan istrinya Raka itu sampai hamil anaknya Raka.

Raka tahu semuanya, karena waktu dia pulang dari luar kota dia tidak sengaja melihat istrinya dan sahabatnya itu sedang berada di atas ranjang tempat tidur, bahkan mereka tidak memakai pakaian sama sekali, sungguh Raka tidak habis pikir saat itu juga Raka langsung meminta cerai dari istrinya.

Waktu itu Raka benar-benar marah, Raka sempat ingin mengh*jar sahabatnya itu tega-teganya dia bermain dengan istrinya, tapi istrinya waktu itu melindungi sahabatnya dari pukulannya.

Raka tersenyum "Sama-sama, apa kamu hanya sendirian disini?" Tanya Raka dengan begitu lembut.

"Iya, aku sendirian." Jawab Naya dengan nada lembut.

Raka menatap wajah cantik Naya sambil tersenyum.

"Aku yakin gadis ini adalah gadis yang setia, tapi kira-kira dia sudah punya kekasih belum ya? Tampaknya dia juga masih belasan tahun umurnya." Raka bertanya-tanya dalam hatinya.

Raka membenarkan posisi duduknya "Aku, tidak apa-apakan duduk disini?" Tanya Raka basa-basi.

Naya menggelengang-gelengkan kepalanya "Tidak apa-apa, inikan tempat umum." Jawab Naya.

Naya melihat jam tangan yang di pakainya ternyata sudah hampir jam setengah 6 sore "Sudah jam segini, aku harus pulang." Lirihnya dengan suara pelan.

"Kamu bicara apa?" Tanya Raka sok akrab.

"Emm, tidak pak. Saya permisi ya pak." Pamit Naya sambil beranjak dari tempat duduknya, tiba-tiba tangan Raka menarik tangan Naya membuat Naya terkejut.

"Maaf, ada apa?" Naya berusaha melepaskan tangannya dari tangan Raka.

"Apa dia itu akan berbuat macam-macam padaku?" Tanya Naya dalam hatinya.

Raka langsung melepaskan tangan Naya dengan gugup "Maaf, nama kamu siapa?" Tanya Raka dengan ragu-ragu.

"Nama saya, Ainaya Putri." Jawab Naya dengan sopan.

Rasanya hati Raka deg-deggan, seorang duda yang usianya sudah menginjak kepala tiga ingin mendekati gadis yang usianya baru belasan tahun.

Tapi biarpun Raka sudah menginjak kepala tiga, dia masih terlihat tampan dan sangat gagah. Dan tentunya jika bersanding dengan Naya itu juga akan cocok.

"Naya, kenalkan saya Raka Kumara." Dengan bangganya Raka memperkenalkan dirinya pada Naya.

Naya hanya menganggukkan kepalanya, lalu berlalu pergi dari hadapan Raka dan Raka terus menatap Naya dengan lekat hingga Naya tidak terlihat.

"Cantik sekali, mudah-mudahan aku bisa menikahnya." Kata Raka dengan penuh harapan, Raka tersenyum bahagia lalu dia juga berjalan pulang ke rumahnya.

Sesampainya di rumah, Raka langsung masuk ke dalam kamarnya dia terus teringat wajah cantik Naya.

"Apa, aku kembali jatuh cinta?" Tanya Raka pada dirinya sendiri.

BERSAMBUNG

Terimakasih para pembaca setia 😊

Terpopuler

Comments

Rohiyah

Rohiyah

mantap baru menyimak udah jatuh cinta😘

2023-10-19

0

Wirda Lubis

Wirda Lubis

semoga raka menikahi Naya, agar Naya tidak merasa sakit lagi

2022-02-11

0

Isnaya faniati

Isnaya faniati

jngan2 Raka bos nya Evan lgi

2022-01-22

0

lihat semua
Episodes
1 Ainaya Putri
2 Jualan kue keliling
3 Ratih marah-marah
4 Makan enak
5 Terbayang-bayang
6 Seikat mawar merah
7 Tuan Raka Kumara
8 Tangisan Naya
9 Lupa meminta no ponsel
10 Kembali bertemu
11 Menikah denganku
12 Naya belum menyukai Raka
13 20 juta setiap bulan
14 Calon kakak ipar
15 Kedatangan Elina
16 Calon istriku penjual kue
17 Naya diam-diam cemburu
18 Bertemu Elina
19 Pernikahan Raka & Naya
20 Rasa canggung Naya & Raka
21 Apakah ada wanita lain?
22 Ehem-ehem apa mas?
23 Kepolosan Naya
24 Mata Naya ternodai
25 Perasaan yang terpendam
26 Menanti janda Naya
27 Naya malu-malu
28 Ciuman pertama
29 Terimakasih istriku
30 Naya sepolos toples
31 Oh seperti itu mas
32 Pertemuan
33 Istri laki-laki lain
34 Sikap dingin Raka
35 Rasa cemburu Raka
36 Bos Raka bucin
37 Mengingat masa lalu
38 Pingin kembali Ke Raka
39 Siapa wanita itu?
40 Hati Reza bergetar
41 Perang dingin
42 Pelajaran dari Raka
43 Premen karet
44 Berkunjung ke rumah mama
45 Butuh semangat pagi
46 Main petah kumpet
47 Naya begitu ganas
48 Pergi ke acara kantor
49 Acara kantor
50 Amarah Raka Kumara
51 Raka dan Rio
52 Penyesalan Elina
53 Ikut ke kantor
54 Mencari istri untuk Reza
55 Lama tidak bertemu
56 Tentang Amel
57 Tingkah aneh Naya
58 Jaga jarak
59 Jaga jarak agak jauh
60 Periksa ke Dokter
61 Kecebong kecil
62 Kegagalan yang tertunda
63 Ke makam papa
64 Rahasia yang terungkap
65 Kehangatan keluarga
66 Tidur sama mama
67 Rencana kita berdua
68 Apa ada jodohku?
69 Kopi buatan Tania
70 Evan, Tania siapa?
71 Kebahagiaan Naya & Raka
72 Tangisan Elina.
73 Dasar bos otak mesum
74 Raka memanjakan Naya
75 Ide cerdik Raka
76 Saingan saja kompak
77 Satu lawan tiga
78 Perasaan Evan
79 Sarapan untuk Raka
80 Main tembak-tembakan
81 Bertemu saingan
82 Membawa rasa kecewa
83 Tania di baperin Raka
84 Raka terlalu berlebihan
85 Sudah bahagia di surga
86 Tiba-tiba datang
87 Siapa laki-laki itu?
88 Naya terlihat marah
89 Dibuat galau oleh dua wanita
90 Maafkan Mas, Naya
91 Elina meratapi nasibnya
92 Permintaan maaf Raka
93 Datang ke rumah Rio
94 Dasar pamer
95 Drama minum s*s*
96 Raka begitu bawel
97 Acara Kantor Raka
98 Mantan vs istri sah
99 Dasar wanita iblis
100 Suka Mas Rio
101 Raka posesif
102 Rencana Raka
103 Berharap terjadi sesuatu
104 Harus menahannya
105 Camping bersama
106 Jalan-jalan bersama
107 Bos tidak ada akhlak
108 Raka manja sekali
109 Cerita sedih Amel
110 Permintaan maaf Raka
111 Siapa gadis itu?
112 Berasa ke tangkap hansip
113 Keseriusan Reza
114 Bertemu Mama tiri Amel
115 Erin panen duit
116 Rasa kesal Erin
117 Emak lampir
118 Takut ada pelakor
119 Satu minggu telah berlalu
120 Minta baju daster
121 Ulang tahun Tania
122 Saingan datang tiba-tiba
123 Acara ulang tahun Tania
124 Berita hari ini
125 Tangis Tania pecah
126 Kecebong kecil
127 Tabur bunga untuk Bian
128 Hal yang dilupakan
129 Khusus yang sudah halal
130 Reza vs Raka
131 Hellen vs Reza
132 Siapa wanita itu?
133 Hellen vs Reza
134 Rasa bersalah Reza
135 Amel marah
136 Reza, Amel dan Hellen
137 Cie Amel cemburu
138 Akhirnya maafan
139 Kakak ipar gangguin
140 Dedemit cinta
141 Ketularan gila
142 Pernikahan Tania & Evan
143 Tania dan Evan
144 Evan minta jatah lebih
145 Akhirnya gool
146 Di rumah sakit
147 Suami siaga
148 Pulang dari rumah sakit
149 Reza lagi galau
150 Ancaman Hellen
151 Raka duda bucin
152 Puasa berat
153 Datang ke rumah Hellen
154 Hellen vs Reza
155 Datang ke rumah mama
156 Acara 7 bulanan Naya
157 Undangan pernikahan
158 Calon istri
159 Fitting vs cari kado
160 Tinggal menghitung hari
161 Pernikahan Reza & Amel
162 Kejadian tidak terduga
163 Siapa dalangnya?
164 Raka begitu gesit
165 Hellen wanita jahat
166 Unboxing di tunda
167 Dua garis biru
168 Kabar bahagia
169 Hadiah pernikahan Reza
170 Dasar bos bucin
171 Makan malam bersama
172 Nonton film bersama
173 Kelahiran anak pertama
174 Riko Putra Kumara
175 Kedua mertua
176 Cucu pertama
177 Harus libur dulu
178 Kebucinan Tania
179 Buatin adik untuk Riko
180 Membuat adonan
181 Semuanya bahagia
182 Salam sayang dari Author
183 Promo karya baru
184 Buat para pembaca setia
185 Promo karya baru
Episodes

Updated 185 Episodes

1
Ainaya Putri
2
Jualan kue keliling
3
Ratih marah-marah
4
Makan enak
5
Terbayang-bayang
6
Seikat mawar merah
7
Tuan Raka Kumara
8
Tangisan Naya
9
Lupa meminta no ponsel
10
Kembali bertemu
11
Menikah denganku
12
Naya belum menyukai Raka
13
20 juta setiap bulan
14
Calon kakak ipar
15
Kedatangan Elina
16
Calon istriku penjual kue
17
Naya diam-diam cemburu
18
Bertemu Elina
19
Pernikahan Raka & Naya
20
Rasa canggung Naya & Raka
21
Apakah ada wanita lain?
22
Ehem-ehem apa mas?
23
Kepolosan Naya
24
Mata Naya ternodai
25
Perasaan yang terpendam
26
Menanti janda Naya
27
Naya malu-malu
28
Ciuman pertama
29
Terimakasih istriku
30
Naya sepolos toples
31
Oh seperti itu mas
32
Pertemuan
33
Istri laki-laki lain
34
Sikap dingin Raka
35
Rasa cemburu Raka
36
Bos Raka bucin
37
Mengingat masa lalu
38
Pingin kembali Ke Raka
39
Siapa wanita itu?
40
Hati Reza bergetar
41
Perang dingin
42
Pelajaran dari Raka
43
Premen karet
44
Berkunjung ke rumah mama
45
Butuh semangat pagi
46
Main petah kumpet
47
Naya begitu ganas
48
Pergi ke acara kantor
49
Acara kantor
50
Amarah Raka Kumara
51
Raka dan Rio
52
Penyesalan Elina
53
Ikut ke kantor
54
Mencari istri untuk Reza
55
Lama tidak bertemu
56
Tentang Amel
57
Tingkah aneh Naya
58
Jaga jarak
59
Jaga jarak agak jauh
60
Periksa ke Dokter
61
Kecebong kecil
62
Kegagalan yang tertunda
63
Ke makam papa
64
Rahasia yang terungkap
65
Kehangatan keluarga
66
Tidur sama mama
67
Rencana kita berdua
68
Apa ada jodohku?
69
Kopi buatan Tania
70
Evan, Tania siapa?
71
Kebahagiaan Naya & Raka
72
Tangisan Elina.
73
Dasar bos otak mesum
74
Raka memanjakan Naya
75
Ide cerdik Raka
76
Saingan saja kompak
77
Satu lawan tiga
78
Perasaan Evan
79
Sarapan untuk Raka
80
Main tembak-tembakan
81
Bertemu saingan
82
Membawa rasa kecewa
83
Tania di baperin Raka
84
Raka terlalu berlebihan
85
Sudah bahagia di surga
86
Tiba-tiba datang
87
Siapa laki-laki itu?
88
Naya terlihat marah
89
Dibuat galau oleh dua wanita
90
Maafkan Mas, Naya
91
Elina meratapi nasibnya
92
Permintaan maaf Raka
93
Datang ke rumah Rio
94
Dasar pamer
95
Drama minum s*s*
96
Raka begitu bawel
97
Acara Kantor Raka
98
Mantan vs istri sah
99
Dasar wanita iblis
100
Suka Mas Rio
101
Raka posesif
102
Rencana Raka
103
Berharap terjadi sesuatu
104
Harus menahannya
105
Camping bersama
106
Jalan-jalan bersama
107
Bos tidak ada akhlak
108
Raka manja sekali
109
Cerita sedih Amel
110
Permintaan maaf Raka
111
Siapa gadis itu?
112
Berasa ke tangkap hansip
113
Keseriusan Reza
114
Bertemu Mama tiri Amel
115
Erin panen duit
116
Rasa kesal Erin
117
Emak lampir
118
Takut ada pelakor
119
Satu minggu telah berlalu
120
Minta baju daster
121
Ulang tahun Tania
122
Saingan datang tiba-tiba
123
Acara ulang tahun Tania
124
Berita hari ini
125
Tangis Tania pecah
126
Kecebong kecil
127
Tabur bunga untuk Bian
128
Hal yang dilupakan
129
Khusus yang sudah halal
130
Reza vs Raka
131
Hellen vs Reza
132
Siapa wanita itu?
133
Hellen vs Reza
134
Rasa bersalah Reza
135
Amel marah
136
Reza, Amel dan Hellen
137
Cie Amel cemburu
138
Akhirnya maafan
139
Kakak ipar gangguin
140
Dedemit cinta
141
Ketularan gila
142
Pernikahan Tania & Evan
143
Tania dan Evan
144
Evan minta jatah lebih
145
Akhirnya gool
146
Di rumah sakit
147
Suami siaga
148
Pulang dari rumah sakit
149
Reza lagi galau
150
Ancaman Hellen
151
Raka duda bucin
152
Puasa berat
153
Datang ke rumah Hellen
154
Hellen vs Reza
155
Datang ke rumah mama
156
Acara 7 bulanan Naya
157
Undangan pernikahan
158
Calon istri
159
Fitting vs cari kado
160
Tinggal menghitung hari
161
Pernikahan Reza & Amel
162
Kejadian tidak terduga
163
Siapa dalangnya?
164
Raka begitu gesit
165
Hellen wanita jahat
166
Unboxing di tunda
167
Dua garis biru
168
Kabar bahagia
169
Hadiah pernikahan Reza
170
Dasar bos bucin
171
Makan malam bersama
172
Nonton film bersama
173
Kelahiran anak pertama
174
Riko Putra Kumara
175
Kedua mertua
176
Cucu pertama
177
Harus libur dulu
178
Kebucinan Tania
179
Buatin adik untuk Riko
180
Membuat adonan
181
Semuanya bahagia
182
Salam sayang dari Author
183
Promo karya baru
184
Buat para pembaca setia
185
Promo karya baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!