Ratih marah-marah

Naya yang hendak menikmati satenya, kaget karena tiba-tiba Ratih membuka pintu kamarnya dengan kasar.

"Naya.....!?" Tatapan Ratih begitu garang pada Naya.

Ntah, apa yang akan terjadi pada Naya?

Naya yang sudah membuka bungkus satenya untuk di makan, dia cepat-cepat menutupnya kembali "Iya ma, ada apa?" Tanya Naya dengan wajah ketakutan.

Ratih melihat ada sate dan dia langsung mengambilnya dari tangan Naya dengan kasar, dia menaruhnya kembali sate itu ke dalam plastik kresek "Dengar ya! kamu itu cukup makan-makana sisa dan makanan ini tidak cocok buat kamu," Ratih menatap garang Naya dan berlalu pergi dari kamar Naya.

Seketika harapan Naya untuk makan sate hancur begitu saja. Padahal dia jarang sekali makan enak, tapi sekalinya dia akan makan enak mamanya langsung mengusiknya bahkan Ratih juga mengambil sate itu dan dia berlalu pergi begitu saja meninggalkan kamar Naya.

Setelah mamanya keluar dari kamarnya, Naya hanya diam. Naya menjatuhkan tubuhnya di atas kasur lantai yang setiap malam di gunakan untuk tidur. Seketika dia membuang pikirannya jauh-jauh untuk menikmati sate yang dibelikan oleh kakaknya.

Sesampainya di meja makan, Ratih tertawa senang, dia membuka sate itu dari bungkusnya lalu menikmatinya dengan penuh nikmat.

"Dasar Evan, makanan seenak ini di kasih pada anak s*alan itu. Enak saja mending buat mama. Jadi aku kenyang." Batin Ratih dalam hatinya.

Dari kecil Naya sudah hidup sengsara, dia sangat di benci oleh sang mama. Dia juga tidak pernah mendapatkan pelukan dari Ratih, kadang Naya suka ingin di peluk oleh sang mama. Tapi untuk saat ini itu semua hanya impian yang belum bisa iya dapatkan.

Naya memeluk guling kesayangannya, air matanya sudah membasahi bantal guling kesayangannya itu.

"Sudahlah, aku tidur saja lagian sudah malam juga. Kalau nanti aku bangun terlambat pasti mama akan marah-marah lagi." Naya memejamkan matanya sambil mempererat pelukannya pada guling kesayangannya itu.

Setelah selesai makan, Ratih langsung pergi masuk ke dalam kamar. Bahkan meja makannya saja masih berantakan.

"Biarkan saja, gadis s*alan itu yang membereskan semuanya besok pagi. Yang penting aku sudah kenyang." Ratih berlalu pergi dari meja makan.

Sesampainya di kamar Ratih merebahkan tubuhnya dan langsung memejamkan matanya, Ratih tertidur begitu nyenyak.

Ratih enak tidur dengan perut kenyang, tapi dia sama sekali tidak pernah memikirkan Naya. Bagi Ratih kalau Naya kelaparan juga dia tidak akan perduli.

Jam menunjukkan pukul 4 pagi, Naya sudah bangun untuk membantu sang mama meyiapkan kue-kue untuk dijual nanti.

Semua kue-kue sudah matang dan Naya langsung merapikan kue-kuenya di atas nampan lebar dan keranjang yang biasanya dia gunakan untuk berjualan kue.

Ratih melirik ke arah Naya " Ingat, jika. kue-kue ini belum habis. Kamu tidak boleh pulang!" Bentak Ratih, membuat Naya langsung menganggukkan kepalanya dengan cepat.

Setelah semua siap, Naya juga sudah mandi dan berganti pakaian dengan rapi. Naya siap untuk berjualan kue keliling.

Naya menuju meja makan, dia hendak sarapan lebih dulu. Tapi mata Ratih menatapnya dengan tatapan tajam "Jualan dulu, baru makan!" Sentak Ratih dengan lantang.

Sebelum mamanya memarahinya habis-habisan, Naya bergegas pergi dari rumah untuk segera berjualan kue.

Mungkin jika tadi ada Evan di situ, pasti Ratih dan Evan akan kembali berdebat seperti kemarin.

"Cepat sana pergi, ingat kamu boleh makan kalau dagangan kue kamu habis. Tapi kalau tidak habis, jangan harap aku akan memberikan makan sama kamu hari ini." Sentak Ratih yang lagi-lagi membuat Naya merasa takut.

Seperti biasa Naya melangkahkan kakinya keluar dari rumah, dalam hatinya berharap kue-kuenya laku terjual agar dia bisa makan kenyang.

Apalah Naya dia setiap hari hanya berjualan kue, sebenarnya Naya ingin berkerja di PT atau sama seperti teman-temannya, tapi mengingat sekolah Naya saja tidak lulus jadi harapan Naya putus begitu saja.

Naya terus berkeliling sambil berteriak-teriak "Kue-kue, enak rasanya, siapa yang mau beli?"

Banyak ibu-ibu yang keluar dari dalam rumah untuk membeli kue Naya, karena menurut mereka kue-kue yang di jual oleh Naya rasanya enak jadi mereka hampir setiap hari membelinya.

Seperti biasanya Naya melayani para pelanggannya dengan sopan dan sabar, akhirnya setelah beberapa lama akhirnya Naya selesai melayani semua pembeli, Naya tersenyum bahagia karena kue-kue jualannya laku tapi belum habis.

Langit begitu mendung, sepertinya akan turun hujan "Aku lapar sekali." Lirih Naya sambil memegangi perutnya.

Naya duduk di bawah pohon yang begitu rindang, kakinya terasa pegal jam sudah menunjukkan pukul 9 pagi tapi kue-kue Naya belum terjual habis.

Naya melihat ke arah langit, dia tersenyum "Mungkin, jika aku punya uang banyak. Mamaku pasti tidak akan membenciku," Naya tersenyum, karena itu hanya sebuah harapan yang akan menjadi angan-angan dalam hidupnya.

"Pak Arif, hentikan mobilnya!" Pinta seorang laki-laki yang tidak lain adalah bosnya.

Arif menghentikan mobilnya "Ada apa, Tuan?" Tanya Arif pelan.

Tatapan mata laki-laki itu tertuju pada Naya yang sedang duduk di pohon rindang, laki-laki itu tiba-tiba tersenyum, ntah apa yang membuat dia tersenyum melihat Naya?

Arif menatap bosnya dengan tatapan penuh tanda tanya " Tuan, kenapa anda tersenyum?" Tanya Arif bingung.

"Gadis itu cantik sekali." Cetus laki-laki itu, membuat Arif tersenyum kecil.

"Apa itu tandanya, Tuan Raka Kumara sudah mulai membuka hatinya untuk wanita lain?" Batin Arif dalam hatinya.

Raka Kumara, dia adalah duda muda yang kaya raya tajir melintir, dia mempunyai semuanya dan tentunya banyak wanita di luar sana yang ingin menjadi pendamping hidupnya. Tapi sayangnya dia sudah menikah dengan wanita yang dia cintai selama ini dan wanita yang di cintanya itu ternyata selingkuh dengan sahabatnya sendiri, akhirnya Raka menceraikan istrinya.

Selama ini Raka mengalami sakit hati yang begitu dalam, Raka sangat mencintai sang istri bahkan apa saja dia lakukan untuk istrinya, bulanan dia cukupi, tapi karena waktunya yang jarang di rumah dan tentunya kurang buat mantan istrinya dulu membuat mantan istrinya dulu sering kesepian, karena rasa kesepiannya akhirnya Mantan istrinya memutuskan untuk berselingkuh dengan sahabatnya Raka.

"Iya tuan gadis itu cantik sekali, dia namanya Naya, dia biasa jualan kue keliling di komplek sini." Jelas Pak Arif.

"Pak Arif, mengenalnya?" Tanya Raka memastikan.

"Iya saya mengenalnya, memangnya kenapa tuan?" Tanya Pak Arif sambil tersenyum.

Raka hanya tersenyum malu-malu

"Aku akan menjadikanmu istriku." Batin Raka dalam hatinya.

Raka memperhatikan Naya dengan tatapan lembut lalu dia kembali tersenyum.

Melihat langit semakin gelap, tetesan air hujan mulai menetes, Naya hanya bisa menghela nafasnya dengan pelan "Jangan hujan dulu, dagangan aku belum habis." Naya meneteskan air matanya.

Raka terus memperhatikan Naya "Pak, sudah mau hujan, turunlah borong semua dagangan gadis itu!" Suruh Raka, dia mengambil uang dari dompetnya beberapa lembar lalu memberikannya pada Pak Arif "Pak, tolong uang ini buat beli semua dagangan gadis itu!"

Arif menerima uang dari bosnya "Baik Tuan, saya turun dulu!" Jawab Pak Arif.

Pak Arif berjalan menghampiri Naya, Melihat Pak Arif datang Naya tersenyum dan buru-buru menghapus air matanya.

"Dek Naya, saya borong semua kue Dek Naya." Kata Pak Arif dengan nada lembut.

"Bapak kenal saya?" Tanya Naya.

"Kenal, kan kamu setiap hari jualan kue di komplek ini," Jawab Arif sambil tersenyum.

Arif kenal dengan Naya, karena kadang ada ibu-ibu yang membicarakan tentang Naya, ibu-ibu di komplek ini biasanya menyebut Naya dengan sebutan tukang kue cantik.

"Iya pak, bapak tadi bilang mau borong kue jualan saya?" Tanya Naya memastikan.

"Iya dek." Jawab Pak Arif.

Arif adalah supir pribadi Raka usianya sudah 40 tahun lebih.

Naya mengucapkan syukur dalam hati, dia buru-buru memasukkan kue-kue dagangannya ke dalam plastik. Setelah selesai dia memberikan semua kue-kue itu ke Pak Arif "Ini pak, kue-kuenya."

Arif menerima kue-kue yang sudah di masukkan ke dalam plastik " Iya dek, berapa semuanya?" Tanya Arif dengan nada lembut.

"200 ribu pak." Jawab Naya dengan sopan.

Arif memberikan uang yang diberikan oleh bosnya pada Naya, Naya ternganga karena uang yang di bayarkan oleh Arif begitu berlebihan.

"Pak, ini kebanyakan uangnya." Naya hanya mengambil 200 ribu dan sisanya dia memberikan kembali pada Arif.

Arif tersenyum " Tidak apa-apa dek, itu sisanya buat kamu!" Tolak Arif dengan sopan.

Naya masih tidak percaya, dia masih ternganga tapi Arif sudah berlalu pergi menuju mobilnya.

Dia memberikan semua kue-kue yang di suruh borong tadi pada sang bos.

"Jalan sekarang pak! Kue-kue ini bagikan saja pak pada orang-orang! Dan untuk seterusnya bapak borong terus kue-kue yang di jual oleh gadis itu." Raka menatap Pak Arif dengan tegas.

"Siap tuan." Jawab Pak Arif sambil menyalakan mesin mobilnya dan berlalu pergi dari tempat itu.

Naya senyam-senyum sendiri, dia sangat bahagia. Mungkin ini pertama kalinya Naya memegang uang satu juta yang diberikan oleh pak Arif tadi.

"Mimpi apa, aku semalam dapat uang sebanyak ini."

Naya melangkahkan kakinya menuju ke rumahnya, sebelum sampai rumah dia menaruh uang yang tadi di saku celananya.

"Aku tidak mencuri, karena ini rejeki aku yang penting aku setoran uang kue pada mama tidak kurang." Batin Naya dalam hatinya.

Sesampainya di rumah, Naya membuka pintu rumahnya karena tidak di kunci jadi dia langsung masuk begitu saja.

"Mama...."

BERSAMBUNG

Terimakasih para pembaca setia 😊

Terpopuler

Comments

Ursula Ursula

Ursula Ursula

sadis amat ceritanya

2022-07-20

0

Wirda Lubis

Wirda Lubis

Naya pergi aja dari rumah dari pada di sakiti terus

2022-02-11

0

Septiana Tri Rahayu

Septiana Tri Rahayu

cinta pada pandangan pertama bos Raka?😁

2022-01-16

0

lihat semua
Episodes
1 Ainaya Putri
2 Jualan kue keliling
3 Ratih marah-marah
4 Makan enak
5 Terbayang-bayang
6 Seikat mawar merah
7 Tuan Raka Kumara
8 Tangisan Naya
9 Lupa meminta no ponsel
10 Kembali bertemu
11 Menikah denganku
12 Naya belum menyukai Raka
13 20 juta setiap bulan
14 Calon kakak ipar
15 Kedatangan Elina
16 Calon istriku penjual kue
17 Naya diam-diam cemburu
18 Bertemu Elina
19 Pernikahan Raka & Naya
20 Rasa canggung Naya & Raka
21 Apakah ada wanita lain?
22 Ehem-ehem apa mas?
23 Kepolosan Naya
24 Mata Naya ternodai
25 Perasaan yang terpendam
26 Menanti janda Naya
27 Naya malu-malu
28 Ciuman pertama
29 Terimakasih istriku
30 Naya sepolos toples
31 Oh seperti itu mas
32 Pertemuan
33 Istri laki-laki lain
34 Sikap dingin Raka
35 Rasa cemburu Raka
36 Bos Raka bucin
37 Mengingat masa lalu
38 Pingin kembali Ke Raka
39 Siapa wanita itu?
40 Hati Reza bergetar
41 Perang dingin
42 Pelajaran dari Raka
43 Premen karet
44 Berkunjung ke rumah mama
45 Butuh semangat pagi
46 Main petah kumpet
47 Naya begitu ganas
48 Pergi ke acara kantor
49 Acara kantor
50 Amarah Raka Kumara
51 Raka dan Rio
52 Penyesalan Elina
53 Ikut ke kantor
54 Mencari istri untuk Reza
55 Lama tidak bertemu
56 Tentang Amel
57 Tingkah aneh Naya
58 Jaga jarak
59 Jaga jarak agak jauh
60 Periksa ke Dokter
61 Kecebong kecil
62 Kegagalan yang tertunda
63 Ke makam papa
64 Rahasia yang terungkap
65 Kehangatan keluarga
66 Tidur sama mama
67 Rencana kita berdua
68 Apa ada jodohku?
69 Kopi buatan Tania
70 Evan, Tania siapa?
71 Kebahagiaan Naya & Raka
72 Tangisan Elina.
73 Dasar bos otak mesum
74 Raka memanjakan Naya
75 Ide cerdik Raka
76 Saingan saja kompak
77 Satu lawan tiga
78 Perasaan Evan
79 Sarapan untuk Raka
80 Main tembak-tembakan
81 Bertemu saingan
82 Membawa rasa kecewa
83 Tania di baperin Raka
84 Raka terlalu berlebihan
85 Sudah bahagia di surga
86 Tiba-tiba datang
87 Siapa laki-laki itu?
88 Naya terlihat marah
89 Dibuat galau oleh dua wanita
90 Maafkan Mas, Naya
91 Elina meratapi nasibnya
92 Permintaan maaf Raka
93 Datang ke rumah Rio
94 Dasar pamer
95 Drama minum s*s*
96 Raka begitu bawel
97 Acara Kantor Raka
98 Mantan vs istri sah
99 Dasar wanita iblis
100 Suka Mas Rio
101 Raka posesif
102 Rencana Raka
103 Berharap terjadi sesuatu
104 Harus menahannya
105 Camping bersama
106 Jalan-jalan bersama
107 Bos tidak ada akhlak
108 Raka manja sekali
109 Cerita sedih Amel
110 Permintaan maaf Raka
111 Siapa gadis itu?
112 Berasa ke tangkap hansip
113 Keseriusan Reza
114 Bertemu Mama tiri Amel
115 Erin panen duit
116 Rasa kesal Erin
117 Emak lampir
118 Takut ada pelakor
119 Satu minggu telah berlalu
120 Minta baju daster
121 Ulang tahun Tania
122 Saingan datang tiba-tiba
123 Acara ulang tahun Tania
124 Berita hari ini
125 Tangis Tania pecah
126 Kecebong kecil
127 Tabur bunga untuk Bian
128 Hal yang dilupakan
129 Khusus yang sudah halal
130 Reza vs Raka
131 Hellen vs Reza
132 Siapa wanita itu?
133 Hellen vs Reza
134 Rasa bersalah Reza
135 Amel marah
136 Reza, Amel dan Hellen
137 Cie Amel cemburu
138 Akhirnya maafan
139 Kakak ipar gangguin
140 Dedemit cinta
141 Ketularan gila
142 Pernikahan Tania & Evan
143 Tania dan Evan
144 Evan minta jatah lebih
145 Akhirnya gool
146 Di rumah sakit
147 Suami siaga
148 Pulang dari rumah sakit
149 Reza lagi galau
150 Ancaman Hellen
151 Raka duda bucin
152 Puasa berat
153 Datang ke rumah Hellen
154 Hellen vs Reza
155 Datang ke rumah mama
156 Acara 7 bulanan Naya
157 Undangan pernikahan
158 Calon istri
159 Fitting vs cari kado
160 Tinggal menghitung hari
161 Pernikahan Reza & Amel
162 Kejadian tidak terduga
163 Siapa dalangnya?
164 Raka begitu gesit
165 Hellen wanita jahat
166 Unboxing di tunda
167 Dua garis biru
168 Kabar bahagia
169 Hadiah pernikahan Reza
170 Dasar bos bucin
171 Makan malam bersama
172 Nonton film bersama
173 Kelahiran anak pertama
174 Riko Putra Kumara
175 Kedua mertua
176 Cucu pertama
177 Harus libur dulu
178 Kebucinan Tania
179 Buatin adik untuk Riko
180 Membuat adonan
181 Semuanya bahagia
182 Salam sayang dari Author
183 Promo karya baru
184 Buat para pembaca setia
185 Promo karya baru
Episodes

Updated 185 Episodes

1
Ainaya Putri
2
Jualan kue keliling
3
Ratih marah-marah
4
Makan enak
5
Terbayang-bayang
6
Seikat mawar merah
7
Tuan Raka Kumara
8
Tangisan Naya
9
Lupa meminta no ponsel
10
Kembali bertemu
11
Menikah denganku
12
Naya belum menyukai Raka
13
20 juta setiap bulan
14
Calon kakak ipar
15
Kedatangan Elina
16
Calon istriku penjual kue
17
Naya diam-diam cemburu
18
Bertemu Elina
19
Pernikahan Raka & Naya
20
Rasa canggung Naya & Raka
21
Apakah ada wanita lain?
22
Ehem-ehem apa mas?
23
Kepolosan Naya
24
Mata Naya ternodai
25
Perasaan yang terpendam
26
Menanti janda Naya
27
Naya malu-malu
28
Ciuman pertama
29
Terimakasih istriku
30
Naya sepolos toples
31
Oh seperti itu mas
32
Pertemuan
33
Istri laki-laki lain
34
Sikap dingin Raka
35
Rasa cemburu Raka
36
Bos Raka bucin
37
Mengingat masa lalu
38
Pingin kembali Ke Raka
39
Siapa wanita itu?
40
Hati Reza bergetar
41
Perang dingin
42
Pelajaran dari Raka
43
Premen karet
44
Berkunjung ke rumah mama
45
Butuh semangat pagi
46
Main petah kumpet
47
Naya begitu ganas
48
Pergi ke acara kantor
49
Acara kantor
50
Amarah Raka Kumara
51
Raka dan Rio
52
Penyesalan Elina
53
Ikut ke kantor
54
Mencari istri untuk Reza
55
Lama tidak bertemu
56
Tentang Amel
57
Tingkah aneh Naya
58
Jaga jarak
59
Jaga jarak agak jauh
60
Periksa ke Dokter
61
Kecebong kecil
62
Kegagalan yang tertunda
63
Ke makam papa
64
Rahasia yang terungkap
65
Kehangatan keluarga
66
Tidur sama mama
67
Rencana kita berdua
68
Apa ada jodohku?
69
Kopi buatan Tania
70
Evan, Tania siapa?
71
Kebahagiaan Naya & Raka
72
Tangisan Elina.
73
Dasar bos otak mesum
74
Raka memanjakan Naya
75
Ide cerdik Raka
76
Saingan saja kompak
77
Satu lawan tiga
78
Perasaan Evan
79
Sarapan untuk Raka
80
Main tembak-tembakan
81
Bertemu saingan
82
Membawa rasa kecewa
83
Tania di baperin Raka
84
Raka terlalu berlebihan
85
Sudah bahagia di surga
86
Tiba-tiba datang
87
Siapa laki-laki itu?
88
Naya terlihat marah
89
Dibuat galau oleh dua wanita
90
Maafkan Mas, Naya
91
Elina meratapi nasibnya
92
Permintaan maaf Raka
93
Datang ke rumah Rio
94
Dasar pamer
95
Drama minum s*s*
96
Raka begitu bawel
97
Acara Kantor Raka
98
Mantan vs istri sah
99
Dasar wanita iblis
100
Suka Mas Rio
101
Raka posesif
102
Rencana Raka
103
Berharap terjadi sesuatu
104
Harus menahannya
105
Camping bersama
106
Jalan-jalan bersama
107
Bos tidak ada akhlak
108
Raka manja sekali
109
Cerita sedih Amel
110
Permintaan maaf Raka
111
Siapa gadis itu?
112
Berasa ke tangkap hansip
113
Keseriusan Reza
114
Bertemu Mama tiri Amel
115
Erin panen duit
116
Rasa kesal Erin
117
Emak lampir
118
Takut ada pelakor
119
Satu minggu telah berlalu
120
Minta baju daster
121
Ulang tahun Tania
122
Saingan datang tiba-tiba
123
Acara ulang tahun Tania
124
Berita hari ini
125
Tangis Tania pecah
126
Kecebong kecil
127
Tabur bunga untuk Bian
128
Hal yang dilupakan
129
Khusus yang sudah halal
130
Reza vs Raka
131
Hellen vs Reza
132
Siapa wanita itu?
133
Hellen vs Reza
134
Rasa bersalah Reza
135
Amel marah
136
Reza, Amel dan Hellen
137
Cie Amel cemburu
138
Akhirnya maafan
139
Kakak ipar gangguin
140
Dedemit cinta
141
Ketularan gila
142
Pernikahan Tania & Evan
143
Tania dan Evan
144
Evan minta jatah lebih
145
Akhirnya gool
146
Di rumah sakit
147
Suami siaga
148
Pulang dari rumah sakit
149
Reza lagi galau
150
Ancaman Hellen
151
Raka duda bucin
152
Puasa berat
153
Datang ke rumah Hellen
154
Hellen vs Reza
155
Datang ke rumah mama
156
Acara 7 bulanan Naya
157
Undangan pernikahan
158
Calon istri
159
Fitting vs cari kado
160
Tinggal menghitung hari
161
Pernikahan Reza & Amel
162
Kejadian tidak terduga
163
Siapa dalangnya?
164
Raka begitu gesit
165
Hellen wanita jahat
166
Unboxing di tunda
167
Dua garis biru
168
Kabar bahagia
169
Hadiah pernikahan Reza
170
Dasar bos bucin
171
Makan malam bersama
172
Nonton film bersama
173
Kelahiran anak pertama
174
Riko Putra Kumara
175
Kedua mertua
176
Cucu pertama
177
Harus libur dulu
178
Kebucinan Tania
179
Buatin adik untuk Riko
180
Membuat adonan
181
Semuanya bahagia
182
Salam sayang dari Author
183
Promo karya baru
184
Buat para pembaca setia
185
Promo karya baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!