Perempuan itu masih gemetaran saat berhadapan dengan sosok Zicko. Sedangkan Zicko berusaha untuk bangkit dari posisinya yang tengah jatuh kedalam got.
"Sini, aku bantuin." Ucap perempuan tersebut berusaha untuk bersikap baik, meski dirinya sendiri sangat ketakutan.
"Tidak perlu, nanti badan kamu ikutan kotor." Jawab Zicko, kemudian segera naik keatas.
Sesampainya sudah berhasil, Zicko mencoba membersihkan tangan dan melepas sepatunya yang sangat kotor karena lumpur dari dalam got.
"Lain kali itu, kalau mau menyebrang lihat lihat dong. Nih jadinya, badanku kotor semua gara gara ulah kamu. Dan kamu, harus bertanggung jawab semua ini." Ucapnya dengan tatapannya yang sangat tajam, setajam mata elang yang siap untuk memangsa musuhnya.
"Iya, aku salah. Aku minta maaf, katakan saja apa yang harus aku pertanggung jawabkan. Lagian, kamu mengendarai motornya kek jin irit saja. Oh iya, kelihatannya telapak tangan kamu tergores batu kasar." Jawabnya sedikit gugup, namun tetap pada rasa percaya dirinya itu.
"Enak saja nyalahin aku, ini jalanan luas. Jadi, tidak ada larangan untuk menambah kecepatan dalam melajukan kendaraan. Kamunya saja, jalan main slonong. Kamu pikir, ini jalan milik nenek moyangmu." Ucap Zicko yang tidak mau kalah.
"Kalau kenyataannya memang begitu, kenapa tidak. Anggap saja, ini jalanan milik nenek moyangku. Jadi, suka suka aku dong." Jawabnya sedikit memberanikan diri, meski awalnya ada rasa takut dan gemetaran.
"Das*ar, perempuan aneh." Ucap Zicko dengan ketus, kemudian segera mengangkat motornya.
Perempuan tadi pun ikut membantunya untuk mengangkat motor milik Zicko yang jatuh kedalam got.
"Itu, tangan kamu keluar darahnya, sini aku balut dengan sapu tanganku." Ucapnya, kemudian memberikan sapu tangannya pada Zicko. Sedangkan Zicko mengernyitkan dahinya merasa lucu melihat sebuah sapu tangan yang ada ditangannya.
"Masih ada ya, dijaman modern begini ada perempuan yang masih membawa sapu tangan. Biasanya itu, yang dibawa sebuah tissu. Bukan sapu tangan seperti ini, lucu sekali." Jawab Zicko sambil tertawa kecil, sedangkan perempuan itu hanya tersenyum getir mendengarnya.
"Aku bukan perempuan modern, aku gadis kampungan. Jadi, jangan kamu samakan aku dengan perempuan yang statusnya dari keluarga kaya." Ucapnya sedikit kesal.
"Ingat, kamu masih punya hutang denganku. Aku akan meminta pertanggung jawaban dari kamu. Aku pasti akan mendatangimu dan menagihnya kembali. Aku pastikan, aku dapat menemukanmu." Ucap Zicko dengan tatapan mengancam, kemudian segera ia menaiki motornya.
Sedangkan perempuan itu hanya berdiam diri sambil menahan kekesalan, dikarenakan ucapan dari Zicko yang mendadak membuatnya kesal.
Tanpa pikir panjang, Zicko langsung meninggalkan perempuan tersebut tanpa mengetahui siapa nama dari perempuan yang hampir di tabraknya.
"Da*sar, cowok aneh. Sepatunya pakai ditinggal, lagi. Menyusahkan saja, pasti ini akan dibuat alasan. Menjengkelkan, benar benar membuat tekanan darahku naik drastis." Gerutunya sambil berdecak kesal dan menghentakkan kedua kakinya secara bergantian, kemudian ia melanjutkan perjalanannya menuju rumahnya.
Sedangkan Zicko semakin mempercepat kecepatannya, hingga tidak disadarinya jika dirinya tidak mengenakan sepatunya kembali.
Tidak memakan waktu yang lama, Zicko telah sampai didepan halaman rumahnya. Semua menahan tawa saat melihat penampilan Zicko yang sangat berantakan itu, namun Zicko tidak memperdulikannya.
"Zicko!!" teriak sang ibu karena kaget saat melihat penampilan putranya yang tidak jauh dari kata berantakan dan ancur.
"Zicko!" panggil sang ayah dengan suara kerasnya. Sedangkan Zicko hanya berdiam diri dihadapan kedua orang tuanya.
"Kamu tidak pernah berubah, selalu membuat onar. Dari mana saja, kamu. Apa kamu habis berantem? main balap liar? atau ... kasus yang lainnya?" tanya sang ayah memberondong berbagai macam pertanyaan.
"Zicko sedang sial, Pa ... Ma. Zicko jatuh dari motor, tepatnya nyungsep tuh didalam got. Semua ini gara gara perempuan sialan tadi, penampilanku menjadi berantakan seperti ini. Mama dan Papa, percaya dong sama Zicko." Jawab Zicko berusaha untuk jujur dan meyakinkan kedua orang tuanya.
"Lalu, dimana sepatu kamu?" tanya sang ayah kembali sambil mengecek putranya.
Seketika, Zicko langsung memeriksa kebawah. Tepatnya pada kedua kakinya tanpa alas apa pun.
Zicko hanya tersenyum lebar saat melihat dirinya sendiri yang tidak mengenakan sepatunya.
"Itu, tangan kamu kenapa? kok, dibalut kain?" tanya sang ayah terus mendesaknya.
"Oh, ini tergores batu yang ada di got. Kebatilan perempuan sialan tadi memberiku sapu tangan. Lucu ya, Pa. Perempuan jaman sekarang masih membawa sapu tangan, sangat lucu." Jawab Zicko, kemudian segera ia masuk ke kamarnya.
"Hem, hati hati dengan ucapan kamu itu. Bisa jadi, kamu terbayang bayang dengan wajahnya." Ujar sang ibu sambil meledek.
"Ih, tidak mungkin. Seperti tidak ada perempuan yang lainnya saja, jangan aneh aneh dong, Ma." Jawab Zicko, kemudian langsung menapaki anak tangga.
Sedangkan sang ayah hanya menggelengkan kepalanya karena merasa pusing menghadapi sikap putranya itu.
"Sampai kapan, coba. Zicko akan terus terusan seperti tadi, apa perlu kita jodohkan saja dengan anaknya teman sekolah kamu itu." Ucap ibunya Zicko.
"Putrinya tuan Guntara Ganta, maksud kamu?" ucapnya dan mengingatnya kembali.
"Iya, sepertinya anaknya juga baik dan cantik pula." Ujar sang istri.
"Aku pernah diajaknya untuk berbesan dengannya, tapi aku belum memberi jawaban yang pasti. Karena, aku tidak bisa menjamin pada Zicko untuk menerima perjodohan dari kita." Jawabnya mencoba menjelaskannya.
"Tapi, apa salahnya jika kita mencoba berbicara baik baik dengan Zicko. Siapa tahu saja, Zicko mau menerima perjodohan dari kita." Ucap sang istri berusaha meyakinkan suaminya untuk merayu putranya.
"Kamu ibunya, dekatilah putramu. Mungkin, jika berbicara hati ke hati akan meluluhkan hati putramu itu. Jangan lakukan pemaksaan, aku tidak menyukainya. Bukankah kamu sendiri pernah mengalaminya? termasuk aku sendiri. Karena aku sendiri tidak bisa menjamin, jika Zicko mau menerima perjodohan dari kita." Jawab sang suami menjelaskan pada istrinya.
"Iya, aku tahu itu. Aku akan mencobanya mengajak Zicko untuk mengobrol, semoga saja berhasil." Ucapnya berusaha yakin pada diri sendiri.
"Jangan terlalu dipaksakan, jika sudah waktunya untuk berubah juga akan berubah tanpa adanya paksaan. Biarkan Zicko mencari jati dirinya sendiri, tugas kita menasehati dan memantaunya." Jawabnya meyakinkan istrinya.
Ibunya Zicko hanya mengangguk, kemudian membuang nafasnya dengan kasar. Lalu, kedua orang tua Zicko kembali masuk kedalam kamarnya.
Sedangkan Zicko sedang membersihkan diri didalam kamar mandi. Setelah selesai, Zicko langsung segera keluar dari kamar mandi dan mengenakan baju tidurnya.
Saat mengeringkan rambutnya, Zicko menatap dirinya melalui cermin yang ada dihadapannya. Tiba tiba ia teringat pada sosok perempuan yang hampir saja akan ditabrak olehnya.
"Cih! perempuan sialan itu, kenapa mesti nangkring di otakku ini. Benar benar bikin sial, itu perempuan. Awas saja, aku akan mencari keberadaannya dan akan aku akan membalasnya. Gara gara dia, aku yang tampan ini harus masuk got begitu saja." Gerutunya, kemudian menyisiri rambutnya yang hitam lekat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 247 Episodes
Comments
Yusria Mumba
awas nnti jatuh cinta,
2023-06-27
0
Lina Lina
😅😅😅😅😅
2022-09-12
0
Hana Moe
tp masih penasaran sama critanya si neyney,,,ada g ya??🤔
2021-12-08
0