Bab 5 " Bay Jatuh Sakit "

Pagi itu tidak seperti biasanya, Bay sangat lama turun dari atas. Padahal sarapan sudah tersedia di meja makan. Waktu pun sudah menunjukkan pukul 07.05 Wib. Bay pun belum turun juga. Nagin sama sekali tidak curiga mengapa sangat lama tuannya itu turun. Nagin pun tetap sibuk melanjutkan pekerjaannya itu.

Nagiiinnnn....." Panggil Bay dari dalam kamarnya sambil memegangi perutnya yang sakit.

" Naginnnnn....Naginnnn......"

Nagin pun mendengar suara panggilan tuannya itu.

" Ya tuannnn....."

Nagin pun langsung cepat berlari ke atas kamar tuannya itu. Begitu sampai dikamarnya, ia tersontak kaget melihat tuannya itu. Tuan Bay Hardinata itu terletak lemas diatas tempat tidurnya. Wajahnya sangat pucat. Keningnya sedikit berkeringat. Kedua tangannya memegangi perutnya yang sakit dan kakinya selalu digerakkannya .

" Tuan Bay...??? apa yang terjadi tuan ??" Nagin langsung memegang tubuh tuannya itu.

" Naginnnnn....tolong ambilin obat di kotak P3K dong..sepertinya asam lambung saya kambuh Gin...??".

" Baik tuan...tunggu ya tuan..!!".

Nagin pun langsung mencari kotak obat P3K yang dimaksudkan tuannya itu. Dikotak obat itu, banyak sekali obat - obatan. Ia pun membawa kotak obat itu. Ia menanyakan yang mana obat tuannya itu. Bay pun mengambil obatnya dan segera meminumnya.

Sudah ada 1 jam ia meminum obatnya, tapi belum juga ada perkembangan. Perut Bay semakin sakit. Bay tidak tahan, ia sangat gelisah. Wajah Bay pun semakin pucat. Ia pun menggigil. Nagin yang melihat kejadian itu sangatlah takut dan ia bingung harus berbuat apa.

" Tuan...gimana kalau kita ke rumah sakit aja? ". Ajak Nagin.

" Ga usah Gin..., ntar juga sembuh kok...!".

" Tuan Bay...tapi wajah tuan uda pucat sekali...Saya panggil taxi dulu ya..??".

" Jangan Gin...!! Ya uda kamu lanjut aja kerjanya, biar saya istirahat dulu ntar juga ilang kok".

" Tapi tuan...???saya ga bisa kerja kalau lihat tuan begini?? Kita ke dokter aja ya tuan? Saya panggil pak Jo dulu ya ??".

Nagin buru - buru pergi memanggil pak Jo. Nagin lupa kalau hari ini pak Jo tidak masuk kerja. Seminggu yang lalu, pak Jo sudah minta ijin untuk tidak masuk selama 4 hari, ia pulang ke desanya karena ada urusan yang penting.

Nagin pun bingung harus bagaimana. Mau panggil taxi, ia harus keluar kompleks. Nagin pun berlari kedalam rumah. Ia naik keatas dan melihat tuannya itu masih kesakitan. Nagin langsung buru - buru menyusun beberapa baju tuannya itu dan memasukannya kedalam koper kecil.

Tak berapa lama , ia pun pergi lagi keluar rumah untuk mencari taxi. Dan akhirnya ia pun menemukan taxi itu. Nagin mengajak paksa tuannya itu agar ia mau ke rumah sakit. Dan tuannya itu pun menuruti keinginan Nagin. Nagin menuntun tuannya itu menuruni anak tangga. Sopir taxi itu pun ikut juga membantu memapah Bay.

Sesampainya di rumah sakit, perawat dan dokter langsung memeriksa tuannya itu. Nagin begitu cemas.

Ia takut kalau terjadi sesuatu kepada tuannya itu. Sudah hampir 1 jam Bay diperiksa oleh team medis. Nagin masih saja gelisah. Dan tiba - tiba keluarlah seorang Dokter, kira - kira usianya sudah 60 tahunan. Dokter itu memanggil Nagin.

" Dokter....apa yang terjadi pada tuan Bay ???".

" Maaf bu. Untuk sementara pak Bay harus kami rawat inap dulu. Sepertinya, kondisinya saat ini sangat kritis sekali. Kami perlu pemeriksaan lebih lanjut ". Kata dokter itu memastikan.

" Kira - kira tuan Bay sakit apa ya dok?". Tanya Nagin penasaran.

" Dari hasil lab kami, saya menemukan sepertinya pak Bay mengalami perforasi lambung. Perforasi lambung itu adanya lubang didalam lambung dan itu harus mendapatkan penanganan khusus . Maka untuk itu, pak Bay harus rawat inap dulu agar kami dapat memeriksanya semaksimal mungkin".

" Apa dok?? ada lubang didalam lambungnya??apakah itu sangat berbahaya dok? apakah tuan Bay bisa sembuh dok?"

" Saya tidak bisa pastikan bu, tapi kita akan berikan pengobatan yang terbaik untuk pak Bay. Doakan saja pak Bay lekas sembuh bu."

" Dokter, tolong sembuhkan tuan Bay. Saya mohon dokter, saya mohon dokter...!"

" Baik bu, kita akan usahakan semaksimal mungkin untuk kesembuhan pasien."

" Baik dokter. Terimakasih dokter."

Nagin tidak bisa berbuat apa - apa. Ia sangat takut sekali, ia bingung apa yang akan harus ia lakukan. Bay tidak mempunyai keluarga di kota ini. Setau Nagin, tuannya itu masih memiliki kakek dan nenek, tapi mereka tinggal di Singapure.

Nagin bingung. Bagaimana caranya menghubungi mereka. Ya...Nagin adalah gadis yang gaptek, ia tak akan pernah tahu cara menghubungi ke luar negri.

Nagin pun masuk keruangan Bay. Ia menangis melihat tuannya itu. Wajah tampannya begitu pucat seperti tak ada darah yang mengalir. Nagin duduk disebelah kanan Bay.

Nagin selalu mengucapkan doa agar tuannya itu bisa sembuh. Nagin selalu kepikiran, apakah karena tuannya itu tidak pernah sarapan sehingga tuannya itu sekarang jatuh sakit?? Nagin tak henti - hentinya terus berdoa, semoga ada keajaiban datang menghampiri tuannya itu.

Malam pun tiba. Tapi belum saja tuannya itu sadarkan diri. Perut yang sudah kroncongan pun tak diperdulikannya lagi.

Ia hanya berharap tuannya itu segera sadarkan diri. Pintu kamar itu pun diketuk oleh seorang perawat. Perawat itu menyuntikkan salah satu obat di botol infus tersebut.

" Suster, kenapa tuan Bay belum sadarkan diri juga??"

" Ia bu. Sabar ya? kita tunggu saja perkembangan pak Bay ."

Tiba - tiba saja ponsel tuannya itu berdering. Nagin melihat nama si penelpon. Tak asing lagi, itu adalah Jenni. Nagin pun mengangkat ponsel tuannya itu.

" Hallo..??"

" Lahh, kok kamu yang angkat? Bay mana ? saya mau ngomong sama Bay bukan sama kamu, gimana sih?".

" Tuan Bay...?? Tuan Bay sakit mbak...!!"

'' Sakit ????sakit apa??."

" Eehhhhmmmm.....sakit ??? asam lambungnya kambuh mbak. Sekarang tuan Bay opname mbak." Ya Nagin harus berbohong kepada Jenni masalah penyakit tuannya itu.

" Apa ??? opname ???"

" Kamu ini gimana si, Nagin?? kamu ga becus ngurus Bay. Dasar pembantu ga tau diuntung kamu."

" Kok mbak ngomongnya gitu?". Tiba - tiba saja air mata Nagin jatuh membasahi pipinya. Ia pun menyekanya dengan tangan kirinya.

" Ya ialah, coba kalau kamu becus ngurus Bay, pasti Bay ga akan sakit."

Jenni pun langsung mematikan ponselnya. Nagin pun semakin menangis. Nagin memberanikan diri memegang tangan tuannya itu.

Ia memegang lembut tangan tuannya yang putih pucat pasih itu. Ia berharap dengan sentuhan tangannya, tuannya itu cepat sadar. Dan pada akhirnya Nagin pun ketiduran.

Tuhan mendengar doa Nagin. Perlahan jari - jari tuannya itu mulai bergerak. Perlahan matanya mulai terbuka menatap ke arah langit - langit ruangan itu. Bibirnya mulai ia gerakan. Begitu juga dengan kakinya, ia menekuk perlahan - lahan.

Dipikirannya, terlintas nama Nagin. Pembantunya itu. Ia pun mulai menyebut nama Nagin dengan perlahan - lahan.

" Naginnnn.....Naginnnn..."

Bay pun mengulang memanggil nama Nagin. Nagin masih saja nyenyak dengan tidurnya.

" Naginnn..." sambil meraba tangan Nagin.

Nagin pun bangun. Ia mendengar suara itu. Ya, suara tuannya, tuan Bay Hardinata. Betapa senangnya Nagin, akhirnya tuannya itu sadar juga. Buru - buru Nagin merapikan rambutnya.

" Tuan....?? tuan uda sadar??, saya akan panggilkan dokter ya tuan...!"

Nagin berlari keluar, ia segera memanggil dokter dan perawat. Nagin memaksa dokter dan perawat itu supaya segera melihat tuannya.

Dokter dan perawat itu pun tiba diruangan tersebut. Mereka pun memeriksanya kembali. Setelah memeriksa Bay, dokter itu pun memberitahukan kepada Nagin bahwa Bay, tuannya itu sudah melewati masa kritisnya. Dan sekarang sudah mulai membaik.

Betapa senangnya hati Nagin mendengar tuannya itu sudah mulai pulih. Wajah Bay pun sudah terlihat kembali segar. Tidak seperti ketika Nagin membawanya ke rumah sakit, wajahnya yang pucat dan tangan kakinya yang dingin. Dokter itu pun menyuruh Bay agar ia banyak istirahat.

" Nagin, terima kasih ya. Kamu uda baik banget mau merawat saya. Oh ya, kata dokter saya sakit apa, Gin ?"

" Hhmmm, tuan ?? kata dokter, tuan sakit ??itu lho..asam lambung tuan kambuh."

" Ohh ya ? ga ada sakit yang lain kan Gin??".

" Ga ada tuan. Tuan jangan banyak pikiran dulu ya. Ini sudah malam, sebaiknya tuan tidur lagi ya ?

" Gin, terimakasih ya." Tiba - tiba, air mata Bay keluar membasahi pipinya.

Nagin hanya tersenyum tipis. Ia sangat kasihan melihat pria tampan itu. Perlahan Nagin menyeka air mata tuannya itu. Ya...Nagin sudah mulai berani menyentuh pipi pria tampan dan baik hati itu.

Malam pun semakin larut. Nagin melihat Bay sudah mulai tidur dengan nyenyak. Nagin sama sekali tidak bisa tidur. Ia selalu kepikiran hasil lab yang disampaikan dokter itu.

Dikamar Super VIP itu, diam - diam Nagin memanjatkan doa, ia berdoa meminta kesembuhan buat tuannya itu. Ia menangis sejadi - jadinya.

Ia tidak mau kalau tuannya itu berlarut - larut sakit. Nagin dan Bay, sama - sama anak yatim piatu. Tapi nasib mereka berbeda. Hanya saja Bay memiliki semua fasilitas kemewahan peninggalan dari orang tuanya. Sedangkan Nagin sama sekali tidak punya apa - apa.

Sudah hampir 3 hari Bay dirawat dirumah sakit. Tak sedikit pun hati nurani Jenni, temannya itu mau mengunjungi Bay. Padahal Jenni punya perasaan suka kepada Bay.

Ya.. Jenni wanita yang tidak mau ribet dan tidak mau tahu masalah sakit penyakit orang, sekalipun orang itu ia sukai.

Ponsel Bay pun selalu berdering. Banyak klien menanyakan masalah pekerjaan yang tertunda. Nagin memberanikan mengangkat setiap telpon yang masuk. Ia memberitahukan jika Bay masuk rumah sakit.

Dan Nagin juga menelpon sekretarisnya Bay, agar semua pekerjaan bisa di tanganinya terlebih dahulu.

Untuk kedua kalinya, Bay masih melakukan pemeriksaan lab. Dan kali ini hasil labnya sangat baik, lubang yang ada didalam lambung Bay sudah mulai tertutup. Tetapi sesuai anjuran dokter, Bay harus tetap kontrol 2x seminggu dan harus selalu minum obat. Agar dokter bisa memastikan sakit yang di derita Bay benar - benar sembuh.

Nagin mengingat semua anjuran dokter tersebut. Tak lupa, ia mencatat di notes kecil, apa - apa saja yang harus ia lakukan untuk kesembuhan Bay, tuannya itu.

Ia mendengarkan semua arahan dokter itu, makanan apa saja yang boleh dimakan dan yang tidak boleh dimakan.

Dokter Bram Prasetya, dokter yang menangani Bay, sudah memberikan ijin untuk pulang. Sebelum mereka pulang, Nagin diminta untuk menyelesaikan semua biaya administrasinya selama Bay dalam perawatan.

Nagin pun pergi keruangan kasir dengan membawa Debit Card milik tuannya itu. Setelah selesai mengurus biaya administrasi, pihak rumah sakit pun sudah memperbolehkan Bay pulang.

" Tuan, hari ini kita akan pulang. Mulai sekarang , saya harus tegas terhadap tuan. Tuan ga mau lagi kan terbaring sakit disini? tuan Bay, saya mohon, semua anjuran dokter harus diikuti ya? dan yang paling penting, tuan harus mau sarapan."

Bay hanya tersenyum dan menjawab

" Siap, Ibu Nagin."

Nagin dan Bay pun tertawa lepas. Bay menatap wajah Nagin dengan tatapan yang tajam. Begitu damainya wajah cantik itu sehingga membuat Bay bisa kembali ceria.

Setelah kepulangan Bay dari rumah sakit, Nagin benar - benar memperhatikan kesehatan dan pola makan tuannya itu. Tak henti - hentinya, Nagin selalu mengingatkan agar tuannya itu tetap menjaga kesehatan dan istirahat yang cukup.

Ya..Bay sudah mulai pulih dari sakitnya dan ia pun sudah bisa melakukan aktivitas kembali.

" Selamat pagi Nagin ?". Sapa Bay sambil memberikan senyuman kepada Nagin.

" Selamat pagi juga tuan Bay...?". Nagin menjawab sapaan tuannya itu.

" Kamu masak apa Gin? Sepertinya baunya enak sekali."

" Tuan duduk manis aja di meja makan ya.., saya akan menyiapkannya."

" Baiklah ibu Nagin." Ledek Bay sambil mencubit hidung mancung Nagin.

Bay dan Nagin sudah tak canggung lagi, majikan dan pembantu itu sekarang sudah seperti sahabat dekat. selalu bercanda, selalu meledek satu sama lain.

Makanan pun tiba, Bay duduk manis di meja makan mungil yang berada didapur. Bay mencium aroma bubur ayam tersebut.

Tak sabar ia ingin menikmati sarapan paginya. Nagin membuatnya di sebuah mangkuk kecil, dan memberikannya kepada Bay.

" Dihabiskan ya tuan....! supaya sehat dan semangat kerjanya hehehehe...!"

" Baik Nagin, terimakasih ya ?"

Bay pun memakan sarapannya itu dengan begitu lahapnya. Bubur ayam buatan Nagin itu sangatlah enak sekali. Bay menikmati sarapannya itu sambil melihat Nagin membersihkan wortel.

Bay menghembuskan nafasnya begitu melihat wortel. Karena Bay tidak suka sama sekali dengan wortel. Nagin tahu kalau tuannya itu tidak suka wortel, tapi Nagin tetap saja membeli dan ingin memasaknya untuk tuannya.

Ya...setelah Bay keluar dari rumah sakit, Nagin semakin teliti masalah makanan dan ia pun semakin cerewet terhadap tuannya itu. Apalagi Nagin mengetahui sakit yang diderita tuannya itu, bukanlah sakit sembarangan.

Tak terasa sudah siang hari. Pukul 11.00 wib. Nagin mengemas sebuah bekal yang akan ia bawa ke kantor tuannya itu. Nagin ingin mengantarkan bekal makan siang untuk tuan tampannya itu.

Sop ikan kakap dan beberapa potongan wortel, brokoli dan kentang ada didalamnya. Ia pun berjalan menyusuri jalanan kota. Ia tak mau naik taxi atau pun kendaraan umum lainnya, karena ia masih takut.

Ya....Nagin takut diculik, karena suami Mooly pernah mengatakan jika dikota itu haruslah berhati - hati.

Nagin pun tiba dikantor tuannya itu. Seperti biasa, petugas security itu menghampiri Nagin. Dan kali ini Nagin memohon agar ia bisa langsung mengantarkan bekal makan siang tuannya itu keruangannya.

" Pak, ijinkan saya ya...? biar saya aja yang langsung antar bekal ini. Supaya saya bisa lihat tuan Bay makan bekal siangnya. Karena bekal hari ini ada sayurannya. Bapak tau sendirikan, kalau tuan Bay itu sangat malas makan sayur? bapak mau, kalau tuan Bay masuk rumah sakit lagi?" Bujuk Nagin kepada petugas security itu.

" Baiklah bu. Mari ikut saya. Saya akan antarkan ibu keruangan pak Bay."

Nagin pun mengikuti security itu dari belakang.

Sesampainya diruangan, semua mata tertuju pada Nagin. Semua pegawai yang ada diruangan itu bertanya - tanya, siapa wanita cantik itu. Begitu juga para lelaki pegawai itu, mata mereka tak berkedip melihat Nagin. Nagin hanya menunduk, memberi hormat dan memberikan senyuman tipis kepada para pegawai.

Siang itu, Nagin menggunakan tshirt biru polos, rok kembang hitam model lama dan sepatu flat milik mamanya Bay. Tidak lupa juga, rambut panjang nan indah itu ia gerai dan menggunakan bando kesayangannya.

Tidak ada sama sekali polesan lipstik dibibir mungilnya. Penampilan Nagin siang itu sangatlah sederhana sekali. Tak ada rasa malu pada dirinya.

" Pak Rudi...? Panggil salah satu pegawai. " Siapa wanita itu Pak...? "

" Ohh, ini Nagin pak. Asisten rumah tangga pak Bay. Ibu Nagin datang kesini mau mengantarkan bekal makan siang pak Bay."

Sayup - sayup Bay mendengar suara dari luar ruangannya, kenapa pada ribut pikirnya. Bay langsung keluar. Betapa kagetnya ia ketika melihat Nagin sudah ada diruangan itu.

" Nagin....??? kamu ngapain disini ??" Tanya Bay sambil mendekati Nagin.

" Pak Bay, ibu Nagin datang kesini mau mengantarkan makan siang bapak." Kata security itu.

" Makan siang ???".

Nagin masih saja diam seribu bahasa. Ia begitu malu. Karena semua orang melihatinya.

" Kenapa pada semua liatin Nagin ? ayok kerja..., bubar... bubar..bubar...! Perintah Bay pada para pegawainya itu.

Bay mengajak Nagin masuk kedalam ruangannya itu. Dan Nagin pun mengikutinya dari belakang. Wajah Nagin tampak sedih. Bay melihat wajah cantik itu sedikit muram.

" Nagin, kenapa kamu sampai repot begini? saya bisa kok cari makan diluar atau saya bisa suruh OB untuk membeli makanan?"

" Tuan...., tuan ga ingat apa, pesan dari dokter Bram? tuan harus makan makanan yang sehat dan bergizi. Dan sekarang saya sudah masak makanan yang sehat untuk tuan."

Bay hanya menghela nafasnya.

" Uda waktunya makan siang tuan Bay. Sekarang tuan makan ya? tuan duduk manis saja disitu, saya akan menyiapkannya...!". Kata Nagin kepada tuannya itu.

Diam - diam, beberapa para pegawai mengintip mereka dari kaca dinding penyeka ruangan itu. Bay malu sekali. Nagin pun membuka tempat bekal itu.Nagin menyuruh tuannya itu makan.

Setelah Bay melihat menu makannya, Bay tidak selera. Ia tidak suka dengan sayuran. Bay menolak untuk makan. Tapi Nagin memaksanya.

" Ayok dimakan tuan ? nanti saya bisa marah? tuan belum pernah lihat saya marahkan? kalau saya marah, kantor tuan ini bisa hancur bagi 2 saya buat. Tuan mau, kantor tuan ini hancur saya buat ?".

" Gin, kenapa kamu memasukkan wortel? kamu taukan saya itu ga suka wortel? aduhh, Nagin ?? Wajah Bay tampak sedih seperti anak kecil saja. Nagin langsung mengambil makanan itu dari hadapan tuannya.

" Sekarang buka mulutnya, ayok makan...!"

" Nagin, kamu ada - ada aja deh ? saya bisa makan sendiri kok. Ya sudah sini biar saya makan...!".

" Ga tuan. Ayok buka mulutnya atau saya akan marah??? Cepetan buka mulutnya ?" Perintah Nagin.

" Gin, suaranya dikecilin dong? malu didengar teman - teman."

" Ohh, gitu ya hehehehe . Maaf ya tuan. " Sambil memonyongkan bibir mungilnya.

" Cepetan dimakan tuan Bay...?? ini sudah hampir pukul satu. Makanannya belum habis - habis. Tuan mau semua ini saya berantakin?? ayo buruan makan???".

" Oke...oke Gin, saya akan makan semuanya. Uda jangan marah lagi ya? suaranya dikecilin ya...oke...oke..tenang ya, Gin."

" Nahh, gitu dong. " Nagin pun tersenyum. Sekilas lesung pipi itu pun kelihatan, semakin menambah kecantikan Nagin.

Bay pun makan dengan lahapnya. Mau tak mau ia harus makan wortel yang dicampur dengan sop ikan itu. Ketika Bay sedang asyik makan, Nagin tertidur di sofa.

Begitu nyenyak nya tidur Nagin. Sehingga membuat Bay tak tega untuk membangunkannya, agar Nagin segera pulang kerumah. Nagin sudah lelah mengantarkan makan siang untuk tuannya itu. Ia harus rela berjalan kaki demi kesehatan tuannya itu.

Waktu pun berjalan hingga sore hari . Jam sudah menunjukkan pukul 17. 00 wib. Saatnya untuk pulang kerja. Para pegawai kantor pun sudah pada pulang. Nagin belum saja bangun dari tidurnya. Bay mencoba membangunkannya. Tapi sama sekali tak ada hasilnya.

Nagin masih saja nyenyak dengan tidurnya. Dimalam hari pun , ia tidak bisa tenang tidur. Karena ia sangat kuatir akan keadaan tuannya. Ia selalu kepikiran akan sakit yang diderita tuannya itu.

Bay duduk disofa sebelahnya. Dengan sabar ia menunggu Nagin bangun. Tak terasa sudah pukul 18.00 wib. Bay pun membangunkannya kembali.

Dan akhirnya Nagin pun bangun. Ia melihat Bay sudah ada disampingnya. Ia juga melihat jam dinding kantor itu. Ia terkejut sekali, jam segini ia dan tuannya itu masih berada dikantor.

" Apa yang terjadi, tuan ?" Tanya Nagin sambil mengusap matanya.

" Ahh kamu ini, bikin kesel aja. Kamu ketiduran, untung aja kamu ga saya tinggal." Kata Bay sambil mengambil tas kantornya.

" Ohh begitu ya ? maaf ya tuan?"

" Uda buruan?? ayok pulang. Nanti hari semakin gelap. Emang kamu mau tinggal disini ?".

Nagin mengambil sepatu yang ia pakai. Bay melihat sepatu itu.

" Kamu pakai sepatu mama lagi ?" Tanya Bay sambil melihat sepatu itu.

" Ia tuan. Maaf ya tuan. Habisnya saya ga punya sepatu. Sendal saya juga sudah mau putus. Saya takut kalau pakai sendal, tiba - tiba dijalan sendal saya putus. " Jawab Nagin dengan malu - malu.

Bay dan Nagin pun meninggalkan ruangan itu. Sesampainya di lobbi kantor, pak Rudi melihat mereka berdua. Pak Rudi senyum - senyum.

" Kenapa pak Rudi ? kok senyum - senyum gitu ? ada yang salah ya ?" Tanya Bay , atasannya itu.

" Hhhmm ga pak. Oh ya, Bapak kok lama turunnya dari atas? bukannya bapak biasanya kalau pulang itu tepat waktu ya ?". Tanya pak Rudi dengan sedikit senyuman.

" Kamu itu ya? pikirannya aneh selalu. Saya banyak kerjaan, tau."

Bay dan Nagin pun meninggalkan kantor tersebut. Dan mereka pun pulang kerumah.

Terpopuler

Comments

ZahraAldian

ZahraAldian

duh... thor... critany bgus .. v bkin critany jgn yg polos2 bgt . kn td pas di awal ktany tuan bay nemuin ijzah sma.. masa iya.. sma.. di bkin gaptek... scara... nagin... kan d desa .. maaf , hdup pas2n... klo mu skolah smpe sma.. lling enggak... ngandelin kpinteran... toh..buat skolah.. krna dpt beasiswa

2021-06-26

0

Gemini Girl

Gemini Girl

oke..

2021-06-16

0

RN

RN

5 like harian mulai hadir thor plus favorite rate
feedback totok pembangkit thor

2021-06-16

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 " Kisah Nagin Dan Kehidupannya "
2 Bab 2 " Nagin Dapat Pekerjaan Baru "
3 Bab 3 " Pertemuan Bay dengan Jenni "
4 Bab 4 " Ulang Tahun Nagin
5 Bab 5 " Bay Jatuh Sakit "
6 Bab 6 " Pertemuan Nagin Dengan Mooly "
7 Bab 7 " Akhirnya Bay dan Jenni Pacaran "
8 Bab 8 " Nagin bertemu dengan Johan"
9 Bab 9 " Bay Kembali Sakit"
10 Bab 10 " Kemoterapi Pertama "
11 Bab 11 " Awal Kebangkrutan Bay "
12 Bab 12 " Perjuangan Nagin "
13 Bab 13 " Bay Mengalami Koma "
14 Bab 14 " Cinta Nagin "
15 Bab 15 " Bay Ulang Tahun "
16 Bab 16 " Ciuman Pertama Nagin "
17 Bab 17 " Pekerjaan Baru Bay"
18 Bab 18 " Pertemuan Dengan Raisa "
19 Bab 19 " Nagin Sakit & Bay Cemburu "
20 Bab 20 " Perayaan Ultah Raisa "
21 Bab 21 " Pertengkaran Bay dengan Nagin "
22 Bab 22 " Bay dan Desa Bayaman "
23 Bab 23 " Keseharian di Desa Bayaman "
24 Bab 24 " Bay Bertunangan Dengan Raisa"
25 Bab 25 " Bay dan Nagin Bertemu"
26 Bab 26 " Nagin Kecelakaan"
27 Bab 27 " Pernikahan Bay dan Raisa "
28 Bab 28 " Bay Kecewa "
29 Bab 29 " Nagin Dan Kevin "
30 Bab 30 " Nagin dan Kevin Bertunangan "
31 Bab 31 " Bay Mabuk "
32 Bab 32 " Cincin Pernikahan "
33 Bab 33 " Hari Pernikahan "
34 Bab 34 " Nagin Sedih "
35 Bab 35 " Ultah Kantor
36 Bab 36 " Nagin Sakit "
37 Bab 37 " Jamu..Jamu..Jamu "
38 Bab 38 " Nagin Hamil "
39 Bab 39 " Jenni Kembali "
40 Bab 40 " Nagin di Culik "
41 Bab 41 " Nagin Pendarahan"
42 Bab 42 " Harus Ikhlas "
43 Bab 43 " Penghiburan Buat Nagin"
44 Bab 44 " Hasil Lab"
45 Bab 45 " Kesabaran Nagin Selalu Di Uji"
46 Bab 46 " Malangnya Nasib Mu Nagin"
47 Bab 47 " Berita Baik"
48 Bab 48 " Dikerjai "
49 Bab 49 " Bay Pura - Pura Sakit "
50 Bab 50 " Bay Mengalah"
51 Bab 51 " Bay Bete "
52 Bab 52 " Bahagia "
53 Bab 53" Kena Tipu"
54 Bab 54 " Masalah Uang "
55 Bab 55 " Selesai Masalah"
56 Bab 56 " Rencana Honeymoon"
57 Bab 57 " Happy Holiday"
58 Bab 58 " Mengenang Masa Dulu "
59 Bab 59 " Jalan - Jalan Di Kota Cambridge "
60 Bab 60 " Paris, Honeymoon kedua..!
61 Bab 61 " Candle Light Dinner "
62 Bab 62 " Bersyukur"
63 Bab 63 " Negeri Singa "
64 Bab 64 " Eropa Membawa Berkah "
65 Bab 65 " USG Pertama "
66 Bab 65 " Belum Bisa melupakan"
67 Bab 66 " Melahirkan "
Episodes

Updated 67 Episodes

1
Bab 1 " Kisah Nagin Dan Kehidupannya "
2
Bab 2 " Nagin Dapat Pekerjaan Baru "
3
Bab 3 " Pertemuan Bay dengan Jenni "
4
Bab 4 " Ulang Tahun Nagin
5
Bab 5 " Bay Jatuh Sakit "
6
Bab 6 " Pertemuan Nagin Dengan Mooly "
7
Bab 7 " Akhirnya Bay dan Jenni Pacaran "
8
Bab 8 " Nagin bertemu dengan Johan"
9
Bab 9 " Bay Kembali Sakit"
10
Bab 10 " Kemoterapi Pertama "
11
Bab 11 " Awal Kebangkrutan Bay "
12
Bab 12 " Perjuangan Nagin "
13
Bab 13 " Bay Mengalami Koma "
14
Bab 14 " Cinta Nagin "
15
Bab 15 " Bay Ulang Tahun "
16
Bab 16 " Ciuman Pertama Nagin "
17
Bab 17 " Pekerjaan Baru Bay"
18
Bab 18 " Pertemuan Dengan Raisa "
19
Bab 19 " Nagin Sakit & Bay Cemburu "
20
Bab 20 " Perayaan Ultah Raisa "
21
Bab 21 " Pertengkaran Bay dengan Nagin "
22
Bab 22 " Bay dan Desa Bayaman "
23
Bab 23 " Keseharian di Desa Bayaman "
24
Bab 24 " Bay Bertunangan Dengan Raisa"
25
Bab 25 " Bay dan Nagin Bertemu"
26
Bab 26 " Nagin Kecelakaan"
27
Bab 27 " Pernikahan Bay dan Raisa "
28
Bab 28 " Bay Kecewa "
29
Bab 29 " Nagin Dan Kevin "
30
Bab 30 " Nagin dan Kevin Bertunangan "
31
Bab 31 " Bay Mabuk "
32
Bab 32 " Cincin Pernikahan "
33
Bab 33 " Hari Pernikahan "
34
Bab 34 " Nagin Sedih "
35
Bab 35 " Ultah Kantor
36
Bab 36 " Nagin Sakit "
37
Bab 37 " Jamu..Jamu..Jamu "
38
Bab 38 " Nagin Hamil "
39
Bab 39 " Jenni Kembali "
40
Bab 40 " Nagin di Culik "
41
Bab 41 " Nagin Pendarahan"
42
Bab 42 " Harus Ikhlas "
43
Bab 43 " Penghiburan Buat Nagin"
44
Bab 44 " Hasil Lab"
45
Bab 45 " Kesabaran Nagin Selalu Di Uji"
46
Bab 46 " Malangnya Nasib Mu Nagin"
47
Bab 47 " Berita Baik"
48
Bab 48 " Dikerjai "
49
Bab 49 " Bay Pura - Pura Sakit "
50
Bab 50 " Bay Mengalah"
51
Bab 51 " Bay Bete "
52
Bab 52 " Bahagia "
53
Bab 53" Kena Tipu"
54
Bab 54 " Masalah Uang "
55
Bab 55 " Selesai Masalah"
56
Bab 56 " Rencana Honeymoon"
57
Bab 57 " Happy Holiday"
58
Bab 58 " Mengenang Masa Dulu "
59
Bab 59 " Jalan - Jalan Di Kota Cambridge "
60
Bab 60 " Paris, Honeymoon kedua..!
61
Bab 61 " Candle Light Dinner "
62
Bab 62 " Bersyukur"
63
Bab 63 " Negeri Singa "
64
Bab 64 " Eropa Membawa Berkah "
65
Bab 65 " USG Pertama "
66
Bab 65 " Belum Bisa melupakan"
67
Bab 66 " Melahirkan "

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!