Bab 2 " Nagin Dapat Pekerjaan Baru "

Pagi hari, seperti biasa Nagin pergi kepasar membeli perlengkapan dapur.

Ia tak lupa membawa kertas yang berisikan iklan itu. Ia tetap mencarinya.

Tak henti - hentinya ia trus mencari. Ntahlah seperti ada malaikat yang menuntunnya hingga ia dapat menemukan alamat itu.

Nagin pun melihat rumah yang mewah dan besar itu. Ia tak habis pikir rumah itu amatlah bagus, seperti istana kerajaan saja.

Sesaat ia lupa akan Mooly dan lupa akan belanjaannya. Dari kejauhan, seorang petugas penjaga rumah melihat Nagin. Dan petugas itu pun menghampirinya.

" Ada yang bisa saya bantu nona?" . Tanya petugas itu.

"Maaf pak, apakah benar alamat ini?". Sambil menunjukkan secarik kertas itu.

"Ohh ia benar, ini pas alamatnya" . Jawab petugas itu dengan ramahnya.

" Pak...apakah tuan yang punya rumah ini membutuhkan asisten rumah tangga?"

"Ia benar Nona. Apakah anda berminat kerja disini? Kalau anda berminat, saya akan beritahu tuan rumah".

" Ia Pak, saya berminat". Kata Nagin dengan mantapnya.

"Baiklah, tunggu disini ya. Saya akan kembali lagi".

Petugas itu pun pergi memberitahukan bahwa ada seorang gadis cantik yang ingin bekerja dirumah tuannya itu.

Ya..rumah yang besar dan megah itu adalah milik tuan Bay Hardinata anak tunggal pengusaha sukses Chandra Hardinata dan ibunya Leoni Hardinata.

Pemuda yang tampan, kaya raya, pengusaha muda itu sangatlah baik kepada semua orang. Karena kebaikannya dan kegigihannya bekerja, ia pun masuk kategori orang terkaya dikota itu.

Siapa yang tidak mengenal Bay, semua orang mengenal pemuda kaya itu. Banyak wanita yang tergila - gila akan ketampanannya.

Sudah hampir 3 bulan ini, Bay mencari asisten rumah tangga. Tidak ada yang betah bekerja dirumah mewah itu.

Bukan karena Bay pelit tetapi karena rumah itu terlalu besar sehingga membuat pekerjanya lelah, tidak sanggup mengerjakannya.

Rumah tersebut memang terkesan angker, karena hanya Bay lah penghuni dirumah itu. Sedangkan kedua orang tuanya sudah lama meninggal, akibat kecelakaan ketika berada diluar kota.

Petugas penjaga rumah itu menyuruh Nagin untuk masuk. Nagin pun masuk sambil membawa belanjaannya itu, ia terpukau akan rumah mewah itu.

Ia melihat banyak sofa yang bagus, ya mungkin itu di impor dari luar negeri, lemari hias yang unik, lampu kristal yang menjulang tinggi dengan hiasan yang sangat cantik, tangga yang menjulai tinggi dilengkapi dengan karpet merah, ia sangat terkagum - kagum.

Beda dengan rumah Mooly pikirnya. Ia memberikan salam kepada Bay. Bay yang sedang sibuk menyusun beberapa berkas diruang tamu, ia tak melihat wajah Nagin dan hanya menjawab sapaan Nagin saja.

" Selamat pagi tuan...!'' Sapa Nagin.

" Selamat pagi...Oh ya, kamu yang mau kerja disini? kalau kamu mau, kamu bisa kerja hari ini ya? nanti kamu minta bantu sama pak Jo untuk menunjukkan dimana dapur dan kamar kamu. Masalah gaji kamu, kamu mau minta berapa terserah kamu, yang penting rumah ini bersih dan tidak ada debu sama sekali. Maaf ya saya sibuk sekali hari ini".

Bay sepertinya tidak memperdulikan calon pembantu barunya itu.

Bay berbicara, tetapi tidak melihat Nagin, ia hanya sibuk dengan berkas - berkasnya.

Ya pagi itu Bay sangat sibuk sekali, ia harus bertemu dengan beberapa klien untuk masalah proyeknya.

Nagin melihat calon majikannya itu masih muda, tampan dan wangi sekali. Ia tidak akan tahu parfum apa yang dipakai majikannya itu. Mungkin itu adalah parfum yang sangat mahal.

Dalam hidupnya tidak pernah ia pakai parfum, jangan kan parfum, bisa makan saja sudah bersyukur sekali.

" Tuan, apakah saya boleh kerumah saya dulu, untuk mengambil baju - baju saya? saya janji, saya akan cepat kembali.

"Oke, silahkan..!"

Tanpa melihat Nagin. Dan Nagin pun pergi meninggalkan rumah itu. Betapa senangnya Nagin, akhirnya ia bisa bebas dari Mooly.

Diperjalanan Nagin selalu tersenyum dan selalu mengucap syukur untuk rejeki hari ini. Nagin tidak perduli hari ini Mooly marah besar atau akan melemparkan barang - barang lagi kepadanya. Nagin sudah siap akan pergi dari rumah Mooly.

Nagin mengatakan kepada Mooly, bahwa ia harus pergi dari rumahnya sekarang juga dan ia sudah mendapatkan pekerjaan baru.

Mooly pun marah besar dan kesal, karena masih pagi Nagin sudah mencari masalah dengan ingin pergi dari rumahnya.

Nagin pun terus dihina Mooly, tapi Nagin tidak perduli. Ia tetap dengan pendiriannya, ia akan keluar dari rumah Mooly sekarang juga.

Mooly pun menyuruhnya pergi. dan tidak memberikan gajinya bulan ini. Dengan baju yang lusuh, sendal jepit yang kusam dan hampir putus, Nagin pergi meninggalkan rumah Mooly.

Sebelum ia pergi, ia meminta maaf kepada Mooly dan suaminya dan mengucapkan banyak terimakasih karena sudah menerima Nagin dirumahnya.

Nagin melangkah dengan mantap memasuki halaman rumah mewah itu.

Ia merasa kuat dan mampu mengurus dan membersihkan rumah yang besar dan megah itu.

Dengan menenteng tas kusam, baju lusuh dan rok yang sedikit gelap, dan sendal jepit yang hampir putus, Nagin memasuki rumah itu.

Pak Jo, seorang petugas keamanan rumah itu mengantar Nagin masuk kedalam. Pak Jo menunjukkan lokasi dapur, kamarnya dan ruangan yang lainnya.

Pak Jo sudah lama bekerja dengan Tuan Bay. Hanya dialah yang bertahan bekerja dirumah itu.

Nagin merasa senang. Setelah melihat - lihat ruangan , ia pun memasuki kamar tidurnya.

Sungguh ia sangatlah heran melihat kamar itu, kamar itu besar, mempunyai tempat tidur yang empuk dan bagus.

Ia seperti mimpi, seperti tinggal di sebuah kerajaan. Tidak lama telepon rumah berdering. Bay menelepon untuk menyuruh Nagin agar ia masak makan malam.

Nagin pun siap melaksanakan perintah Tuannya itu. Nagin pergi ke dapur dan melihat bahan apa saja yang bisa di masak.

Dibukanya kulkas yang besar itu, ia melihat hanya ada mie instan dan beberapa telur. Ia pun langsung cepat memasak.

Ia tak mau melihat Tuannya itu kecewa. Ia hanya memasak mie goreng dan orek telur mentega.

Selesai masak, ia langsung membersihkan rumah itu. Ia mengelap debu - debu yang ada di setiap sofa, meja, lemari hias, beberapa guci yang besar kecil dan anak tangga.

Tidak berapa lama, rumah megah itu pun bersih, bebas dari debu. Ntah tenaga apa yang merasuki Nagin, sehingga rumah itu cepat selesainya.

Pukul 18.00 wib..mobil mercedes - Benz C300 berwarna hitam pekat itu pun berhenti didepan rumah. Bay sudah pulang dari kantornya. Ketika ia membuka pintu rumahnya, ia sangat terkejut. Semua barang - barang sudah rapi, rumah itu wangi seperti wangi bunga - bunga ditaman pada pagi hari.

Lantai rumah begitu mengkilat, tidak tampak debu menempel. Semua bersih, tidak pernah ia temukan rumahnya sebersih ini.

Perlahan ia naik ke tangga, ia juga melihat dilantai atas bersih. Bay semakin penasaran dengan sosok pembantunya itu.

Makan malam pun tiba, Bay turun. Dilihatnya makanan yang tersedia dimeja makan. Hanya ada mie goreng dan telur orek.

Hampir saja Bay marah kepada pembantu barunya itu. Tapi ia bisa menahan emosinya.

"Bi....bibi...bibi..." Panggil Bay.

" Ya tuan....!" Nagin pun menghampiri majikannya itu.

"Kenapa hanya ini makanannya?". Bay belum juga melihat wajah gadis cantik itu.

"Maaf tuan, dikulkas hanya ada mie instan dan beberapa telur. Selain itu tidak ada lagi tuan".

"Ohh gitu...ya ampun, saya lupa beritahu kamu, kalau stok makanan habis".

Sambil melihat wajah Nagin. Bay pun sangat terkejut sekali, ia tidak menyangka bahwa pembantu barunya itu adalah Nagin, wanita yang cantik, mempunyai rambut yang panjang, berkulit putih mulus.

Nagin tidak seperti gadis desa pada umumnya. Nagin adalah wanita yang pernah ia beri makan ketika Mooly melarangnya untuk memesan makanan disebuah restaurant.

"Kamu ???? kamu yang dulu pernah makan bersama majikan kamu trus kamu disuru keluar kan??benerkan??tanya Bay penasaran.

Nagin pun terkejut, kenapa majikannya ini bisa tahu. Nagin pun menjawab dengan berhati - hati.

"Ia tuan...kenapa tuan bisa tahu?"

"Hahahahahahaha ya bisalah, waktu itu kan saya ada di sana. Oh ya nama kamu siapa?" Tanya Bay dengan penasaran.

"Nama saya Nagin tuan". Jawab Nagin dengan lembutnya.

" Oh...Nagin. Nama yang bagus. Asal kamu dari mana?" Tanya Bay lagi sambil mengaduk - aduk mie goreng yang ada dihadapannya.

" Saya berasal dari Desa Bayaman, tuan." Jawab Nagin lagi.

" Desa Bayaman? dimana itu?saya baru aja dengar nama desa itu. eeemmm...ya sudahlah yang penting kamu betah kerja disini, kalau ada kendala kamu beritahukan aja ke pak Jo. Pak Jo akan menghandlenya semua. Ohh ya,v masalah gaji kamu, saya akan berikan di akhir bulan ya. Ada lagi yang mau kamu tanyakan?" tanya Bay sambil menatap wajah cantik gadis itu.

"Kruk..kruk..kruk..kruk.." Perut Nagin bunyi keroncongan.

" Hahahahahahaha kamu lapar ya? ya sudah ambil saja mie ini, kamu makan disini, kamu habiskan. Saya keluar sebentar ya". Kata Bay kepada Nagin.

Bay pergi , mobil mercedes itu pun melaju kencang meninggalkan rumah itu. Kali ini Bay pergi mencari makan di luar rumah.

Ntahlah , apa Bay tidak menyukai masakan Nagin atau kasihan melihat Nagin kelaparan. Nagin duduk dimeja makan yang super besar itu seorang diri, ia menghabiskan makanan itu. Secepat kilat makanan itu pun habis, ya kali ini Nagin benar - benar kelaparan.

Pukul 22.15 wib, tuannya itu pun belum kunjung pulang juga. Nagin pun mulai panik sendirian dirumah yang besar itu. Ia tetap sabar menunggu tuannya pulang.

Ia memberanikan diri berada diruang tamu menunggu sambil sesekali melihat jam dinding. Tidak berapa lama, Bay pun pulang. Nagin langsung cepat membukakan pintu rumah itu.

" Terimakasih ya Nagin, oh ya ini ada pancake, kalau kamu mau, silahkan dimakan". Sambil menyerahkan bungkusan itu kepada Nagin lalu pergi ke kamarnya.

" Terimakasih ya tuan..!!! Jawab Nagin sambil pergi ke arah dapur.

Didapur Nagin membuka bungkusan itu, ia melihat pancake itu, dan menaruhnya di sebuah piring. Ia memakan sepotong pancake itu, sambil berkata " Terimakasih Tuhan, akhirnya saya bisa makan, makanan yang layak untuk dimakan, berikan rejeki untuk Tuan Bay Tuhan..amin". Sambil mengusap air matanya yang mengalir.

Hari - hari pun berlalu, sudah hampir 3 bulan Nagin bekerja dirumah pemuda tampan itu. Sepertinya Nagin merasa betah bekerja dirumah itu, walaupun terkadang ia merasa lelah karena rumah itu terlalu besar, tapi Nagin tetap semangat, demi kehidupannya.

Pagi itu, setelah selesai membuat sarapan dan beberes rumah, Nagin membersihkan taman, bertepatan hari itu adalah hari Minggu.

Bay, Tuannya itu tidak pergi ke kantor. Bay diam - diam melihat Nagin membersihkan taman dari balkon atas. Bay sangat kagum akan kecantikan pembantunya itu, tapi seketika itu ia sadar, Nagin hanyalah seorang pembantu.

" Naginnnnn....ambilin sarapan dong?" Pinta Bay dari atas balkon. Nagin menoleh ke atas balkon sambil tersenyum.

" Baik tuan...". Sambil meninggalkan taman itu dan masuk kedalam rumah. Nagin menyiapkan sarapan untuk tuannya itu.

Sarapan pun selesai dihidangkan, Bay turun dari atas. Ia menikmati sarapannya. Sepotong roti dan segelas susu putih sarapan untuk pagi ini.

Baru kali ini Bay bisa sarapan dengan tepat waktu. Biasanya, ia hanya minum air putih terkadang malas untuk membeli roti. Selesai sarapan, ia meninggalkan meja makan itu, lalu pergi keruang kerja dilantai atas.

Nagin masih sibuk membersihkan taman. Ia tak mengenal lelah, demi kelangsungan hidupnya ia terus bekerja keras. Waktu pun berlalu, Bay dan Nagin masih saja sibuk dengan pekerjaannya.

Hari ini Bay sangat malas untuk pergi keluar rumah, ia menghabiskan waktunya diruang kerja. Ntah kenapa tiba - tiba Bay ingin sekali minum kopi. Sudah lama juga ia tidak minum kopi. Ia pun meminta Nagin untuk membuatkan secangkir kopi. Nagin menghidangkan kopi tersebut.

"Terimakasih ya Nagin, saya sudah lama ga minum kopi, mudah - mudahan kopi kamu enak ya hehehehe". Sambil melihat Nagin dengan tatapan manja.

Bay selalu menghargai pembantunya itu. Karena bagi Bay, Nagin bukan hanya sebagai pembantu saja, tapi sudah sebagai teman dirumah yang besar itu. Bay pun tidak kesepian lagi, ia sudah punya teman ngobrol.

" Ya tuan...silahkan diminum....!" Kata Nagin sambil meletakkan kopi itu disamping laptopnya.

Sore hari pun tiba, Nagin masih saja sibuk didapur. Tiba - tiba Bay datang menghampirinya. Nagin tersontak kaget, ia sangat terkejut tuannya itu ada didapur.

" Nagin, stok makanan kita kan sudah habis, gimana kalau kita pergi ke supermarket untuk belanja ?"

"Ohh ya, baik tuan. Saya siap - siap dulu ya, karena saya masih bau hehehehe ". Sambil mencium bajunya yang lusuh itu.

" Ya baiklah, kamu bersihkan dulu badan kamu, habis itu kita pergi. Kalau sudah selesai, panggil saya ya".

Ketika menaiki mobil, Bay menyuruh Nagin untuk duduk didepan. Bay melihat penampilan Nagin.

Nagin hanya memakai baju tshirt pink polos dengan rok selutut model lama berwarna hitam agak kusam dan sendal jepit warna hitam pekat.

Rambutnya yang panjang, ia gerai dengan memakai bando hitam. Tidak ada wangi parfum sama sekali yang ada hanya wangi minyak telon baby, begitu juga dengan wajahnya, tidak ada sama sekali polesan bedak.

Bibir mungilnya juga sama sekali tidak ada memakai lipstik. Nagin benar - benar begitu polos, ya gadis desa itu sangat lugu sekali.

Bay hanya bisa tersenyum. Tak sedikit pun pemuda itu protes dengan penampilan Nagin. Ia tak malu membawa Nagin pembantunya itu ke supermarket dengan dandan apa adanya.

Bay sangat menghargai penampilan Nagin sore itu. Nagin sangat gugup sekali ketika tuannya itu menatapnya. Tetapi ketika hendak memakai self belt, Nagin tidak tahu cara memakainya.

Ia tertunduk malu, wajahnya merah merona. Ia malu bertanya kepada tuannya itu, ia hanya menarik - nariknya saja, tetapi tidak memasukkan ke liang self beltnya.

Bay hanya tersenyum melihat Nagin, sambil memperbaiki self beltnya. Nagin sangat malu, dia menatap wajah tuannya itu.

Sangat baik sekali tuannya itu pikirnya. Ahh..wajah tampan itu hari ini seperti malaikat, sudah tampan, tidak sombong lagi pikir Nagin.

Sesampai di supermarket, mereka pun memilih apa saja yang akan dibeli. Selesai belanja, Bay mengajak Nagin makan malam.

Malam ini mereka makan ala - ala Korea. Mereka memasuki sebuah restaurant Korea. Bay meminta daftar menu makanannya. Bay melihat daftar tersebut.

" Nagin..kamu mau makan apa?" Tanya Bay sambil menyerahkan daftar menu makanan itu.

"Saya ?? ehhmmm, saya makan?? tuan, saya ga tau mau makan apa? saya ga pernah makan seperti ini?" Sambil menyerahkan daftar menu makanan itu kepada Bay.

" Ya dah, saya pilihkan aja ya? Oh ya, kamu jangan takut makan ya, saya ga akan potong gaji kamu kok ". Sambil tersenyum dan membaca ulang daftar menu makanan itu.

Bay pun memesan makanan untuk mereka, tak berapa lama makanan itu pun tiba. Bay memesan Bimbimbap, Kimchi, Tteokbokki dan Gyoza.

Nagin merasa aneh dengan makanan tersebut. Dia tidak pernah melihat makanan seperti itu, apalagi memakannya.

" Nagin..silahkan dimakan..!!'' kata Bay

"I..i..ia..tuan...saya akan makan".

Dalam hati Nagin, pengen rasanya menangis, karena ia tak biasa makan seperti ini. Ia takut tidak sesuai dengan lidahnya.

Tapi karena tuannya itu sudah memesankan untuknya, terpaksa ia harus memakannya. Nagin pun mencoba salah satu makanan itu. Begitu makanan ia masukan kedalam mulutnya, ia langsung merasa mual.

" Nagin ???kamu baik - baik saja???" Tanya Bay penasaran.

" Ia tuan..saya baik - baik aja".

" Gimana dengan makanannya? enak??". Tanya Bay lagi.

" I..i..iaaaa tuan, makanannya enak sekali". Sambil mengerutkan keningnya.

" Hahahahaha, kamu jangan bohong Nagin, saya tahu kamu kurang suka. Ya uda, kalau kamu ga suka, nanti kita cari makan ditempat yang lain ya" . Kata Bay.

Seorang Bay, pemuda kaya raya itu begitu sabarnya melihat pembantunya itu. Tidak ada rasa malunya sama sekali, karena bagi Bay, semua manusia sama saja dihadapan Tuhan.

Jika hari ini Bay bisa menikmati semua fasilitas yang ada, itu bukan karena kekuatannya sebaliknya karena kegigihannya bekerja dan itu juga sudah takdir dari yang kuasa.

Dan Nagin, jika hari ini nasibnya seperti ini, bukan karena ia malas untuk bekerja tetapi karena ini juga sudah jalan hidupnya dari Tuhan.

Semua orang sudah ditakdirkan dan diberi jalan kehidupan yang berbeda, dan tinggal ke pribadinya masing - masing bagaimana cara mensyukuri apa yang sudah Tuhan berikan.

Terpopuler

Comments

Munira Alimuddin

Munira Alimuddin

betul betul kata katamu begitu istimewa auhtor banyak harapan yg bisa dipetik darinya

2021-06-25

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 " Kisah Nagin Dan Kehidupannya "
2 Bab 2 " Nagin Dapat Pekerjaan Baru "
3 Bab 3 " Pertemuan Bay dengan Jenni "
4 Bab 4 " Ulang Tahun Nagin
5 Bab 5 " Bay Jatuh Sakit "
6 Bab 6 " Pertemuan Nagin Dengan Mooly "
7 Bab 7 " Akhirnya Bay dan Jenni Pacaran "
8 Bab 8 " Nagin bertemu dengan Johan"
9 Bab 9 " Bay Kembali Sakit"
10 Bab 10 " Kemoterapi Pertama "
11 Bab 11 " Awal Kebangkrutan Bay "
12 Bab 12 " Perjuangan Nagin "
13 Bab 13 " Bay Mengalami Koma "
14 Bab 14 " Cinta Nagin "
15 Bab 15 " Bay Ulang Tahun "
16 Bab 16 " Ciuman Pertama Nagin "
17 Bab 17 " Pekerjaan Baru Bay"
18 Bab 18 " Pertemuan Dengan Raisa "
19 Bab 19 " Nagin Sakit & Bay Cemburu "
20 Bab 20 " Perayaan Ultah Raisa "
21 Bab 21 " Pertengkaran Bay dengan Nagin "
22 Bab 22 " Bay dan Desa Bayaman "
23 Bab 23 " Keseharian di Desa Bayaman "
24 Bab 24 " Bay Bertunangan Dengan Raisa"
25 Bab 25 " Bay dan Nagin Bertemu"
26 Bab 26 " Nagin Kecelakaan"
27 Bab 27 " Pernikahan Bay dan Raisa "
28 Bab 28 " Bay Kecewa "
29 Bab 29 " Nagin Dan Kevin "
30 Bab 30 " Nagin dan Kevin Bertunangan "
31 Bab 31 " Bay Mabuk "
32 Bab 32 " Cincin Pernikahan "
33 Bab 33 " Hari Pernikahan "
34 Bab 34 " Nagin Sedih "
35 Bab 35 " Ultah Kantor
36 Bab 36 " Nagin Sakit "
37 Bab 37 " Jamu..Jamu..Jamu "
38 Bab 38 " Nagin Hamil "
39 Bab 39 " Jenni Kembali "
40 Bab 40 " Nagin di Culik "
41 Bab 41 " Nagin Pendarahan"
42 Bab 42 " Harus Ikhlas "
43 Bab 43 " Penghiburan Buat Nagin"
44 Bab 44 " Hasil Lab"
45 Bab 45 " Kesabaran Nagin Selalu Di Uji"
46 Bab 46 " Malangnya Nasib Mu Nagin"
47 Bab 47 " Berita Baik"
48 Bab 48 " Dikerjai "
49 Bab 49 " Bay Pura - Pura Sakit "
50 Bab 50 " Bay Mengalah"
51 Bab 51 " Bay Bete "
52 Bab 52 " Bahagia "
53 Bab 53" Kena Tipu"
54 Bab 54 " Masalah Uang "
55 Bab 55 " Selesai Masalah"
56 Bab 56 " Rencana Honeymoon"
57 Bab 57 " Happy Holiday"
58 Bab 58 " Mengenang Masa Dulu "
59 Bab 59 " Jalan - Jalan Di Kota Cambridge "
60 Bab 60 " Paris, Honeymoon kedua..!
61 Bab 61 " Candle Light Dinner "
62 Bab 62 " Bersyukur"
63 Bab 63 " Negeri Singa "
64 Bab 64 " Eropa Membawa Berkah "
65 Bab 65 " USG Pertama "
66 Bab 65 " Belum Bisa melupakan"
67 Bab 66 " Melahirkan "
Episodes

Updated 67 Episodes

1
Bab 1 " Kisah Nagin Dan Kehidupannya "
2
Bab 2 " Nagin Dapat Pekerjaan Baru "
3
Bab 3 " Pertemuan Bay dengan Jenni "
4
Bab 4 " Ulang Tahun Nagin
5
Bab 5 " Bay Jatuh Sakit "
6
Bab 6 " Pertemuan Nagin Dengan Mooly "
7
Bab 7 " Akhirnya Bay dan Jenni Pacaran "
8
Bab 8 " Nagin bertemu dengan Johan"
9
Bab 9 " Bay Kembali Sakit"
10
Bab 10 " Kemoterapi Pertama "
11
Bab 11 " Awal Kebangkrutan Bay "
12
Bab 12 " Perjuangan Nagin "
13
Bab 13 " Bay Mengalami Koma "
14
Bab 14 " Cinta Nagin "
15
Bab 15 " Bay Ulang Tahun "
16
Bab 16 " Ciuman Pertama Nagin "
17
Bab 17 " Pekerjaan Baru Bay"
18
Bab 18 " Pertemuan Dengan Raisa "
19
Bab 19 " Nagin Sakit & Bay Cemburu "
20
Bab 20 " Perayaan Ultah Raisa "
21
Bab 21 " Pertengkaran Bay dengan Nagin "
22
Bab 22 " Bay dan Desa Bayaman "
23
Bab 23 " Keseharian di Desa Bayaman "
24
Bab 24 " Bay Bertunangan Dengan Raisa"
25
Bab 25 " Bay dan Nagin Bertemu"
26
Bab 26 " Nagin Kecelakaan"
27
Bab 27 " Pernikahan Bay dan Raisa "
28
Bab 28 " Bay Kecewa "
29
Bab 29 " Nagin Dan Kevin "
30
Bab 30 " Nagin dan Kevin Bertunangan "
31
Bab 31 " Bay Mabuk "
32
Bab 32 " Cincin Pernikahan "
33
Bab 33 " Hari Pernikahan "
34
Bab 34 " Nagin Sedih "
35
Bab 35 " Ultah Kantor
36
Bab 36 " Nagin Sakit "
37
Bab 37 " Jamu..Jamu..Jamu "
38
Bab 38 " Nagin Hamil "
39
Bab 39 " Jenni Kembali "
40
Bab 40 " Nagin di Culik "
41
Bab 41 " Nagin Pendarahan"
42
Bab 42 " Harus Ikhlas "
43
Bab 43 " Penghiburan Buat Nagin"
44
Bab 44 " Hasil Lab"
45
Bab 45 " Kesabaran Nagin Selalu Di Uji"
46
Bab 46 " Malangnya Nasib Mu Nagin"
47
Bab 47 " Berita Baik"
48
Bab 48 " Dikerjai "
49
Bab 49 " Bay Pura - Pura Sakit "
50
Bab 50 " Bay Mengalah"
51
Bab 51 " Bay Bete "
52
Bab 52 " Bahagia "
53
Bab 53" Kena Tipu"
54
Bab 54 " Masalah Uang "
55
Bab 55 " Selesai Masalah"
56
Bab 56 " Rencana Honeymoon"
57
Bab 57 " Happy Holiday"
58
Bab 58 " Mengenang Masa Dulu "
59
Bab 59 " Jalan - Jalan Di Kota Cambridge "
60
Bab 60 " Paris, Honeymoon kedua..!
61
Bab 61 " Candle Light Dinner "
62
Bab 62 " Bersyukur"
63
Bab 63 " Negeri Singa "
64
Bab 64 " Eropa Membawa Berkah "
65
Bab 65 " USG Pertama "
66
Bab 65 " Belum Bisa melupakan"
67
Bab 66 " Melahirkan "

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!