Alea duduk di kursi kebesaran kekasihnya. Wajah Alea masih berseri bahagia. Apalagi saat ia melihat di meja kerja sang kekasih terdapat foto dirinya bersama dengan Mike Shander.
'Ya Tuhan, so sweet banget sih kekasihku,' batin Alea seraya mengambil dan mengusap foto ia dan Mike.
Alea kembali melihat cincin berlian bermata satu yang melingkar di jemari lentiknya.
Cincin bermata satu yang menyilaukan netranya itu seraya menepis sudah semua kegelisahan hatinya mengenai kekasihnya itu.
Hingga semua yang sahabatnya katakan padanya pun seolah ditepis jauh-jauh. Bahwa Mike tidak seperti itu.
Kekasihnya itu tidak mungkin berselingkuh dengan wanita lain. Apa lagi foto di meja kerja Mike yang menunjukkan Mike sungguh-sungguh mencintainya.
Tiga puluh menit kemudian…
Gina masuk ke dalam ruangan Mike, ia berjalan menuju meja kerja bosnya. Ia meletakan sebuah catatan hasil meeting tadi bersama dengan para pemegang saham.
"Cincin baru kah?" tanya Gina mendekati Alea yang duduk di single sofa.
"Ohh ini?"
Gina mengangguk pelan, ia berdiri di depan Alea di mana meja sofa itu memisahkan jarak kedua wanita tersebut. Sedari tadi Gina menatap cincin tersebut.
Ekspresi wajah Alea yang terlihat bahagia itu membuat Gina merutuki Alea yang begitu bodoh! Wanita itu menatap jemarinya yang terpasang tanda cinta dari Mike Shander.
"Ini dari Mike. Dia melamarku tadi sebelum meeting," gumam Alea senang.
Bila Alea bisa menatap Gina dengan tatapan senang tanpa sekali ada curiga dan tanpa berpikiran buruk, namun jauh berbeda dengan Gina yang menatap Alea dengan tatapan tidak suka.
Dada Gina rasanya terbakar hanya melihat cincin berlian yang melingkar di jemari wanita bodoh di hadapannya itu.
Namun demi apapun Gina duduk di samping Alea. Netra Gina tak berhenti menatap cincin bermata satu yang melingkar begitu cantik di wajah Alea.
'Sial! Seharusnya cincin itu jadi milikku. Bukan milik wanita bodoh itu!' batin Gina.
"Bee..." sapa Mike tersentak kaget, saat Gina duduk di samping Alea. Mike tidak tenang.
"Ya sayang..." jawab Alea.
Mike mendekat. Gina langsung bangkit dari duduknya.
Lirikan mata Mike yang tajam seolah memberi isyarat kalau Gina tidak boleh dekat dengan wanita pujaanya ini.
'Sebenarnya apa yang diinginkan Gina pada Alea?'
Mike menarik Alea, hingga tubuhnya terangkat dan mendudukan Alea di atas pangkuannya. Lirikan mata Mike dan diamnya Mike tak lepas berpikir akan maksud wanita itu duduk berdekatan dengan Alea.
'Apa Gina akan memberitahukan Alea. Kalau aku memiliki wanita lain selain Alea?
‘Apa senekat itu Gina akan padaku? Apa dia tidak tahu kalau ancam aku bukan main-main?'
Mike bermain mata dengan Gina, ia mengisyaratkan untuk wanita itu pergi dari ruangannya.
Namun Gina tidak menggubris. Wanita itu masih membandel tetap duduk di sofa sampingnya.
"Bee..."
"Ya sayang..."
"Sudah sore. Sebaiknya kita pergi keluar. Kita cari makan lalu mengantarkan kamu ke apartemen Tiara."
Alea mencebikkan bibirnya menatap Mike. Namun Mike menunjukkan ponselnya yang bergetar dengan nama yang tertera di layar ponselnya 'Jessi'
"Dia sudah meneleponku. Bisakah kita pergi sekarang karena aku malas mendengarkan sahabatmu yang terus mengomel padaku. Ayo..." ajak Mike seraya mengulurkan tangannya untuk menyambut tangan Alea.
Alea mengangguk pelan, mengapitkan jemarinya untuk menggenggam telapak tangan Mike dan bangkit dari duduknya meninggalkan Gina seorang diri di ruangan Mike.
Gina mendengus kesal. Kedua tangannya terkepal.
"Awas kau Mike. Aku akan membalasmu lebih kejam lagi dari pada ini!" batin Gina.
Luxs Club, London.
Suasana yang ramai di sebuah ruangan yang cukup luas, sebuah club dengan fasilitas yang lengkap. Tidak hanya diperuntukan untuk penikmat dunia malam.
Namun, club berlantai dua itu memiliki sebuah ruangan khusus di mana tempat kasino berada. Tidak hanya untuk para orang kaya yang gila berjudi.
Siapapun yang mempunya banyak uang di perbolehkan masuk ke sana. Kebanyakan di lantai khusus kasino selalu didatangi oleh para pebisnis kelas atas.
Tidak hanya itu, para bisnis prostitusi, pengedar obat-obatan terlarang, senjata api dan lain sebagainya bertransaksi di dalam sana.
Bukan hanya para orang kaya, pengusaha, para menteri yang menjejakkan kakinya di sana dan ada beberapa para mafia ada disana dengan bertransaksi di sebuah club dengan keamanan dan penjagaan yang cukup ketat aman dan privasi.
Wanita berparas cantik, berkulit mulus duduk dengan tersenyum licik pandangi lawannya. Hari ini adalah sebuah keberuntungannya.
'I win,' lirih wanita itu dengan senyuman devil menatap ketiga pria yang duduk di hadapannya.
Tangan kecilnya melingkar di meja judi menyapu habis semua uang yang berada di atas meja judi. Ia berhasil memenangkan taruhannya.
"Oh God. Thank you so much. Karena hari ini hari keberuntunganku. Aku menang banyak malam ini," soraknya bahagia.
Ketiga pria di hadapannya hanya tersenyum tipis, menatap kesal karena sudah dikalahkan oleh seorang wanita.
"Apa kalian mau main lagi?" tanyanya, seraya mengedipkan sebelah matanya.
Tatapannya yang menggoda membuat ketiga pria di hadapannya itu pun mengangguk karena penasaran ini mengalahkan wanita di depannya itu.
Bila pria itu masih penasaran dengannya. Lain halnya dengan si wanita yang belum puas ingin menyapu bersih uang milik ketiga pengusaha kaya raya.
"Baiklah honey aku akan menyerahkan semua uangku untuk menjadi taruhannya.
“Tapi ingat jika kau kalah, kau harus menyerahkan tubuhmu untukku malam ini. Bagaimana?" tanya salah satu pria.
"Hmm, baiklah tidak masalah bagiku," jawabnya santai.
"Hah—aku tidak akan ikut bermain lagi, karena semua uangku sudah habis oleh wanita cantik itu," ujar salah satu pria berkemeja putih yang terlihat kesal karena ia kalah berjudi.
"Aku akan ikut sayang dan aku akan menaruhkan semua uangku. Tapi ada satu syarat."
"Apa?"
"Kalau aku menang, kamu harus melayani kita berdua bagaimana?" tentang si pria tampan yang mengerlingkan sebelah matanya pada si wanita.
Wanita itu merasa tertantang dengan taruhan besar malam ini. Ia tidak mau menyia-nyiakan kesempatan langka ini.
"Menarik sekali. Aku menantikan hal itu! Aku ingin bercinta bertiga malam ini. Jadi tolong kalahkan aku!" ucapnya penuh kesombongan pada ketiga pria yang begitu tergila-gila dengan tubuhnya ini.
"Good. Kami juga tidak keberatan kalau malam ini kita akan bercinta bertiga malam ini. Ya tidak?" jawab si pria seraya menatap salah satu temannya.
"Ide bagus juga!"
"Hmm, baiklah kita mulai sekarang.”
Mereka bertiga satu persatu membuang kartunya. Si pria tersenyum sengit pada wanita berparas cantik dengan tubuhnya yang aduhai begitu seksi seperti model papan atas.
Kedua pria itu pun sudah menebak, kalau mereka pasti menang. Mereka akan membawa si wanita itu untuk menghangatkan malamnya ini.
"Astaga aku tidak sabar ingin bercinta bertiga. Aku sudah membayangkan betapa indahnya malam ini bila hal itu terjadi," gumamnya.
"Simpanlah gombalanmu Honey. Karena kalian berdua kalah lagi!" lirih si wanita seraya menunjukkan kartu cantik di hadapan kedua pria yang tergelak kaget.
"Tidak semudah itu mengalahkanku malam ini Honey!" sambungnya.
"Oh ****!"
"Sungguh sial malam ini!" umpat si pria.
"Hahahaha…maafkan aku Honey, malam ini aku tidak bisa bercinta dengan kalian dan menghangatkan malammu.
“Padahal aku sudah membayangkan betapa malam ini akan panas karena aku akan menghangatkan kalian.
“Nyatanya aku yang menang. Jadi sorry..." gumamnya seraya menyapu kembali uang yang ada di hadapannya.
'Malam ini adalah malam keberuntunganku,' lirihnya tak henti-hentinya tersenyum.
"Kau perlu bantuan honey?”
Wanita di sampingnya pun tersenyum senang sambil mengangguk dan membiarkan pria itu merangkul dan membawanya pergi dari hadapan kedua pria yang menatapnya tajam.
'Biarkanlah malam ini aku akan bersama dengan kekasih cadanganku bersenang-senang dan akan menghabiskan uang kemenangan yang aku dapatkan.
"Sepertinya cukup besar untuk berpesta bersamanya, karena tidak mungkin juga pria brengsek itu mencariku karena ia sedang bersama dengan kekasih bodohnya,’ batinnya mencium bibir pria bermata biru yang merangkulnya.
Pria bermata biru yang bersamanya itu adalah teman baiknya. Pria yang sering disebut dengan kekasih cadangan nya yang selalu setia menemaninya dan menghangatkan ranjangnya ketika dirinya sedang tidak dibutuhkan oleh pria brengsek di luar sana yang tidak lain, Mike Shander.
Pria bermata biru itu tentunya tau hubungan wanita berparas cantik dengan Mike Shander pengusaha muda yang sedang banyak diberitakan akan kesuksesannya.
Ia pun tidak keberatan sama sekali akan dirinya yang diibaratkan kekasih cadangan wanita itu. Namun dirinya tidak ingin ikut campur akan masalah kisah cinta temannya itu yang hobby berjudi yang ia merangkul saat ini.
"Kita akan ke mana? Rumahmu atau apartemenku?”
"Yang jelas apartemenmu saja. Karena aku tak mau Mike mengetahui hubungan kita honey, kau bukanya sudah paham bukan?”
"Baiklah. Aku akan mengikuti perintah tuan putri. Ohh iyah, jika kau kini sedang mendapatkan uang banyak seharusnya kau bayar dulu hutangmu itu pada pria tua bangka agar kau tenang dan tak dikejar-kejar hutang oleh orang suruhan itu?" nasehatnya.
"Baiklah. Aku akan membayarnya sebagian dan sebagian lagi aku akan berjudi besok. Kau akan ikut denganku, Hon?” tanyanya.
"Tentu honey. Aku akan menemanimu aku punya barang bagus apa kau mau?”Pria itu yang menunjukan beberapa jenis obat kepadanya.
"Aku pasti mau honey. Kita akan berpesta malam ini, huuh," teriaknya penuh kebahagian.
Pria itu pun ikut bersorak bersamaan menaiki mobil sportnya menuju ke apartemenya. Ia bisa dikatakan teman baik yang menasehati wanita gila di sampingnya ini untuk menghentikan kegilaanya akan hobinya yang berjudi.
Tetapi jika masalah percintaan ia hanya bisa diam dan tidak ingin ikut campur apalagi dirinya tidak ingin ada masalah dengan Mike Shander.
Pria tampan bermata biru itu tidak begitu tertarik akan judi, ia lebih tertarik pada obat-obatan terlarang, penyelundupan senjata api dan lain-lain. Namun ke brengseknya selalu menawarkan obat jenis baru pada wanita di sampingnya ini yang sama-sama pemakai.
Ia pun pemakai dan sekaligus pengedar yang mana semua club yang berada di London itu sudah tak asing dengan pria bermata biru. Dia adalah William Burg.
Wanita itu menghisap bubuk putih ke dalam hidungnya beberapa detik kemudian ia tersenyum senang dengan tubuhnya yang memeluk William dan menciumnya.
"Aku sangat senang dengan ini aku sangat suka,” ucapnya menyapu bibir William brutal.
"Aku semakin bergairah honey, Kau benar-benar wanita penghangat ranjang, wanita ****** yang aku gilai. Permainanmu dan tubuhmu yang indah ini, sudah membuatku frustasi kau semakin hari semakin seperti obat-obatan ini.
"Sehari aku tak menyentuhmu membuatku sangat merindukanmu. Apalagi tak bermain denganmu sepertinya senjataku ini seakan melemah. Aku akan membuatmu mengerang sepanjang malam ini honey!"
Wanita itu tersenyum bahagia, belum pernah ia merasa bahagia seperti ini.
"Kau memang kekasih cadanganku yang terbaikku William. Aku tak akan menyerah untuk malam ini," teriaknya keras seperti orang gila.
Di sepanjang perjalanan mereka menuju apartemen William. Keduanya berteriak kencang di dalam mobil sport miliknya, sesekali keduanya yang tertawa lepas menghirup udara bebas akan kemenangan wanita di sampingnya.
'Aku sangat senang, aku senang kebebasan seperti ini. Aku senang dengan pria yang mana selalu mengerti diriku,' lirihnya menatap pria bermata biru di sampingnya yang mengulum senyum mengusap pipinya dengan lembut.
William memarkirkan mobilnya menyapu bibir merahnya dengan brutal dengan keduanya yang bergairah.
Tangan William menjelajah seluruh tubuh indahnya meremas dan menghisap dua bukit kembar di depan matanya.
"Ahhh…honey jangan di sini, sebaiknya kita segera masuk ke apartemenmu, aku sudah tak sabar," pintanya.
William mengangguk setuju ia pun memang tidak bisa leluasa bercinta di dalam mobil yang sempit milikinya.
William menggendong wanita untuk masuk ke dalam apartemennya dengan wanita itu membawa dua tas besar bermerek dan membawa semua uangnya dibawa masuk ke dalam apartemen kekasih cadangan nya.
Ia percaya jika William tak akan menguncaring dirinya. Dia sudah lama mengenal William Brug, pria baik yang hanya tertarik pada obat dan tak pernah sekalipun pria itu menipu dirinya.
"Kau tak akan dicari oleh Mike Shander?”
Ia menghela napas dengan jemarinya yang menyentuh dada bidang William.
“Ia sedang tak membutuhkanku honey, karena ada kekasihnya yang bodoh itu disini sedang berlibur dengannya, menghabiskan akhir tahun di sini.
"Pria brengsek itu sedang tidak membutukan wanita penghangat ranjangnya, seperti diriku. Aku akan dibutuhkan jika dia memintaku," ungkapnya pada William, pria yang selalu menjadi tempat curhatnya, tempat dirinya selalu mengadu akan semua kekesalan akan ke brengsekan Mike Shander.
"Apa kau kini sudah jatuh cinta pada Mike Shander?" tanya William membelai rambut wanitanya.
"Tidak, aku tak pernah jatuh cinta kepada Mike Shander karena yang membuat aku jatuh cinta pada pria brengsek itu hanya uangnya, hanya itu," gumamnya berbohong.
Tidak mungkin wanita yang sudah lama menghangatkan ranjangnya setiap malamnya tidak mencintai pria tampan seperti Mike Shander yang mana selalu memberikan segalanya untuknya. Ia sudah lama mengenal Mike dan mengetahui semua sisi gelap Mike Shander.
Bagaimana dirinya tidak mencintai Mike, karena sikap Mike yang acuh kepadanya membuat dirinya terjatuh di pelukan Mike Shander yang membuatnya menginginkan lebih dari panggilan wanita penghangat ranjangnya menjadi kekasih Mike Shander, pria yang berkuasa namun tak pernah menampakan kekuasaan nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 146 Episodes
Comments
Emak_Halu23
Nahh selingkuhh
2022-12-31
1
Pie Buah
terlalu banyak kata yg mana😒
2021-07-04
1