"Jadi lo aneh kayak gini bukan karena tertarik dengan pesonanya?" tanya Sarah yang penasaran.
"Ya bukanlah, gue sama sekali gak tertarik sama tu cowok. Lo kan tau gimana sifat gue," jawab Litha.
**Kantin__
Bruak...
Suara tangan Dita yang menggebrak meja di tempat Litha dengan teman-temannya.
"Jadi cuma anak pengemis beasiswa toh," ujar Dita menatap ke arah Litha. Dita beranggapan Litha adalah orang tidak mampu (miskin). Karena penampilan Litha yang sangat sederhana yaitu wajah polos tanpa makeup sedikit pun dan sekarang Litha hanya meminum air putih saja, sedangkan temannya yang lain memakan bakso dan meminum jus.
"Ada masalah?" tanya Litha dengan santainya. Sebenarnya Litha terkejut, bagaimana mungkin rahasianya bisa terbongkar?
"Kenapa kaget? rahasia lo gue bongkar didepan temen lo, jadi ternyata lo anak miskin ya..?" ujar Dita.
"Tapi gue heran sama lo, kok belagu banget kayak anak orang kaya gitu," ujar Tania, sahabat Dita. Tania memberi tanggapan seperti itu, karena dia mengetahui kalau Litha memakai sepatu dengan merek yang sangat mahal, bahkan sepatu yang dipakai Litha itu adalah keluaran terbaru ditahun ini dan limited edition.
"Biasalah... miskin sok tajir dan sok kecantikan pula," tambah Dita yang sebenarnya mengakui kalau Litha memang sangat cantik, dan itu membuat Dita iri dan benci pada gadis berambut panjang hitam itu.
"Hm hm hm," dengan tersenyum, itulah tanggapan yang diberikan Litha, hanya tanggapan senyuman yang sulit diartikan.
Dita sangat geram dengan tanggapan dari Litha yang terlihat sangat santai tadi dan sekarang dia memberi tanggapan yang sulit diartikan. Awalnya Dita menduga Litha akan merasa malu karena rahasianya terbongkar, tetapi ternyata jauh dari ekspetasinya.
Padahal dia masih ingat bagaimana dia mencari informasi tentang Litha yang sangat sulit, karena pihak sekolah menutupi semua informasi tentang Litha.
Awalnya Dita sangat heran kepada pihak sekolah, kenapa mereka menutupi rapat-rapat semua informasi tentang Litha.
Sedangkan biasanya dia sangat mudah untuk mendapatkan informasi dengan murid yang mencari masalah dengannya. Setelah mendapatkan informasinya Dita akan menjelek-jelekkan murid itu sama seperti sekarang saat dia menjelek-jelekkan Litha. Bahkan dulu Dita pernah membully teman sekelasnya lewat media sosial. Hingga akhirnya temannya itu tidak tahan dengan Dita dan akhirnya pindah sekolah.
Tapi Dita tidak kehilangan akal, dia mencari informasi tentang Litha melalui murid yang juga lulusan dari SMP nya Litha. Dan beruntungnya lagi murid itu juga mendapat beasiswa yang sama seperti Litha.
***
Keesokkannya
Litha berangkat sekolah dengan menaiki angkutan umum yaitu angkot. Setelah sampai di depan gerbang, semua siswi melihatnya dengan tatapan sinis. Sepanjang menyusuri koridor sekolah Litha disuguhi suara yang tidak menyenangkan. Semua siswi yang melihatnya, bergosip tentang perekonomian, asal usulnya, dan sikap Litha. Dan semua yang digosipkan adalah hal yang negatif.
"Orang miskin aja belagu banget sih pake barang limited edition, gak kasihan apa sama orang tuanya," ujar salah satu siswi.
"Iya sok tajir gitu, ditambah sok cantik pula," tanggapan siswi lainnya.
Litha hanya diam seolah-olah tidak mendengar apapun dan tidak ingin berurusan dengan siapa pun. Hingga akhirnya dia sampai didepan pintu kelasnya, dan disambut oleh dua seniornya yang sangat menyebalkan. Jika kalian menebak itu adalah Dita dan Tania, maka tebakan kalian benar.
"Hai... gimana kejutan gue hari ini?" tanya Dita dengan tersenyum manis.
"Seru kan jadi bahan gosip satu sekolahan," tambah Tania dengan ekspresi yang sama seperti sahabatnya, siapa lagi kalau bukan Dita.
Litha sama sekali tidak menanggapinya dan hanya memasang wajah datar. Kerena Litha sudah menduganya dari awal, kalau semua yang terjadi padanya pagi ini adalah ulah mereka berdua.
"Semua ini akan bertahan selama satu bulan, tiga bulan, atau bahkan lebih lama dari yang gue perkirakan," ujar Dita.
"Ralat, mungkin sampai lo gak betah sekolah disini hahaha," tambah Tania, dengan tawanya yang seperti tokoh orang jahat di sinetron-sinetron. Mungkin Tania kebanyakan nonton sinetron alay yang banyak drama, alhasil jadi korban sinetron yang drama queen banget.
Flash back off
Enam bulan berlalu tetapi Litha masih menjadi bahan gosip satu sekolahan. Entah apa yang mereka bicarakan, yang pasti dengan topik yang berbeda setiap harinya.
Sebenarnya Litha dan sahabatnya tidak ingin berjalan di depan kelas 11, khususnya 11 MIPA 1 karena itu adalah kelasnya Dita dan Tania. Tetapi untuk sampai ke tempat yang ditujunya yaitu papan pengumuman sekolah, hanya ini jalan satu-satunya.
***
"Tuh kan udah gue tebak pasti kak Raka yang jadi juara di sekolah ini, idaman banget kan. Udah ganteng, tajir, ditambah pinter pula," ucap salah satu siswi yang berada didepan papan pengumuman sekolah.
"Siapa Raka?" tanya Litha kepada ketiga sahabatnya.
"Lo gak tau kak Raka?" tanya Fika dengan ekspresi penasaran.
"Enggak," jawab Litha dingin.
"Itu lho... yang pernah gue ceritain ke elo waktu abis dari ruang BK. Yang jadi ketua OSIS itu," ujar Sarah.
"Ohhhh... yang itu, ya ya.. gue inget, jadi dia yang juara umum di sekolah ini," ujar Litha.
"Gue udah tebak pasti dia, rumornya dia dulu juga jadi juara umum, padahal kan dulu dia masih kelas 10, tapi udah bisa ngalahin seniornya yang kelas 11 sama 12," ujar Tiara.
***
Saat Litha menyusuri koridor sekolah yang lumayan sempit dengan hanya ditemani bayangannya, tak sengaja dia bertemu dengan lima hamba Allah yang diakuinya tampan, ralat sangat tampan.
Tunggu... Litha menyadari bahwa pernah melihat salah satu dari kelima pria tersebut. Pria tampan, berkulit putih, bersurai hitam kecoklatan dengan perawakan tinggi dan hidung mancung. Yang tak lain adalah ketua OSIS nya yang pernah menatapnya dengan tatapan aneh yang sangat sulit diartikan.
Litha bahkan bingung mengapa dia mengakui bahwa kulkas berjalan itu sangat tampan. Padahal saat pertama kali melihatnya, Litha mengaggap pria dingin itu sama seperti siswa yang lainnya.
Sekarang Litha sangat bingung, karena sedang berhadapan dengan lima hamba Allah yang tidak dikenalnya. Dan mereka berbaris rapi dengan bentuk horizontal, sehingga itu membuat jalan yang dilalui Litha menjadi buntu.
Kelima siswa itu menatap Litha dengan tatapan yang masing-masing memiliki arti yang berbeda-beda.
Danil? Dia hanya menatap Litha dengan tatapan biasa saja.
Arkan menatap Litha, dan sekarang dia sedang bingung memikirkan mengapa Litha tidak seperti perempuan pada umumnya yang histeris bahagia saat melihatnya dan melihat ke-empat sahabatnya.
Jordy menatap Litha dengan pemikiran yang sama seperti Arkan, karena Jordy mempunyai karakter yang hampir sama dengan Arkan. Jadi... pemikiran mereka juga sama.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 205 Episodes
Comments
Ayuna
ngadem dulu baca novel genre anak Sekolah😍😍😍
2022-03-01
2
resia
knp aku ngbyngn adegan F4 sma sancai ya thor 😁
2022-01-31
2
Dewii
lanjut, semangat kak hehe
2021-11-26
3