Ice Boy My Mood Booster
**Ruang kelas X MIPA 3__
Suasana yang awalnya ramai dan rusuh seperti pasar berubah menjadi sunyi dan senyap saat mendengar langkah kaki duk duk duk
Semua murid tegang bukan main menunggu pengumuman peringkat pertama, karena walaupun baru semester ganjil, ini adalah ujian pertama kalinya bagi para siswa-siswi kelas 10.
"Selamat pagi anak-anak, Ibu yakin kalian tidak sabar menunggu pengumuman hasil nilai ujian kalian," ujar Bu Rita, selaku wali kelas 10 MIPA 3.
"Pagi bu, langsung umumkan saja bu! Saya udah ngantuk dari tadi, mau tidur tapi gak bisa karena pada berisik nih bu, pada gak bisa anteng kayak saya," jelas Aldi dengan muka datarnya, seakan tidak memiliki dosa. Maklum aja agak gak sopan sama guru, udah kebiasaan dari awal pertama masuk sekolah dan dari sananya Aldi anaknya emang absurd.
Hampir semua mata tertuju kepada Aldi dengan tatapan tajam seperti akan memangsa orang hidup-hidup, kecuali wali kelasnya dan Litha. Ya... karena wali kelasnya sudah terbiasa dengan sifat ketua kelas itu. Tunggu, apa? Ketua kelas? Memang aneh, bagaimana mungkin hamba Allah yang absurd sekali bisa menjadi ketua kelas? Iya.. walaupun sifatnya begitu, tetapi saat telah mendapat tugas sebagai ketua kelas, ia akan bersikap bertanggung jawab atas tugasnya.
Dan Litha yang mempunyai sifat pendiam dan bodoamatan, mana mungkin memperdulikan ketua kelasnya itu. Lita hanya akan perduli dan banyak bicara kepada orang yang sangat dekat dengannya.
Aldi yang mulai merasakan sedang diawasi, hanya diam tak berkutik memandang ke arah wali kelasnya, seakan-akan meminta bantuan kepadanya.
Bu Rita yang memahami situasi tersebut langsung angkat bicara "Oke saya akan langsung mengumumkan nilai yang paling tertinggi di kelas ini dan saya sangat bangga karena peringkat pertama di kelas ini ternyata juga meraih peringkat pertama di angkatan kelas 10."
Semua tegang karena penasaran siapa yang meraih prestasi itu. "Selamat saya ucapkan kepada Litha Kusuma Jaya Nagara atas prestasinya yang meraih peringkat pertama di kelas ini sekaligus diangkatan kelas 10, saya sangat bangga akan hal itu," ujar wali kelasnya dengan antusias.
Hal tersebut membuat siswa-siswi yang lain terkejut dan iri tentunya, karena Litha dulunya adalah siswi alumni dari SMP Swasta yang terkenal kurang bagus. Sedangkan murid yang lainnya berasal dari SMP elit, ya... hanya Litha saja yang dulunya dari SMP kurang bagus. Karena SMA ini adalah SMA paling elit dan populer, jadi kebanyakan muridnya berasal dari SMP yang terkenal elit juga.
Mereka beranggapan bahwa alumni SMP yang terkenal kurang bagus, tidak ada apa-apanya dibandingkan alumni SMP yang elit. Karena SMP tempat belajarnya Litha dulu, sebelum masuk ke SMA itu sangat kecil dan terkenal dengan sistem pembelajaran yang kurang bagus.
Sementara Litha sangat bahagia, dia dan tiga sahabatnya tidak menyangka akan hal itu. "Keren banget lo," ujar Sarah, teman sebangkunya yang tak lain adalah sahabat yang paling dekat dengan Litha dibandingkan dua sahabatnya yang lain.
"Kok bisa elo sih?," ujar Fika dan Tiara, sahabatnya yang masih heran. Litha hanya menanggapi dengan senyuman, hingga matanya melengkung membentuk bulan sabit.
Setelah semua murid mengambil raportnya dan wali kelasnya segera meninggalkan kelas itu. "Bagi yang ingin mengetahui peringkat kalian, silakan melihatnya di papan pengumuman sekolah," ujar Bu Rita, sebelum meninggalkan kelas itu.
"Iya bu..." jawab semua murid. Kini saatnya untuk semua murid bersiap-siap meninggalkan kelas.
***
Litha dan ketiga sahabatnya menuju ke arah papan pengumuman sekolah, mereka penasaran siapa yang meraih peringkat pertama di sekolah. Saat menyusuri koridor sekolah seluruh pasang mata menatap tajam ke arah Litha. Litha yang merasakan hal tersebut, hanya diam seribu bahasa dan menundukkan kepalanya seolah-olah takut, tapi sebenarnya biasa aja.
Ketiga sahabatnya hanya memasang wajah datar dan mereka tidak berani menanggapi seluruh pasang mata yang menatapnya. Pasalnya yang menatapnya adalah seniornya dari kelas 11. Mereka ingat betul bagaimana salah satu dari seniornya itu membuat masalah kepada Sarah dan membully Litha saat awal masuk sekolah. Pembullyan itu tidak secara fisik, melainkan dengan cara verbal (kekerasan verbal adalah bentuk penyiksaan pada seseorang melalui kata-kata).
Flash back on
Hari pertama masuk sekolah...
Upacara hari Senin sedang dilaksanakan, seluruh pasang mata yang awalnya melihat ke arah bendera merah putih, langsung memalingkan pandangannya ke arah gadis berambut panjang hitam lurus, berkulit putih, hidung mancung, bibir yang merah muda alami dengan perawakan tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu pendek, yang sedang berlari menuju lapangan upacara. Jika kalian menebak itu adalah Litha, maka tebakan kalian benar.
Para kaum adam yang melihatnya terpanah akan kecantikan gadis berusia 16 tahun itu. Sedangkan para kaum hawa melihatnya dengan tatapan tajam seakan-akan ingin memakan orang hidup-hidup, tentunya para perempuan itu pasti akan mengira bahwa Litha memang sengaja telat, agar dapat menjadi pusat perhatian para lelaki.
Maklum aja guys kalau sebagian perempuan beranggapan negatif tentang Litha, mungkin karena iri dengan kecantikan Litha yang tiada tandingannya. Padahal sebenarnya Litha tidak mempunyai niatan telat berangkat sekolah, Litha bangun kesiangan karena semalam dia bermain game dengan kakaknya.
Litha yang polos hanya bisa nyelonong masuk ke lapangan dengan tujuan ingin menghampiri barisan para guru dan bertanya, "Apakah saya masih boleh mengikuti upacara hari pertama saya Pak?" ujar Litha yang ngos-ngosan, karena lari dari gerbang yang jaraknya lumayan jauh untuk menuju lapangan ini. Gerbangnya memang sengaja tidak di tutup, karena ini adalah hari pertama masuk sekolah.
"Boleh, tapi baris sendiri disana," jawab salah satu guru yang tidak dikenal Litha, sambil menunjuk ke arah sudut lapangan yang kosong.
Litha hanya mengangguk dan berjalan menuju arah yang ditunjuk salah satu guru itu, semua murid melihatnya. Ralat hampir semua, karena hanya satu siswa yang tidak tertarik untuk melihatnya, yaitu siswa yang sedang melaksanakan tugasnya sebagai pemimpin upacara, sekaligus menyandang gelar sebagai ketua OSIS dan ketua kelas di kelasnya.
***
Upacara telah selesai, Sarah menghampiri Litha yang masih berada di sudut lapangan.
"Parah lo, ini hari pertama sekolah udah telat aja. Dan lo tadi main nyelonong ke lapangan nyamperin guru, kayak orang gak punya dosa tau gak," ujar Sarah agak ngegas.
Sarah adalah sahabat Litha sejak kecil yang sifatnya agak berbeda dengan Litha, Sarah itu bawel sama semua orang yang dirasa pantas untuk diomelin, termasuk orang yang masih berstatus asing, agak tomboy, dan bar-bar.
Karena sifat sahabatnya itu Litha jadi ikut ketularan bar-barnya, ya... walaupun sedikit tapi tetep aja kan bar-bar. Mereka sangat akrab, karena rumah Sarah dan Litha berada di kompleks yang sama. Walaupun dari kecil mereka sekolah ditempat yang berbeda, dan ini untuk pertama kalinya mereka bersekolah ditempat yang sama.
Note: Novel ini hanya karangan semata, tidak bermaksud menyinggung pihak manapun.
Holla guys, ini adalah novel pertama aku.
Aku minta dukungannya dari kalian semua ya...
Dan jangan lupa buat like, komen, and vote🙏❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 205 Episodes
Comments
Ezthy Achmad L
Aku mampir kak otor 👋
2022-12-03
1
zhyzhieloo 🍓🍓
smgtt
2022-07-19
1
Nadia Nadia
lumayan
2022-03-29
0