Mereka sangat akrab, karena rumah Sarah dan Litha berada di kompleks yang sama. Walaupun dari kecil mereka sekolah ditempat yang berbeda, dan ini untuk pertama kalinya mereka bersekolah ditempat yang sama.
Litha hanya menanggapi dengan tawa yang kikuk "hehehe... semalem habis nge-game," ujar Litha.
"Lagian lo juga ga ke rumah gue buat nyamperin berangkat bareng gitu kek," tambah Litha sedikit ngegas. Litha sebenarnya sih bawel kalau udah deket banget sama orang. Tapi beda cerita kalau sama orang yang asing, dia bakal jadi anak pendiam.
"Gue kan gak tau kalo lo ternyata ikut sekolah disini juga," jawab Sarah. Mereka sangat bahagia karena dapat bersekolah ditempat yang sama, terlihat jelas dari raut muka kedua gadis itu.
Tak lama kemudian beberapa seniornya dari kelas 11 berjalan menuju sudut lapangan tersebut.
"Udah puas jadi pusat perhatian banyak cowok disini?" ujar Dita dengan tatapan sinis ke arah Litha. Dita dulunya adalah siswi paling cantik di sekolah ini dan karena kecantikan dulu, dia menjadi sombong dan angkuh, dulu yaaa... guys, tolong digaris bawahi dan dipertebal. Karena sekarang posisi itu digantikan oleh, siapa lagi kalau bukan Litha.
Hampir semua kaum adam mengejar Dita untuk dijadikan kekasihnya. Kecuali siswa yang menyandang gelar sebagai ketua OSIS, Raka sama sekali tidak tertarik padanya. Berbeda dengan Dita yang sangat tertarik dengan pesona lelaki yang bernama Raka, dari pertama kelas 10 Dita selalu mencoba mencari perhatian dari Raka, tetapi hasilnya selalu nihil.
"Pusat perhatian pala lo pea*g, ini tu beneran telat. Lo pikir sahabat gue harus pake cara murahan buat dapet perhatian cowok? Dari dulu Litha emang jadi pusat perhatian karena emang dari sononya, dia tu cantik." Teriak Sarah, karena sangat emosi dengan seniornya.
Litha? Dia hanya diam karena dipikirkannya ini adalah hari pertama sekolahnya, jadi dia tidak ingin membuat masalah dengan seniornya. Dan alasan yang paling utama adalah Litha itu gak suka banyak omong sama orang asing.
Dita sangat emosi dengan apa yang didengarnya, wajahnya memerah, matanya menatap tajam ke Sarah, dan tangannya mengepal. Sebelumnya tidak ada yang berani berbicara sekasar dengan volume yang tinggi kepadanya. Karena Dita adalah anak paling berpengaruh di sekolah ini, orang tuanya yaitu pemberi donasi tertinggi kedua setelah orang tuanya Raka.
"Loo... bakal nyesel karena udah bikin masalah sama gue," ancam Dita dengan jari yang menunjuk ke arah Sarah.
"Dan lo jangan sok cantik," tambah Dita yang menatap Litha dengan tajam, dan alhasil itu membuat Litha sedikit ngeri. Walaupun hanya tatapan dengan durasi kurang dari 5 detik, tetapi memang tidak bisa dipungkiri, bahwa tatapan Dita itu sangat mematikan. Buktinya saja sekarang Litha hanya bisa diam seperti Patung Liberty. Setelah itu Dita dan temannya membalikkan badan dan langsung meninggalkan ke dua gadis itu.
"Heh... lo pikir lo siapa?" teriak Sarah dengan nada emosi. Dita dan temannya tidak menggubrisnya, bahkan menoleh pun tidak, mereka tetap fokus berjalan.
**Ruang kelas X MIPA 3__
"Udahlah biarin aja, kita duduk yuk!" perintah Litha kepada Sarah yang masih ngomel-ngomel gak jelas.
Litha yang masih mencoba menenangkan Sarah, tiba-tiba terkejut. Ralat hampir semua seisi kelas terkejut, karena mendengar suara dari sudut atas kelasnya, yaitu pengumuman "Untuk siswi dari kelas 10 MIPA 3 yang bernama Sarah Fitriani Admaja segera menemui Kepala Sekolah di ruang BK," suara itu tentunya berasal dari ruang BK.
Tentu seisi kelas kaget karena ini adalah hari pertama sekolahnya di SMA bagi kelas 10, tetapi sudah ada yang membuat masalah yang kiranya besar, sampai-sampai harus menemui kepsek di ruang BK. Kalau masalah kecil paling hanya masuk BK dan tidak mungkin sampai menemui kepsek bukan?
Sarah sangat kaget, dia tidak menyangka akan terjadi hal seperti ini "Sial... ini pasti karena senior yang tadi," ujar Sarah. Sekarang Sarah tahu dia sedang berurusan dengan orang yang salah.
Litha yang menyadari bahwa Sarah tegang dan cemas. "Udah tenang aja, nanti gue temenin lo. Ini semua kan juga gara-gara gue, elo jadi dapet masalah. Sorry ya..," ucap Litha dengan lembut dan merasa bersalah.
"Jangan nyalahin diri lo sendiri, jelas ini salah gue. Gue salah berurusan sama senior sinti*g, ya udah temenin gue ke BK sekarang yuk!" jawab Sarah.
Litha mengangguk dan mereka berjalan keluar dari kelas menuju ruang BK.
***
"Lain kali kalo kita ketemu lagi sama senior tadi, mending gak usah diladenin. Emang bener kata lo, tu senior sombong banget. Mentang-mentang dia anak dari salah satu pemberi donasi terbanyak disini, bukan berarti dia bisa se-enaknya gitu," ujar Litha dengan emosi, karena sahabatnya mendapat perlakuan yang tidak adil.
Masak iya gara-gara masalah tadi pas di lapangan doang, orang tuanya Sarah dipanggil ke sekolah. Dan Sarah diancem sama Dita, katanya nih guys Dita mau laporin Sarah ke polisi dengan tuduhan perbuatan yang tidak menyenangkan. Padahal Dita duluan yang ngatain Litha, bukannya kebalik ya..? Dita itu aneh binti ga jelas banget. Tapi itu cuma sekedar ancaman kok guys, gak mungkin Dita berani berurusan dengan polisi. Karena gak tau kenapa dia tu takut banget sama polisi, buat ngelihat polisi aja dia gak berani.
Sarah hanya diam seribu bahasa, sekarang dia benar-benar takut kepada Dita. Dan Litha sebenarnya sama sekali tidak takut, tetapi dia hanya malas berurusan dengan orang tidak war*s.
Sepanjang menyusuri koridor sekolah, Litha masih tetap pada pendiriannya, ngomel-ngomel gak jelas gitulah. Sebenarnya Litha itu bawel pake banget kalo udah menyangkut orang terdekatnya yang sedang tertimpa masalah karena ketidakadilan.
Dan sialnya lagi sekarang Litha dan Sarah berpapasan dengan ketua OSIS nya yang dingin kayak es batu di rumah ku guys hhh. Saat berpapasan dengan Raka, Lita merasakan hal aneh, masih menjadi pertanyaan mengapa Ketua OSIS itu menatapnya dengan tatapan yang aneh dan sangat sulit diartikan.
"Lo kenapa terpesona sama kak Raka? Emang menurut gue dia tu ganteng, tapi dia ketua OSIS disini, jadi idaman semua cewek disini, dan pastinya saingan lo banyak banget. Katanya sih dia juga punya geng motor sport lho.. sifatnya dingin kayak kulkas berjalan gitulah hahaha..." ujar Sarah yang awalnya diam, tiba-tiba langsung dengan antusiasnya menceritakan ketua OSIS nya.
"Apaan sih, tadi dia kayak ngelihatin gue tapi tatapannya aneh gitu," jawab Litha yang masih heran.
"Jadi lo aneh kayak gini bukan karena tertarik dengan pesonanya?" tanya Sarah yang penasaran.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 205 Episodes
Comments
Cinta Terlarang
terus semangat kak
2022-07-23
2
Aprilia Amanda
tukang ngadu si dita😂
2022-03-31
0
Ayuna
lanjut
2022-03-01
1