Jadi kapan keluargamu mau datang melamar ?

DAMAR WIRATAMA

Pagi ini selesai apel pagi aku menuju lokasi razia gabungan di dekat pasar kandang jurang. Di sekitar daerah situ banyak yang sembrono tidak menataati aturan lalu lintas,semisal tidak memakai helm dan pelanggaran lainnya.

Hari ini cukup banyak pelanggar yang terkena tilang, Aku yang awalnya hanya memantau mau tak mau turun tangan saat banyaknya motor yang di hentikan.

Hingga seorang wanita menggunakan baju dinas dengan percaya dirinya menepi dan dengan santainya mengelurkan dompetnya saat ku tanya kelengkapan surat-suratnya.

Awalnya dia masih tersenyum percaya diri dan tiba-tiba wajahnya memucat saat membuka dompet ternyata salah dompet katanya. Aku menahan senyum memperhatikan ekspresi menggemaskan yang dia tampilkan.

Dia juga sempat protes saat aku panggil ibu dan entah ide gila dari mana aku menyita motornya tapi dia tidak terima dan protes, mengatakan gak perlu tahan kendaraannya selesai mengajar dia akan ambil motornya

Ternyata gadis manis ini seorang guru, sungguh pekerjaan yang mulia, Saat aku meminta nomor ponselnya dia keukeuh tidak memberikan hingga aku nekat memberi nomor ponselku di surat tilang dan bergegas meninggalkannya karena ada panggilan.

.

.

Selesai sholat dzuhur aku masuk ke ruangan untuk menyelesaikan pekerjaanku. Bodohnya aku masih menunggu gadis itu menghubungiku, ingin bertanya ke bagian pelayanan tapi aku juga tak tau nama gadis itu, Sial sial...aku merutuki kebodohanku.

Aku masih melanjutkan pekerjaan tapi mataku tetap tertuju kearah ponsel saat ada pesan masuk aku berharap no baru yang menghubungi tapi sia-sia, hingga menjelang ashar tak ada nomor asing yang aku harapkan.Aku bergegas ke musholla dan meninggalkan ponselku di ruangan.

Sesaat melewati tempat wudhu aku melihat gadis itu tengah berwudhu, aku harus gerak cepat tak bisa di biarkan dia terlepas.

Segera aku melaksanakan sholat ashar dan menunggunya di depan musholla

"Kenapa gak hubungi aku " Dia meloncat kaget saat aku menyapanya

"Astaghfirullahaladzim, ngagetin" protesnya melirik tajam ke arahku

Aku hanya tersenyum simpul.

"Kenapa gak hubungi aku? " Tanyaku lagi

"Untuk apa?? udah selesai kok urusannya tinggal nunggu sidang aja "Jawabnya

"Ehhmm aku Damar "Aku mengulurkan tangan Semoga saja tidak ada yang melihat kalo tidak aku bisa jadi bahan bullyan karena mengajak berkenalan.

Dia memandangi uluran tanganku "Udah tau "jawabnya

"Kamu tau aku dari mana? " Pertanyaan bodoh dari seorang Damar Wiratama

"Itu bajunya kan ada namanya " Jawabnya terkikik

"Kamu udah tau namaku tapi aku belum tau namamu "Ya Allah Damar kamu alay banget kayak anak baru gede

"ohh aku Tiwi " dia menangkupkan tangannya di dada

"Ehhmm Tiwi, udah beres ya soal tilang menilang " Tanyaku

"Iya, sudah mau gelap aku pulang dulu ya pak Damar "Dia celingukan memperhatikan sekitar

"Kamu nyari apa? "Tanyaku dan ikut juga celingak celinguk

"Nyari bapak tadi aku ke sini sama bapak "ujarnya

"Mau duduk minum dulu sambil nungguin bapak? "tawarku mengarahkan pandangan kearah cafetaria.

"Sebentar aku telepon bapak dulu" Dia menghubungi bapaknya dan sepertinya tidak ada jawaban.

"boleh dech " katanya akhirnya.

Dan saat ini kami duduk berhadapan di cafetaria sebagaian personil ada yang menatap aneh dan menunduk hormat saat aku menoleh ke arah mereka.

"Asli sini ya ? "Tanyaku sambil menyeruput kopi yang ku pesan

"Iya,dari lahir bahkan selesai kuliah juga balik kesini lagi "tawanya

"Kalo bapak sudah berapa lama dinas di sini? " aku mengernyitkan dahi apa tadi dia bilang bapak?

"Bapak? emang aku udah tua" aku balikan kata protesnya tadi pagi, dia hanya tersenyum

"Ehmmm ya sudah mas Damar udah berapa lama Dinas di sini? "tanya nya kembali.

"Baru kok baru 8 bulan "jawabku

"Anak istri ikut juga kan? "Apa anak istri apa tampangku sudah seperti kepala keluarga?

"hahah anak istri aja belum punya gimana bisa ada anak" aku tertawa menanggapi pertanyaannya

"Hehe maaf kirain udah nikah biasanya kan kalo yang atasan gitu udah nikah banyakan"katanya tersenyum

Ternyata enak juga ngobrol dengannya orangnya asyik tanpa dia sadari seorang bapak-bapak sudah berdiri di belakangnya.

"Di luru mubeng malah mojok nang kene (di cari muter malah mojok di sini ) Bapak itu menepuk bahunya

"Ehh bapak dari mana tadi aku dari musholla nyari bapak gak ada "Jawabnya

"Kui sopo nduk "Tanya bapaknya melirik kearahku.

"Eh kenalin pak iki mas Damar " Dia mempersilahkan bapaknya duduk

Dan saat bapaknya duduk di sebelahnya sebuah pertanyaan yang terduga di lontarkan si bapak

"Jadi kapan keluargamu mau datang melamar ?"

Jederrr... pertanyaan dari bapak seketika membuatku terbungkam dan aku melihat sekilas kearah Tiwi sudah merosot menutup mukanya.

Author pov

Ingin rasanya Tiwi menenggelamkan dirinya dan menghilang dari muka bumi. Bagaimana tidak bapak dengan tidak tau malunya menodong pertanyaan kepada Damar pria yang baru di kenalnya setengah jam yang lalu

"Bapak salah paham pak, Mas Damar ini yang nilang aku tadi pagi "Tiwi menggigit bibir bawahnya menahan malu dan gugup

"Wes ra usah di tutupi kowe pikir bapak gak iso ndelok (udah gak usah di tutupi kamu pikir bapak gak bisa melihat ) " Gertak bapak,Tiwi menenggelamkan wajahnya di atas meja. memegang kepalanya yang terasa nyutnyutan ya Allah dosa apa di umur ke 23 kenapa harus mengalami ini

"Secepatnya pak, selesai saya diklat saya akan melamar putri bapak "Jawab Damar mantap

Tiwi hanya sanggup menggelengkan kepala dan melotot ke arah Damar yang masih mengulas senyum

"Pak ayo kita pulang biar maghrib kita udah di rumah "Tiwi mencoba mengalihkan perbincangan yang gak dia harapkan,bagaimana bisa Damar mengiyakan permintaan bapak

"NANTI AKU HUBUNGI MAS " Ujarnya memberi penekanan pada setiap kalimat

"Ya sudah bapak pulang dulu kalo ada waktu main ke rumah "Ujar bapak dan menepuk bahu Damar

Damar masih setia mengulas senyum berjalan mengantar ke parkiran

"pak sebentar aku mau ngomong ke mas Damar dulu "pamit Tiwi saat akan sampai di parkiran

"Yo ojo suwe-suwe (Ya jangan lama-lama)

Tiwi menarik Damar ke taman yang tak terlihat oleh bapak

"Mas Damar ngapain sich iyain permintaan bapak" ujarnya ketus

"Salahnya di mana aku memang mau melamar kamu " Jawab Damar santai

"Ngaco kita aja baru kenal "ujar Tiwi memasang wajah cemberut

"Tak kenal maka tak sayang kan, kita sudah kenal untuk menuju sayang ya aku harus gerak cepat dong apalagi di todong sama calon mertua" Ujarnya terkekeh

"Gak gitu juga mas Damar "Gerutunya menghentakan kakinya ke tanah

"Aku serius kita bisa mulai untuk saling mengenal " Damar menatap wajah Tiwi lekat -lekat

"Aneh aja baru kenal tadi pagi tau-tau udah mau ngelamar " Hufttt Tiwi menghela nafas panjang

"Cinta itu emang aneh udah sana udah di tungguin bapak,ohh ya berapa nomor kamu masak no calon istri aku gak punya " Goda Damar menaikturunkan alisnya

"kosong, delapan ...." Tiwi mulai menyebutkan nomor ponselnya sambil masih memasang wajah kesal.

Dia masih tak habis pikir dengan apa yang dia alami apa iya Damar jodoh yang di kirim Allah di waktu yang tepat ???

🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸

Assalamualikum nulis novel ini terisnpirasi dari kisah nyata sahabat aku, aku udah ijin ke yang punya kisah jalan cerita dan namanya sudah aku rubah intinya alur ceritanya itu real kisah cinta sahabat aku. Bantu aku ya kak biar gak malas buat up 😘😘😍

kirimin bunga aja aku udah happy

happy reading semua.

Terpopuler

Comments

Zainab Ddi

Zainab Ddi

gara2 tilang cintapun datang 🥰🥰🥰🥰❤️

2022-03-18

2

Neng Hadijah

Neng Hadijah

keren ceritanya nech

2021-12-22

1

Kᵝ⃟ᴸуυℓ∂єρ

Kᵝ⃟ᴸуυℓ∂єρ

pengen di tilang jg

2021-11-26

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!