Part 5.

Setelah berpikir cukup lama, dia pun memutuskan untuk pergi dari rumah. Maka dia mulai mengemasi pakaiannya ke dalam tas dan meninggalkan sepucuk surat untuk anak perempuan sulungnya Siska. Dia meletakkan surat itu di atas meja makan agar mudah terlihat. Dia terpaksa pergi dari rumah karena tak ingin mendengarkan pertanyaan Siska mengenai keberadaan adiknya. Pertanyaan yang akan membuat dia resah. Maka di dalam surat itu dia menulis:

Putriku Siska,

Bapak sangat menyayangimu, juga adikmu Sisil. Kalian berdua adalah kebahagiaan bapak. Meski bapak sering menyakiti kalian, tapi bapak sebenarnya sayang sama kalian berdua. Hanya saja bapak terlalu lemah menghadapi hinaan, cibirian, dan sindiran dari orang-orang di desa. Sebenarnya bapak sangat hancur dan terpukul setelah memarahi kalian khususnya adikmu Sisil. Dia sangat mirip dengan ibumu.

Nak, bapak hanya pergi sebentar saja.

Bapak pergi ke kota untuk membawa adikmu berobat.

Agar orang-orang di kampung tidak menghinanya lagi.

Maka agar kamu tidak kesepian, pergilah ke rumah pamanmu di kampung sebelah dan tinggallah sementara waktu di sana sampai bapak kembali.

Bapak juga meninggalkan sejumlah uang untukmu yang bapak taruh di atas meja belajarmu. Katakan pada pamanmu untuk tidak khawatir soal uang. Bapak akan kirimkan setiap bulan.

Nak, jadilah anak yang baik dan penurut.

Bapak sangat menyayangimu.

Salam...

Namun semua isi surat itu Anton tulis adalah palsu. Itu dibuat untuk menyembunyikan kejahatannya. Dia melarikan diri dari kejahatannya dan membuat anak perempuannya semakin menderita. Dia tidak berpikir panjang, meninggalkan anak perempuan yang masih kecil di tengah-tengah warga yang tidak punya kasih sayang.

Maka setelah mempersiapkan segalanya, dia pun pergi dengan menumpangi truk kecil pengangkut sayur-sayuran yang akan dijual di kota. Dia juga menggendong sebuah boneka besar yang dia tutupi kepalanya dengan kerudung, agar ketika orang lain yang melihatnya bertanya, dia bisa menjawab bahwa itu adalah putri bungsunya Sisil yang akan dia bawa berobat ke kota.

Tapi selama dia berjalan mencari truk hingga naik ke atas truk, tak ada seorang pun yang melihatnya. Semuanya tampak sepi. Bahkan supir truk itu pun tidak menaruh curiga sedikit pun padanya.

Dia berkendara di truk itu sampai larut malam hingga menuju dini hari. Sesampainya dia di pasar, dia meletakkan boneka besar itu di dekat bak sampah, lalu berkeliling mencari pekerjaan yang bisa dia lakukan di pasar. Dia berjalan sambil mengamati setiap pedagang. Dia masih ragu apakah ada orang yang membutuhkan tenaganya? Beberapa orang yang dia lihat sibuk mengangkut sayuran-sayuran di dalam karung turun dari mobil pick-up. Maka dia menghampiri salah seorang di sana dan menawarkan diri. Dia tidak menyangka bahwa pemiik pick-up itu membutuhkan tenaganya. Yang dia pikir, dia akan mengangkut sayuran-sayuran itu. Tapi ternyata pemilik kendaraan pick-up itu membawanya ke tempat lain. Ke tempat penjualan ternak kerbau.

Karena pasar itu dekat dengan danau, maka biasanya orang-orang yang akan menjual kerbaunya, akan melempar kerbau itu ke dalam air dan kerbau itu akan berenang sendiri ke tepi. Lalu orang yang ada di tepi danau akan membawanya ke tempat penjualan. Maka pemilik kendaraan pick-up itu menyuruhnya untuk menarik setiap kerbau yang dilempar ke dalam air dan membawanya ke tempat penjualan.

Pekerjaan itu tidaklah mudah, karena dia harus mampu menguasai kerbau-kerbau itu. Jika tidak, kerbau itu bisa saja melemparnya dengan tanduknya. Karena kerbau-kerbau itu pastilah stress ketika dilempar dari kapal ke dalam air lalu berenang ke tepian. Maka dengan berat hati, dia menerima pekerjaan itu asalkan dia mendapatkan uang untuk dia habiskan dalam pelariannya. Karena sebagian besar uangnya telah dia tinggalkan untuk anak perempuannya Siska.

Hari itu dia cukup beruntung karena semua kerbau yang dia bawa dan ikat tidak ada yang melawan. Pemilik kendaraan pick-up itu pun puas dengan hasil pekerjaannya. Maka dia menahan Anton agar bekerja dengannya untuk menjual kerbau-kerbau itu. Anton pun setuju karena pemilik kendaraan pick-up itu juga berkata akan menambah upahnya jika dia bekerja dengan serius.

Maka sejak pagi itu sampai sore hari, Anton mengurus setiap kerbau-kerbau itu sembari menunggu pembeli datang. Dia berhasil menjual 5 induk kerbau dan 3 anak kerbau. Penjualan yang tidak pernah dirasakan oleh pemilik kendaraan pick-up itu. Dia sangat senang karena mendapatkan banyak uang. Maka dia mengambil Anton untuk bekerja bersamanya. Dan dia memberi upah yang ditambah sesuai dengan perkataannya sebelumnya. Maka setelah berjualan di pasar, Anton ikut bersama pemilik kendaraan pick-up itu menuju peternakannya. Di sana dia melihat ada 20 induk kerbau dan 30 anak kerbau. Dia juga melihat ada beberapa pria yang sedang memberi makan kerbau-kerbau itu, sebagian lagi memandikannya, dan sisanya membersihkan kandang kerbau dan mengumpulkan kotorannya untuk diolah menjadi kompos. Lalu pemilik pick-up itu berkata,

"Bergabunglah bersama mereka untuk bekerja. Kalau kau bekerja dengan baik dan rajin, aku akan mempertimbangkan posisimu nantinya. Tapi setiap minggu, kau akan ikut denganku untuk menjual kerbau-kerbau itu. Sekarang pergilah dan bantu mereka menurunkan kerbau-kerbau itu dari dalam kapal dan memasukkannya ke dalam kandang."

Pemilik pick up itu juga memiliki kapal angkut yang dia gunakan setiap minggu untuk menjual kerbau miliknya ke pasar. Tapi dia tetap akan naik pick-upnya karena dia juga menjual sayur-sayuran hasil dari ladangnya. Dia mempunyai 15 pekerja. 9 orang dia pekerjakan di ladangnya, dan 6 orang lagi di peternakannya.

Kemudian orang itu berkata lagi,

"Kau akan tinggal di sana. Lihat rumah petak yang kecil yang berjejer di sebelah sana. Para pekerjaku tinggal dan memasak di sana. Kau pun nanti akan tinggal di sana. Sekarang pergilah kepada mereka dan bantu mereka. Tanyakan juga dimana kamarmu nanti."

Setelah itu, pemilik pick-up itu pun meninggalkannya dan pergi ke kamarnya untuk menghitung uangnya. Wajahnya sangat senang karena penjualannya yang besar. Hari itu dia mendapat uang sebesar seratus lima juta rupiah dari hasil penjualan kerbaunya. 1 induk kerbau dia jual sebesar 15 juta rupiah. Dan Anton berhasil menjual 5 induk kerbau. Sedangkan 1 anak kerbau dewasa dia jual sebesar 10 juta rupiah. Dan Anton telah menjual 3 anak kerbaunya.

Setelah menghitung semua uangnya, dia menyimpannya ke dalam brankas lalu pergi tidur karena sangat lelah.

Terpopuler

Comments

Saukiyah Naila

Saukiyah Naila

orang tua yg tak bertanggung jawab

2021-10-27

1

Jeje

Jeje

dah bunuh anak kandung sendiri. kabur meninggalkan anaknya Siska yang masih kecil, kelaparan gimanal. nggak beradap ni bapak kandung. nggak punya hati!!!!!! anak itu titipan Tuhan! kesal aku.

Kalo orang sindir, hina, yah diam aja. tutup telinga aja ..... bodo amat lah ....bukan mereka jg bayar cicila

2021-10-10

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!