"Abang nanti ada operasi?" Tanya Raka.
"Nggak sih pah memangnya ada apa?" Jawab Deni.
"Nggak apa-apa, papi mau ngajak makan siang aja nanti di resto dekat rumah sakit sekalian ajak om Raka kalau dia ga sibuk" kata Raka.
"Siap pih, nanti Deni janjian sama om dulu sebelum dia ada janji dengan yang lain." Kata Deni.
"Om Raka sibuk sekali ya bang?" Tanya Fio.
"Iya mi, akhir-akhir ini banyak yang melahirkan cecar dengan om Raka" jawab Deni.
"O begitu, abang ga mau ambil spesialis bang?" Tanya Fio.
"Abang ambil S2 aja mi, nanti kak Irfan yang mau ambil spesialis kandungan juga katanya mau mengikuti jejak papanya" kata Deni.
"Kamu ga ngikuti jejak papimu" kata Fio.
"Ngikuti jugalah mi, tuh dia ga ambil spesialisnya justru maunya ambil S2 karena dia kejar ke kariernya bukan ke profesinya." Kata Aldo.
"Udah mi, abang berangkat dulu sudah jam segini nanti kesiangan" kata Deni.
"Papi juga udah mau berangkat nih" kata Aldo
"Okey, hati-hati ya bang semoga lancar semuanya" kata Fio
"Aamiin mi" jawab Deni.
"Papi juga hati-hati, semoga selalu dalam lindunganNya ya pi" kata Fio.
"Aamiin sayang, terima kasih selalu mendukung dan mendoakan papi" kata Aldo mencium kening istrinya kemudian mengecup bibir istrinya sekilas.
"Hah papi" kaget Fio yang tiba-tiba suaminya mengecup bibir istrinya di depan anak sulung mereka. Aldo tertawa melihat istrinya kaget dan malu di depan anak sulungnya.
💐 Rumah sakit
"Selamat pagi dok" sapa sekuriti yang berjaga di depan pintu utama.
"Pagi" jawab Deni sambil melangkah menuju ke ruangannya.
"Pagi dok" sapa perawat di dekat ruangan Deni.
"Pagi" jawab Deni singkat
Deni masuk ke ruangannya kemudian melihat ada map menumpuk di mejanya, tanda ada pasien. Benar juga sudah ada 3 pasien yang daftar padahal jam baru menunjuk di angka 8, sedangkan dokter Deni praktek masih jam 9 - 11 siang.
Deni melihat ada notifikasi masuk di ponselnya dari seseorang yang sudah lama tidak pernah lagi berhubungan. Ya dia adalah mantan dari dokter Deni saat masih kuliah dulu yang bernama Elisabet yang sering dipanggil Elis.
🗨 "Apa kabar dokter Deni?"
"Alhamdulilah kabar baik, maaf ini siapa" 💬
🗨 "Sudah lupa sama aku ya Den ternyata"
🗨 "Elisabet"
"Maaf Elis karena di ponselku belum tersimpan nomermu, sebab ponselku sempat hilang"💬
🗨 "Tidak apa-apa, aku maklum dengan dokter yang sibuk"
"Kamu dan suami apa kabar"💬
🗨 "Kabar kami juga baik"
🗨 "Sekarang sedang sibuk ya Den?"
Tok tok tok
"Masuk"
"Maaf dok ini ada lagi pasien yang mau konsultasi ke dokter Deni" kata perawat Susi. Deni langsung melihat ke jam dinding yang sudah menunjuk di angka 8.56
"Bawa saja semua berkas pasien itu ke ruangan poli, o ya saya nanti ada di ruang berapa suster?" Tanya Deni.
"Baik dok, dokter ada di ruang 9" jawab Susi.
Kemudian Deni memasuki ruang poli di kamar nomer 9. Tanpa menjawab lagi pesan dari Elis yang belum sempat dilihat kembali pesan yang terakhir terkirim.
Deni tipe orang yang berusaha untuk tidak lagi terbawa ke masa lalu, dimana Elis merupakan masa lalunya yang tidak akan pernah menjadi masa depannya. Dan mereka memang sudah berkomitmen untuk saling menjaga persahabatan saja di karena perbedaan kepercayaan yang tidak akan menyatukan kedua anak manusia ini.
Elisabet dengan Deni teman satu kampus tetapi berbeda jurusan. Deni mengambil jurusan kedokteran, sedangkan Elis jurusan hukum. Selepas Elis lulus sarjana langsung menikah dengan pilihan orang tuanya yang ternyata teman sma Deni.
Deni sangat mendukung hubungan Elis dengan calon suaminya Elis, saat Elis memperkenalkannya dengan Deni. Setelah Deni kenal siapa calon suami Elis, Deni semakin mendukungnya karena Deni sudah tahu seperti apa sifat calon suami Elis pada waktu itu.
Ternyata benar adanya bahwa suami Elis (Nico) adalah suami yang bertanggung jawab dan baik. Bahkan Nico tahu hubungan Deni dan Elis sebelum mereka menikah. Tetapi itu semua tidak menjadikan Nico menjauhi Deni sahabat masa putih abunya.
Selesai Deni dengan semua kerjaannya di poli, Deni keluar menuju ruangan Raka. Ternyata mereka bertemu di koridor rumah sakit dari poli menuju ke ruangan dokter.
"Mau kemana Den" sapa Raka.
"Mau ke ruangan dokter Raka" jawab Deni.
"Ada apa, tumben amat" tanya Raka.
"Kalau om siang ini ga sibuk mau diajak papa makan siang di restoran dekat sini om, tadi papa udah pesan Deni. Cuma Deni tadi sibuk ada pasien" kata Deni.
"Iya kita berangkat bersama aja, om tadi juga sudah di hubungi papamu" kata Raka.
"Baik om" kata Deni.
💐 Di restoran
"Apa kabar Al?" sapa Raka ke adik iparnya.
"Baik kak, kakak sendiri apa kabar?" Jawab Aldo sambil menjabat tangan kakak iparnya.
"Alhamdulilah baik juga" jawab Raka sambil mendudukkan diri di depan Raka.
"Kak Iliyas apa kabar sekarang kak, lama kami tidak bertemu" kata Aldo.
"Memang cafemu ga pernah ada pertemuan apa dengan Iliyas?" Tanya Raka.
"Ada sih, cuma Aldo beberapa kali ga pernab bisa datang jadi hanya perwakilan Leo dan Arya" jawab Aldo sambil menunggu pesanan untuk makan mereka.
"O ya Al sekalian aku pengin ngomong juga tapi ini ga ada Fio gapapa kali ya" kata Raka sambil melirik Deni.
"Tentang apa kak kok harus ada Fio?" Tanya Aldo heran.
"Jangan berpikir negatif dulu, tidak ada hubungan masalalu mereka" jawab Raka terkekeh.
"Ternyata kamu masih sama saja dengan yang dulu Al" kata Raka tertawa.
"Memang hubungan masalalu apa om?" Tanya Raka.
"Tuh nanya papimu aja" jawab Raka tertawa melihat Aldo hanya mengharukkan kepala yang tidak gatal.
"Apa kak yang mau diomongin tadi" tanya Aldo penasaran.
"Aku berpikir bagaimana kalau Deni di jodohkan aja sama anaknya Iliyas" usul Raka.
"Hah kok jadi Deni sih om, ya Irfan aja lah kam mereka pasti juga sudah kenal" protes Deni.
"Irfan kan usianya lebih muda dari anaknya om Iliyas" jawab Raka.
"Tapi itu aku hanya usul aja ya Al, semua tergantung dari kamu dan istrimu bagaimana" kata Raka. Aldo membuang nafasnya pelan. Bukan takut jika istrinya bertemu dengan Iliyas, tapi dia juga merasakan bagaimana dulu dia berjuang membuat istrinya mencintainya
"Deni ke toilet sebentar ya pih" pamit Deni kemudian melangkah ke toilet.
"Terus terang kak, aku dulu kan juga dijodohkan dengan Fio. Aku matian-matian berusaha membuat Fio mencintaiku dan itu memakan waktu yang lama walaupun kami sudah menikah dan hidup dalam satu atap bahkan satu kamar" kata Aldo.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 92 Episodes
Comments