TERLANJUR MENCINTAI
"Sayang apa abang ga ngantor hari ini?" Tanya mama Fio melihat anaknya masih duduk di sofa dengan memainkan ponselnya.
"Ke kantor dong mi, cuma Deni berangkat agak siangan" jawab Deni.
"Mama kira ga ke kantor, karena papimu aja sudah berangkat dari tadi, adikmu juga sudah berangkat kuliah semua" kata Fio.
"Loh tadi adek berangkat sama siapa mi?" Tanya Deni
"Ya berangkat sama Arya dong kan mereka satu kampus" jawab Fio.
"O ya sudah, soalnya mereka kan beda jurusan mi siapa tahu jam kuliahnya berbeda" kata Deni.
"Iya kemarin lusa memang mereka berangkat sendiri karena Arini masuk siang" kata mami Fio.
"Abang berangkat dulu mi" pamit Deni ke mami Fio sambil mencium punggung tangan sang mami.
"Hati-hati sayang" jawab Fio
Setelah semua berangkat kantor, Fio baru pergi ke Alfi cafe kampus. Fio masih aktif mengurus usahanya yang dirintis bersama sang suami dari bawah hingga sekarang sudah mempunyai banyak cabang.
Bahkan Fio menjalin kerja sama dengan kakak tercintanya Raka yang membuka sebuah rumah sakit ibu dan anak "RSIA Mahendra" Ya Raka sudah menjadi seorang dokter anak.
Awalnya Raka meminta Fio yang menjadi pimpinan di rumah sakit ibu dan anak, akan tetapi Aldo tidak mengijinkan jika istrinya ikut dalam berbisnis. Yang akhirnya di pimpin oleh Raka sendiri dimana sekarang wakil pimpinannya adalah Deni yang sudah menjadi seorang dokter umum.
💐 RSIA Mahendra
"Pagi dok" sapa perawat yang bertemu dokter Deni Angkasa Wijaya.
Deni hanya menganggukkan kepalanya tapa mengeluarkan sepatah kata dan senyumannya.
"Denger-denger katanya dokter Deni itu masih keponakan dokter Raka ya" bisik salah satu perawat rumah sakit ini.
"Iya dokter Deni itu anak dari adiknya dokter Raka" jawab perawat yang sudah tahu silsilah keluarga Mahendra.
"Sudah ayo kembali ke kerjaan masing-masing jangan membecarakan orang apa lagi itu bos kita sendiri" ucap kepala perawat.
"Eh kira-kira dokter Deni itu sudah punya pacar belum ya, gue juga ga nolak kok kalau mesti dampingi kemana aja" bisik salah satu perawat yang bernama Susi.
"Gue juga ga tahu, tapi kemarin waktu di mall gue lihat dokter Deni jalan dengan seorang gadis cantik. Dimana si gadis ini bergelayut manja dengan dokter Deni" kata suster Rina.
"Duh sakit hatiku..." kata Susi sambil memegang hatinya dengan kedua tangannya. Semua teman perawat yang mendengar pembicaraan mereka tertawa.
"Tok tok tok" pintu ruangan Raka di ketok
"Masuk" kata Raka
"Dok nanti jam 11 siang akan ada operasi cecar" kata suster Rina sambil memberikan berkas pemberitahuan bahwa dokter Raka yang akan menjadi dokter anak dari operasi cecar siang nanti.
Dokter Raka menerima berkasnya kemudian melihat jam di dinding yang sudah menunjukkan angka 10.15. Yang artinya 45 menit lagi dokter Raka harus bersiap di kamar operasi.
Di cafe lantai bawah dokter Deni sedang menikmati makan siangnya seorang diri.
Tiba-tiba pundaknya ditepuk oleh seseorang.
"Halo Den, makan sendirian?" Tanya dokter Raka.
"Hai om, ini makan sama dokter Raka" jawab Deni sambil terkekeh.
"Kamu itu, gimana kabar mamimu. Lama om ga ketemu sama mami" tanya Raka.
"Mami baik om, biasa mami masih sibuk ngurus cafe" jawab Deni.
"Papimu ga protes apa, mami masih ngurusin cafe." Kata Raka.
"Papi sudah pasti protes om, cuma mami itu orangnya mana bisa diam. Pernah suatu kali mami disuruh papi berhenti mengurus cafe dan semua cafe di handel sama Arya dan Arini. Tapi mami malah mau buka usaha bareng sama temannya." Cerita Deni membuat Raka tertawa mendengarnya.
"Terus akhirnya gimana, apa papimu mengijinkan mami buka usaha sama temannya?" Tanya Raka.
"Papi ga mungkin mengijinkan mami buka usaha om, yah akhirnya mami diijinkan untuk kembali mengurus cafe tapi hanya dua cafe aja yang diurus mami. Yang lain lain tetap di handel Arya dan Arini" jawab Deni.
"Mamimu dari dulu memang ga pernah bisa diam" kata Raka
"Mami dulu katanya suka ikutan group band ya om?" Tanya Deni.
"Iya dari masih sma dia punya group band, papimu juga iya tuh. Cuma kalau mamimu dulu kuliah juga masih suka ikut, tapi papi tidak mengijinkan" kata Raka.
"Kenapa papi ga mengijinkan ya mami aktif kegiatan" kata Deni.
"Karena mamimu dulu banyak yang menyukainya dan kamu tahu sendiri papimu seposesif apa ke mamimu kan" kata Raka terkekeh. Deni ikut tertawa kecil membayangkan maminya banyak yang mengejarnya, sedangkan papinya begitu cemburuan.
Kedua dokter ini menghabiskan waktu makan istirahat dengan ngobrol dan makan bersama.
"Wah asyiknya makan sambil mengobrol" sapa dokter Vina.
"Silahkan dok kita ngobrol bersama" kata Raka.
"Bagaimana dokter Deni dengan kuliahnya, apakah tidak ingin melanjutkan ke spesialis?" Tanya dokter Vina.
"Tidak dok, saya hanya melanjutkan ke S2 saja. Biar om Raka saja yang menjadi dokter spesialisnya" jawab Deni sambil tersenyum.
💐 Kediaman Aldo Wijaya
Sorenya Aldo pulang lebih awal. Beruntung Fio tadinya mau ke cafe cabang yang lain dibatalkan dan pilih kembali ke rumah. Ternyata sang suami pulang lebih awal. Yah memang Aldo mengijinkan Fio untuk mengurus cafe, akan tetapi selalu Aldo meminta ke istrinya setiap suaminya datang maka istrinya harus sudah di rumah. Kecuali sebelumnya sudah meminta ijin Aldo akan pulang sore hari.
"Ceklek" Aldo membuka pintu kamar.
Terdengar suara air dari dalam kamar mandi. Aldo masuk ke kamar mandi yang tidak di kunci dengan sangat pelan-pelan untuk ikut mandi istrinya.
"Astaga papi, bikin kaget mami aja" kata Fio saat merasakan ada tangan melingkar di badannya yang polos karena sedang mandi.
"Papi jam segini sudah datang?" Tanya Fio menengok ke suaminya sambil mencium pipi sang suami.
"Papi kan mau mandi bareng sama mami, makannya papi pulang sore" jawab Aldo kemudian mencium bibir sang istri yang belanjut dengan tangan Aldo tak bisa lagi dikondisikan. Hingga selesai ritual mandi bersama pasangan suami istri ini.
Fio dan Aldo selesai mandi sore, mereka turun ke ruang keluarga untuk menunggu anak-anaknya datang dengan Aldo memainkan organnya untuk mengenang masa muda.
Arya dan Arini yang juga sudah datang dan sudah mandi setelah dari kuliah kemudian ke cafe pun juga sudah berganti dengan pakaian di rumahnya. Si kembar Arya dan Arini turun ke bawah setelah mendengar suara musik yang dilantunkan dengan organ.
Deni masuk ke dalam rumah mendengar suara musik mengalun kemudian melihat ke arah suara berbunyi yang ternyata papinya sedang memainkan organ, sedang sang mami bernyanyi. Ketiga anaknya yang mendengar secara bersamaan mengurungkan niatnya menyapa kedua orang tuanya. Mereka menunggu maminya selesai bernyanyi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 92 Episodes
Comments