Tepuk tangan dari ketiga anaknya sambil berjalan mendekati kedua orang tuanya, setelah Fio selesai menyanyikan lagu nostalgia bersama sang suami di usia mudanya.
Ketiga anaknya memberi salam dengan mencium punggung tangan kedua orang tuanya.
"Loh kok kalian sudah pada datang, mami ga dengar?" Tanya Fio sambil mencium pipi ketiga anaknya.
"Mami tadi masih di kamar waktu adek (Arini) datang ya bang" kata Arini.
"Iya kata bibi mami masih di kamar" jawab Arya.
"Ternyata benar juga ya om Raka bilang tadi, katanya mami sama papi dulu suka musik dan mami sering ikutan pentas hingga kuliah ya" kata Deni.
"Om Raka cerita sama kamu bang?" Tanya Aldo.
"Iya kebetulan tadi kami makan siang bersama pih, terus om Raka banyak cerita tentang mudanya mami dan papi waktu masa sma hingga kuliah" kata Deni. Aldo dan Fio hanya tersenyum mendengar anaknya bicara.
"Kamu ga mandi dulu bang, apa badanmu ga gerah?" Tanya maminya.
"Iya nih Deni mau mandi dulu deh, baru nanti menyusul ke sini lagi" kata Deni kemudian naik ke atas menuju kamarnya.
"Om Dimas kok lama ga main ke sini ya mi, kapan-kapan kita main ke rumah om Dimas yuk mi" ajak Arini.
"Om Dimas kan kerja sayang, mana ada waktu disuruh sering main ke sini" kata Aldo.
"Kamu kalau mau main kesana ajak bang Arya aja sayang" kata Aldo
"Beneran pih kita boleh main ke sana?" Tanya Arini.
"Bener boleh, asal kamu ditemani bang Arya" kata Aldo
"Dulu kata om Dimas, papi pernah cemburu ya sama om Dimas?" Tanya Deni kemudian duduk di sofa. Fio tertawa mendengar pertanyaan anaknya ke papinya.
"Om Dimas cerita apa aja ke abang?" tanya balik Aldo ke Deni.
"Banyak, katanya papi itu cemburu akut. Sampai kuliah aja mami harus antar jemput tante Erna kalau ga ya sama om Farel" kata Deni.
"Ya ampun papi segitu takutnya apa pih mami diambil orang" kata Arya.
"Kalau papi ga begitu, mamimu udah diambil orang dari sebelum bang Deni lahir" jawab Aldo mengenang saat Dio mendekati istrinya hingga membuat Aldo salah paham.
"Memang banyak ya pi dulu yang suka sama mami?" Tanya Arya.
"Banyak, bahkan ada yang sampai mami hamil kalian berdua aja masih belum move on." Kata Aldo mengingat bagaimana dulu pandangan Dio saat mereka bertemu dan Dio tahu Fio hamil si kembar. Fio hanya diam tanpa memberi jawaban kepada ketiga anaknya.
"Memang dulu mantan mami banyak ya mi?" Tanya Arini.
"Mami ga punya mantan sayang, kan papi itu pacar pertama dan terakhir mami" kata Fio.
"Ehem..." Aldo berdehem
"Tuh papi kali yang punya mantan" kata Fio.
Aldo tertawa melihat istrinya protes.
"Sudah yuk kita makan dulu" ajak Fio.
"Tuh kan mami kalau bahas mantan langsung mengalihkan pembicaraan kan" kata Aldo ke anak-anaknya.
Fio jalan menuju ke meja makan melihat bi Ina dan bi Siti menata meja makan.
Akhirnya semua anggota keluarga mengikuti maminya menuju meja makan untuk makan malam bersama.
Selesai makan malam, mereka masih meneruskan pembicaraan yang membuat anak-anak ingin tahu bagaimana kisah mami dan papinya dulu. Mereka berkumpul di ruang keluarga sambil bercerita.
"Dulu papi sama mami pertama kali bertemu dimana?" Tanya Arini ke mami Fio
"Dulu mami bertemu di sekolah sayang" jawab Fio
"Mami sama papi dijodohkan dek sama Oma, karena oma sudah terlanjur mencintai mami di awal pertemuan." Kata Deni.
"Abang dari mana tahunya?" Tanya Aldo.
"Dari oma pah" jawab Deni.
Kemusian Aldo dan Fio mencerotakan kisahnya dulu dari awal mereka bertemu hingga saat ini.
"Sudah yuk kita istirahat, mami udah ngantuk bang. Tuh lihat udah jam 11 malam, berarti kita cerita lama banget kan" kata Fio.
"Ga lama jugalah mi, lagian papi ceritanya banyak yang disingkat alias dilewatin kan" protes Deni.
"Kapan-kapan kita cerita lagi, sekarang mami udah ngantuk mau tidur duluan. Kalau papimu masih mau lanjut cerita ya silahkan aja" kata Fio kemudian berdiri dan jalan memasuki kamarnya.
"Okey ceritanya disudahin aja, kapan-kapan kita cerita lagi ya biar mamimu juga ikut bercerita" kata Aldo.
"Yah papi gitu deh" kata Arini.
"Ya kan papi juga mau istirahat, nanti kalau cerita lagi bisa sampai besok dan kita jadi begadang" kata Aldo kemudian berdiri hendak menyusul sang istri di kamar.
Arini akhirnya juga ikut pergi dari ruangan keluarga menuju kamarnya sendiri. Begitu juga dengan kedua abangnya juga masuk ke kamar masing-masing.
Deni masuk ke kamar bukan untuk tidur, melainkan kembali bekerja dengan laptopnya. Ya Deni langsung membuka laptopnya di meja kerjamya yang berada di dalam kamar
Paginya Fio terbangun lebih dulu kemudian turun ke dapur untuk membuat sarapan. Kemudian disusul Arini yang juga sudah bangun pagi.
"Adek udah bangun sayang, masuk jam berapa nanti kuliahnya?" Tanya Fio.
"Pagi mi sama dengan bang Arya" jawab Arini.
"Ya sudah kalau begitu mandi dulu sana biar mami yang masak" kata Fio.
"Arini mau bantuin mami bikin sarapan dulu baru mandi" kata Arini.
"Ya sudah terserah kamu ajalah" kata Fio.
"Mami mau masak apa pagi ini?" Tanya Arini.
"Memang anak gadis mami lagi pengin apa?" tanya Fio.
"Arini lagi pengin makan capcay mi tanpa nasi" kata Arini kemudian membuka kulkas untuk melihat sayurannya adamya apa aja.
"Loh kenapa tanpa nasi sayang, nanti kamu jadi kurang kenyang loh" kata Fio mengingatkan.
"Iya Arini lagi mengurangi karbohidrat mi biar agak kurusan" kata Arini.
"Badan segitu agak kurusan, jangan terlalu kurus sayang nanti kurang enak dipandang" kata Fio.
"Mami tadinya mau masak apa?" Tanya Arini.
"Nasi goreng sosis aja sih" kata Fio.
"Ya sudah Mami bikin nasi goreng sosis, sedang adek bikin capcay ya mi" kata Arini.
"Boleh" jawab Fio sambil memotong cabai.
Selesai Arini dan Fio membuat sarapan, Arini langsung kembali ke kamarnya untuk mandi. Sedangkan Fio kembali ke kamar untuk membangunkan suaminya baru kemudian mandi untuk bersiap sarapan pagi bersama.
Raka sarapan pagi bersama istri dan ketiga anaknya.
"Mi nanti mami mau pergi ga?" Tanya Arini.
"Iya mami rencana mau ke rumah oma sayang, kenapa?" Jawab Fio.
"Adek ikut ya mi, tapi nanti mami jemput adek dulu ke kampus atau mami nungguin di cafe aja deh nanti adek yang kesana" kata Arini.
"Okey nanti mami ke cafe jam 10 ya" kata Fio.
"Terima kasih mami sayang" kata Arini sambil mencium pipi maminya kemudian berangkat ke kampus.
"Abang juga berangkat dulu ya pi, mi" kata Arya pamit ke kedua orang tuanya sambil mencium punggung tangannya.
"Kalian hati-hati di jalan" kata mami Fio.
Kedua anak kembar ini hanya menganggukkan kepala sambil memberikan tanda jempol tangan kanannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 92 Episodes
Comments