2 hari setelah pernikahan
Tidak seperti pasangan suami istri yang lain, saat pagi mereka selalu membuat senyum senyum yang membuat pasangannya selalu terpukau. berbeda dengan Vivian dan Haikal.
"Vivian, mulai hari ini Papa minta kau untuk membantu Haikal di perusahaannya." pinta Pak Wiraguna kepada Vivian.
"Buat apa Ayah?" tanya Vivian.
"Tentu saja untuk membantu suamimu di perusahaan." jawab pak Wiraguna.
"Haikal tidak punya sekretaris, Ayah?" tanya Vivian.
"Vivian, tidak baik kau memanggil suamimu dengan nama panggilan seperti itu. Panggil diam Mas, suamiku atau sayang gitu." ucap Bunda Irma yang membuat Vivian langsung menundukkan kepalanya dan ingin tersedak.
Haikal tersenyum saat melihat ekspresi yang ditunjukkan oleh Vivian. pemuda berusia 20 tahun itu senang saat melihat ibunya selalu membuat Vivian mati kutu dengan kata-katanya.
"Apa Vivian harus memanggil bocah ini dengan sebutan Mas, Bunda?" tanya Vivian.
"Gimana sih kamu ini Vivian, bocah-bocah gitu itu suamimu lo." jawab Bunda Irma.
Tentu saja Vivian tidak bisa mengatakan hal apapun, karena benar apa yang dikatakan Bunda Irma. kalau sekarang pemuda berusia 20 tahun ini telah sah menjadi suaminya.
"Mas bocah ngapain sih ngajak aku." ucap Vivian yang membuat Bunda Irma langsung tertawa terbahak-bahak.
"Ha-ha-ha... Apa yang kamu katakan Vivian?" tanya bunda Irma kepada menantunya itu.
"Mas bocah." jawab Vivian yang membuat Pak Wiraguna langsung tersedak makanan yang ingin dia telan.pria tua langsung menepuk jidatnya karena melihat tingkah laku seorang wanita yang sudah berusia 25 tahun itu, namun kelakuannya seperti gadis remaja.
"Ya ampun Vivian, ngapain kamu panggil dia Mas bocah. panggil dia itu Mas enggak usah pakai embel-embel bocah." jawab Pak Wiraguna yang kemudian meminum segelas air karena terasa lehernya tidak bisa buat menelan.
"Oke oke siap Ayah." jawab Vivian.
"Coba kamu panggil apa dia kembali." ucap Bunda Irma.
"Ngapain sih mas ganteng ngajak Vivian keperusahaan." ucap Vivian yang membuat Haikal malah tersedak dengan kata-katanya.
"Vivian, cepat ambilkan minuman!" seru Bunda Irma yang membuat Vivian langsung memberikan segelas air kepada Haikal.
"Sudah-sudah Ayah, Bunda. nggak usah maksa istriku ini untuk memanggilku Mas, biarkan saja dia manggil aku apa saja, asalkan jangan sampai dia memanggilku adik saja." jawab Haikal yang membuat ayah dan ibunya langsung terdiam dan saling menatap satu sama lain.
Vivian nampak tersenyum kepada Haikal, karena terlintas di pikirannya untuk memanggil Haikal dengan sebutan adik saat di luar rumah mereka.
"Mampus dah gua, malah aku ingin mengatakan hal itu." ucap Vivian dalam hati yang kemudian melanjutkan makannya.
"Oh ya, nanti mas mau aja kamu keperusahaan, ayah kan sudah bilang memintamu untuk bekerja bersama Mas. jadi Mas minta Mulai sekarang kamu jadi sekretaris Mas." pinta Haikal yang membuat Vivian harus menganggukkan kepalanya. perjanjian selama 2 tahun yang harus dituntaskan oleh wanita itu, Haikal mengetahui perjanjian itu. dia berharap perjanjian selama 2 tahun itu akan membuat Vivian benar-benar menjadi istrinya bukan cuma istri kontrak semata.
"Terserah deh." jawab Vivian.
Akhirnya Haikal membawa Vivian ke perusahaannya, pria berumur 20 tahun itu terpaksa memegang kendali perusahaan yang seharusnya dipegang oleh kakaknya.
"Sayang sini!" seru Haikal yang memanggil Vivian. terlihat tatapan matanya menatap sang istri yang hanya memakai pakaian santai saja. Haikal mengumpulkan para pekerja yang ada di perusahaannya, dia memperkenalkan Vivian sebagai istrinya dan orang-orang yang ada di sana harus menghormati Vivian seperti mereka menghormati Haikal.
Vivian hanya pasrah, 2 tahun baginya tidak terlalu lama setelah itu dia akan kembali kepada kehidupannya yang normal, Haikal mengajak Vivian masuk kedalam perusahaannya sebuah perusahaan yang bisa dibilang lumayan besar bagi pria yang berusia 20 tahun tersebut.
"Perusahaan ini bergerak di bidang apa sih?" tanya Vivian kepada Haikal.
"Kemarilah, aku akan menunjukkan sesuatu padamu." jawab Haikal yang kemudian menepuk kursi yang sudah disediakan oleh pria itu. Vivian menghampiri Haikal dan duduk di samping seorang pria yang masih berumur 20 tahun itu.
"Aku bekerja di perusahaan ini sebagai perancang perhiasan dan merancang properti otomotif." jawab Haikal yang membuat Vivian menatap beberapa gambar yang ditunjukkan oleh Haikal.
"Pantes aja kalung dan cincin yang kau berikan itu sangat langka dan tidak ada duanya." ucap Vivian kepada Haikal.
"Tentu saja aku akan merancang sesuatu yang berbeda dan tidak akan dimiliki oleh orang lain, Karena itu adalah satu-satunya untuk wanita yang aku cintai." jawab Haikal. Vivian menganggukkan kepalanya, sesaat kemudian wanita itu duduk sembari menatap beberapa hasil karya sang suami.
"Sudah berapa kali kau mengadakan pameran perhiasan?" tanya Vivian.
"Aku tidak bisa menghitungnya, karena sejak berusia 16 tahun aku sudah senang membuat karya-karya seperti ini sendiri. karena itu aku sering sekali ke luar negeri untuk melakukan perjalanan bisnis dan memperkenalkan seluruh desain-desain yang aku miliki." jawab Haikal.
"Wow..Kalau begitu Kau ini memang bocah luar biasa ya." ucap Vivian.
"Apakah kau mau kalau aku mengajakmu ke luar negeri saat aku mengadakan pameran?" tanya Haikal kepada sang istri.
Tentu saja Vivian langsung menganggukkan kepalanya dengan secepat kilat, siapa yang akan menolak diajak plesiran ke luar negeri.
"Benarkah boleh aku ikut denganmu?" tanya Vivian kepada Haikal.
"Tentu saja kau boleh ikut, karena kau adalah istriku." jawab Haikal yang membuat Vivian menatap beberapa rancangan perhiasan dari Haikal.
"Benar-benar dia ini, brondong tajir melintir." ucap Vivian dalam hati sambil menatap Haikal. seandainya Vivian mencintai pria itu mungkin kehidupannya tidak akan seperti sandiwara seperti saat ini.
** bersambung **
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments
Sukma Sae
cerita bagus.....eksekusi kurang....
2021-08-10
2
Ella Fatur Rohman
semangat Vivian
2021-07-02
2
Fitri Ani
langjut
2021-06-11
1