"Ya Tuhan kok gini amat sih nasibku, dipaksa menikahi anak orang. tidak tahu wajahnya tidak tahu rupanya, bahkan tidak tahu wujudnya." guman Vivian dalam hati sembari mencibirkan mulutnya tidak karuan.
Tak lama kemudian Pak Wiraguna mengajak Vivian untuk masuk.
"Apakah kau mau diam di sana terus?" tanya Pak Wiraguna kepada Vivian. tentu saja Vivian terkejut, Pria tua yang ada di depannya ini bagaikan Bos besar baginya. Bagaimana tidak tiba-tiba datang Lalu memberikan ancaman dan memberikan perjanjian yang tidak tahu menguntungkan atau tidak bagi Vivian. tapi jika melihat Pak Wiraguna pasti pria itu tidak akan berbuat curang kepadanya.
"Vivian, dialah Putraku yang akan menikah denganmu dan kau akan menikah dengannya!" seru bu Irma yang kemudian membawa Haikal ke depan Vivian. Betapa terkejutnya Vivian saat dia melihat wajah berondong itu.
"Kau!" seru Vivian dengan sangat kerasnya sambil menunjuk wajah Haikal. pria itu hanya tersenyum tidak mengeluarkan sepatah kata pun,
"Jadi bapak ini bapaknya ini brondong!" seru Vivian dengan sangat keras tanpa menyaring kata-katanya.
"Brondong?" tanya Pak Wiraguna.
"Iya brondong, ini brondong yang selalu ngejar-ngejar aku." jawab Vivian sambil terus menunjuk wajah Haikal.
Bu Irma menurunkan tangan Vivian yang terus menunjuk ke arah putranya.
"Kau ini tidak sopan sekali pada calon suamimu, masa main tunjuk-tunjuk gitu." ucap Bu Irma yang kemudian mengajak Vivian untuk masuk ke rumahnya.
"Hai brondong, jadi kamu minta orang tuamu untuk menjebak Ku ya!!" seru Vivian kepada Haikal.
Pak Wiraguna begitu terkejut dengan perkataan yang diucapkan oleh Vivian, bahkan wanita itu tidak menampakan ketakutan sama sekali padanya. di depan muka kedua orang tuanya bahkan Vivian berani mengatakan hal itu.
"Mengapa kau mengatakan Putraku itu brondong?" tanya Pak Wiraguna kepada Vivian.
"Tentu saja brondong Tuan, dia ini kan lebih muda dariku. dulu dia itu bekerja atau punya perusahaan Ya enggak tahu enggak tahu, pokoknya dia dulu sering sekali ke kafe tempatku bekerja, lalu beberapa bulan terus ngejar-ngejar aku. Tak lama kemudian tentu saja saya menolaknya, Masa saya mau dipermainkan oleh brondong muda ini sih!!" seru Vivian.
Bahkan tukang kebun yang ada di rumah Tuan Pak Wiraguna nampak tersenyum melihat tingkah polos dari Vivian, entah polos atau memang perkataan Vivian yang tidak bisa disaring sama sekali.
"Jadi Putraku ini sudah mengenalmu, kalau begitu itu lebih baik daripada kalian tidak saling mengenal sama sekali." jawab Pak Wiraguna yang kemudian menyuruh istrinya untuk membawa Vivian ke tempat yang sudah dipersiapkan.
"Ini namanya pemaksaan Nyonya, masa putramu itu tidak bisa mendapatkan ku malah Dia menyuruh orang tuanya dengan cara memaksa aku. itu namanya pemaksaan ada pasal dan ayat ayatnya saya bisa menuntut Nyonya." ucap Vivian sambel terus menggerutu tidak karuan.
Sedangkan Bu Irma hanya tersenyum melihat semua perkataan yang diucapkan oleh Vivian, polos namun Gadis itu terlihat tidak mempunyai niat jelek sama sekali.
"Apakah boleh aku berbicara denganmu?" tanya Bu Irma kepada Vivian.
"Tentu saja boleh." jawab Vivian.
"Besok saja Aku ingin berbicara denganmu, Kau istirahatlah dahulu ditempat ini. karena mulai sekarang kau akan ada disini untuk beberapa minggu, setelah itu kau akan menikah dengan Putra ku." jawab Bu Irma yang kemudian meminta Vivian untuk masuk dalam ruangan itu.
Keesokan hari ternyata Vivian sudah bangun pagi sekali. karena Gadis itu tidak suka bangun siang karena takut dikatakan wanita tak bisa masuk ke dapur.
Tatapan mata Bu Irma menatap Vivian yang sudah ada di dapur itu.
"Apa yang kau lakukan?" tanya Bu Irma kepada Vivian.
"Tadi malam saya tidak bisa tidur bu, Soalnya ini bukan rumah saya." jawab Vivian dengan sangat gamblang nya. bahkan tidak ada rasa malu sama sekali atau ingin menutupi kata-katanya sedikit.
"Lalu, apa yang kau lakukan?" tanya Bu Irma kepada Vivian.
"Mau masak Bu." jawab Vivian.
"Kau pandai masak ya?" tanya Bu Irma.
"Tidak terlalu si, Bu, cuma bisa masak beberapa saja." jawab Vivian yang tidak ingin menyombongkan dirinya. padahal wanita itu adalah koki di Cafe tempat dia berada, seluruh masakan bisa dibuatkan oleh Vivian walaupun hanya sekali menatap di YouTube saja.
"Bohong Nyonya, bahkan Mbak Vivian ini sangat pandai memasak. Lihatlah masakan ini buatan Mbak Vivian, rasanya juga sangat enak lo, Nya." ucap mbok gina yang yang membantu Vivian didapur.
"Bohong tu Bu, si mbok ini yang memasak aku cuma membantu." jawab Vivian.
Tatapan mata Bu Irma menatap Vivian Ternyata wanita ini bukanlah wanita sombong,
"Bahkan dia tidak pernah menyombongkan dirinya sama sekali." ucap Bu Irma dalam hati sambil menatap wajah Vivian.
"Boleh aku mencicipi masakan mu?" tanya Bu Irma pada Vivian. Gadis itu menganggukkan kepalanya langsung melotot menatap Vivian.
"Tidak enak ya Bu?" tanya Vivian kepada Bu Irma.
"Enak kok, bahkan masakanmu ini enak banget." dijawab Bu Irma sambil terus menyendoki beberapa masakan yang dibuat oleh gadis berusia 25 tahun itu.
"Mbok bawa masakan ini ke meja makan, aku dan suamiku akan langsung menyantap masakan ini." ucap Bu Irma yang kemudian meminta mbok gina untuk membawa masakan Vivian ke meja makan.
"Ayo!" seru Bu Irma yang kemudian menarik Vivian ke meja makan. terlihat di sana Pak Wiraguna dan Haikal sudah duduk disana Vivian duduk di samping Bu Irma sembari menarik kursi di sebelahnya itu.
"Kamu apa di sini?" tanya Bu Irma.
"Mau duduk Bu." jawab Vivian.
"Kau tidak boleh duduk di sini, duduklah di sana." ucap Bu Irma yang menunjuk kursi yang ada disebelah Haikal.
** bersambung **
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments
Manggu Manggu
👍
2022-11-21
0
Rini
lnjut thorrr
2021-07-02
2
Ella Fatur Rohman
menarik aku suka
2021-07-02
2