Kevin pun mencoba mengingat ingat siapa dia sebenarnya, dan akhirnya ia tau siapa perempuan itu.
"*Oo*h Iya. Aku baru ingat siapa dia, itu kan perempuan yang sudah menyelamatkan ku saat aku mau mencoba mengakhiri hidup, bagaimana ini? disatu sisi aku pengen banget dia cepat sadar, disisi lain dia kalau sadar nanti pasti, dia menertawakan aku, tapi semoga saja dia lupa ingatan dan nggak ingat sama aku lagi ,seperti di sinetron hilang ingatan gara gara kecelakaan, apalagi dia kemarin luka dikepala parah banget, sudah kupastikan dia akan lupa sama aku." ucap Kevin dalam hatinya.
Kemudian Kevin keluar dari ruangan dan ia tidak jadi menyuruh asistennya menyelidiki perempuan itu karena sebenarnya ia sudah mengetahui dimana dia tinggal dan identitas perempuan itu.
"Kevin. Kamu lama banget sih! kan aku mau melihat dia juga, dan mencari tahu soal identitas dia, kira kira cantik nggak perempuan itu." tanya Alfian mengintimidasi Kevin dengan mata melirik kearah dalam ruangan.
"Namanya juga perempuan pasti cantik. Kamu enggak usah masuk." jawab Kevin melarangnya.
"Lho! Kok nggak boleh kenapa?" ucap Alfian penasaran kepada Kevin.
"Kamu sendiri kan yang menyuruh ku menyelidiki perempuan itu." ucap Alfian lagi.
"Saya sudah tau siapa dia? jadi kamu tidak perlu cari tau soal dia." ucap Kevin melarang.
"Kok gitu sih! tapi boleh kan saya melihat wajahnya. Pasti cantik ya, jadi kamu nggak boleh aku lihat dia." ucap Alfian mencari celah untuk masuk.
"Biasa aja. Nggak cantik ada cantik cantiknya." ucap Kevin.
"Ya udah. Kalau gitu boleh kan, lihat dia." ucap Alfian menaik turunkan alisnya.
"No. Kamu masih menganggapku boss mu tidak." ucap Kevin memutar bola matanya.
Ketika Alfian hendak melangkahkan kaki ke dalam Kevin menghalangi jalan, kedua tangannya merenggangkan didepan pintu masuk, jadi Alfian tidak bisa kedalam dan kesal dengan nya.
"Bos bisa minggir. Izinkan saya mau masuk kedalam." ucap Alfian masih penasaran.
"Nggak boleh." ucap Kevin singkat.
"Kamu terlalu egois." ucap Alfian masih berusaha mencoba mencari celah untuk masuk tapi Kevin tetap menghalanginya.
"Sudah beberapa kali ku ingatkan. Kamu nggak ngerti juga." ucap Kevin dengan nada menekan.
"Boss itu selalu benar dan nggak pernah salah." ucap Alfian menggerutu tapi masih bisa didengar oleh Kevin.
"Itu kamu tau. Apalagi bossnya ganteng juga keren." ucap Kevin bangga, membenarkan kera bajunya.
"Iya sih ganteng tapi." ucap Alfian menggantung.
"Tapi apa?" ucap Kevin melirik tajam ke asistennya.
"Eeeeh! maksud ku. Sombong." ucap Alfian dengan nada lirih dan masih terdengar oleh Kevin.
"What? Sombong. Kepala lho peyang" ucap Kevin ketus dan kembali menjitak kepala asistennya keras.
"Auuu!" rengek Alfian seketika dijitak lagi oleh bosnya.
"Menjijikkan sekali sih lho! banci tau nggak." nyinyir Kevin.
"Hei! kamu pikir ini apa kepala ku sakit tau Nanti kalau sampai gagar otak bagaimana?" ucap Alfian protes sama Kevin baginya dia itu menyebalkan sekali.
Haa...Haa...Ha...! "Mana ada orang dijitak. Yang ada kepalamu jadi miring, seperti otakmu." ucap Kevin ketawa terpaksa.
"Jahat banget kamu Vin! ya udah aku mau pergi saja dari sini." ucap Alfian mau pergi.
"Al? kamu kemana? cepat kemari atau sekarang juga saya pecat." panggil Kevin keras.
Akhirnya Alfian balik lagi kearah Kevin dengan muka malas dan berusaha membujuk sahabatnya sekaligus bossnya baginya sangat menyebalkan dan aneh.
"Apa sih? apa mau kamu sebenarnya?" tanya Alfian kesal kepada sahabatnya sifatnya itu berubah ubah baginya.
"Saya kan belum selesai ngomong. Kamu main pergi pergi aja." ucap Kevin.
"Tugas apa boss? cepat katakan padaku." ucap Alfian.
"Hey! kenapa jadi kamu yang kesal. Saya minta kamu belikan baju, gerah nih! dari tadi sore belum sempat mandi." ucap Kevin menjadikan tangannya sebagai kipas.
"Hmm! pantes. Dari tadi saya seperti mencium bau bau gimana gitu." ucap Alfian menutup hidungnya.
"Lama lama mulutmu minta di jahit. Walaupun saya tidak mandi beberapa hari, saya masih tetap wangi." ucap Kevin dengan pede, menegakkan badannya.
"Pede banget kamu. Tunggu sebentar, saya mau belikan kamu baju, ooh iya! ini makanan buat kamu, jangan lupa di habiskan." ucap Alfian pergi.
Setelah satu jam kemudian Alfian datang membawa pesanan yang diminta bossnya.
"Ini pesanan mu." ucap Alfian menyodorkan kepada Kevin.
"Thanks Al?" ucap Kevin tersenyum.
"Hmm! sama sama boss ku." ucap Alfian membalas senyumannya.
"Itu kenapa makanannya belum di makan?" tanya Alfian.
"Belum sempat. Ayo! kita makan bersama." ajak Kevin.
Drettt Drettt Drettt...
Suara Handphone Kevin berbunyi ketika mereka sedang makan.
Dilihatnya siapa gerangan orang yang telah menelponnya.
"*M*ama? ada apa malam malam begini menelphoneku, ahh! pasti mama khawatir." ucap Kevin didalam hatinya.
"Siapa Vin? Mama kamu." tanya Alfian melirik layar handphone Kevin.
Kevin ~>> [[ Hallo? Mah?]] ucap Kevin
Sinta ~>> [[ Hallo? sayang kamu ada dimana? kenapa sampai belum pulang juga?]]
~>> Kevin [[ Masih diluar mah? Kevin lagi ada kerjaan mah diluar kota.]] jawab nya berbohong.
~>> Sinta [[ ooh! gitu ya! emangnya berapa lama kamu disana?]] tanya mamanya Kevin.
~>> Kevin [[ Nggak tau mah? mungkin sampai urusan kerjaan sampai selesai. Mama jangan terlalu khawatir sama Kevin.]] jawab Kevin.
~>> [[ Kalau begitu kamu hati hati disana yah! sesudah urusan mu selesai. Kamu langsung pulang.]] ucap mamanya Kevin.
~>> [[ Pastinya. Mama harus jaga kesehatan, ya udah, Kevin tutup dulu ya! ]] pamit Kevin menutup telponnya.
Tiga bulan kemudian Kevin selalu menjenguk perempuan itu akan tetapi dia belum menandakan akan sadar, Kevin selalu datang setiap seminggu sekali karena dia setiap hari harus ke kantor dan ia selalu disibukkan untuk pemotretan dan dia membintangi beberapa film, karena dari kecil ia bercita cita menjadi artis, tapi semenjak ia dewasa ia tidak begitu suka menjadi artis, karena baginya menjadi artis itu selalu dikejar kejar oleh fans fansnya yang menurutnya berlebihan dan tidak bisa bebas kemana mana ia selalu menyamar ketika mau bepergian.
"Permisi boss. Ada apa kamu panggil aku kesini?" ucap Alfian sopan terhadap bossnya.
"Bagaimana keadaannya? apakah dia sudah sadar?" tanya lelaki yang duduk di kursi kebesarannya.
"Sejauh ini. Belum ada pertanda dia akan sadar." jawab Alfian.
"Lihat saja nanti kalo dia sadar." gumam Kevin malas.
"Boss mau ngapain saat dia sadar." ucap Alfian tak mengerti.
"Kamu tidak perlu tau. Lihat saja nanti apa yang akan terjadi." ucap Kevin dengan senyum tipis terlihat licik, namun Alfian tidak tau pikiran bossnya baginya dia pasti akan melakukan hal yang aneh.
Alfian hanya menggeleng kepalanya pelan dan melirik kearah Kevin.
"Kamu keluar sekarang. Nanti kalo ada kabar tentang perempuan itu langsung kabarin saya." titqh Kevin dengan menggerakkan kepalanya ke arah pintu.
"Siap boss?" ucap Alfian segera pergi meninggalkan ruangan bossnya.
Satu Jam Kemudian
Alfian kembali datang ke ruangan Kevin memberi taukan sebuah berita.
"Boss. Wanita itu sudah sadar dari koma." ucap Alfian tiba tiba masuk ke ruangan Kevin tanpa permisi membuat Kevin terkejut seketika.
•
•
•
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 190 Episodes
Comments
Alwani Yunita
Di bab ini banyak salah penulisan tanda baca kak
kalau kakak mau cepat kontrak usaha penulisan tanda baca dan katanya sesuai PUEBI
2021-12-05
0