Kevin terkejut ketika asistennya tiba tiba datang mengejutkan dirinya, hingga tersedak saat ia minum.
Uhuk..Uhuk...! Kevin merasa kesakitan dibagian tenggorokan terasa panas akibat ulah asistennya.
"Sialan Kamu. Apa kamu bunuh aku." umpat Kevin serak memegang tenggorokan karena kesakitan sampai sesak kedalam dadanya terasa panas.
"Aduh! boss maafin aku." ucap Alfian memohon agar segera dimaafkan.
Alfian menundukkan kepalanya karena merasa bersalah.
"Sungguh saya benar benar tidak sengaja." ucap Alfian kemudian.
Akan tetapi bossnya tetap terdiam karena sangat kesal padanya.
"Kamu mau bunuh aku pelan pelan. Tapi bukan seperti ini caranya." ucap Kevin ketus melirik kearah Alfian.
"S-saya tidak bermaksud. Tadi saya saking senangnya jadinya lupa deh! ketuk pintu, sekali lagi saya minta maaf." lirih Alfian tanpa melihat kearah Kevin.
"Kali ini saya maafkan. Tapi awas aja kamu mengulanginya lagi." tegas Kevin masih kesal dengan Alfian.
"Iya boss? maaf. Ooh iya, wanita itu sudah sadar dari koma." jawab alfian kemudian mencairkan suasana baginya sangat panas kalau bossnya sedang marah.
"Saya mau keluar. Kamu tetap disini selesaikan semua pekerjaan ini." titah Kevin menunjukan berkas yang sudah segunung karena Kevin tidak bisa fokus karena setiap malam tidak bisa tidur memikirkan keadaan perempuan itu, bayangannya selalu menghantui setiap pergi kemana mana.
"S-semuanya. Boss? ini kan, okey!" ucap Alfian kemudian dipotong oleh ucapan bossnya.
"Saya nggak peduli besok harus selesai semua. Dan jangan sampai salah." kecam Kevin nggak mau tau, melangkah menuju pintu.
"Tapi boss?" panggil Alfian akan tetapi bossnya sudah pergi entah kemana.
"Dasar boss sialan. Ngasih kerjaan sebanyak ini, mana besok harus selesai lagi, jadi lembur kan malam ini, gak ada ahlak banget tu orang." ucap Alfian menggerutu dalam hatinya.
Sementara diluar Kevin buru buru masuk kedalam mobilnya mengendarai mobil sendiri.
Didalam mobil Kevin tersenyum sinis mengingat saat ia memberikan tugas setumpuk buat asistennya.
"Rasain tuh! aku kerjain. Salah sendiri bikin suka buat orang kesal, bisa bisa dia menginap disana, mungkin sampai besok pagi." ucap Kevin dalam hatinya beserta ketawa kecilnya.
"Sepertinya baju ini terlalu berlebihan, kan aku mau kerumah sakit." ucap Kevin didalam mobil menujuk baju yang ia pakai.
Kevin meminggirkan kendaraan nya ke tepi jalan dan memilih mengganti bajunya didalam mobil
kemudian ia melanjutkan perjalanannya menuju rumah sakit.
Sesampainya disana ia langsung melangkah menuju ruangan yang dituju, dan bertemu dokter disana.
"Permisi dok? bagaimana? apa dia sudah benar benar sadar." tanya Kevin kepada dokter yang baru saja keluar dari ruangan pasien.
"Syukurlah. Pasien sudah siuman, sekarang dia lagi istirahat, dan sebentar lagi dia bangun." jawab dokter kepada Kevin.
"Apa boleh saya masuk?" ucap Kevin melirik kedalam ruangan dan dijawab anggukan oke dokter.
"Boleh. Silahkan masuk." ucap Dokter mempersilahkan membukakan pintu ke Kevin.
Kemudian Kevin masuk dengan tersenyum tapi, entah apa yang dipikirkannya.
"Akhirnya bangun juga kamu." gumam Kevin pelan melangkahkan kakinya mendekat.
"Apa sebaiknya aku baik baikin dia. Agar mau menuruti permintaanku, dia cantik bahkan lebih cantik dari mantan pacarku, aah! gak mungkin dia aslinya galak dan cerewet tapi, saat tertidur terlihat sangat imut." gumam Kevin pelan dan mengamati wajahnya diam diam memujinya.
Emh...! Terdengar suara pelan dari perempuan itu Kevin langsung mundur menjauh dari hadapanya.
"Aduh! sakit banget kepala ku. Rasanya sangat sakit sekali, seluruh tubuhku sakit semua, aku tidak bisa bergerak sedikit pun menggerakkan tangan saja nggak bisam" ucapnya dalam hatinya dan mencoba menggerakkan tangannya sedikit demi sedikit.
♡♡♡
Kevin hanya bersandar di ujung tembok dekat jendela hanya menatapnya serius tanpa ada rasa untuk mencoba menolongnya karena baginya semua wanita itu sama bisanya cuma menyakiti hati seorang lelaki.
Kevin mengingat betapa sakitnya ditinggal sendiri oleh ibu kandungnya dan memilih meninggalkan dia sendiri tanpa ada rasa iba sama sekali dan pergi bersama lelaki lain, ditambah lagi Kevin ditinggal pergi oleh pacarnya yang sangat ia cintai sejak dulu dan memilih dengan lelaki lain.
Kevin tidak mau peristiwa itu terulang lagi, ia tidak ingin terlalu peduli dengan wanita, ia takut akan jatuh ke lubang yang sama.
"A-a...ir..." ucap perempuan itu minta tolong dengan suara terbata bata dan membuka perlahan matanya karena ia sangat haus.
"To...lo...ng, Am..bil..ka...n,..A..ir" ucap perempuan itu dengan suara serak dan terbata bata, namun Kevin menatapnya kosong, tidak mendengar ucapan perempuan itu karena ia sedang melamun.
Tiba tiba Alfian datang masuk kedalam ruangan melihat Kevin melamun hanya geleng geleng kepala, Kevin bahkan tidak melihat ataupun perempuan itu minta tolong ia hanya melamun dengan tatapan kosongnya.
Akhirnya Alfian langsung mengambilkan gelas berisi air putih dan juga disampingnya ada obat, Alfian langsung memberikan kepadanya.
"Keterlaluan kamu Vin?" ucap Alfian langsung menarik tangannya keluar dari ruangan bermaksud untuk menyadarkan dari lamunannya.
Seketika Kevin terkejut dan menghempaskan tangannya.
"Kamu kenapa sih! baru datang tiba tiba langsung tarik tarik aja tangan orang." ucap Kevin dengan nada sedikit membentak karena kesal.
"Justru kamu yang kenapa?" tanya Alfian ketus menahan amarahnya kepada bossnya membuang mukanya ke samping.
"Lho! kok jadi saya." ucap Kevin kebingungan karena belum tau permasalah nya karena Alfian marah padanya.
"Kamu sadar nggak tadi. Wanita itu minta tolong ambilkan minum, tapi kamu malah diam saja." ujar Alfian melirik ke arahnya dengan ekor matangnya.
"Saya tadi melihat dia terus." ucap Kevin menggantung ucapannya ia baru sadar kalau dari tadi ia melamun entah apa yang di pikiran.
"Tadi kamu bengong bodoh." ucap Alfian kemudian.
"Iya. Saya memang, bodoh PUAS. " ucap Kevin nada menekan kesal karena Alfian mengatakan dia bodoh.
"Kamu pasti sedang memikirkan hal itu lagi kan." ucap Alfian kepada Kevin.
"Bisa tidak kamu nggak lebih fokus. Pikirin masa depan mu, jangan terlalu memikirkan hal yang membuatmu sakit hati." ucap Alfian memandang wajah sahabatnya.
Sejenak Kevin hanya terdiam ia berfikir ada benarnya ia melupakan masa lalunya yang membuat sakit hati ini saatnya membuka lembaran baru.
"Sudah. Ayo! kita masuk, kasihan wanita itu sendirian di dalam." ajak Alfian di jawab anggukan pelan oleh Kevin.
Alfian bersama Kevin melangkah menuju perempuan itu, karena sebenarnya ia tidak tau asal usul perempuan itu, bahkan namanya saja tidak tau.
Kevin hanya terdiam menatapnya tanpa bertanya kepadanya ia hanya berucap didalam hatinya.
"*K*ira kira dia ingat nggak sama aku. Gawat jika dia mengingatku, pasti dia akan bilang sama semua orang termasuk Alfian, yang pastinya akan menertawakan aku karena yang kulakukan saat itu sangatlah bodoh." ucap Kevin dalam hatinya melirik kearah Alfian.
"Kenapa boss melirik kearah ku. Apa dia marah karena aku tadi sempat marah padanya. Aduh! gimana ya!"ucap Alfian dalam hatinya melirik ke arah Kevin.
"Mereka berdua kenapa sih! cuma saling lirik melirik tidak ada pedulinya sama aku, seenggaknya tanya bagaimana keadaanmu? dasar nggak peka." ucap perempuan itu menggerutu didalam hati karena kesal.
"Tunggu. Itu kan lelaki yang." ucap perempuan itu di dalam hati mencoba mengingat ingat.
•
•
•
BERSAMBUNG
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 190 Episodes
Comments