Subuh di Edinburg terasa lebih menusuk terlebih ini adalah pertengahan musim dingin. Ingin rasanya bergelung manja dibawah selimut ditemani kasur yang empuk sembari memeluk triplets.
Ah.., tidak mungkin. Aku harus segera bangun dan memulai aktivitas, aku bukanlah jenis orang yang memiliki waktu lebih.
Perlahan kusibak selimut dan memastikan triplets tidur dengan aman. Pagi ini rasanya aku ingin berendam sebelum memulai aktivitas yang padat. Segera kunyalakan air untuk mengisi bathub, menuang aromatheraphy dan menyesuaikan suhu air.
Sembari menunggu air di bathub penuh terlebih dahulu ku gosok gigi dan mencuci wajah sembari melakukan perawatan dengan skin care yang biasa kugunakan.
Inilah saat-saat aku bisa merawat diriku sendiri, sebelum triplets terjaga. Walau bagaimana pun wanita perlu memanjakan tubuh agar terlihat selalu sehat dan agar aku tidak terlalu terbanting jika jalan bersama triplets kelak mereka bertumbuh 😅
"Ah...., segarnya.. berendam melemaskan otot-otot tubuh, aku juga harus menjaga tubuhku. Nanti aku sempatkan untuk ke gim dan yoga sebentar" Neera bergumam dengan dirinya sendiri.
Setelah berendam dan melakukan serangkaian perawatan singkat untuk tubuh maka saatnya menyelesaikan ritual mandi dan diakhiri dengan wudhu untuk nanti aku melaksanakan kewajiban sebagai umat muslim.
Subuh ini seperti biasa aku sholat bersimpuh mengharapa Sang Ilahi Rabbi, masih dengan do'a yang sama, sesuatu yang tidak pernah bosan untuk kupinta. Untuk permata hatiku, keluarga dirumah terutama Ama dan Apa dan untuk diriku sendiri, tak lupa juga kuselipkan do'a untuk dia agar selalu bahagia.
Jika ditanya apakah masih ada dia dihatiku tentu saja ada, akantetapi tidak lagi jenis perasaan yang harus dipenuhi dan diisi karena kini, hatiku telah dipenuhi oleh triplets dan perasaan untuknya telah terselip dibagian ruang yang dalam, telah terkubur dengan cinta baru yang diciptakan oleh buah hatiku.
Aku tidak lagi membencinya, tidak lagi menyalahkan siapapun atas kejadian yang menimpa diriku. Aku telah berdamai dengan diriku dan keadaan, terlebih setelah aku merasakan betapa ikhlas itu adalah kata yang penuh dengan keindahan.
Menyesal ?? tak ada terlintas dalam otakku, malah aku bersyukur pernah berada di posisi itu, karena berkatnya aku memiliki buah cinta sekaligus tiga.
Disaat orang-orang hanya melahirkan satu, maka Tuhan dengan segala kebaikan Nya membiarkan aku melahirkan tiga. Inilah hadiah terbaik yang pernah aku rasakan, rasa sakit, pedih, airmata dan darah hilang sirna tatkala mereka hadir dan menatap mataku dikala itu.
Tangan kecil mereka menggenggam jariku dan mata kecil itu menatap dalam pada bola mataku. Ah.. aku jatuh cinta pada pandangan pertama.
Lelahnya hari yang kujalani segera terganti dengan senyuman mereka. Kala itu tubuh mereka masih sangat kecil dan rapuh, mereka menangis dan jemari kecilnya menggapaiku, saat itulah aku sadar bahwa mereka sangat membutuhkan aku sebagai pelindungnya.
Mereka masih sangat merah dan hanya aku yang mereka punya. Dengan tekad yang kuat kukubur segala tangis dan air mata kecewa, duka dan kepedihan, aku berjanji pada diriku sendiri untuk membesarkan mereka dengan tawa canda dan penuh dengan kebahagiaan.
Kalau pun ada air mata, maka itu hanya air mata haru dan air mata bahagia. Aku akan menjadi ibu yang kuat dan tahan banting dalam segala situasi.
"It's time to show !" seruku menyemangati diri sendiri. Segera kurapikan mukena dan bersiap untuk aktivitas pagi. Lagi kuciumi triplets sebagai vitamin pembakar stamina di subuh itu.
Bergegas ku kumpulkan semua baju kotor untuk di masukkan kedalam mesin cuci. Sembari menunggu cucian selesai aku beralih membersihkan setiap sudut rumah, menstrerilkan mainan triplets dan menyedot debu yang ada, tak lupa pula kusapu dan kupel setiap sudut rumah agar buah hatiku tetap nyaman dan aman bermain.
Ting ! bunyi mesin cuci setelah selesai melakukan proses pengeringan. Segera kuambil kain itu untuk di jemur dalam ruang jemuran karena diluar masih dingin. Setelahnya aku berganti profesi menjadi chef untuk menyiapkan sarapan pagi ini.
Kata orang menjadi ibu harus *multitasking* yang mampu mengerjakan dua atau lebih pekerjaan dalam satu waktu, dan itu sangat benar.
Selain itu kita juga dituntut untuk *multi talented*. Akantetapi itu semua kembali lagi pada pilihan masing-masing. Bahkan tak jarang ibu yang menyewa tenaga untuk membantu pekerjaannya dan itu sah-sah saja.
Hanya saja aku lebih memilih mengerjakannya sendiri agar bisa mencurahkan segalanya untuk triplets disamping itu aku dapat memastikan setiap yang terbaik untuk mereka. Ditambah lagi aku sangat bahagia melakukannya. 😊😊😊
"Oke semuanya sudah selesai masih ada waktu dua jam lagi. Saatnya bekerja.. Semangat Neera !!!" jangan tanya dari siapa, aku hanya menyemangati diriku sendiri 😅
Saat ini aku memiliki banyak pekerjaan, pekerjaan utamaku sebagai dosen di beberapa universitas tentu saja aku juga selalu melakukan riset dan penelitian mengenai disiplin ilmu yang kupelajari setelah itu akan kubuat menjadi makalah ilmiah yang nanti akan berguna untuk perkembangan keilmuan, disamping itu aku juga seorang praktisi yang membuka tempat praktek dan dibantu oleh beberapa orang dokter hewan muda dan paramedis.
Yups, aku adalah lulusan dokter hewan yang telah menyelesaikan studi S2 ketika memutuskan hijrah ke Skotlandia, sembari mengajar dan berbisnis kulanjutkan studi S3 di universitas tempatku mengabdi.
Disamping itu aku juga memiliki bisnis online yang kurintis semenjak lulus sekolah menengah atas, bahkan kini aku telah memiliki toko online sendiri dengan memperkerjakan dua karyawan untuk penerimaan pesanan dan pengiriman barang.
Baru-baru ini aku juga membuka toko kue yang menyediakan berbagai jenis cake, bread dan minuman. Hal ini kulakukan untuk menyalurkan hobi dan merupakan impian masa kecilku. Tentu saja aku dibantu oleh beberapa karyawan dan seorang diantaranya menjadi kepercayaan ku.
Sekarang tugasku hanya memantau perkembangan dan memeriksa laporan setiap bisnis yang kupunya. Terkadang aku juga sering untuk inspeksi dadakan ke toko untuk melihat kinerja para karyawan.
Banyak sekali mereka yang bertanya mengapa aku tidak berfokus pada kerjaanku sebagai dosen dan dokter hewan saja. Tentu saja tidak bisa, berpikirlah realistis.
Aku memiliki tiga anak yang nantinya akan bertumbuh dan terus berkembang, baiklah untuk saat ini mereka belum terlalu banyak membutuhkan sesuatu bagaimana jika nanti mereka telah bersekolah tentu aku harus memikirkan masa depan mereka dengan baik.
Bagaimana jika nanti mereka menginginkan sesuatu, aku harus bisa memenuhinya agar mereka tidak berkecil hati. Kalian tahu bahwa mereka hanya memiliki aku, dari segi emosinal mereka telah kehilangan sosok ayah yang tentu saja walau bagaimanapun aku berusaha tetap saja tidak akan sempurna, untuk itu sebisa mungkin aku akan mengabulkan segala keinginan mereka selagi masih wajar dan menguntungkan bagi diri mereka.
Selain itu aku juga bisa membuka lapangan pekerjaan bagi karyawan yang sudah aku rekrut, dan saatnya nanti ada sesuatu yang aku tinggalkan untuk masa depan mereka. Ah.. lihatlah betapa cinta itu bisa membangun segalanya.
"Baiklah makalah selesai, laporan oke dan mungkin nanti ke toko sebentar sekalian mengajak triplets main di taman bermain indoor, sepertinya menyenangkan" aku menyuarakan pendapatku sendiri.
"Mari kita lihat si krucil apakah sudah bangun hehe.." aku berjalan penuh semangat menuju kamar kami. Tidak sabar untuk kegiatan hari ini.
"Sayang bunda sudah bangun, muaah" segera kuangkat tubuh kecil itu untuk kupeluk dan kuciumi. Qeenan pangeran kecil itu sudah duduk sembari mengucek matanya ketika aku membuka pintu kamar.
"Buna mimi.." oke baiklah ini sudah ada peningkatan dalam kata bunda. Segera aku berikan apa yang Qeenan mau sebelumnya membaca basmalah.
Sembari berkomunikasi dengannya dan mengelus lembut kepala dan pipi gembulnya, sesekali kugigit gemas tangannya yang melayang kemana - mana.
"Plane buna.." kata singkat yang diungkapkannya, setelah sebelumnya melepaskan mulutnya pada dadaku.
"Iya sayang, Qee suka pesawat ? atau mau jadi pilot nanti sudah besar ?" aku menciumi dahinya sementara tangan nya masih sibuk memperagakan pesawat terbang. Dia hanya tersenyum dan kembali mencomot dada yang masih kubiarkan.
Sejauh apapun aku membawa mereka, tetap saja hubungan darah itu tak bisa dipungkiri. Semoga saja kalian tidak bertemu dengan dia dan keluarganya. Biarlah kalian miliki apapun yang diwariskannya pada diri kalian. Terkesan egois memang tetapi aku sungguh tidak sanggup kehilangan permata hatiku. Terserah saja mereka mau bilang apa.
Saat seperti inilah aku memiliki quality time dengan anakku. Ya, mereka triplets dan inilah caraku untuk mencurahkan perhatian dan kasih sayang penuh pada salah satunya.
Disaat saudaranya yang lain masih tertidur agar tidak terjadi kecemburuan diantara ketiganya. Hal yang sama juga aku lakukan pada Qai dan Qal.
Setelah kenyang dan puas bermanja-manja kini Qee sudah sibuk dengan pesawat mainan dan bergerak kesana kemari menerbangkannya.
Aku kembali tersenyum sembari menjawab pertanyaan dengan satu frasa yang kurang jelas itu, tapi bersyukurnya aku mengerti 😅
"Ya ampun.. sayang bunda sudah bangun" sontak aku terkejut ketika mendapati Qalundra sudah berdiri dengan rambut acak - acakan di depan pintu. Sungguh sangat menggemaskan. Segera kuraih tubuhnya untuk kupeluk dan kuciumi, morning kiss versi kami.
Bungsu time ! sama seperti saudaranya ASI adalah kebutuhan pagi mereka bangun tidur. Karena itu juga aku tidak pernah meninggalkan mereka berhari-hari.
Baby Qal ini lebih jahil dan *free soul*. Dia akan melakukan apapun yang dia mau. Akantetapi si bungsu ini akan ikut menangis ketika salah satu kakaknya menangis.
Sebenarnya aku sedikit concern dengan kesehatannya karena ketika lahir tubuhnya sangat kecil hanya sekitar 1.9 kg. Alhamdulillah sekarang Qal sudah tumbuh dengan sangat baik meskipun tetap saja tingginya masih kalah sedikit dari dua saudaranya.
"Qal, mana lututnya nak ?" tanyaku.
Kemudian dia menunjuk bagian tubuhnya yang kusebut. "Hidungnya mana ?" kembali dia menunjuk hidung kecilnya. Begitulah aku menghabiskan waktu sembari mengajari mereka sedikit demi sedikit.
Setelah Qalundra ikut bergabung dengan Qeenan maka kuputuskan untuk kekamar melihat Qaivan dan menciumi setiap jengkal tubuhnya.
Merasa terganggu dia pun bangun dengan pipi gembulnya yang memerah. Kembali kubawa tubuhnya kepangkuan dan tentu saja waktunya ASI.
Si sulung adalah yang paling mudah untuk diberi tahu dibanding kedua saudaranya, dia memiliki sifat tanggung jawab dan selalu lebih perhatian. Membuatku terkadang merasa bersalah. Tapi disatu sisi aku bangga padanya, sepertinya sifatnya terbentuk sendiri sebagai sulung.
Qaivan adalah yang paling kuat menyusu diantara ketiganya dan memiliki tubuh yang lebih tinggi dari dua saudaranya, walau hanya sedikit perbedaannya dengan Qeenan. Betapa bahagianya aku memiliki mereka.
"Sayang, terima kasih sudah membantu bunda, terima kasih sudah tumbuh menjadi anak yang sehat dan kuat. Jagalah adik - adikmu dan tetaplah jadi kebanggaan bunda. Bunda sayang Qaivan". sembari mengajaknya bicara kuelus lembut kepalanya dan kucium dahinya. Entah mengerti atau tidak tetapi aku selalu mengajak mereka berbicara yang hanya dibalas oleh satu patah kata atau gumaman saja.
Selesai quality time segera kumandikan ketiganya tentu saja kumasukkan kedalam bathub dengan air hangat sembari menggosok tubuh mereka satu persatu.
Setelah selesai langsung kukeringkan dan kupasangkan baju dengan model yang sama, hanya berbeda warna pada Qalundra. Tak lupa aku megoleskan telon, cologne dan bedak agar mereka lebih hangat dan wangi.
Seperti biasa aku meletakkan mereka dikursi makan mereka dan memberikan sarapan pada ketiganya.
Betapa bersyukurnya aku melihat mereka makan dengan lahap. Semoga kalian tumbuh sehat dan bahagia. Tak lupa aku menyuapi mereka disela suapan tangan kecil itu agar perut mereka terisi dengan maksimal.
Hari ini kami hanya bermain dan membaca buku cerita dan tentu saja aku merubah profesi sebagai dalang dengan segala ekpresi dan gerakan yang dibutuhkan. Setelah lelah bermain dan menyelesaikan snack berupa buah ketiganya telah tidur siang.
"Sepertinya siang ini cuaca bagus dan tidak terlalu dingin, aku akan membawa mereka keluar. Baiklah mari kita siapkan perlengkapannya biar nanti hanya perlu memasangakan pada mereka" aku berujar sembari memasukkan beberapa barang yang diperlukan kedalam tas.
Setelah ketiganya bangun tidur, berganti pakaian hangat ditambah dengan mantel, kamipun keluar menuju taman bermain yang tidak terlalu jauh dari rumah.
Hari ini aku hanya menggunakan stroler gandeng dua sementara Qalundra kugendong menggunakan gendongan depan. Tak lupa stroler kuhadapkan pada kami agar kedua prince tidak terlalu terkena angin.
Disepanjang jalan kami bertemu dengan beberapa pejalan kaki lainnya. Mereka menyapa dengan hangat dan menanyakan mengenai triplets ataupun melemparkan tatapan kagum pada ketiganya. Ah.. mereka selalu mampu menarik perhatian sekitarnya 😅
Kota ini memang terkenal dengan keramah tamahan dan sopan santun penduduknya. Sebuah kota tua yang damai dan masih menjunjung tinggi tata krama. Inilah salah satu alasan aku memilih kota ini untuk tumbuh kembang triplets.
Akhirnya kami sampai di tempat tujuan, bersyukurlah hari ini hanya beberapa anak yang bermain. Hufft.... aku sangat lega, sehingga triplets lebih leluasa main dan tentu saja akan mengurangi resiko baby Qal membuat masalah dengan balita lainnya.
Sudah kubilang Qal memiliki jiwa yang bebas dan super duper jahil, jika main keluar rumah tentu saja setidaknya ada satu anak yang dibuat menangis. Aku bisa apa, si bungsu ini benar-benar ajaib.
Langsung saja aku turunkan mereka di arena bermain setelah sebelumnya membeli tiket masuk dan membuka sepatu mereka. Kali ini aku akan mengawasi mereka dari meja cafe yang sangat dekat dari tempat mereka bermain.
Tentu saja sebelumnya aku memasang jam tangan pintar dengan model pesawat kecil di tangan mereka sebagai jaga - jaga jika nantinya terjadi hal yang tidak diingi kan. Agar mereka selalu dalam pantauanku.
Sembari mengawasi mereka aku memesan coklat panas untuk menghangatkan perut dan menambah energi. Sesekali aku membuka sosial media ataupun grup chat disana. Tentu saja banyak sekali pertanyaan aku kemana dan dimana, serta apa kabar dari teman-teman maupun sahabatku diseberang.
Lantas aku hanya menjawab bahwa aku baik-baik saja dan sedang bekerja diluar. Ya hanya itu, karena aku menutup rapat tentang keberadaan diriku dan triplets.
Tidak ada mereka dari masa lalu yang mengetahui adanya si kembar di dunia selain keluargaku. Itupun diketahui setelah mereka berumur 5 bulan ketika secara tidak sengaja setiap kali telponan orang tuaku mendengar suara tangis bayi dan langsung meminta panggilan video.
Rindu apa mau dikata, tentu saja aku ingin berkumpul dengan teman-teman disana. Bukan juga aku tidak menganggap mereka sebagai sahabat. Akan tetapi pengalaman mengajarkan padaku bahwa aku tidak bisa terlalu mempercayai siapapun dan terlalu bergantung.
Aku membatasi setiap lingkaran pergaulan hingga batas yang kusebut pertemanan. Jelas saja dalam batas ini aku tidak akan membuka kehidupan pribadi maupun keluh kesahku. Sebisa mungkin aku berdiri dengan kakiku sendiri.
"Nona bisakah aku duduk disini ?" tiba - tiba saja suara itu menginterupsiku.
___________
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 269 Episodes
Comments
Fhebrie
babnya kayaknya terlalu panjang sampe pegel bacanya hehe
2023-11-09
0
Al Fatih
apakah Kaka othor seorg dokter hewan....,, karena tokoh2 dlm kisah Kaka semuanya dokter hewan. ad Nana,, skrg Neera ...
2023-11-08
0
KomaLia
masih nyimak,belum mengerti
2020-07-07
0