BAB 1

 

Subuh di Edinburg terasa lebih menusuk terlebih ini adalah pertengahan musim dingin. Ingin rasanya bergelung manja dibawah selimut ditemani kasur yang empuk sembari memeluk triplets.

Ah.., tidak mungkin. Aku harus segera bangun dan memulai aktivitas, aku bukanlah jenis orang yang memiliki waktu lebih.

 

Perlahan kusibak selimut dan memastikan triplets tidur dengan aman. Pagi ini rasanya aku ingin berendam sebelum memulai aktivitas yang padat. Segera kunyalakan air untuk mengisi bathub, menuang aromatheraphy dan menyesuaikan suhu air.

Sembari menunggu air di bathub penuh terlebih dahulu ku gosok gigi dan mencuci wajah sembari melakukan perawatan dengan skin care yang biasa kugunakan.

Inilah saat-saat aku bisa merawat diriku sendiri, sebelum triplets terjaga. Walau bagaimana pun wanita perlu memanjakan tubuh agar terlihat selalu sehat dan agar aku tidak terlalu terbanting jika jalan bersama triplets kelak mereka bertumbuh 😅

"Ah...., segarnya.. berendam melemaskan otot-otot tubuh, aku juga harus menjaga tubuhku. Nanti aku sempatkan untuk ke gim dan yoga sebentar" Neera bergumam dengan dirinya sendiri.

Setelah berendam dan melakukan serangkaian perawatan singkat untuk tubuh maka saatnya menyelesaikan ritual mandi dan diakhiri dengan wudhu untuk nanti aku melaksanakan kewajiban sebagai umat muslim.

Subuh ini seperti biasa aku sholat bersimpuh mengharapa Sang Ilahi Rabbi, masih dengan do'a yang sama, sesuatu yang tidak pernah bosan untuk kupinta. Untuk permata hatiku, keluarga dirumah terutama Ama dan Apa dan untuk diriku sendiri, tak lupa juga kuselipkan do'a untuk dia agar selalu bahagia.

Jika ditanya apakah masih ada dia dihatiku tentu saja ada, akantetapi tidak lagi jenis perasaan yang harus dipenuhi dan diisi karena kini, hatiku telah dipenuhi oleh triplets dan perasaan untuknya telah terselip dibagian ruang yang dalam, telah terkubur dengan cinta baru yang diciptakan oleh buah hatiku.

Aku tidak lagi membencinya, tidak lagi menyalahkan siapapun atas kejadian yang menimpa diriku. Aku telah berdamai dengan diriku dan keadaan, terlebih setelah aku merasakan betapa ikhlas itu adalah kata yang penuh dengan keindahan.

Menyesal ?? tak ada terlintas dalam otakku, malah aku bersyukur pernah berada di posisi itu, karena berkatnya aku memiliki buah cinta sekaligus tiga.

Disaat orang-orang hanya melahirkan satu, maka Tuhan dengan segala kebaikan Nya membiarkan aku melahirkan tiga. Inilah hadiah terbaik yang pernah aku rasakan, rasa sakit, pedih, airmata dan darah hilang sirna tatkala mereka hadir dan menatap mataku dikala itu.

Tangan kecil mereka menggenggam jariku dan mata kecil itu menatap dalam pada bola mataku. Ah.. aku jatuh cinta pada pandangan pertama.

Lelahnya hari yang kujalani segera terganti dengan senyuman mereka. Kala itu tubuh mereka masih sangat kecil dan rapuh, mereka menangis dan jemari kecilnya menggapaiku, saat itulah aku sadar bahwa mereka sangat membutuhkan aku sebagai pelindungnya.

Mereka masih sangat merah dan hanya aku yang mereka punya. Dengan tekad yang kuat kukubur segala tangis dan air mata kecewa, duka dan kepedihan, aku berjanji pada diriku sendiri untuk membesarkan mereka dengan tawa canda dan penuh dengan kebahagiaan.

Kalau pun ada air mata, maka itu hanya air mata haru dan air mata bahagia. Aku akan menjadi ibu yang kuat dan tahan banting dalam segala situasi.

"It's time to show !" seruku menyemangati diri sendiri. Segera kurapikan mukena dan bersiap untuk aktivitas pagi. Lagi kuciumi triplets sebagai vitamin pembakar stamina di subuh itu.

Bergegas ku kumpulkan semua baju kotor untuk di masukkan kedalam mesin cuci. Sembari menunggu cucian selesai aku beralih membersihkan setiap sudut rumah, menstrerilkan mainan triplets dan menyedot debu yang ada, tak lupa pula kusapu dan kupel setiap sudut rumah agar buah hatiku tetap nyaman dan aman bermain.

Ting ! bunyi mesin cuci setelah selesai melakukan proses pengeringan. Segera kuambil kain itu untuk di jemur dalam ruang jemuran karena diluar masih dingin. Setelahnya aku berganti profesi menjadi chef untuk menyiapkan sarapan pagi ini.

Kata orang menjadi ibu harus *multitasking* yang mampu mengerjakan dua atau lebih pekerjaan dalam satu waktu, dan itu sangat benar.

Selain itu kita juga dituntut untuk *multi talented*. Akantetapi itu semua kembali lagi pada pilihan masing-masing. Bahkan tak jarang ibu yang menyewa tenaga untuk membantu pekerjaannya dan itu sah-sah saja.

Hanya saja aku lebih memilih mengerjakannya sendiri agar bisa mencurahkan segalanya untuk triplets disamping itu aku dapat memastikan setiap yang terbaik untuk mereka. Ditambah lagi aku sangat bahagia melakukannya. 😊😊😊

"Oke semuanya sudah selesai masih ada waktu dua jam lagi. Saatnya bekerja.. Semangat Neera !!!" jangan tanya dari siapa, aku hanya menyemangati diriku sendiri 😅

Saat ini aku memiliki banyak pekerjaan, pekerjaan utamaku sebagai dosen di beberapa universitas tentu saja aku juga selalu melakukan riset dan penelitian mengenai disiplin ilmu yang kupelajari setelah itu akan kubuat menjadi makalah ilmiah yang nanti akan berguna untuk perkembangan keilmuan, disamping itu aku juga seorang praktisi yang membuka tempat praktek dan dibantu oleh beberapa orang dokter hewan muda dan paramedis.

Yups, aku adalah lulusan dokter hewan yang telah menyelesaikan studi S2 ketika memutuskan hijrah ke Skotlandia, sembari mengajar dan berbisnis kulanjutkan studi S3 di universitas tempatku mengabdi.

Disamping itu aku juga memiliki bisnis online yang kurintis semenjak lulus sekolah menengah atas, bahkan kini aku telah memiliki toko online sendiri dengan memperkerjakan dua karyawan untuk penerimaan pesanan dan pengiriman barang.

Baru-baru ini aku juga membuka toko kue yang menyediakan berbagai jenis cake, bread dan minuman. Hal ini kulakukan untuk menyalurkan hobi dan merupakan impian masa kecilku. Tentu saja aku dibantu oleh beberapa karyawan dan seorang diantaranya menjadi kepercayaan ku.

Sekarang tugasku hanya memantau perkembangan dan memeriksa laporan setiap bisnis yang kupunya. Terkadang aku juga sering untuk inspeksi dadakan ke toko untuk melihat kinerja para karyawan.

Banyak sekali mereka yang bertanya mengapa aku tidak berfokus pada kerjaanku sebagai dosen dan dokter hewan saja. Tentu saja tidak bisa, berpikirlah realistis.

Aku memiliki tiga anak yang nantinya akan bertumbuh dan terus berkembang, baiklah untuk saat ini mereka belum terlalu banyak membutuhkan sesuatu bagaimana jika nanti mereka telah bersekolah tentu aku harus memikirkan masa depan mereka dengan baik.

Bagaimana jika nanti mereka menginginkan sesuatu, aku harus bisa memenuhinya agar mereka tidak berkecil hati. Kalian tahu bahwa mereka hanya memiliki aku, dari segi emosinal mereka telah kehilangan sosok ayah yang tentu saja walau bagaimanapun aku berusaha tetap saja tidak akan sempurna, untuk itu sebisa mungkin aku akan mengabulkan segala keinginan mereka selagi masih wajar dan menguntungkan bagi diri mereka.

Selain itu aku juga bisa membuka lapangan pekerjaan bagi karyawan yang sudah aku rekrut, dan saatnya nanti ada sesuatu yang aku tinggalkan untuk masa depan mereka. Ah.. lihatlah betapa cinta itu bisa membangun segalanya.

"Baiklah makalah selesai, laporan oke dan mungkin nanti ke toko sebentar sekalian mengajak triplets main di taman bermain indoor, sepertinya menyenangkan" aku menyuarakan pendapatku sendiri.

"Mari kita lihat si krucil apakah sudah bangun hehe.." aku berjalan penuh semangat menuju kamar kami. Tidak sabar untuk kegiatan hari ini.

"Sayang bunda sudah bangun, muaah" segera kuangkat tubuh kecil itu untuk kupeluk dan kuciumi. Qeenan pangeran kecil itu sudah duduk sembari mengucek matanya ketika aku membuka pintu kamar.

"Buna mimi.." oke baiklah ini sudah ada peningkatan dalam kata bunda. Segera aku berikan apa yang Qeenan mau sebelumnya membaca basmalah.

Sembari berkomunikasi dengannya dan mengelus lembut kepala dan pipi gembulnya, sesekali kugigit gemas tangannya yang melayang kemana - mana.

"Plane buna.." kata singkat yang diungkapkannya, setelah sebelumnya melepaskan mulutnya pada dadaku.

"Iya sayang, Qee suka pesawat ? atau mau jadi pilot nanti sudah besar ?" aku menciumi dahinya sementara tangan nya masih sibuk memperagakan pesawat terbang. Dia hanya tersenyum dan kembali mencomot dada yang masih kubiarkan.

Sejauh apapun aku membawa mereka, tetap saja hubungan darah itu tak bisa dipungkiri. Semoga saja kalian tidak bertemu dengan dia dan keluarganya. Biarlah kalian miliki apapun yang diwariskannya pada diri kalian. Terkesan egois memang tetapi aku sungguh tidak sanggup kehilangan permata hatiku. Terserah saja mereka mau bilang apa.

Saat seperti inilah aku memiliki quality time dengan anakku. Ya, mereka triplets dan inilah caraku untuk mencurahkan perhatian dan kasih sayang penuh pada salah satunya.

Disaat saudaranya yang lain masih tertidur agar tidak terjadi kecemburuan diantara ketiganya. Hal yang sama juga aku lakukan pada Qai dan Qal.

Setelah kenyang dan puas bermanja-manja kini Qee sudah sibuk dengan pesawat mainan dan bergerak kesana kemari menerbangkannya.

Aku kembali tersenyum sembari menjawab pertanyaan dengan satu frasa yang kurang jelas itu, tapi bersyukurnya aku mengerti 😅

"Ya ampun.. sayang bunda sudah bangun" sontak aku terkejut ketika mendapati Qalundra sudah berdiri dengan rambut acak - acakan di depan pintu. Sungguh sangat menggemaskan. Segera kuraih tubuhnya untuk kupeluk dan kuciumi, morning kiss versi kami.

Bungsu time ! sama seperti saudaranya ASI adalah kebutuhan pagi mereka bangun tidur. Karena itu juga aku tidak pernah meninggalkan mereka berhari-hari.

Baby Qal ini lebih jahil dan *free soul*. Dia akan melakukan apapun yang dia mau. Akantetapi si bungsu ini akan ikut menangis ketika salah satu kakaknya menangis.

Sebenarnya aku sedikit concern dengan kesehatannya karena ketika lahir tubuhnya sangat kecil hanya sekitar 1.9 kg. Alhamdulillah sekarang Qal sudah tumbuh dengan sangat baik meskipun tetap saja tingginya masih kalah sedikit dari dua saudaranya.

"Qal, mana lututnya nak ?" tanyaku.

 Kemudian dia menunjuk bagian tubuhnya yang kusebut. "Hidungnya mana ?" kembali dia menunjuk hidung kecilnya. Begitulah aku menghabiskan waktu sembari mengajari mereka sedikit demi sedikit.

Setelah Qalundra ikut bergabung dengan Qeenan maka kuputuskan untuk kekamar melihat Qaivan dan menciumi setiap jengkal tubuhnya.

Merasa terganggu dia pun bangun dengan pipi gembulnya yang memerah. Kembali kubawa tubuhnya kepangkuan dan tentu saja waktunya ASI.

Si sulung adalah yang paling mudah untuk diberi tahu dibanding kedua saudaranya, dia memiliki sifat tanggung jawab dan selalu lebih perhatian. Membuatku terkadang merasa bersalah. Tapi disatu sisi aku bangga padanya, sepertinya sifatnya terbentuk sendiri sebagai sulung.

Qaivan adalah yang paling kuat menyusu diantara ketiganya dan memiliki tubuh yang lebih tinggi dari dua saudaranya, walau hanya sedikit perbedaannya dengan Qeenan. Betapa bahagianya aku memiliki mereka.

"Sayang, terima kasih sudah membantu bunda, terima kasih sudah tumbuh menjadi anak yang sehat dan kuat. Jagalah adik - adikmu dan tetaplah jadi kebanggaan bunda. Bunda sayang Qaivan". sembari mengajaknya bicara kuelus lembut kepalanya dan kucium dahinya. Entah mengerti atau tidak tetapi aku selalu mengajak mereka berbicara yang hanya dibalas oleh satu patah kata atau gumaman saja.

Selesai quality time segera kumandikan ketiganya tentu saja kumasukkan kedalam bathub dengan air hangat sembari menggosok tubuh mereka satu persatu.

Setelah selesai langsung kukeringkan dan kupasangkan baju dengan model yang sama, hanya berbeda warna pada Qalundra. Tak lupa aku megoleskan telon, cologne dan bedak agar mereka lebih hangat dan wangi.

 

Seperti biasa aku meletakkan mereka dikursi makan mereka dan memberikan sarapan pada ketiganya.

Betapa bersyukurnya aku melihat mereka makan dengan lahap. Semoga kalian tumbuh sehat dan bahagia. Tak lupa aku menyuapi mereka disela suapan tangan kecil itu agar perut mereka terisi dengan maksimal.

Hari ini kami hanya bermain dan membaca buku cerita dan tentu saja aku merubah profesi sebagai dalang dengan segala ekpresi dan gerakan yang dibutuhkan. Setelah lelah bermain dan menyelesaikan snack berupa buah ketiganya telah tidur siang.

"Sepertinya siang ini cuaca bagus dan tidak terlalu dingin, aku akan membawa mereka keluar. Baiklah mari kita siapkan perlengkapannya biar nanti hanya perlu memasangakan pada mereka" aku berujar sembari memasukkan beberapa barang yang diperlukan kedalam tas.

 

Setelah ketiganya bangun tidur, berganti pakaian hangat ditambah dengan mantel, kamipun keluar menuju taman bermain yang tidak terlalu jauh dari rumah.

Hari ini aku hanya menggunakan stroler gandeng dua sementara Qalundra kugendong menggunakan gendongan depan. Tak lupa stroler kuhadapkan pada kami agar kedua prince tidak terlalu terkena angin.

Disepanjang jalan kami bertemu dengan beberapa pejalan kaki lainnya. Mereka menyapa dengan hangat dan menanyakan mengenai triplets ataupun melemparkan tatapan kagum pada ketiganya. Ah.. mereka selalu mampu menarik perhatian sekitarnya 😅

 

Kota ini memang terkenal dengan keramah tamahan dan sopan santun penduduknya. Sebuah kota tua yang damai dan masih menjunjung tinggi tata krama. Inilah salah satu alasan aku memilih kota ini untuk tumbuh kembang triplets.

Akhirnya kami sampai di tempat tujuan, bersyukurlah hari ini hanya beberapa anak yang bermain. Hufft.... aku sangat lega, sehingga triplets lebih leluasa main dan tentu saja akan mengurangi resiko baby Qal membuat masalah dengan balita lainnya.

Sudah kubilang Qal memiliki jiwa yang bebas dan super duper jahil, jika main keluar rumah tentu saja setidaknya ada satu anak yang dibuat menangis. Aku bisa apa, si bungsu ini benar-benar ajaib.

Langsung saja aku turunkan mereka di arena bermain setelah sebelumnya membeli tiket masuk dan membuka sepatu mereka. Kali ini aku akan mengawasi mereka dari meja cafe yang sangat dekat dari tempat mereka bermain.

Tentu saja sebelumnya aku memasang jam tangan pintar dengan model pesawat kecil di tangan mereka sebagai jaga - jaga jika nantinya terjadi hal yang tidak diingi kan. Agar mereka selalu dalam pantauanku.

Sembari mengawasi mereka aku memesan coklat panas untuk menghangatkan perut dan menambah energi. Sesekali aku membuka sosial media ataupun grup chat disana. Tentu saja banyak sekali pertanyaan aku kemana dan dimana, serta apa kabar dari teman-teman maupun sahabatku diseberang.

Lantas aku hanya menjawab bahwa aku baik-baik saja dan sedang bekerja diluar. Ya hanya itu, karena aku menutup rapat tentang keberadaan diriku dan triplets.

Tidak ada mereka dari masa lalu yang mengetahui adanya si kembar di dunia selain keluargaku. Itupun diketahui setelah mereka berumur 5 bulan ketika secara tidak sengaja setiap kali telponan orang tuaku mendengar suara tangis bayi dan langsung meminta panggilan video.

Rindu apa mau dikata, tentu saja aku ingin berkumpul dengan teman-teman disana. Bukan juga aku tidak menganggap mereka sebagai sahabat. Akan tetapi pengalaman mengajarkan padaku bahwa aku tidak bisa terlalu mempercayai siapapun dan terlalu bergantung.

Aku membatasi setiap lingkaran pergaulan hingga batas yang kusebut pertemanan. Jelas saja dalam batas ini aku tidak akan membuka kehidupan pribadi maupun keluh kesahku. Sebisa mungkin aku berdiri dengan kakiku sendiri.

"Nona bisakah aku duduk disini ?" tiba - tiba saja suara itu menginterupsiku.

___________

Terpopuler

Comments

Fhebrie

Fhebrie

babnya kayaknya terlalu panjang sampe pegel bacanya hehe

2023-11-09

0

Al Fatih

Al Fatih

apakah Kaka othor seorg dokter hewan....,, karena tokoh2 dlm kisah Kaka semuanya dokter hewan. ad Nana,, skrg Neera ...

2023-11-08

0

KomaLia

KomaLia

masih nyimak,belum mengerti

2020-07-07

0

lihat semua
Episodes
1 PROLOG
2 BAB 1
3 BAB 2
4 BAB 3
5 BAB 4
6 BAB 5
7 BAB 6
8 BAB 7
9 BAB 8
10 BAB 9
11 BAB 10
12 BAB 11
13 BAB 12
14 BAB 13
15 BAB 14
16 BAB 15
17 BAB 16
18 BAB 17
19 BAB 18
20 BAB 19
21 BAB 20
22 BAB 21
23 BAB 22
24 BAB 23
25 BAB 24
26 BAB 25
27 BAB 26
28 BAB 27
29 BAB 28
30 BAB 29
31 BAB 30
32 BAB 31
33 BAB 32
34 BAB 33
35 BAB 34
36 BAB 35
37 BAB 36
38 BAB 37
39 BAB 38
40 BAB 39
41 BAB 40
42 BAB 41
43 BAB 42
44 BAB 43
45 BAB 44
46 BAB 45
47 BAB 46
48 BAB 47
49 BAB 48
50 BAB 49
51 BAB 50
52 BAB 51
53 BAB 52
54 BAB 53
55 BAB 54
56 BAB 55
57 BAB 56
58 BAB 57
59 BAB 58
60 BAB 59
61 BAB 60
62 BAB 61
63 BAB 62
64 BAB 63
65 BAB 64
66 BAB 65
67 BAB 66
68 BAB 67
69 BAB 68
70 BAB 69
71 BAB 70
72 BAB 71
73 BAB 72
74 BAB 73
75 BAB 74
76 BAB 75
77 BAB 76
78 BAB 77
79 BAB 78
80 BAB 79
81 BAB 80
82 BAB 81
83 BAB 82
84 BAB 83
85 BAB 84
86 BAB 85
87 BAB 86
88 BAB 87
89 BAB 88
90 BAB 89
91 BAB 90
92 BAB 91
93 BAB 92
94 BAB 93
95 BAB 94
96 BAB 95
97 BAB 96
98 BAB 97
99 BAB 98
100 BAB 99
101 BAB 100
102 BAB 101
103 BAB 102
104 BAB 103
105 BAB 104
106 BAB 105
107 BAB 106
108 BAB 107
109 BAB 108
110 BAB 109
111 BAB 110
112 BAB 111
113 BAB 112
114 BAB 113
115 BAB 114
116 BAB 115
117 BAB 116
118 BAB 117
119 BAB 118
120 BAB 119
121 BAB 120
122 BAB 121
123 BAB 122
124 BAB 123
125 BAB 124
126 BAB 125
127 BAB 126
128 BAB 127
129 BAB 128
130 BAB 129
131 BAB 130
132 BAB 131
133 BAB 132
134 BAB 133
135 BAB 134
136 BAB 135
137 BAB 136
138 BAB 137
139 BAB 138
140 BAB 139
141 BAB 140
142 BAB 141
143 BAB 142
144 BAB 143
145 BAB 144
146 BAB 145
147 BAB 146
148 BAB 147
149 BAB 148
150 BAB 149
151 BAB 150
152 BAB 151
153 BAB 152
154 BAB 153
155 BAB 154
156 BAB 155
157 BAB 156
158 BAB 157
159 BAB 158
160 BAB 159
161 BAB 160
162 BAB 161
163 BAB 162
164 BAB 163
165 BAB 164
166 BAB 165
167 BAB 166
168 BAB 167
169 BAB 168
170 BAB 169
171 BAB 170
172 BAB 171
173 BAB 172
174 BAB 173
175 BAB 174
176 BAB 175
177 BAB 176
178 BAB 177
179 BAB 178
180 BAB 179
181 BAB 180
182 BAB 181
183 BAB 182
184 BAB 183
185 BAB 184
186 BAB 185
187 BAB 186
188 BAB 187
189 BAB 188
190 BAB 189
191 BAB 190
192 BAB 191
193 BAB 192
194 BAB 193
195 BAB 194
196 BAB 195
197 BAB 196
198 BAB 197
199 BAB 198
200 BAB 199
201 BAB 200
202 BAB 201
203 BAB 202
204 BAB 203
205 BAB 204
206 BAB 205
207 BAB 206
208 BAB 207
209 BAB 208
210 BAB 209
211 BAB 210
212 BAB 211
213 BAB 212
214 BAB 213
215 BAB 214
216 BAB 215
217 BAB 216
218 BAB 217
219 BAB 218
220 BAB 219
221 BAB 220
222 BAB 221
223 BAB 222
224 BAB 223
225 BAB 224
226 BAB 225
227 BAB 226
228 BAB 227
229 BAB 228
230 BAB 229
231 BAB 230
232 BAB 231
233 BAB 232
234 BAB 233
235 BAB 234
236 BAB 235
237 BAB 236
238 BAB 237
239 BAB 238
240 BAB 239
241 BAB 240
242 BAB 241
243 BAB 242
244 BAB 243
245 BAB 244
246 BAB 245
247 BAB 246
248 BAB 247
249 BAB 248
250 BAB 249
251 BAB 250
252 BAB 251
253 BAB 252
254 BAB 253
255 BAB 254
256 BAB 255
257 BAB 256
258 BAB 257
259 BAB 258
260 BAB 259
261 BAB 260
262 BAB 261
263 BAB 262
264 BAB 263
265 BAB 264
266 BAB 265
267 BAB 266
268 BAB 267
269 BAB 268
Episodes

Updated 269 Episodes

1
PROLOG
2
BAB 1
3
BAB 2
4
BAB 3
5
BAB 4
6
BAB 5
7
BAB 6
8
BAB 7
9
BAB 8
10
BAB 9
11
BAB 10
12
BAB 11
13
BAB 12
14
BAB 13
15
BAB 14
16
BAB 15
17
BAB 16
18
BAB 17
19
BAB 18
20
BAB 19
21
BAB 20
22
BAB 21
23
BAB 22
24
BAB 23
25
BAB 24
26
BAB 25
27
BAB 26
28
BAB 27
29
BAB 28
30
BAB 29
31
BAB 30
32
BAB 31
33
BAB 32
34
BAB 33
35
BAB 34
36
BAB 35
37
BAB 36
38
BAB 37
39
BAB 38
40
BAB 39
41
BAB 40
42
BAB 41
43
BAB 42
44
BAB 43
45
BAB 44
46
BAB 45
47
BAB 46
48
BAB 47
49
BAB 48
50
BAB 49
51
BAB 50
52
BAB 51
53
BAB 52
54
BAB 53
55
BAB 54
56
BAB 55
57
BAB 56
58
BAB 57
59
BAB 58
60
BAB 59
61
BAB 60
62
BAB 61
63
BAB 62
64
BAB 63
65
BAB 64
66
BAB 65
67
BAB 66
68
BAB 67
69
BAB 68
70
BAB 69
71
BAB 70
72
BAB 71
73
BAB 72
74
BAB 73
75
BAB 74
76
BAB 75
77
BAB 76
78
BAB 77
79
BAB 78
80
BAB 79
81
BAB 80
82
BAB 81
83
BAB 82
84
BAB 83
85
BAB 84
86
BAB 85
87
BAB 86
88
BAB 87
89
BAB 88
90
BAB 89
91
BAB 90
92
BAB 91
93
BAB 92
94
BAB 93
95
BAB 94
96
BAB 95
97
BAB 96
98
BAB 97
99
BAB 98
100
BAB 99
101
BAB 100
102
BAB 101
103
BAB 102
104
BAB 103
105
BAB 104
106
BAB 105
107
BAB 106
108
BAB 107
109
BAB 108
110
BAB 109
111
BAB 110
112
BAB 111
113
BAB 112
114
BAB 113
115
BAB 114
116
BAB 115
117
BAB 116
118
BAB 117
119
BAB 118
120
BAB 119
121
BAB 120
122
BAB 121
123
BAB 122
124
BAB 123
125
BAB 124
126
BAB 125
127
BAB 126
128
BAB 127
129
BAB 128
130
BAB 129
131
BAB 130
132
BAB 131
133
BAB 132
134
BAB 133
135
BAB 134
136
BAB 135
137
BAB 136
138
BAB 137
139
BAB 138
140
BAB 139
141
BAB 140
142
BAB 141
143
BAB 142
144
BAB 143
145
BAB 144
146
BAB 145
147
BAB 146
148
BAB 147
149
BAB 148
150
BAB 149
151
BAB 150
152
BAB 151
153
BAB 152
154
BAB 153
155
BAB 154
156
BAB 155
157
BAB 156
158
BAB 157
159
BAB 158
160
BAB 159
161
BAB 160
162
BAB 161
163
BAB 162
164
BAB 163
165
BAB 164
166
BAB 165
167
BAB 166
168
BAB 167
169
BAB 168
170
BAB 169
171
BAB 170
172
BAB 171
173
BAB 172
174
BAB 173
175
BAB 174
176
BAB 175
177
BAB 176
178
BAB 177
179
BAB 178
180
BAB 179
181
BAB 180
182
BAB 181
183
BAB 182
184
BAB 183
185
BAB 184
186
BAB 185
187
BAB 186
188
BAB 187
189
BAB 188
190
BAB 189
191
BAB 190
192
BAB 191
193
BAB 192
194
BAB 193
195
BAB 194
196
BAB 195
197
BAB 196
198
BAB 197
199
BAB 198
200
BAB 199
201
BAB 200
202
BAB 201
203
BAB 202
204
BAB 203
205
BAB 204
206
BAB 205
207
BAB 206
208
BAB 207
209
BAB 208
210
BAB 209
211
BAB 210
212
BAB 211
213
BAB 212
214
BAB 213
215
BAB 214
216
BAB 215
217
BAB 216
218
BAB 217
219
BAB 218
220
BAB 219
221
BAB 220
222
BAB 221
223
BAB 222
224
BAB 223
225
BAB 224
226
BAB 225
227
BAB 226
228
BAB 227
229
BAB 228
230
BAB 229
231
BAB 230
232
BAB 231
233
BAB 232
234
BAB 233
235
BAB 234
236
BAB 235
237
BAB 236
238
BAB 237
239
BAB 238
240
BAB 239
241
BAB 240
242
BAB 241
243
BAB 242
244
BAB 243
245
BAB 244
246
BAB 245
247
BAB 246
248
BAB 247
249
BAB 248
250
BAB 249
251
BAB 250
252
BAB 251
253
BAB 252
254
BAB 253
255
BAB 254
256
BAB 255
257
BAB 256
258
BAB 257
259
BAB 258
260
BAB 259
261
BAB 260
262
BAB 261
263
BAB 262
264
BAB 263
265
BAB 264
266
BAB 265
267
BAB 266
268
BAB 267
269
BAB 268

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!