Attar terdiam di taman belakang rumah milik mertuanya. Masih sesak rasanya dengan tudingan istrinya barusan. Ia hanya bisa menghela napas panjang, perjuangannya sudah lumayan jauh. Ia tak akan menyerah dengan ucapan pedas dari istrinya. Ya, inilah resiko yang harus dijalaninya.
Cinta bertepuk sebelah tangan. Untung ia memiliki mertua sebaik Darren. Tapi tunggu. Kenapa Darren bisa memilih dirinya untuk dijadikan mantunya, apa jangan-jangan ia sudah tahu siapa Attar? Pikiran Attar menerawang jauh.
Lalu ia menggelengkan kepalanya, menepis dugaan yang belum tentu benar adanya. Kalau pun mertuanya tahu, justru ia akan merasa lega.
Lamunan Attar buyar, ketika ada seseorang yang menepuk pundaknya. Attar terperanjat kaget, sehingga ia langsung berdiri. Terus ia mengusap dadanya.
"Saya kira siapa?" kata Attar. "Maaf, saya hanya terkejut," ucapnya lagi.
Orang yang menepuknya hanya tersenyum, lalu mengajaknya untuk masuk untuk ikut sarapan bersama. Darren 'lah yang menghampirinya. Ia tahu kalau menantunya itu tengah berada di taman belakang, karena asisten-nya yang membertahukan padanya.
Hari ini adalah hari weekand. Jadi semua pada kumpul di rumah.
Attar mengekor dari belakang mertuanya. Ternyata semua sudah pada kumpul di meja makan, termasuk Syiera. Attar tak berani menatap istrinya, ia hanya tak ingin kejadian kemarin terulang. Dimana istrinya tak ikut sarapan bersama keluarga.
Hening ... Tak ada percakapan sama sekali. Tangan, tangan Attar yang melepuh menjadi pusat perhatian kedua mertuanya.
Darren memberanikan diri untuk bertanya secara langsung. Akankah ia jujur? Atau malah menyembunyikan apa yang sudah terjadi kemarin.
"Attar? Tanganmu kenapa?" tanya Darren sengaja.
"Oh, ini ... Ini tak sengaja kena air panas," jawab Attar jujur. Memang itu adanya. Diliriknya ke arah istrinya. Namun Syiera tak memperdulikan itu. Seakan tak mendengar apa-apa.
"Kenapa tak hati-hati," kata Dania ikut bergabung dengan percakapan mereka.
Attar hanya tersenyum dan tak lagi bersuara. Malah ia langsung tertunduk, melanjutkan sarapannya.
"Sok kalem banget sih," batin Syiera sambil melirik ke arah Attar.
Syiera lebih dulu selesai dengan sarapannya, ia memang sengaja mempercepatnya. Karena tak ingin berlama-lama berada di sana, apa lagi ada Attar.
Darren yang melihat putrinya beranjak langsung menegurnya.
"Mau kemana?"
Syiera terhenti, lalu menatap pada Darren sang ayah. Kenapa? Bukannya ia sudah selesai dengan sarapannya. Apa yang membuat Darren menghentikan langkah anaknya.
"Duduk! Daddy ingin bicara pada kalian."
Karena ada hal serius yang ingin dibicarakan kepada pengantin baru itu. Yang lain pada melipir, termasuk Dania. Kini hanya mereka bertiga yang berada di ruang makan itu.
"Ada apa, Dad?" tanya Syiera mengawali topik pembicaraan mereka.
Bukannya menjawab pertanyaan Syiera, Darren malah langsung bertanya kepada Attar. Dan itu membuat Syiera berpikir, apa sang ayah berpihak kepada suaminya?
"Apa rencanamu ke depan?" tanya Darren pada Attar.
Bingung mau jawab apa, Attar malah terdiam.
"Jawab! Daddy bertanya padamu," cetus Syiera. Sepertinya suaminya malah bertele-tele, dan itu membuatnya geram.
Sebenarnya Attar tahu arah pembicaraan mertuanya. Apa lagi kalau bukan untuk masa depan anaknya. Tidak mungkinkan kalau mereka berdua selamanya tinggal di rumah itu.
Attar menghela napas panjang sebelum memberikan keputusan, akan diajak kemana istrinya?
"Rencananya, saya akan mengajak Syiera pindah dari sini," jawab Attar.
Pindah ... Syiera tak salah dengarkan apa yang diucapkan oleh suaminya. Akan tinggal dimana ? Apa dia punya rumah? Kalau pun iya punya rumah. Pasti rumahnya sangat kecil dan tidak nyaman. Tidak! Itu tidak akan terjadi. Pikiran Syiera sudah ngelantur kemana-mana. Ia sudah terbiasa hidup mewah, pasilitas yang diberikan oleh orang tuanya membuatnya langsung bergidik, membayangkannya saja sudah tidak nyaman.
"Aku tidak setuju jika harus pindah!" kata Syiera. "Kalau pun iya pindah dari sini, aku mau tempat tinggalku sama seperti apa yang sudah terbiasa aku jalani. Seperti rumah ini!" Ia yakin kalau suaminya tak akan mampu menyanggupi apa yang dimintanya.
"Akan saya usahakan," ujar Attar.
Syiera berdecih. "Coba saja kalau bisa," batinya. Kini ia memiliki ide, ide cemerlangnya yakin pasti akan berhasil.
"Baiklah, kalau itu keputusanmu. Daddy dukung, jangan sungkan jika butuh bantuan," kata Darren sambil beranjak dari duduknya lalu menepuk-nepuk pundaknya sebelum pergi.
Kini hanya ada Attar dan istrinya di sana.
"Jangan menyanggupi apa-apa yang sekiranya kamu tidak bisa mengabulkannya!" Setelah mengatakan itu Syiera langsung pergi meninggalkan Attar.
Attar termenung di meja makan sendirian. Apa ia akan benar-benar mengajak istrinya untuk pindah dari sini? Apa ia sudah menyiapkan rumah untuk dihuninya bersama istrinya? Hanya Attar yang tahu.
Attar merogok ponselnya yang ada di dalam saku celanya. Lalu, ia menghubungi seseorang.
Entah siapa yang dihubunginya yang jelas Attar berkata.
"Siapkan hunian mewah," kata Attar pada seseorang di sebrang sana.
Attar pun beranjak dari duduknya. Attar terkejut mendapati Syiera yang sudah berada di belakangnya. Apa dia mendangar apa yang diucapkannya barusan? Apa Syiera malah tak perduli dengan perjuangan suaminya yang akan mengabulkan keinginannya?
Attar melewati istrinya sambil tertunduk. Tak lama langkahnya berhenti, ia menengok ke arah istrinya.
"Apa pun yang kamu inginkan, aku akan mengabulkannya. Tapi tidak dengan cerai," batin Attar. Jika Syiera meminta bercerai, ia tak akan menceraikannya sampai ajal menjemputnya.
Sementara Syiera.
"Berani sekali dia menantangku!" gumam Syiera.
Dari pada di rumah, Syiera lebih memilih untuk pergi. Rencananya, ia akan mengajak sang momy pergi jalan-jalan ke mall.
Dengan senang hati, sang momy menemani anaknya. Dania ingin membantu putrinya untuk melupakan permasalahan yang ada.
Syiera dan Dania sudah berada di mall terbesar yang berada dipusat kota.
Mereka sibuk dengan aktivitasnya yang sedang berbelanja. Sedang asyik memilih baju, tak sengaja ia mendengar percakapan salah satu pengunjung di mall.
"Kamu denger tentang gosip Dokter ganteng itu gak?" Tanya si pengunjung itu yang bernama Risa.
"Bener gak sih? Apa itu cuma gosip?" tanya si pengunjung bernama Alin. Mereka berdua sangat asyik membicarakan tentang seorang dokter.
"Iya benerlah, bahkan sekarang Dokter Attar katanya sudah menikah."
Syiera menghentikan sejenak aktivitasnya. "Attar ... Attar, Dokter?" Syiera jadi teringat pada suaminya yang bernama Attar. "Masa iya dia Dokter?" Syiera menepis pikirannya sendiri. Sudah jelas kalau suaminya itu seorang OB.
"Ra, kok malah bengong sih." Dania menepuk pundak Syiera, hingga Syiera terperanjat kaget.
"Ah, Momy. Bikin aku jantungan saja," sahutnya. "Mom, apa Momy percaya kalau Attar seorang Dokter?" tanya Syiera tiba-tiba.
Dania melongo mendengar pertanyaan anaknya yang mengatakan bahwa Attar seorang dokter.
"Kenapa kamu bisa berpikir kalau Attar seorang Dokter?"
"Aku gak sengaja mendengar pembicaraan mereka." Syiera menunjuk ke arah dua wanita itu menggunakan wajahnya.
"Ah, mungkin mereka membicarakan Attar yang lain," jelas Dania.
Ah, iya mungkin mereka membicarakan Attar yang lain. Nama Attar 'kan banyak.
Syiera pun kembali memilah-milah baju yang akan di belinya.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 110 Episodes
Comments
Heksa Suhartini
mungkin juga ya Attar seorang dokter...kan syiera gak kenal sama Attar
2022-01-04
0
Ajeng Ajeng
oh....ternyata Attar orang kaya
2021-12-11
1
Tiwik Firdaus
paling attar orang kaya yang menyamar jadi orang miskin
2021-10-10
4