2

Hari ini nampak mendung, seperti hati Syiera yang terus merundungkan nasibnya. Kenapa? Kenapa ini harus terjadi padanya.

Dimana lelaki yang dulu mencintainya? Kesehariannya selalu ditenemani olehnya.

Alex, calon suaminya pergi tanpa jejak. Harus kemana ia mencari?

Dalam kesendiriannya, Syiera selalu termenung. Ia tak menyangka bahwa ia akan menjadi isrti orang yang sama sekali tak dikenal olehnya. Siapa sosok Attar yang kini menjadi suaminya?

Kenapa daddy-nya begitu tega padanya. Tanpa memikirkan isi hatinya yang gundah gulana.

Di dalam kamar ia sendirian, bahkan sedari tadi ia tak mendapati suaminya. Ah ... Rasanya enggan untuk menatapnya. Jika disuruh memilih, Syiera lebih memilih hidup di kutub utara, dari pada harus melihat suami. Suami? Apa bisa dibilang kalau Attar suaminya? Entahlah, Syiera tak ingin menjadi istrinya. Sungguh menyebalkan, pikirnya.

Klek

Pintu terbuka

Sepertinya ia tahu siapa yang masuk ke dalam kamarnya. Siapa lagi kalau bukan suami dadakannya.

Jam berapa ini? Dari mana saja dia? Ingin rasanya memakinya. Kalau tidak ingat dengan perkataan daddy-nya, mungkin ia sudah pergi meninggalkannya.

Kini yang bisa Syiera lakukan hanya menjadi istri, seorang istri. Akan susah jika dijalani jika tak ada cinta. Jangankan untuk cinta, kenal saja ia tak ingin.

Attar langsung terduduk di tepi ranjang, sebenarnya tadi ia ragu untuk masuk. Namun mertuanya yang melihatnya berdiri di depan pintu lalu menyuruhnya untuk masuk.

Tubuhnya begitu lelah, seharian ini ia sibuk. Sibuk apa? Ada kerjaan baru, kah? Entahlah, hanya Attar yang tahu. Syiera dari tadi tak bersuara.

Wajah gusar Attar agak nampak. Ingin sekali ia istirahat malam ini, tapi bingung harus dimana?

Semalam ia bisa tidur di samping istrinya, karena Syiera lebih dulu tertidur. Tapi sekarang ...

Attar bingung, bagaimana dan harus seperti apa menyikapi istrinya? Duh ... Attar benar-benar dilanda kebingungan.

Lebih baik ia akan membersihkan tubuhnya lebih dulu, sambil istrinya tertidur duluan.

Attar beranjak ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

Diliriknya Syiera dari ujung mata, namun Syiera sama sekali tak perduli denganya.

Dengan cepat, Attar masuk ke dalam kamar mandi. Ia sengaja berada di kamar mandi lebih lama, agar Syiera tertidur.

"Lama sekali mandinya," batin Syiera. Attar mandi melebihi darinya. Padahal ia ingin membicarakan sesuatu padanya. Namun karena lama menunggu, akhirnya Syiera tertidur di sofa. Yang ditunggu tak kian muncul. Hingga rasa kantuk datang menerpanya.

Attar membuka pintu dengan pelan, nyaris tak terdengar. Diintipnya sedikit dari balik pintu.

Attar bernapas lega, akhirnya, istrinya tertidur juga. Perlahan Attar menghampiri istrinya, dilihatnya wajah Syiera.

Terdengar dengkuran halus Syiera, menunjukkan si empunya sudah terlelap ke alam mimpinya. Kini, Attar bisa melihat wajah istrinya secara dekat.

Attar melengkungkan bibirnya tersenyum. Entah senyum apa itu?

Bahagia, kah? Atau senyum karena merasa kasian pada gadis itu.

Kasian melihat istri tertidur di sofa, akhirnya ia memindahkan istrinya tidur di tempat yang seharusnya.

Sangat pelan, Attar membopong tubuh mungil itu, ia takut kalau istrinya terbangun. Bisa-bisa, istrinya akan marah padanya karena telah berani menyentuhnya tanpa ijin darinya.

Akhirnya ... Attar bernapas lega karena ia sudah berhasil memindahkan istrinya di kasur miliknya. Kini, Attar bisa tertidur. Namun ia lebih memilih untuk tidur di sofa, ia lebih nyaman jika melihat istrinya bahagia. Mungkin itu awal dari Attar, mencoba memahami isi hati

istrinya.

Ia akan menunggu sampai hati Syiera terbuka untuknya, entah harus berapa lama ia menunggunya. Ia akan tetap setia pada pendiriannya. Mencintai satu wanita sampai akhir hayatnya.

Akhirnya, Attar memejamkan matanya, ia ikut ke alam mimpinya.

Malam berganti.

Matahari sudah memunculkan jati dirinya, menerangi seisi bumi. Attar lebih dulu terbangun dari tidurnya, diliriknya sang istri yang masih terlelap dengan mimpinya. Kabar yang beredar, Syiera adalah gadis yang susah terbangun dari tidurnya, sempat tak percaya. Masa iya, gadis cantik sepertinya tukang tidur? Namun, kini ia percaya dengan rumor itu. Bahkan ia menyaksikannya sendiri

Attar hanya tersenyum melihat wajah istrinya, begitu lucu jika sedang tertidur. Jika sudah marah, Syiera bagai macan betina yang sedang kelaparan. Tatapannya begitu tajam, seakan siap menerkam mangsanya.

Tak ingin ketahuan oleh istrinya karena ia terus memandangi dirinya, akhirnya ia beranjak dari tempatnya. Bergegas ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Setelah selesai mandi, ia pun keluar dari kamarnya, meninggalkan sang istri yang masih tertidur pulas.

Dering ponsel berbunyi begitu nyaring, membuat Syiera terbangun.

"Siapa sih, pagi-pagi sudah mengganggu?" Lalu ia meraba-raba kasur dengan kedua tangannya. Namun matanya masih terpejam, karena masih mengantuk. Digesernya ponsel tersebut, ia menjawab panggilan itu tanpa melihat siapa yang memanggilnya.

Diletakkannya ponsel itu di telinganya.

"Salah sambung," jawab Syiera pada panggilan itu. Lalu ia kembali tertidur setelah mematikan ponselnya.

"Mengganggu saja! Dia kira ini rumah sakit," geramnya karena kesal.

Syiera mengira kalau si penelepon itu salah sambung, tapi ternyata, ia salah. Karena itu bukan ponsel miliknya, melainkan pemilik si pria. Attar pemilik ponsel itu.

Waktu menujukkan pukul enam pagi. Attar sudah berada di dapur bersama para asisten di rumah itu. Para asisten begitu nampak riang, karena ada Attar di sana. Pesona Attar membuat para asisten itu terpesona.

Wajahnya yang tampan rupawan, dan ramah. Ia bisa bergaul cepat dengan orang baru. Tapi, kenapa dengan istrinya tidak bisa sedekat itu? Apa karena Syiera memberi jarak padanya? Membuat benteng yang menjulang tinggi, hingga Attar tak mampu menyebrangi bentengnya.

Hanya doa yang di panjatkan Attar, semoga, kelak doanya terjawab. Kebisingan mereka membuat para penghuni rumah itu terbangun. Terutama Dania, mertua Attar. Ia memang selalu membantu para asistennya di dapur.

"Pagi, Nyonya," sapa Attar. Mungkin belum terbiasa dengan panggilan baru kepada ibu mertuanya, lidahnya selalu keseleo.

"Maaf, maksudku Momy," kata Attar tersenyum kikuk.

"Sedang apa kamu di sini?" tanya Dania.

Attar tersenyum, bukan maksudnya untuk menggoda asisten di rumah ini. Ia hanya ingin membuat teh hangat untuknya.

Sebelum Attar menjawab, asisten yang bernama Lila langsung menjawab pertanyaan majikannya, Lila belum menikah. Ia lebih ganjen dari pada asisten yang bernama Rukmi, Rukmi seorang janda.

"Mas Attar membuat teh, Nyonya," jawab Lila. "Iyakan Mas Attar?" ucapnya pada Attar dengan genit.

Dan itu membuat Attar tidak nyaman, ia takut ibu mertuanya salah menanggapinya. Padahal, Dania sudah hapal betul seluk beluk para asistennya.

Lalu, Attar pamit kepada mereka, tapi langkahnya terhenti seketika. Ia mendapati istrinya, tengah menatapnya dengan tatapan tajam tidak suka.

"Jangan cari perhatian di keluarga ini!" cetus Syiera sambil menyenggol pundak suaminya dengan sengaja.

Bersambung

Terpopuler

Comments

Epi orleaes

Epi orleaes

😭

2022-05-25

0

Yeyen Dhevan

Yeyen Dhevan

wah judes bnget tuh bini

2021-11-16

0

Bidadarinya Sajum Esbelfik

Bidadarinya Sajum Esbelfik

sabaaaarrr... ini ujian 💪💪💪

2021-08-06

5

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!