Suami Pilihan Daddy

Suami Pilihan Daddy

1

Kediaman Darren Alfian Narayan

Sehari setelah pernikahan Syiera dan Attar. Mereka tinggal bersama orang tua Syiera, karena sang ayah meminta agar mereka tinggal di sana sebelum memiliki rumah yang akan dihuninya kelak.

Pagi hari, tepatnya akan melakukan sarapan. Darren, sang mertua melihat Attar menuruni anak tangga. Ia memanggil menantunya untuk ikut sarapan bersamanya.

Attar pun melangkahkan kakinya menghampiri mertuanya yang sudah terduduk di kursi meja makan. Tentu sekeluarga sudah berada di sana. Hanya Syiera yang belum memunculkan batang hidungnya.

"Mana istrimu?" tanya Darren.

"Ma_masih di kamar," jawab Attar sedikit canggung. Ia belum terbiasa dengan keluarga itu, ditambah, ia tak menduga sama sekali bahwa ia akan menjadi suami dari atasannya.

Terdengar kaki melangkah dari anak tangga, semua mata teralih melihat siapa yang datang. Syiera kini ikut bergabung untuk sarapan, ekspresinya begitu acuh, seakan tak melihat siapa yang berada di dekatnya. Dengan santai ia mengoles roti dengan selai kesukaannya.

"Cie ... Pengantin baru," ledek Dam sang adik.

Syiera melihat kearah adiknya dengan bola mata jengah. Sebal dengan ledekkannya, ia menghentikan aktivitasnya yang sedang mengolesi rotinya. Disimpannya roti itu di atas piring, lalu ia beranjak dari tempatnya meninggalkan mereka tanpa kata.

"Dam ... Kamu jangan meledek kakakmu," saran Dania sang momy. "Lihat! Kakakkmu marah sampai tak jadi sarapan," ucapnya lagi.

Dengan rasa sesal, Dam meminta maaf pada momy-nya.

"Maaf, atas Syiera, ya. Mungkin dia belum bisa menerima ini," kata Dania pada Attar, menantunya.

Attar hanya tersenyum menanggapi ucapan dari mertuanya. Keluarga Syiera memperlakukan dirinya dengan baik. Sangat baik.

Darren sudah tahu latar belakang Attar, ia mengambil keputusan untuk menikahkan anaknya dengan Attar, karena Attar pria baik.

Attar berinisiatif membuatkan sarapan untuk istrinya. Ia mengambil roti baru untuk dijadikan sandwich. Susu hangat melengkapi sarapan untuk istrinya.

"Saya permisi dulu," pamit Attar, ia membawa nampan menuju kamar. Nampan berisikan roti dan segelas susu.

"Lihat! Aku gak salahkan menjadikannya menantu," kata Darren bangga dengan pilihannya.

Dania hanya tersenyum miris, memang iya, Attar terlihat laki-laki baik, ia juga sopan. Hanya saja, mungkin Syiera kecewa dengan pilihan orang tuanya. Gagalnya menikah dengan Alex, pasti Syiera sangat kecewa, ditambah lagi ia harus menikah dengan laki-laki yang tak dikenalnya.

Syiera kenal dengan Attar hanya sekedar atasan dan bawahan, tidak lebih. Attar hanya seorang OB di kantor yang di pimpin oleh Syiera. Akan di taruh dimana wajah Syiera. Syiera pasti sangat malu.

"Apa kamu tahu perasaan Syiera? Syiera pasti kecewa dengan pilihanmu," kata Dania. Ia pun kecewa dengan pilihan suaminya. Dania hanya memikirkan perasaan anaknya.

Langkah demi langkah, akhirnya Attar sampai di depan pintu kamar, diketuknya pintu kamar itu. Namun tak ada jawaban dari dalam sana. Attar memutar handle pintu itu, untung pintu tidak terkunci. Sehingga ia bisa masuk dengan mudah.

Attar melihat istrinya yang bersandar di sisi jendela. Tatapannya melihat ke arah luar, tatapannya kosong. Seperti tak ada semangat untuk hidup.

Dan itu membuat Attar merasa bersalah, ia menghampiri Syiera, niatnya untuk memberikan sarapan untuknya. Perlahan tapi pasti.

Attar sudah berada di belakangnya, ragu untuk memanggil sang istri, lalu ia menyodorkan nampannya. Namun Syiera menepis nampan itu. Alhasil nampan itu terbalik dan menumpahkan semua isinya. Susu yang masih panas, menyirami kulit tangan Attar. Attar merasakan sakit di tangannya, tapi ia menahannya.

Syiera melangkah pergi meninggalkan Attar di sana. Tanpa sepatah kata pun. Ia benci pada suaminya, karena itu suami pilihan daddy-nya. Bukan pilihannya, jadi ia memperlakukan suaminya dengan tidak suka.

Setelah kepergian Syiera, Attar mengibas-ngibaskan tangannya. Dilihatnya tangan itu sudah melepuh akibat tersiramnya susu panas. Attar tak mempermasalahkan tangannya yang melepuh.

Kini ia pun pergi dari kamar itu. Hari ini, ia akan pergi karena ada urusan.

Darren melihat kalau Attar akan pergi, ia pun menegur menantunya itu. Kemana ia akan pergi? Bukankah ini masih hari cutinya.

"Tuan, saya akan pergi sebentar. Ada urusan," pamit Attar.

Darren memperhatikan menantunya itu, kenapa dengannya? Apa anaknya itu telah berulah pada suaminya, hingga suaminya akan pergi hari ini. Ia melihat Attar menyembunyikan tangannya. Darren semakin curiga, apa sudah terjadi sesuatu diantara anaknya dan menantunya?

"Mau kemana? Inikan masih hari cutimu?" tanya Darren. Padahal ia tahu akan kemana menantunya pergi. "Jangan panggil Tuan! Panggil Daddy seperti Syiera memnggilku," katanya lagi.

Attar mengangguk mengerti. Lalu, ia pun pergi.

Setelah kepergian Attar, Darren menemui anaknya.

"Syiera ... Syiera ...," panggilnya berteriak.

"Sejak kapan, Daddy suka teriak-teriak?" Bukannya menjawab, Syiera malah balik bertanya. "Ini rumah, bukan hutan!" cetusnya.

Merasa geram pada sang putri, ia langsung saja bertanya mengenai luka di tangan suaminya. Ia tahu, karena ia sempat melihatnya walau Attar mencoba menyembunyikannya.

"Ngadu apa dia?" batin Syiera. "Dasar tukang ngadu," batinnya lagi.

Karena Syiera ada di kamarnya, otomatis Darren tahu apa yang terjadi pada menantunya itu. Dilihatnya nampan yang sempat dibawa oleh Attar tergeletak di lantai.

"Syiera ... Kamu benar-benar keterlaluan! Kurang baik apa dia padamu, hah!" bentak Darren.

Lihat, bahkan yang selama ini yang ia tahu, Daddy-nya tak pernah membentaknya. Tapi sekarang ...

Syiera yang tak terima, ia pun kembali marah pada daddy-nya.

"Apa salahku, Daddy? Kenapa Daddy marah padaku?" Deraian air mata Syiera membasahi kulit pipinya yang mulus.

"Tidak bisakah kamu sedikit sopan kepada suamimu?"

"Dia bukan suamiku, itu suami pilihan Daddy!" Tangis Syiera pecah.

Segitunya tersiksanya Syiera. Darren lakukan semua ini demi kebaikannya. Ia tak rela jika putrinya menikah dengan Alex, yang nantinya akan menyakiti dirinya sendiri.

Mendengar keributan dalam kamar anaknya, Dania menghampiri kamar itu, dilihatnya Syiera yang sedang menangis di hadapan suaminya. Ia merangkul Syiera, mendekapnya, dan menenangkannya.

"Sudah, jangan menangis." Dielusnya punggung Syiera. Syiera sedikit tenang ada momy yang mengerti akan dirinya.

"Daddy jahat! Daddy sudah tidak sayang Syiera lagi," ucapnya dalam pelukan Dania.

Sementara di tempat lain

Seorang pria tengah mengobati luka di tangannya, diolesnya dengan lembut menggunakan salep. Sakit! Sudah jelas pasti sakit. Tersiram air panas secara langsung membuat tangannya mengelupas dan merah. Perih ... Tapi ia menahannya, ia berharap, rasa perih yang dirasakannya akan berbuah manis. Ya, Attar telah jatuh hati pada sang istri.

Attar serasa mimpi bisa bersanding dengan gadis seperti Syiera, mungkin ia laki-laki yang beruntung telah menjadikannya sebagai istrinya. Hanya saja keberuntungan itu harus ia lewati dengan rasa sakit yang akan diterimanya kelak. Sang istri tak menganggapnya. Tak menganggapnya sebagai suaminya.

Bersambung

...----------------...

Selamat membaca. Baca novel yang berjudul Terpaksa menikahi pelacur, karena novel ini berasngkutan dengan novel sebelumnya.

Terimakasih

Terpopuler

Comments

Siti Mujimah

Siti Mujimah

mampir

2023-07-28

0

lovely

lovely

mampir ceritanya berbeda sama novel kbyakan yg di pksa biasanya cowoknya yg tajir nikah ma cewek kismin ini kbalikan yg cewek kaya dipksa ma cowok kismin🥴

2022-08-31

1

Anonymous

Anonymous

Suka ceritanya gak pasaran kaya kebanyakan novel yg ku liat😘biasa pasti yg tertindas ini tapi ini kebalikan live sekebonnnn

2022-08-28

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!