5

Sementara di ruangan Syiera, hari ini ia sangat sibuk setelah beberapa hari tidak masuk membuat pekerjaannya menempuk. Waktu menunjukkan pukul 11.30 mendekati waktunya makan siang. Pikirannya sesekali teringat akan kedatangan Attar ke sini dengan tampilan beda.

Teringat akan hal itu membuat pikirannya menerawang jauh, apa perubahannya ada hubungannya dengan statusnya. Ah, iya pasti itu. Tak lama pintu terketuk dari luar, membuat Syiera menoleh ke pintu tersebut.

Tanpa dipersilahkan sang pemilik ruangan, orang itu nyelonong masuk tanpa permisi.

Wah ... Berani sekali orang itu.

Perlahan tapi pasti, orang itu mendekat sambil membawakan makan siang untuknya. Syiera menatap tak suka pada orang itu. Ya, orang itu ternyata suaminya, Attar.

"Aku kira setelah penampilanmu berubah, kau akan naik jabatan," sindirnya pada Attar.

Attar tak mengubris sindiran itu, toh, ia datang bukan menjadi OB lagi, ia sudah resmi mengundurkan diri. Kini kedatangannya sebagai seorang suami. Diletakkan nampan berisikan makan siang itu di atas meja. Ia tak sengaja membawakan makanan itu, sebelum ke ruangan istrinya, ia melihat Ema salah satu OB di sana yang akan mengantarkan makanan untuk atasannya, jadi, ya sudah sekalian ia bawakan. Ema adalah temannya sewaktu masih menjadi OB.

Attar mendudukkan tubuhnya di kursi, kini ia berhadapan dengan istrinya. Setelah mengatakan sindiran pada Attar, Syiera fokus kembali ke layar laptop.

"Bisa kita bicara sebentar," pinta Attar.

"Kalau tidak terlalu penting, sebaiknya bicara di rumah saja. Aku sibuk," ucapnya tanpa menoleh sedikit pun, tatapannya sibuk pada pekerjaannya.

"Mulai besok kita pindah rumah," kata Attar.

Syiera langsung menghentikan aktivitasnya, lalu, ia menoleh ke arah Attar dengan mata melotot. Tak percaya, cepat sekali ia mendapatkan rumah. Apa dia sudah memeras orang tuanya? Pikiran Syiera sudah sejauh itu, sungguh merendahkan Attar sebagai suaminya.

"Apa ini hasil dari perbincanganmu dengan Daddy-ku? Mulutmu manis juga, sampai-sampai dengan mudahnya kau memanfaatkannya," celetuknya. Syiera menarik napas dalam-dalam sebelum melanjutkan ucapan pedas yang akan dilontarkan kepada suaminya.

"Aku tidak suka caramu mendekati keluaurgaku! Aku bisa memberikan apa yang kau inginkan. Tujuanmu harta 'kan?" cetusnya sambil menatap tajam ke Attar.

Begitu kotornya pikiran Syiera terhadapnya. Jika Syiera tahu siapa Attar, mungkin ia akan menarik kembali ucapanya itu. Tapi, Attar tak akan memberitahukan dulu siapa dirinya pada istrinya.

Attar berdiri, lalu menyodorkan piring yang ada di meja sambil berkata.

"Jangan terlalu sibuk bekerja, aku masih bisa menafkahimu." Tanpa menunggu jawaban dari Syiera, Attar langsung keluar.

Siapa dia? Sampai begitu berani padanya. Syiera menahan amarah dan mengepalkan tangannya. Ia merasa bahwa Attar telah menantangnya. Ok, Attar. Permainan akan dimulai, sampai kapan ia dapat bertahan memiliki istri seperti Syiera yang sudah jelas-jelas menolaknya mentah-mentah.

Ogah memakan makanan yang telah dibawakan suaminya, Syiera pun memutuskan untuk makan di luar. Ia menyambar kunci mobil, lalu keluar dari ruangannya.

Ia melihat Attar di depan kantor. Dengan siapa Attar berbincang? Syiera sungguh penasaran.

Dilihatnya yang bersama Attar bukanlah orang biasa, penampilannya terlihat dari kalangan atas. Apa hubungannya dengan Attar? Mereka nampak serius sedang membicarakan sesuatu. Tapi sayang, ia tak cukup mendengar obrolan mereka. Tak lama, Attar pun pergi bersama orang itu.

Karena penasaran, Syiera pun mengikuti kepergian Attar. Syiera mengemudi mobilnya sendiri, tanpa ia sadari. Sepertinya Attar mengetahui mobil siapa yang ada di belakang mobil yang ia tumpangi. Jiiiuuusss ... Mobil Attar melesat dengan kencang, sehingga Syiera tertinggal dan kehilangan jejak.

"Sial!" umpat Syiera sambil memukul kemudinya karena kehilangn jejak suaminya.

Sementara Attar, ia tersenyum setelah Syiera tertinggal jauh. Sepertinya, Syiera sudah masuk dalam perangkapnya. Buktinya ia sampai mengikuti Attar, Attar sengaja akan membuat Syiera penasaran padanya. Tak mudah bagi Syiera untuk mengulik siapa jati dirinya.

Mobil yang ditumpangi Attar terparkir sempurna di halaman rumah sakit. Ya, Attar akan kembali menjabat sebagai pimpinan di rumah sakit Austin. Rumah sakit yang telah didirikan oleh kedua orang tuanya. Tapi sayang, Attar harus mengelola itu sendiri, karena orang tua Attar telah meninggal dunia dalam kecelakaan pesawat.

Attar memiliki adik perempuan bernama Aleta. Aleta berada di luar Negri sedang meneruskan pendidikannya di Amerika. Ia adalah adik satu-satunya, Attar teramat sayang padanya.

Para dokter dan suster menunduk hormat pada Attar. Tapi itu tak membuat Attar besar kepala, ia pun sama berfropesi sebagai dokter di sana. Dokter yang terkenal ramah dan tampan.

Waktu begitu cepat berlalu, hari sudah mulai sore. Awan sedikit mendung menandakan akan turun hujan, dengan cepat, Attar bersiap-siap untuk pulang.

***

"Bu? Sudah sore, apa ibu tidak pulang?" tanya Arin sekretaris Syiera. Syiera menggeleng, enggan rasanya ia pulang hari ini.

"Kamu duluan saja, saya masih ingin di sini," jawab Syiera.

Arin pun pergi meninggalkan kantor. Semua karyawan sudah pada pulang, hanya Syiera yang masih berada di ruangannya. Hujan pun turun dengan lebat serta diiringi petir yang menggelegar, ada rasa takut pada dirinya. Ia hanya bisa memejamkan matanya ketika mendengar suara petir itu.

Syiera menangkupkan tangannya di atas meja dengan wajah yang menindih tangan itu, sekelebat ingatannya teringat akan Alex.

"Alex, kamu di mana?" kata Syiera sendiri. Larut dalam lamunan, tak terasa ia malah tertidur.

Sedari tadi, Attar menunggu hujan reda. Namun hujan semakin deras, waktu sudah menunjukkan pukul 7 malam. Attar duduk di kursi sambil menatap air hujan turun lewat jendela. Tiba-tiba ponselnya berbunyi, manandakan ada panggilan masuk. Dilihatnya layar ponselnya, ternyata mertuanya yang menghubunginya.

"Hallo," jawab Attar.

"Apa Syiera bersamamu?" tanya Darren

"Tidak. Memanganya kenapa?" tanya Attar

"Syiera belum pulang, coba kamu cek ke kantor. Daddy sudah mencoba menghubunginya tapi ponselnya sedang berada di luar jangkauan. Daddy khawatir," jelas Darren di sebrang sana.

Sambungan itu pun berakhir.

Attar langsung menuju kantor istrinya, ia pun sama khawatirnya. Iya kalau ada di kantor, kalau tidak bagaimana?

Attar mengemudi mobilnya seperti pembalap yang sangat lihai. Tak perduli hujan mengalahi pandangannya, hujan lebat lampu padam. Sungguh pikirannya pada Syiera, istrinya.

Attar sampai di kantor. Ia langsung turun dari mobilnya, tak perduli dengan air hujan membasahi semua bajunya. Ia menerobos masuk ke dalam, tak ada siapa-siapa. Tadi ia hanya melihat penjaga di pos.

Attar memasuki kawasan kantor itu dengan cahaya dari ponselnya. Telinganya mendengar sesuatu, sebuah tangisan di ruangan yang tak asing baginya.

"Syiera," pekiknya, Attar langsung berlari menuju ruangan itu. Terlihat seorang gadis tengah berjongkok sambil menangis. Syiera takut akan kegegelapan. Syiera langsung mendongakkan wajahnya ketika melihat sebuah cahaya dari balik pintu.

Ia langsung berdiri terus menghampiri cahayanya, tak perduli siapa yang datang. Syiera langsung saja memeluk orang itu.

"Daddy, aku takut," ucapnya dalam pelukan itu.

"Tenang, ada aku."

Seperti kenal dengan suaranya, Syiera langsung melepaskan pelukannya dari orang itu.

Bersambung

Terpopuler

Comments

Ajeng Ajeng

Ajeng Ajeng

aduhhh syiera nanti nyesal lohhhhh

2021-12-11

3

ratu adil

ratu adil

muga pwejuanganmu membuahkan haail attar

2021-07-06

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!