Sulit bagi ketiga putri Pak Sanjaya menerima ketidakhadiran sang Bunda dalam hidup mereka. Walaupun sakit-sakitan, Bunda tetap memberikan perhatian penuh ke anak-anaknya. Pak Sanjaya sendiri masih sibuk berkutat dengan bisnisnya yang makin menggurita diberbagai sektor.
Resort miliknya pun makin ramai, Mas Akmal sudah mendapatkan feedback terhadap pemasaran yang selama ini dilakukannya. Banyak pihak kantor yang mengadakan gathering atau meeting tahunan di Resort. Areanya pun kembali diperluas oleh Pak Sanjaya agar bisa menampung lebih banyak tamu.
💐
Setahun kemudian...
Pak Sanjaya akhirnya memutuskan untuk menikah dengan Adinda, sekretarisnya sendiri. Menurut Pak Sanjaya, Adinda memiliki banyak kesamaan kepribadian dengan almarhumah istrinya dan anak-anak pun sudah mengenalnya sejak lama, jadi tidak akan memerlukan waktu yang lama buat saling mengenal.
Saat ini Mba Flo sudah berusia enam belas tahun, dia sudah bisa paham atas kesendirian Ayahnya, tapi tidak dengan Mba Qisha dan Lexa, yang saat ini berusia empat belas tahun dan dua belas tahun.
Mba Flo memang tidak terlalu dekat sama Bunda dan Ayah sejak dulu, bahkan dia sudah meminta Ayahnya untuk menyekolahkan dia keluar negeri. Meninggalkan Indonesia adalah keinginan terbesarnya, ingin hidup sendiri diperantauan dan ingin bisa terbebas dari bayang-bayang Ayahnya. Pak Sanjaya menyanggupi permintaan tersebut dengan syarat kalo kelak Mba Flo lulus kuliah maka dia yang akan memegang tongkat estafet kepemimpinan gurita bisnis Pak Sanjaya. Obsesinya menjadi business woman sudah didepan mata. Bersekolah diluar negeri dan kembali ke tanah air langsung menjabat sebagai seorang pimpinan tanpa harus melewati jenjang karier dari bawah lagi, makanya dia sangat setuju atas syarat yang diajukan oleh Ayahnya.
.
Sejak kepergian Bunda, Pak Sanjaya berubah menjadi seorang Ayah yang cenderung over protective pada semua putri-putrinya. Aturan ketat beliau buat untuk ketiga putrinya. Semua anaknya harus berada di rumah selambatnya jam tujuh malam, jika ada tugas sekolah pun harus didampingi sama salah satu anggota keluarga jika diluar rumah, bahkan selalu meminta anak-anak untuk belajar kelompok di rumahnya aja daripada di rumah temannya. Belum lagi Pak Sanjaya wanti-wanti agar anaknya untuk tidak terlibat hubungan asmara dengan lawan jenis dulu. Beliau ingin anak-anak fokus terhadap sekolahnya, karena dipundak merekalah semua bisnis Pak Sanjaya akan diteruskan.
"Sha ga setuju kalo Ayah nikah lagi sama Tante Dinda... titik" ucap Mba Qisha saat diskusi keluarga, dia emang paling vokal kalo ada suatu masalah.
"Ya... Lexa juga ga mau tante Dinda jadi ibu tiri. Dia hanya mau harta Ayah aja, lagi ngapain sih Yah.. cukup dia jadi sekretaris Ayah, ga usah jadi pengganti Bunda. Karena Bunda ga akan pernah tergantikan sampai kapanpun" kata Lexa ikut-ikutan.
"Sha...Lexa.... kematian memanglah sesuatu yang sulit untuk kita terima. Tapi mau ga mau, kita harus merelakan yang udah meninggalkan kita. Sebab hanya dengan begitu, kita bisa belajar bagaimana menjadi pribadi yang tabah dan sabar, kita juga mempercayai bahwa segala yang kita miliki hanyalah sebuah titipan.. ya titipan Allah" ucap Pak Sanjaya agak keras melawan penolakan anak-anaknya.
"Ya... kami tau itu Yah... Tapi buat apa menggantikan posisi Bunda di rumah ini? kami ga memerlukan sosok pengganti Bunda disini, kami bertiga bisa saling menyayangi dan melindungi" ujar Mba Qisha.
"Ga ada yang akan menggantikan posisi Bunda kalian" janji Pak Sanjaya.
"Ayah memang bukanlah seorang pria yang bisa menghargai kepergian Bunda. Jelas, kami marah besar dengan keputusan Ayah yang akan menikah dengan wanita lain. Apa Ayah mengerti bagaimana hancurnya perasaan kami? Seperti jatuh, tertimpa tangga, tertimpa nelangsa. Sementara kami berkutat dengan kesedihan, Ayah malah asyik pacaran sama Tante Dinda" kata Lexa dengan sinisnya.
"Lexa.... jaga bicara kamu, Ayah ga pernah ajarin kamu kurang ajar sama orang tua seperti itu" amarah Pak Sanjaya langsung meledak.
Jika tidak dihalangi sama Mbah Utinya mungkin saja pipi Lexa sudah ada bekas tangan Pak Sanjaya.
"Sabar tho Le..." cegah Mbah Uti dengan intonasi yang pelan.
Lexa langsung menangis dalam pelukan Mbah Utinya. Sedangkan Mba Qisha masih memasang muka tidak bersahabat dengan Ayahnya. Sejak wacana Ayahnya akan menikah dengan Tante Adinda, praktis hubungan Ayah dan anak-anak menjadi semakin memanas, hanya Mba Flo yang tidak bereaksi sama sekali atas keinginan Ayahnya.
"Mba.. kok Mba ga ada respon sih? Mba mau punya ibu tiri?" tanya Mba Qisha.
"Mba cuma malas berdebat sama Ayah, nanti kalo sampe Ayah marah terus batalin biaya buat kuliah diluar negeri gimana?" tanya Mba Flo.
"Tapi Mba.. sebagai anak tertua haruslah punya sikap, kita kan cuma adik-adik yang masih belum cukup umur untuk bicara dengan keras tentang penolakan Ayah menikah sama Tante Dinda " jawab Mba Qisha.
Sebesar apapun penolakan anak-anak, pernikahan Pak Sanjaya dan Tante Dinda akan tetap dilangsungkan seminggu lagi di Resort.
.
Keluarga besar Pak Sanjaya memang memaksa buat beliau menikah lagi setelah setahun sendiri tanpa pendamping. Sebagai seorang businessman tentulah dia perlu pendamping buat menghadiri acara maupun tempat berbagi cerita untuk mengusir penat. Memang putri-putrinya sangat sayang sama Ayahnya, tapi ada hal yang ga bisa ditutupi dengan kehadiran putri-putrinya aja. Sebagai lelaki normal, Pak Jaya masih ingin punya teman ditempat tidur, ada yang menyiapkan keperluan mulai dari membuka mata hingga menutup mata dikala malam, ingin ada yang bisa diajak diskusi tentang anak-anak dan kepenatan pekerjaannya. Dinda adalah sosok yang dilihatnya mampu menjadi pendampingnya sebagai pengganti istri yang terdahulu.
Pak Sanjaya masuk kedalam kamarnya. Mba Qisha pun sudah pergi juga sedari tadi. Mbah Uti, dari pihak orang tua Pak Sanjaya cuma bisa diam melihat respon cucu-cucunya. Lexa memutuskan untuk menyusul masuk ke kamar Ayahnya.
"Ayah, Lexa hanya mengharapkan satu hal, tentang wanita pilihan Ayah yang akan segera Ayah nikahi itu. Besar harapan Lexa, beliau bisa menjadi sosok serupa Bunda. Paling ga, bisa menjadi wanita sederhana yang penuh cinta pada keluarga. Paling ga, bisa mencintai Ayah dengan sangat sederhana, sebagaimana Bunda melakukan sepanjang hayatnya" ucap Lexa kemudian keluar kamar.
Pak Sanjaya yang masih terdiam terpaku mendengar ucapan Lexa.
🍒
"Mas Akmal... ada apa ya tadi telpon saya? Maaf ya Mas tadi lagi keluar sebentar dan ga bawa HP" ucap Candra saat menelpon balik Mas Akmal.
"Bisa ga datangnya Jum'at selepas sekolah? Buat cek persiapan hari Sabtu kan" ucap Mas Akmal.
"Saya sudah bilang Mas sama pengurus OSIS buat ijin ga kumpul selepas sholat Jum'at, saya usahakan malam sampe sana ya, kan dari Cinere ke Muara Angke dulu, mudah-mudahan pas ada kapal nelayan" jelas Candra.
"Nah... kamu nanti bareng rombongan WO yang mau bawa bunga aja. Mas akan bilang kamu orang Resort, nebeng satu orang ga masalah lah, tapi kamu ke Rawa Belong dulu ketemuan disana" perintah Mas Akmal.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 231 Episodes
Comments
Melanie Kusbandini
laki laki memang lebih baik ada yg mendampingi,
2022-01-28
1
Kendarsih Keken
sang ayah butuh pendamping dan butuh belaian dari seorang wanitaaa , sementara sang anak debgan ketakutan nya terhadap sosok ibu tiri
semoga tetap indah kedepan nyaaa
2022-01-18
1
💕Desember💞
pasti berat bgt buat menerima ke hadiran org yg baru sbgi pengganti org yg tersayang ... aq aj di tingglkn ibu butuh berthn² lepas dr bayang² beliau.... bkn ga ikhlas tp begitu cpt sj beliau pergi.... tuh kn jd curhat sklian.
2021-12-26
1