Aku bergegas keluar dari kamar Tuan Muda Panji. Sedikit berlari kecil Aku menuju dapur agar segera dapat menemukan air minum untuk melegakan dehidrasiku akibat rasa gugup yang berlebihan.
"Kenapa Non?" tanya Bik Marni sambil tersenyum melihat tingkahku yang meneguk segelas air putih tanpa jeda.
"Haus Bik.. Ayu gugup setengah mati tadi di kamar Tuan Muda.." ceritaku setelah selesai minum.
Bik Marni tertawa kecil.
"Itu belum seberapa Non.. Kalau bagi kami yang tinggal dirumah ini, hal itu sudah biasa.. Nanti lama kelamaan Non Ayu juga akan terbiasa.." ucap Bik Marni sambil mengelus pundakku.
"tiiitt.. Bawain saya air putih segera!" tiba-tiba terdengar suara Tuan Muda dari speakerphone yg terletak di sudut dekat saklar lampu.
"Baik Tuan.." jawab Bik Marni singkat sambil mwngangguk.
Lalu Bik Marni memberikan isyarat padaku untuk segera melaksanakan perintah Tuan Muda.
Dengan muka masam Akupun segera mengambil sebotol besar air putih dan segera berjalan cepat ke arah kamar Tuan Muda.
"Tok..tok..tok.. Saya izin masuk ya Tuan.." ucapku sambil mendorong pintu kamar Tuan Muda.
Dengan gugup Aku berjalan masuk kedalam kamar dan perlahan meletakkan botol air minum di atas nakas yang berada tepat di sudut kiri atas tempat tidur Tuan Muda Panji.
"Jangan hanya di letakkan di sana.. Tuangkan kedalam gelas dan bawa padaku.. Aku haus ingin minum.." ujarnya dengan nada sedikit tinggi.
"Baik Tuan.." jawabku singkat dan segera menungkan air kedalam secangkir gelas yang memang telah tersedia di nakas.
Lalu Aku menyodorkan minuman nya.
Dia menyambut minuman yang kuberikan dan segera meminumnya dalam tiga tegukan.
Aku memperhatikannya dalam posisi berdiri mematung di tepi ranjang menunggu perintah.
"Ambil kursi itu... Duduklah..!"perintahnya.
Aku mengangguk menuruti perintah.
Menarik kursi dan duduk dengan perlahan.
Aku terlalu gugup.
Berulang kali Aku menggigit bibirku tanpa sadar.
Aku merasa Tuan Muda sedang memperhatikanku dari ujung kepala hingga kaki.
"Berhentilah menggigit bibirmu..!" perintahnya mengagetkan ku.
Aku semakin gugup.
Mencoba untuk tidak menggigit bibir.
"Aku bosan.. Aku ingin Kamu menceritakan tentang dirimu padaku.." ujarnya lagi masih dengan lekat menatap kearahku.
"Cerita tentang apa Tuan..? Tidak ada yang menarik dari hidup saya untuk diceritakan.." jawabku dengan suara gemetar karna gugup.
"Aku tidak perduli.. Aku hanya ingin sekedar tau tentang perawat yang akan menjagaku mulai hari ini. Nama kamu, umur, tempat tinggal dan yang lain nya yang menurutmu cukup pantas untuk Kamu ceritakan padaku.." Ucap Tuan Muda lagi.
Aku mengangguk mengerti dengan ucapannya.
"Nama Saya Ayudia Tuan... Tuan boleh memanggil saya dengan panggilan Ayu atau Diah. Umur saya 21 tahun. Saya dari kampung Tuan.. Dikampung saya hanya tinggal bersama Ibu karna Ayah saya sudah meninggal setahun yang lalu." jawabku mulai bercerita tentang diriku.
Rasa gugupku mulai hilang.
Hayalanku jauh tentang kampung halaman.
Aku teeus saja bercerita tanpa jeda.
Tuan Muda terus mendengarkan ocehanku.
Sesekali dia tersenyum mendengar ceritaku.
"Namanya juga kampung Tuan.. Jadi banyak Sapi berkeliaran yang meresahkan. Sering kali masuk kedalam pekarang rumah dan memakan semua tanaman.. Ayu sudah berulang kali diseruduk Sapi.." ceritaku lagi dengan semangat.
Tuan Muda kembali tertawa kecil.
"Tidak bisa kubayangkan badanmu sekecil ini di seruduk Sapi.. Untung tidak di injak.." ucapnya di sela tawa nya nya.
"Kalau Ay di injak Sapi.. Tidak mungkin Ayu bisa di sini Tuan.. Yang ada mungkin Ayu sudah gentayangan.." jawabku berseloroh.
Dia megangguk dan kembali tertawa.
"Tuan ganteng sekali jika sedang tersenyum ataupun tertawa.. Tidak terlihat garang dan menakutkan.." ujarku lagi memujinya.
Dia menyunggingkan senyum.
"Bisa aja kamu.." jawabnya tersipu.
"Ayu seruis lo Tuan.." jawabku lagi tertawa kecil.
Kami tertawa bersama.
"Tok..tok..tok.." terdengar suara ketukan dari qrah pintu luar kamar.
"Selamat sore Tuan Muda.." ujar seorang pemuda sembari mendekat kearah kami.
"Sore Ngga... Perkenalkan ini Ayu.. Perawat baru saya.." jawab Tuan Muda memperkenalkan ku.
"Rangga.." ujar pemuda itu sambil mwnyodorkan tangan nya kearahku.
"Ayudia.." jawabku dengan seulas senyum tipis sembari menyambut uluran tangannya.
Kami saling berbalas senyum.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 94 Episodes
Comments