Segera setelah Aku mampu menguasai diriku, Aku keluar dan kembali kedapur menemui Bik Marni.
"Ayo Non.." Ajak nya sembari berjalan di depanku menuju arah kamar Tuan Muda.
Sembari menyusuri lorong rumah mewah ini, Bik Marni menjelaskan beberapa hal penting padaku sebagai orang baru di rumah ini.
Bik Marni juga menjelaskan semua tentang Tuan Muda Panji yang akan Aku rawat mulai hari ini.
"Nama nya Tuan Muda Panji.. Umurnya 29 tahun.. Dia baru saja mengalami kecelakaan 3 bulan lalu, Jadi prilakunya masih sangat labil. Dia masih tidak bisa terima kenyataan kalau iya sekarang harus duduk dikursi roda karena kedua kakinya lumpuh akibat kecelakaan yang iya alami. Dulu Tuan Muda sangat baik, ramah dan humoris. Namun sejak kejadian naas itu Tuan Muda berubah. Sekarang iya cenderung pendiam, dan suka marah-marah. Jadi Non Ayudia harus ekstra sabar ya..." ucap Bik Marni menjelaskan padaku kondisi Tuan Muda Panji saat ini.
"Insyaallah Bik.."jawabku
" Panggil nya Ayu aja Bik..Biar lebih akrab.." lagi Aku berucap.
Bik Marni mengangguk dan membalas ucapanku dengan senyuman tipis.
"Non Ayu tidak sendiri kok menjaga Tuan Muda, karena ada Mas Rangga yang akan membantu. Mas Rangga adalah seorang perawat yang tugasnya mengurus kepentingan vital Tuan Muda. Seperti memandikan nya dan memberinya obat. Tapi Dia hanya datang Pagi dan Sore saja. Kecuali ada yang mendesak." ujar Bik Marni lagi padaku.
Aku hanya membalasnya dengan anggukan tanda mengerti.
"Tok..tok..tok.. Assalamualaikum Tuan" ucap Bik Marni dengan sopan mengetuk pintu lamar Tuan Muda Panji.
"Masuklah.." terdengar jawaban singkat dari dalam kamar.
perlahan Aku mengikuti Bik Marni dari belakang.
"Tuan Muda.. Ini Non Ayudia yang mulai hari ini akan menjadi perawat Tuan Muda.." ujar Bik Marni memperkenalkanku Pada Tuan Muda Panji.
"Assalamualaikum Tuan" ucapku pula dengan gugup tanpa berani memandang kearahnya.
"Waalaikumsalam" terdengar samar Tuan Muda menjawab salamku.
"Baik Bik.. Terimakasih.." ujar Tuan Muda pula, memberi isyarat untuk kami pergi meninggalkannya.
Bik Marni mengangguk. Iya kemudian berbalik dan melangkah keluar kamar.
Aku mengikutinya dari belakang.
"Eh.. Kamu mau kemana?" terdengar Tuan Muda dengan suara agak keras bertanya padaku.
Aku kaget.
Langkahku langsung terhenti.
Aku berpaling kearah suara yang memanggilku.
Sedikit melirik kesamping memandang Bik Marni yang telah pergi meninggalkanku terpaku gugup berkeringat dingin di depan pintu kamar Tuan Muda.
"Kemari..!!!" Teriaknya lagi padaku.
Dengan rasa takut perlahan Aku berjalan kearahnya.
"Ada apa Tuan?" tanyaku pelan.
"Mau kemana kamu? Bukankah tugasmu merawatku?" ujarnya balik bertanya.
Aku mengangguk tidak berani menjawab bahkan menatap kearah nya pun Aku takut.
"Kenapa kamu merunduk? Kamu jijik melihatku yang lumpuh?" tanya nya lagi dengan nada berapi-api.
Aku semakin gugup dan takut.
Aku menggeleng kuat.
"Tidak Tuan.. Saya tidak bermaksud demikian.. Saya tidak jijik sama sekali.. Saya hanya merasa tidak pantas Tuan.." jawabku asal.
"Lihat saya..!!!" ucapnya lantang.
Dengan gugup, Kuangkat kepalaku dan memandang kearahnya.
"Masyaallah.. Dia begitu tampan.. Sungguh menyedihkan lelaki setampan Dia harus duduk tak berdaya dikursi roda.. Wajarlah jika iya depresi dengan keadaan nya.. Pasti dulunya iya adalah sosok yang sangat dikagumi para wanita" bisikku dalam hati.
"Heiii...!!! Kamu melamun??" Teriaknya lagi membuyarkan lamunanku.
"Tidak Tuan.. Maaf.. Maaf.." jawabku terbata.
Raut mukanya memerah tampak menahan amarah padaku.
"Aku tidak suka dengan orang yang tidak menatapku ketika Aku ajak bicara.. Jadi, lain kali jangan pernah menundukkan ataupun memalingkan wajahmu apalagi menggigit bibirmu ketika berbicara padaku.. Mengerti?!" tanya nya lagi.
"Baik Tuan.." jawabku singkat.
"Siapa nama kamu?" tanya nya dengan nada yang sudah rendah.
"Ayudia Tuan.. "jawabku lagi.
"Baiklah Ayudia.. Karena mulai hari ini kamu adalah perawatku.. Maka Aku tidak ingin kamu melakukan kesalahan dalam mengurusku. Nanti sore akan datang Rangga perawat pribadiku. Kamu harus banyak belajar tentang Aku padanya.. Tentang jadwal minum obatku, Jadwal istirahatku, Jadwal tidurku, dan yang lainnya." ujarnya pula menjelaskan.
Aku mengangguk tanda mengerti.
"Baiklah.. pergilah keluar.. Jika nanti Aku perlu sesuatu maka Aku akan memanggilmu.." ucapnya lagi mengusirku dari kamar nya.
Tanpa basa basi, Aku segera membalikkan tubuh menuju pintu keluar kamar.
"Yang sabar Ayudia.. Semangat..!!" ujarku dalam hati dengan nada pasrah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 94 Episodes
Comments
Tini Laesabtini
Aku hadir kaka... Mudah2an bgs ya ceritanya
Semangat! 💪💪💪
2021-12-10
0
Widodarsih Solo
nyimak.dulu.. kayaknya,asik.nii
2021-07-21
2