Hari Ke 90
Ini adalah hari pertamaku dirumah yang bak istana ini.
Rumah yang akan menjadi penjara untukku selama 90 hari kedepan.
Perasaanku benar-benar kacau dan tidak menentu.
Jika boleh memilih, Aku lebih suka tinggal di kampung.
Walaupun hidup sederhana tapi Aku sangat bahagia.
Namun kenyataan yang terjadi saat ini sungguh jauh berbeda dengan harapanku.
Sekarang Aku disini.. Dirumah yang begitu asing untukku, Rumah Tante Rossy.
"Hello Ayudia.. Apa kabar? Bagaimana perjalanmu tadi? Ibu mu di kampung sehat?" Sapa Tante Rossy membuyarkan lamunanku.
"Eh iya Tante... Ibu sehat.." jawabku pelan sambil menunduk.
"Masuklah..!" Ajaknya padaku sembari berlalu masuk kedalam istana nya yang berwarna putih tulang.
"Phufh" Aku menghela nafas berat, lalu segera menyusul Tante Rossy masuk kedalam rumahnya.
"Apa Ibu mu sudah menjelaskan padamu tentang Saya?" tanya nya sebelum duduk di shofa yang berada diruang tamu sembari memberi isyarat padaku untuk ikut duduk di shofa yang ada di depannya.
Aku tidak menjawabnya.
Aku cuma mengangguk memberi tanda.
"Baguslah...!! Apa kamu tau tugas kamu disini apa?" tanya nya lagi.
"Ibu bilang Saya disini untuk membantu Tante merawat putra tante yang sedang sakit karena kecelakaan 3 bulan lalu" jawabku pelan.
Dia mengangguk pelan
"Kamu tau kenapa kamu harus bekerja disini?" Lagi dia bertanya padaku.
"Karna Ibu punya utang pada Tante. Dan untuk melunasi nya, Saya harus bekerja disini sebagai ganti nya selama 3 bulan lamanya" jawabku lagi.
"Bagus kalau kamu sudah tau. Kamu itu harus bersyukur karena saya tidak menuntut Ibu mu, kamrena tidak mampu membayar utang-utang nya. Untung saja, Ibu mu itu masih keluarga, kalau tidak mungkin sudah saya tuntut ke meja hijau." ucapnya lagi dengan sinis.
"Jadi saya harap kamu bekerja dengan rajin disini. Meskipun tugas utama mu adalah merawat anak saya, tapi saya ingin kamu juga tetap membantu pekerjaan rumah bersama dengan Bik Marni. Dan selama 3 bulan kamu bekerja disini saya tidak akan pernah memberi kamu upah. Karena kamu disni untuk melunasi utang Ibu kamu.. Tapi kamu masih saya beri makan seperti pembantu-pembantu saya yang lain. Mengerti?!" tanya nya lagi dengan suara yang agak tinggi.
Aku yang tersudut cuma bisa mengangguk, menerima semua ucapan nya tanpa membantah.
"Bik... Bik Marni...!!!!" Teriaknya memanggil pembantu rumah nya.
Segera dengan setengah berlari seorang wanita paruh baya datang mendekat pada nya.
"Ya nyonya.. Ada apa?" tanya wanita itu pada Tante Rossy.
" Urus anak ini..!" ucap Tante Rossy sambil berlalu meninggalkanku dan Wanita Paruhbaya itu.
"Ayo Non kedapur.." Ajak nya padaku dengan senyuman hangat.
Aku mengikutinya menuju dapur.
Kami kemudian duduk di meja makan kecil yang ada di sudut dapur kotor tempat nya biasa memasak makanan untuk para penghuni istana ini.
"Nama nya siapa Non?" tanya nya padaku.
"Ayudia Bik.." jawabku sambil membalas senyum ramahnya.
Dia kemudian menyodorkan segelas Air putih padaku.
Seolah dia tau kalau Aku sedang kehausan dari tadi.
"Kamar Non Ayudia ada di belakang. Tepat di samping pintu itu ya.." ujar nya sembari menunjuk pintu belakang yang terdapat di sudut dapur.
Aku mengangguk tanda mengerti.
"Pergilah letakkan barang Non di kamar, setelah itu segera kembali ke dapur, karna Bibik akan membawa Non Ayudia ke kamar Tuan Muda Panji" ucapnya lagi masih dengan senyuman.
Aku mengangguk menuruti perintahnya.
Berjalan menuju pintu belakang dapur,lalu segera menemukan kamar kecil di sebelah kiri pintu.
Kamar yang hanya terdapat sebuah kasur kecil, sebuah lemari plastik dan meja kecil kosong yang diatasnya terdapat cermin kecil mengantung.
Aku duduk di tepi kasur.
Ada beningan hangat jatuh dengan pelan di antara kedua pelupuk mataku.
"Diah rindu Ibu... Rindu Almarhum Ayah.." bisikku lirih.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 94 Episodes
Comments
Andi Fitri
Assalamualaikum..aku mampir lgi ke karya author ini novel yg ke 4 saya baca..
2023-09-02
0
Dahlia ALi
siap kakkak
2021-07-06
3
Marny Mikel Deja
kaya seru ceritanya.
Mudah2an cerita ga ngantung ya thor.
2021-07-06
2