Tanpa menunggu lama, aku pun menceritakannya. Ya walaupun malas sih... hedeuh..😔
“Jadi begini, kemarin ibuku titip pesan kalau aku itu harus tinggal sementara dengan pak Sendy karena orang tuaku harus pergi ke luar kota. Ada beberapa hal yang harus mereka urus.” Jelasku
“Oh begitu. Jadi dari kemarin kamu sudah tinggal di rumah pak Sendy?” tanya Rika memastikan dan aku pun mengangguk
“Trus gimana rasanya tinggal di sana?” tanya Rika
“Ya tidak gimana-gimana. Tapi kesanku ke pak Sendy itu agak sedikit gimana gitu ?!” ucapku
“Gimana gitu, gimana maksud kamu?” tanya Rika bingung
“Aku tuh merasa dia itu dingin. Dinginnya tuh kaya’ es batu. Masa’ setiap kalinya aku ajak ngomong, dia cuma jawabnya 1 kata saja. Dan sekalinya ngomong panjang, pada saat sedang memberi perintah saja. Hadeuh... Aku tidak tahu nih, aku bisa tahan apa tidak tinggal di sana 😔.” Keluhku
“Sudah sabar saja Tia. Lagian kan cuma sementara.” Ucap Rika
“Iya juga sih.” Sahutku
Tak berapa lama bel masuk berbunyi, kami pun memulai pelajaran pertama kami.
***
Seperti perintahnya, aku pun datang ke ruang BK.
“Tia ya?!” tanya pak Rio saat melihatku datang
“Iya, pak. Tadi pagi saya disuruh ke ruang BK oleh pak Sendy.” Ucapku
“O begitu. Ya sudah.. Sini masuk. Pak Sendynya sedang ada urusan di ruangan sebelah. Kamu tunggu saja di sini dulu. Kamu mau minum apa?” tanya Pak Rio
“Hmm tidak usah, pak. Terimakasih.” Sahutku
“Ya sudah, kalau begitu aku ambilkan air putih saja ya.” Ucap pak Rio dan aku pun mengangguk
Dan di saat yang bersamaan, aku mendengar suara pak Sendy sedang marah-marah. Entah dengan siapa
"Tidak dimana, tidak dimana, kerjaannya marah saja. Memang tidak cape apa tu mulut?!" gumamku
“Pak, maaf.. Itu pak Sendy sedang marah-marah sama siapa ya?!” tanyaku ketika pak Rio datang
“Oh, tadi saat jam istirahat, Pak Sendy menemukan siswa yang sembunyi-sembunyi merokok di toilet.” Jelas pak Rio
“Tapi kan ga harus sampai marah-marah kaya gitu. Lagipula ini kan hari pertama sekolah, masa’ harus sampai segitunya?!” protesku
“Ya dia memang seperti itu. Dia paling tidak suka kalau ada pelanggaran.” Ucap pak Rio
“Terus biasanya kalau lagi marah itu berapa lama?” tanyaku
“Ya paling sebentar lagi juga selesai.” Sahut pak Rio
“Untunglah cuma sebentar.” Gumamku tapi pak Rio masih bisa dengar
“Ya cuma sebentar sih. Masa’ dia mau seharian marah kaya’ emak-emak.” Celetuk pak Sendy
“Hehehe... Iya juga sih, pak 😁.” Ucapku sambil cengengesan
Setelah menunggu beberapa saat, pak Sendy pun datang
“Sudah lama menunggunya?” tanya pak Sendy
“Lumayan.” Sahutku
“Ya sudah, ayo pulang.” Ucapnya lagi dan aku pun mengangguk lalu mengikuti langkahnya
“Woi, aku ikut.” Teriak Pak Rio
“Mobilmu memang kemana?” tanya pak Sendy saat pak Rio merangkul pundak pak Sendy
“Mobil gue di bengkel.” Ucap pak Rio
“Oh.. Aku kira kamu jual.” Celetuk pak Sendy
“Sial kamu. Aku tidak semiskin itu kali. Sampai-sampai harus jual mobil.” Protes pak Rio
“Ya mana aku tahu.” Ucap pak Sendy datar
“Ah kamu mah gitu.” Ucap pak Rio
Aku yang dari tadi melihat tingkah mereka berdua pun tanpa sadar hanya senyum-senyum sendiri.
“Ternyata, ini sisi lain dari pak Rio dan pak Sendy kalau lagi berdua.” Gumamku dalam hati
“Tia, kamu duduk di belakang saja sama aku ya.” Ucap pak Rio saat sampai di parkiran
“Tidak boleh. Tia harus duduk di depan. Bahaya kalau sampai dekat-dekat sama kamu.” Ucap pak Sendy datar
“Ih pelit. Bilang saja kalau kamu tidak suka.” Celetuk pak Rio kesal.
“Sudah.. Sudah.. Lebih baik ayo kita pulang.” Ucapku lalu kami pun masuk ke dalam mobil.
.
.
.
.
.
Lanjut...😙
Jangan lupa like dan comentarnya ya..🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments
kharenina
msh minyak... eh nyimak
2021-07-23
0
🌸so0bin🌸
masih dalam mode nyimak
2020-10-22
2
Nor Jannah
😃😃 mulai dah kelihatan posesifnya tuu pak sendy
2020-09-24
8