Bab 2 - Kedatangan Jack

Setelah berkeliling setengah jam lebih, tiba-tiba ponsel Ben berdering. Ia mendapatkan panggilan mendesak dari atasannya. Lelaki itu disuruh bergegas untuk kembali lagi ke kantor. Ben bekerja di sebuah perusahaan surat kabar swasta di Lousiana.

"Kau bisa turunkan aku di sini jika merasa terdesak!" Becca memberikan saran.

"Tidak! aku akan mengantarkanmu pulang lebih dahulu." Ben bersikeras sembari memutar mobillnya untuk kembali ke rumah Becca.

"Hahh! aku tidak bertanggung jawab ya kalau kau mendapat masalah!" sinis Becca sambil menyilangkan tangan di depan dada.

"Masalah itu, aku bisa mengurusnya sendiri." Ben mengukir senyuman tak berdosa.

"Terserah!" balas Becca.

Setelah memakan waktu lumayan lama, akhirnya Ben dan Becca tiba di tempat tujuan. Tanpa basa basi Becca segera turun dari mobil, agar Ben bisa cepat-cepat kembali ke kantornya.

"Cepat pergi sana!" titah Becca seraya melakukan pose mengusir dengan gerakan tangannya.

"Begitukah caramu mengucapkan terima kasih?" tukas Ben.

"Ya sudah. Terima kasih." Becca memaksakan dirinya untuk tersenyum.

"Oke, sampai jumpa nanti malam!" balas Ben sambil menutup kaca mobilnya, lalu berlalu begitu saja.

'Sekarang lebih baik aku tiduran saja di kamar,' niat Becca dalam hatinya.

Kala itu terdapat mobil yang berhenti secara perlahan tepat di depan sebelah rumah Becca. Alhasil Becca pun reflek menghentikan langkah kakinya.

Ternyata orang yang ada di dalam mobil adalah Charlie, sang pemilik rumah kosong. Dia melebarkan matanya ketika menyaksikan kehadiran Becca di depan mata.

"Becca? apa itu kau?" tanya Charlie, yang sekarang menyipitkan matanya. Dia lelaki yang sudah berumur enam puluh delapan tahun, jadi wajar ketajaman indera penglihatannya mulai memudar. Meskipun begitu dia memiliki tubuh yang terbilang bugar.

"Hai Charlie! kau benar, ini aku Becca!" sapa Becca. Dia berjalan menghampiri Charlie.

"Apa kau baru saja sampai ke sini?" tanya Charlie.

"Iya, beberapa jam lalu. Ngomong-ngomong kau akan mendiami rumah ini lagi?"

Charlie menggeleng tegas. "Tidak, cuman akan ada orang baru yang akan tinggal di sini. Jadi hari ini aku berniat membereskan rumahnya!" tuturnya sambil berjalan berbarengan dengan Becca.

"Kau perlu bantuan?" ujar Becca.

"Aku tidak ingin merepotkanmu, apalagi kau baru selesai melakukan perjalanan yang lumayan jauh," sahut Charlie yang sudah berdiri di depan pintu.

"Aku juga akan mengajak Jonas kalau perlu!" balas Becca seraya memasukkan kedua tangan ke kantong jaket hodienya.

"Sudahlah, jangan mengganggu adikmu!" ujar Charlie. Dia terlihat mencari-cari sesuatu di saku celananya.

"Kau lupa lagi? ayolah Charlie, karena itulah aku berusaha membantumu." Becca menggeleng tak percaya, lalu berlari menuju mobil Charlie. Dia tahu betul lelaki tua tersebut mencari-cari kunci rumahnya.

"Dapat!" Becca tersenyum senang kala menemukan kunci rumah yang dicarinya. Untungnya kuncinya tersimpan rapi di laci dashboard mobil. Gadis itu pun langsung menunjukkan kuncinya kepada Charlie.

"Haha! terima kasih Becca!" ucap Charlie yang sebenarnya merasa malu dengan dirinya sendiri.

"Kau harus menjalankan kehidupan yang lebih sehat dari sekarang, agar tidak mengalami demensia. Kebiasaan lupa-mu semakin parah tuan Brown," imbuh Becca yang sudah menghampiri keberadaan Charlie.

"Aku akan berusaha, terima kasih sudah memperhatikanku," jawab Charlie sembari memasukkan kunci ke lubang pintu. Posisinya membelakangi Becca.

"Aku akan memanggil Jonas dahulu ke rumah!" sebelum mendengar persetujuan Charlie, Becca sudah lebih dahulu berlari memasuki rumahnya.

"Sudah kubila--" Charlie langsung menjeda ucapannya kala melihat Becca sudah berlari memasuki rumah. Dia sekarang hanya bisa menggeleng tak percaya. "Dasar gadis itu, tak pernah berubah!" komentarnya.

Bruk!

Becca membanting pintu kamar Jonas dengan sengaja. Namun dahinya langsung berkerut tatkala tidak menyaksikan kehadiran sang adik.

"Jonas?" sekarang Becca menelusuri kamar adiknya. 'Mungkin saja dia bersembunyi,' pikirnya. Dia mengedarkan pandangannya ke segala penjuru ruangan.

Becca menghela nafas panjang, karena tidak berhasil menemukan Jonas. Dia akhirnya kembali lagi mendatangi Charlie sendirian.

Charlie terlihat sudah sibuk memainkan mesin penghisap debu di ruang tamu. Dia langsung menghentikan aktifitasnya ketika melihat kemunculan Becca.

"Sudah kubilang kau tidak perlu repot-repot begini!" Charlie menegaskan.

"Biar aku tanya kepadamu tuan Brown, berapa jam kau akan membersihkan semuanya seorang diri?" balas Becca seraya melakukan pose berkacak pinggang.

"Mungkin sekitar tiga jam lebih?" Charlie memiringkan kepalanya karena mencoba mengira-ngira.

"Berarti jika aku membantu, kemungkinan kau akan selesai dalam dua jam. Atau mungkin satu jam pun cukup!" ucap Becca percaya diri. Kemudian segera mengambil alat pembersih untuk dibawa.

"Ya sudah kalau kau memang memaksa, aku tak bisa melarang!" sahut Charlie sembari mengulurkan kedua tangannya.

"Kau belum membersihkan lantai dua kan?" tanya Becca yang tengah mendongakkan kepalanya ke atas.

"Belum, kau bisa mengambil alihnya!"

"Oke Charlie!" Becca segera berjalan menaiki tangga sambil membawa sapu dan alat pel lantai.

Becca membersihkan lantai dan debu dengan cekatan. Dia sebenarnya membersihkan dengan asal-asalan, yang terpenting untuknya adalah terlihat bersih.

Ketika memasuki sebuah kamar, Becca tidak sengaja menyaksikan penampakan sebuah kasur. Dia tak kuasa menahan diri untuk tidak merebahkan tubuhnya. Apalagi kasur di hadapannya terlihat empuk dan nyaman. Tanpa pikir panjang gadis tersebut langsung merebahkan dirinya, lagi pula dia juga sudah menyelesaikan pekerjaannya.

Di sisi lain, Charlie sudah selesai membereskan rumah di bagian lantai pertama. Lelaki itu sekarang tengah keluar untuk membuang beberapa barang tak berguna. Tanpa diduga sebuah mobil cadillac perlahan berhenti di depan rumah yang akan disewakannya.

Lelaki jangkung yang ada di dalam mobil pun keluar. Dia adalah Jack, orang yang akan menyewa rumah Charlie.

"Jack! kenapa kau datang sangat cepat? bukankah besok? atau aku yang lupa?" tanya Charlie sambil bergegas menghampiri.

Jack menatap bingung Charlie. "Tidak tuan Brown, aku memang akan datang hari ini." jelas Jack sembari tersenyum tipis.

"Maafkan aku, sepertinya aku yang lupa," Charlie menunduk kecewa.

Jack tersenyum tipis dan berucap, "Tidak masalah, yang penting kita bertemu sekarang." Dia pun segera mengambil barang-barangnya di bagasi.

"Tapi, aku belum membereskan rumah sepenuhnya!" tutur Charlie.

"Tenang saja Charlie, aku sangat ahli membereskan rumah." Jack mengungkapkan. Alhasil Charlie pun tidak punya pilihan lain selain setuju. Dia segera membantu Jack membawa barang-barang masuk ke dalam rumah.

Di saat sedang sibuk beres-beres, tiba-tiba Charlie mendapatkan panggilan telepon dari putrinya. Setelah mendapatkan panggilan tersebut, Charlie terlihat ingin lekas-lekas pulang.

"Maafkan aku Jack! aku lupa menjemput cucuku, aku janji akan segera kembali!" ungkap Charlie yang sebenarnya merasa tak enak. Namun Jack sama sekali tidak mempermasalahkannya. Charlie pun telah pergi dengan mengendarai mobilnya.

Jack tampak mendengus kasar. Dia sekarang melangkahkan kaki menaiki anak tangga. Namun ketika dia memasuki sebuah kamar, dirinya menemukan seorang gadis sedang tertidur pulas.

...***...

Catatan : Demensia adalah istilah psikologis hilangnya memori jangka panjang yang sering terjadi pada orang tua. Atau lebih sering disebut pikun.

Terpopuler

Comments

Euis Damayanti

Euis Damayanti

dia datang dia datang.....☺️

2021-09-07

2

Hayaku Gaya

Hayaku Gaya

Wah si misterius muncul.. uuu

2021-06-15

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 - Perkenalan dan Awal Cerita
2 Bab 2 - Kedatangan Jack
3 Bab 3 - Pertemuan Pertama
4 Bab 4 - Tiga Sahabat
5 Bab 5 - Sikap Ramah Jack
6 Bab 6 - Pizza
7 Bab 7 - Makan Bersama
8 Bab 8 - Perasaan Ben Untuk Becca
9 Bab 9 - Berenang Bersama
10 Bab 10 - Berusaha Mengabaikan
11 Bab 11 - Liburan Yang Meresahkan
12 Bab 12 - Sebuah Kebetulan?
13 Bab 13 - Malam Barbeque
14 Bab 14 - Racauan Becca
15 Bab 15 - Bertemu Mantan Pacar
16 Bab 16 - Menjauhlah Dari Becca!
17 Bab 17 - Menghilangnya Jonas
18 Bab 18 - Mencari Jonas
19 Bab 19 - Meneruskan Kebohongan
20 Bab 20 - Kepedulian Tersembunyi
21 Bab 21 - Mencari Tumpangan
22 Bab 22 - Kenangan Dalam Sebuah Foto
23 Bab 23 - Jack Atau Ben?
24 Bab 24 - I Really Like You, But...
25 Bab 25 - Lupakan Richy!
26 Bab 26 - Bertemu Anna
27 Bab 27 - Menemukan Dompet Hitam
28 Bab 28 - Penolakan Jack
29 Bab 29 - Pembicaraan Jack & Richy
30 Bab 30 - Shopping
31 Bab 31 - Bodyguard?
32 Bab 32 - Menuju Prom
33 Bab 33 - Prom Reuni
34 Bab 34 - Melupakan Richy?
35 Bab 35 - High Heels
36 Bab 36 - Pesta Mewah
37 Bab 37 - Second Kiss
38 Bab 38 - Kekacauan Di Pesta
39 Bab 39 - Pergokan David
40 Bab 40 - Perdebatan
41 Bab 41 - Bercurah Hati
42 Bab 42 - Sad Boy
43 Bab 43 - Beautiful Mistake
44 Bab 44 - Pernyataan Cinta Di Kala Hujan
45 Bab 45 - Surat Aneh David
46 Bab 46 - Kabar Tentang Tara
47 Bab 47 - She's Gone
48 Bab 48 - Rumah Duka
49 Bab 49 - Pembicaraan Empat Mata
50 Bab 50 - Ruang Rahasia
51 Bab 51 - Penjelasan
52 Bab 52 - Salju Pertama Bersamamu
53 Bab 53 - Badai Salju
54 Bab 54 - Terjebak Bersama
55 Bab 55 - Menyalakan Perapian
56 Bab 56 - Pelukan Tiba-Tiba
57 Bab 57 - Cerita Mencekam
58 Bab 58 - Kebenaran Tentang Jack
59 Bab 59 - Menghilangnya David
60 Bab 60 - Kepergian Jack
61 Bab 61 - Pencarian
62 Bab 62 - Menemukan David
63 Bab 63 - The Last Part
64 Kesalahan
Episodes

Updated 64 Episodes

1
Bab 1 - Perkenalan dan Awal Cerita
2
Bab 2 - Kedatangan Jack
3
Bab 3 - Pertemuan Pertama
4
Bab 4 - Tiga Sahabat
5
Bab 5 - Sikap Ramah Jack
6
Bab 6 - Pizza
7
Bab 7 - Makan Bersama
8
Bab 8 - Perasaan Ben Untuk Becca
9
Bab 9 - Berenang Bersama
10
Bab 10 - Berusaha Mengabaikan
11
Bab 11 - Liburan Yang Meresahkan
12
Bab 12 - Sebuah Kebetulan?
13
Bab 13 - Malam Barbeque
14
Bab 14 - Racauan Becca
15
Bab 15 - Bertemu Mantan Pacar
16
Bab 16 - Menjauhlah Dari Becca!
17
Bab 17 - Menghilangnya Jonas
18
Bab 18 - Mencari Jonas
19
Bab 19 - Meneruskan Kebohongan
20
Bab 20 - Kepedulian Tersembunyi
21
Bab 21 - Mencari Tumpangan
22
Bab 22 - Kenangan Dalam Sebuah Foto
23
Bab 23 - Jack Atau Ben?
24
Bab 24 - I Really Like You, But...
25
Bab 25 - Lupakan Richy!
26
Bab 26 - Bertemu Anna
27
Bab 27 - Menemukan Dompet Hitam
28
Bab 28 - Penolakan Jack
29
Bab 29 - Pembicaraan Jack & Richy
30
Bab 30 - Shopping
31
Bab 31 - Bodyguard?
32
Bab 32 - Menuju Prom
33
Bab 33 - Prom Reuni
34
Bab 34 - Melupakan Richy?
35
Bab 35 - High Heels
36
Bab 36 - Pesta Mewah
37
Bab 37 - Second Kiss
38
Bab 38 - Kekacauan Di Pesta
39
Bab 39 - Pergokan David
40
Bab 40 - Perdebatan
41
Bab 41 - Bercurah Hati
42
Bab 42 - Sad Boy
43
Bab 43 - Beautiful Mistake
44
Bab 44 - Pernyataan Cinta Di Kala Hujan
45
Bab 45 - Surat Aneh David
46
Bab 46 - Kabar Tentang Tara
47
Bab 47 - She's Gone
48
Bab 48 - Rumah Duka
49
Bab 49 - Pembicaraan Empat Mata
50
Bab 50 - Ruang Rahasia
51
Bab 51 - Penjelasan
52
Bab 52 - Salju Pertama Bersamamu
53
Bab 53 - Badai Salju
54
Bab 54 - Terjebak Bersama
55
Bab 55 - Menyalakan Perapian
56
Bab 56 - Pelukan Tiba-Tiba
57
Bab 57 - Cerita Mencekam
58
Bab 58 - Kebenaran Tentang Jack
59
Bab 59 - Menghilangnya David
60
Bab 60 - Kepergian Jack
61
Bab 61 - Pencarian
62
Bab 62 - Menemukan David
63
Bab 63 - The Last Part
64
Kesalahan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!