Amira segera bersiap dan mengetuk pintu kamar Aida. Pintu terbuka dan terlihat wajah panik orangtuanya membuat Aida menatap heran.
"Sayang, Mamah sama Papah mau ke rumah sakit, kamu di sini sama para pelayan," ujar Amira. Tidak banyak tanya Aida hanya mengangguk sambil melihat kepergian Mamahnya yang tergesa-gesa.
"Ada apa yah?" Ujar Aida bertanya-tanya.
Ia segera menutup pintu kamar dan terlihat nama Tama memanggil ponselnya. Aida segera mengangkat tlp darinya. Tidak seperti biasanya Aida begitu gugup karena kali pertama Tama menghubunginya.
"Hallo." ~ Aida.
"Maaf mengganggu! Apa kamu sudah tidur?" ~ Tama.
"Tidak, aku masih membuka mata sambil tiduran di tempat tidur. Ada apa Kak, tumben menghubungi Aida?" ~ Aida.
Tiba-tiba sambungan ponsel mereka terputus begitu saja. Aida hanya bisa mengerutkan dahinya dan kembali meletakan ponsel di atas meja belajar.
"Apa mungkin batrenya mati," gumam Aida
Di rumah Tama.
"Berani sekali kamu menghubungi anak jala*ng itu, Mamah peringatkan kamu sayang, dia hanya menggodamu seperti orangtuanya menggoda Papah mu di masalalu," pekik Mamih Sonya.
"Tapi Mah, Aida tidak seperti yang Mamah bilang. Dia orangnya baik, cobalah Mamah melihat orang itu bukan dari sekedar masalalu orangtuanya," timpal Tama.
Mamih Sonya hanya mengepal geram dan segera merebut ponsel anaknya supaya Tama tidak menghubungi Aida lagi. Sudah beberapa hari setelah beredar gosip tentang Aida di sekolahnya, membuat Mamih Sonya membatasi gerak-gerik Tama supaya anaknya tidak selalu dekat dengan Aida.
Kedua bodyguard yang di suruh Mamih Sonya selalu siaga dan menginformasikan berita mengenai aktivitas Tama anaknya di sekolah.
"Mamih sudah sangat keterlaluan, besok aku harus meminta maaf pada Aida," gumam Tama.
Di rumah sakit.
Ken masih menunggu keputusan dari Dokter mengenai kondisi Lusi yang kini masih dalam perawatan. Darren tiba bersama Amira, melihat wajah kusut Ken membuat Darren kasian terhadapnya. Walau bagaimana pun Ken sudah menganggap anak yang di kandung Lusi sebagai anaknya.
"Apa yang terjadi Ken?" Tanya Darren duduk di sebelahnya. Ken hanya menggelengkan kepalanya, setelah itu dia menghembuskan nafasnya berat.
"Hanya kesalah pahaman di antara kita berdua membuat Lusi mengalami pendarahan hebat. Lusi mengotak-atik ponselku dan melihat photo Aida bersamaku. Tapi itu photo sebelum aku menikah dengannya di saat aku menemani Aida yang sedang sedih, kita berphoto bersama. Aku lupa menghapusnya karena photo itu tidak ada apa-apa di antara aku dan Aida," terang Ken menatap sendu.
Darren hanya mengusap wajahnya dengan kasar, hanya masalah sepele sampai begini. Amira juga kaget mendengar penjelasan dari Ken mengenai Lusi.
"Nanti aku akan bicara padanya setelah dia sadar," ujar Amira.
Dokter keluar membawa kabar kepada mereka. Ken segera bangkit menghampiri Sang Dokter untuk menanyakan kabar Istrinya.
"Bagaimana kondisi Istri saya?" Tanya Ken panik.
"Semua berjalan dengan lancar, mungkin saat ini Istri Anda belum sadarkan diri. Biarkan dia istirahat, kalau begitu saya pamit permisi," ujar Dokter dan berlalu pergi.
"Besok aku akan kembali lagi ke sini," ucap Darren menepuk pundak Ken.
Darren pun pulang karena untuk melihat kondisi Lusi tidak bisa di jenguk untuk malam ini, mereka berdua akan kembali datang besok pagi.
***
Pagi hari.
Aida sudah bersiap dengan stelan sekolah seragamnya. Rambutnya dia kuncir satu mengesankan kecantikan yang tiada tara, pagi ini setelah sarapan, Aida akan meminta pembatalan pertunangannya dengan Adrian.
"Pah, boleh Aida meminta sesuatu?" Tanya Aida sedikit ragu.
"Meminta apa sayang!" Sahut Darren.
"Aida belum siap untuk bertunangan di usia Aida yang masih tiga belas tahun ini Pah," ucap Aida menatap sendu.
Amira sudah mengira bahwa Aida tidak mau terlalu cepat untuk bertunangan di usia remaja. Darren terkejut dan segera menatap serius kepada anaknya.
"Aida, tapi ini wasiat dari teman Papah, Adrian anak baik. Cuma tunangan dan itu tidak akan mengganggu waktu, urusan menikah kalian nanti setelah lulus kuliah," sahut Darren tidak mau tahu.
"Ta-pi, itu lama sekali," timpal Aida. Entah dari mana dia bisa membalas dan melawan kepada Papahnya.
"Pokoknya pertunangan kalian akan segera berlangsung dua minggu lagi," sahut Darren dan kembali fokus memakan sarapan paginya.
Amira hanya mengusap pundak suaminya sambil menunduk, Amira sebenarnya juga tidak tega pertunangannya dengan Adrian. Mengingat masa remaja mereka masih panjang dan harus di paksa tunangan.
JANGAN LUPA DUKUNG AUTHOR.
LIKE
KOMEN
VOTE
HADIAH
RANTING 5
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments
Indria Agustini
ini jg si lusi,,,,camburu sama anak 13th
hadeeeeehhhhh
2021-11-07
0
Maria Binawati
jgn sp aida dinodai thor kasihan mama ya sdh wanita malam selalu dibully biar aida jd gadis strong ndak gampang diinjak injak sekolshnys pinter jd.anak yg baik jd org yg berhasil karirnya walau anak pelacur
2021-08-09
0
Reny Reny
nggak bersyukur tu lusi, ken sdh menyelamatkannya
2021-07-21
0