Adzan berkumandang membuat saempunya terbangun menunaikan solat setelah itu Inara keluar sebentar melihat pemandangan pagi di rumah nya. Inara duduk di depan rumahnya. Banyak orang yang sedang joging.
"Inara Makan!" Suara dari dalam rumah yang pasti teriakan ibunya. Inara kembali masuk ke dalam rumah. Terlihat kedua orang tuanya sedang menunggunya makan.
Inara menarik salah satu kursi dan duduk di sana. Mereka bertiga makan dengan diam.
"Kamu gak sekolah kan Inara? Badan kamu masih lemas" tanya ibunya Inara pada sang anak yang sedang makan.
Ayah Inara diam mendengarkan istrinya.
Inara mengangguk, memang badanya sangat lemah, inara akan mengabari sekolahnya izin sakit.
Setelah makan Inara kembali masuk ke kamarnya.
Di sekolah siswa-siswi sudah masuk ke dalam kelasnya masing-masing.
Danish gusar dengan pikiran nya. Membuat sahabatnya bingung dengan tingkahnya.
"Loe kenapa Danish?" Tanya David di sela sela materi pelajaran yang di ajarkan gurunya.
"Gue lagi mikirin Inara" jawab Danish dengan suara pelan takut guru mendengarnya.
"Astaga!"
"Bisa gak sih konsen sama pelajaran, kita ini lagi sekolah"
"Danish, David kenapa kalian ngobrol !" Tegur pak guru.
"Maaf Pak! Kami gak akan ulangi lagi" ucap David memohon agar guru nya tidak menghukumnya.
"Baik, Lanjut penjelasan" ucap guru lalu menjelaskan kembali Materinya.
Inara membalikan tubuhnya sangat bosan hanya diam berbaring di kamar nya.
"Bosan " ucap inara lalu berdiri berjalan ke arah ruang tamu.
Suasana ruang tamu nampak sepi karna orang tua Inara pasti sedang berjaga di toko di samping rumahnya.
Inara duduk di sofa dan menyalakan tv.
Larut dalam tv yang menghibur kan nya.
Setelah selesai dengan acara tv nya Inara kembali ke kamarnya dan berbaring memejamkan matanya. Hingga terdengar deru nafas kecil keluar dari mulut Inara.
Waktu istirahat disekolah telah tiba.
Danish, David Dan Putra keluar dari kelasnya dan berjalan ke arah kantin.
"Pelajaran hari ini membosankan " ucap Putra di tengah-tengah mereka bertiga. David menonyor kepala Putra membuat sa empunya memegang kening yang di Tonyor David.
"Setiap pelajaran juga Lo bilang Bosan, Bosan apa Gak bisa" ejek David pada sahabatnya, otak putra emang di bawah rata-rata. Danish tersenyum mendengarkan tingkah sahabatnya.
Pandangan mereka teralihkan oleh sosok mantan Inara memeluk perempuan lain berjalan ke arah kantin .
"Mereka kalau berduaan ngga kenal tempat" ucap putra dengan sinis.
"Wuih, Gila Si Aldi Gandengan Sama cewe, Kasian sekali Inara "ucap David menggelengkan kepala Melihatnya. Mereka bertiga mengikuti arah mereka, hingga duduk di salah satu kursi kantin yang tidak jauh dari Aldi.
"Kasian juga inara, untung mereka Udah putus kalau Ngga gue udah greget liat si aldi yang hobinya Gonta-ganti cewe" timpal Putra tak habis pikir dengan kelakuan mantan Inara.
Mereka bertiga tahu sifat Aldi yang suka gonta-ganti cewek. topi hanya diam tidak ingin mengurusi kehidupan Inara. biarlah Inara tahu dengan sendirinya
Danish hanya diam sambil menatap ke arah Aldi dan cewe itu yang sedang mengobrol.
"Sayang kamu mau Pesen apa?" Tanya Aldi pada sang kekasihnya yang di sampingnya yang amat cantik dan seksi.
Cewe itu di samping aldi, sesekali Aldi merapikan anak rambut kekasihnya.
"Terserah kamu saja" jawab cewe itu dengan memanjakan suaranya.
Membuat siswa siswi kantin berbisik bisik siapa yang di samping aldi. Bukankah Aldi pacar si inara?.
"Siapa ya cewe itu. Bukan nya Aldi pacar inar gadis miskin itu terus ngapain Aldi sama cewe lain?" Tanya siswi yang berbisik bisik.
"Mungkin Aldi mutusin Inara. Yakan Inara cuma cewe miskin, Jelek pula. Ngapain di pertahanin" jawab siswi .
Mereka menganggukkan kepala setuju dengan ucapan teman nya.
Aldi yang sedang memesan makanan lalu kembali mendengarkan perbincangan mengenai dirinya dan Inara langsung mendekati segerombolan siswi itu dan menegurnya.
"Saya dan Inara sudah putus. Sudah kalian semua bubar!" Teriak Aldi memerintahkan agar semuanya pergi. Mereka semua takut dengan teriakan Aldi lalu pergi membubarkan diri. Setelah semua siswi bubar Aldi kembali bersama cewe itu.
"Kita seperti Nonton Drama" ucap David menoleh ke sahabatnya yang hanya diam aja.
Putra membawa pesanan kedua sahabatnya lalu menaruhnya ke meja. Danish Dan David langsung menenguk minuman mereka.
"Acara malam ini kita mau kemana?" Tanya David di sela sela makan nya.
Danish dan Putra berpikir.
"Gue, gue akan mengecek Cafe" ucap danish berhenti makan Stik.
David menoleh ke putra menunggu jawaban.
"Kalau gue ikut Danish ajalah" jawab putra cengengesan.
"Kalau gitu gue Besok Bekerja di perusahaan " ucap David setelah lama tidak mengecek laporan di perusahaan milik mereka.
Danish dan Putra mengangguk setuju.
David menghela nafas nya dengan pelan. kehidupan yang mereka jalani Hanyalah berkerja untuk kehidupan sehari-hari mereka.
di usia yang sangat muda.
mereka sudah mendirikan sebuah kafe Perusahaan
Mereka bertiga hanya bekerja dan sekolah, kehidupan mereka tidak ada Orang tua yang memberinya kasih sayang. Mereka di pertemukan oleh takdir.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments