Maaf ya sebelumnya kalau author jarang Up, Karna saya lagi banyak urusan.
tetep dukung novel ini ya teman teman pembaca semuanya.
.....
Puitis
Kau tak akan mengerti
hati berkeping dan menata kembali
Rasanya seperti kaca pecah di perbaiki
perih dan berduri
duri tetaplah duri
sakit tetaplah sakit
hingga kau berteriak pada rimba
rasanya Nanar dan hampa
Danish melangkah kakinya menuju lantas atas sekolah. Terlihat teman-teman nya sedang memainkan gitar.
Danish duduk di lantai bersamaan mereka lalu mengambil rokok di sakunya dan menyalakan nya.
"Kamu kenapa Danish tumben rokok?" Tanya sahabatnya bernama David yang sedang menyanyi.
"Pasti sedang ada Masalah, muka loe kusut" timpal Putra yang memainkan gitar.
David Dan Putra, Sahabat Danish sedari Kecil Hingga Sekarang umur mereka 19 tahun , Suka dan duka melewati bersama, mereka tak punya Orang tua, mereka tinggal bersama di sebuah Rumah Yang sangat mewah. Hasil kerja kerasnya selama ini.
Mereka bertiga mempunyai sifat Dingin Tapi untuk orang yang mereka sukai mereka akan menampilkan sosok yang hangat, Cuek Tapi penyayang.
Danish tidak menghiraukan ucapan sahabattnya , sibuk menghisap rokok.
"Kalau kamu nganggap kita sahabat Lo, Lo harus cerita!" Ucap dengan tegas David melihat sahabatnya murung.
Danish menghentikan rokoknya dan menghela Nafas berat lalu menjawabnya. Danish memang tidak bis berbohong kepada kedua sahabat nya.
"Inara dan Aldi putus dan Si Nana Mutusin persahabatan nya dengan Inara" ucap sesaat lalu menghisap rokoknya kembali.
"Terus apa Masalahnya Bro, memang seharusnya begitu kan. Mereka berdua Ngga pantes dekat dengan Inara" timpal David yang mengetahui sifat buruk sahabat Inara dam juga pacar nya.
"Gue gak tega lihat Inara terpuruk" ucap danish tengah-tengah merokoknya.
"Gila,terus mau Lo apa? Biarin mereka nyakitin inara? Hah?!" Ucap Putra dengan setengah berteriak.
Danish diam apa yang di katakan sahabatnya benar.
"Terus gue harus gimana?" Pertanyaan konyol di tanyakan oleh Danish. Membuat sahabatnya tertawa.
"Iya kamu deketin lah si Inara, Sampai Jadi pacar kamu atau langsung di nikahin aja sekalian" Ucap David sambil tertawa.
Putra menganggukkan kepala apa yang di katakan David memang benar.
"Gue gak ingin cita-cita inara putus hanya karna gue"
"Jadi Lo tau cita-cita inara? Terserah lo aja yang akan Lo Lakuin sama Inara. Gue sama putra sebagai sahabat akan selalu mendukung Lo"ucap David yang tidak habis pikir dengan Sahabatnya.
"Gue setuju apa yang di omongin David" ucap putra.
Senyuman seulas di bibir Danish.
"Makasih ya kalian selalu ada di saat gue butuh" ucap danish tersenyum sesaat.
"Jangan merasa Lo sendirian. Kami akan selalu ada jika kamu butuh" ucap David.
Danish mengambil gitar David dan memainkan nya membuat David Dan Putra bernyanyi bersama dengan suara cemprengnya.
Bel Sekolah Menandakan pulang. Sudah waktunya siswa siswi di sekolah SMA waktunya pulang. Para siswa lama-kelamaan pulang.
Inara yang masih di ruang UKS terbangun dan bersiap turun.
Satu hari ini Inara hanya berbaring di ruang UKS tanpa di dampingi siapapun.
"Mari saya bantu" tiba tiba ada suara berat dari arah samping Inara.
Inara menoleh ke depan kearah seseorang.
"Kamu belum pulang Danish" tanya Inara tersenyum sekaligus terkejut melihat kedatangan Danish seperi hantu tiba tiba datang.
Danish tak menjawab melainkan memapah inara berjalan.
Setelah keluar dari UKS Inara melepaskan tangan Danish yang memapahnya.
"Gak usah danish aku juga bisa jalan sendiri" bantah inara lalu berjalan duluan ke arah kelas.
Sekilas Inara melihat Aldi bergandengan tangan bersama wanita lain. Bermesraan meski di sekolah. Menaiki motor Besar Aldi, wanita itu memeluk erat Aldi.
Inara melihat kedua insan itu sampai hilang di pandangan nya.
Hati inara sedikit sakit. Inara menyentuh dadanya, sakit yang tidak bisa di jelaskan.
sakit tak berdarah.
Danish yang mengamati Inara, Danish tau kondisi Inara. Danish mencoba mengalihkan pembicaraan.
"Tas kamu ada sama saya" Ucap Danish mengalihkan pembicaraan.
Inara membalikan badan nya. Di tangan kanan Danish memegang tas Inara.
Inara tersenyum sudah banyak merepotkan teman kelasnya.
Suasana sekolah lumayan sepi karena sebagian siswa ada yang sudah pulang.
Inara mendekati Danish dan mengambil tas nya.
"Maafin aku sudah ngrepotin kamu hari" ucap Inara stelah itu pergi berlalu meninggalkan danish yang masih menatapnya.
Saya gak merasa di repot kan Inara. Batin Danish menatap kepergian Inara.
Inara dengan tubuh yang kurang sehat berusaha mengendarai motor nya dan melaju dengan pelan.
Sesampainya di rumah Inara langsung merebahkan badannya yang lemas dan berbaring menatap langit-lamgit tak betapa lama karena lelah Inara tidur.
"Inara, inara bangun Nak, kamu belum makan Ayo nak makan" ujar mama inara membangunkan Anak nya yang sudah lama tidur sampai malam.
Inara mengeliat, tidak ada nafsu untuk Inara makan.
"Kamu kan sakit Inara kamu mau mama bawa kamu ke Rumah sakit disana kamu akan di suntik dan Makan obat setiap hati. Kamu mau?!"
Inara menggelengkan kepala membayangkan, ihh ngeri.
"Yasudah Makan!" Gertak mamanya agar Inara makan. Inara mengangguk dan makan beberapa suapan setelah itu di letakan piring itu ke samping.
Mama inara mengambil piring kotor yang masih banyak nasi yang tidak di makan. Mama inara lalu pergi dari kamar anak semata wayang nya.
Inara memeriksa HP nya, inara sedih tidak ada Chat atau panggilan Masuk dari Aldi. Sungguh Inara masih sangat mencintai Aldi. Apalagi berpacaran 1 tahun. Namun pada akhirnya Aldi mengkhianatinya.
"Cukup inara!, Kamu harus lupain Aldi"umpat Inara pada dirinya sendiri.
merasa bosan.
Inara lalu berdiri beranjak dari kasur mengambil jaketnya, mengambil hijabnya dan memakainya dan keluar menghirup udara dingin.
Inara memandang arah jalan depan rumahnya. Sunyi, karena sudah malam.
Hanya beberapa pengendara melewati arah rumahnya.
Hingga mata inara tertuju pada seorang pemuda dengan motor ninja memakai helm dan jaket menoleh pada Inara.
Mata mereka bertemu sesaat lalu inara mengalihkan pandangan lain. Motor itu sudah tidak ada.
"Inara masuk!, Sudah malam, nanti kamu sakit mal" Suara dari dalam rumah. Mama inara.
Inara tak pikir panjang lalu masuk kerena udaranya luar sangat dingin tak ingin berlama lama di luar.
Motor Ninja itu berhenti tidak jauh dari rumah Inara. Pemuda itu membuka helmnya, merapikan rambutnya yang acak acakan.
"Syukurlah Inara baik-baik saja" ucap pemuda itu tersenyum setelah melihat Inara sekilas. Pemuda itu Danish, yang ingin memastikan baik-baik saja.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments