Rachel POV
Sudah tiga hari Aku di rawat di Rumah Sakit ini.
Sejak diriku bertemu kak Rey Di kafe Onestar. Kalau di tanya bagaimana dengan perasaan ku tiga hari yang lalu? ketika Rey tiba-tiba memutuskan diriku secara sepihak? jujur aku sangat kecewa tiba-tiba minta putus sambil membawa wanita di hadapan ku.
Aku masih ingat, ketika aku menjadi mahasiswa baru di Universitas B. Rey, tiba-tiba meminta diriku untuk menjadi pacarnya. Saat itu aku merasa melayang tinggi mendengar ucapan seorang,Rey. idola para kaum hawa di kampus ku. yang tiba-tiba menyatakan cinta kepada ku
Ceklek
"Chel...kamu Udah bangun, waktunya minum obat!" Tegur Amora setelah dari dalam kamar mandi.
Author Pov.
Tiga hari yang lalu.
Kepala Rachel terasa mau pecah, pinggangnya terasa nyeri dan pengelihatnya berkunang-kunang, keringat dingin mengucur membasahi tubuh Rachel.
Secepat mungkin Rachel keluar dari Kafe, membiarkan Rey dan Silviana, Rachel segera meminta bantuan pada seorang tukang ojek pengkolan yang biasanya mangkal di pojok Kafe one star. Rachel meminta tukang ojek membawa dirinya ke Rumah Sakit Cahaya Kasih, tempat Tante Diana bekerja. setelah melakukan pemeriksaan, ternyata Rachel menderita Usus Buntu. dan harus segera di operasi.
Rachel tidak ingin berlarut-larut dalam kesedihan bagi Rachel, Rey hanya pria masalalu dan harus di lupakan, tidak ada dalam kamus besar di dirinya kehilangan pria harus di ratapi. masih banyak pria yang mau pada dirinya.
Kampus
" Dari pada suntuk Kita ke mall yuk!" usul Lusi pada para sahabatnya mengingat waktu kuliah mereka yang begitu singkat dan tak adamakul lagi.
" Oke" sahut Amanda dan Ruly bersamaan.
"Elu, chel?" Lusi menyenggol bahu Rachel"Dari tadi bengong aja, ada masalah?" Lusi jadi penasaran.
Rachel tersenyum sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.
" Ikut dong, aku chatting Ka Amora dulu, minta ijin supaya dia tidak kalut" ucap Rachel
Mereka semua kembali melangkah kearah gerbang kampus.
Tiba-tiba.....
" Tunggu..." Amanda menghentikan langkahnya sambil merentangkan tangannya "kita ke mall mau ngapain?" tanya Amanda. jujur.
yah salam ... ingin rasanya Lusi melipat Amanda masuk kedalam Tote bag nya.
" Mau cuci mata" Ucap Lusi sekenanya menahan geram.
"Cuci Mata? kenapa harus ke mall? kan di sini juga bisa, nih pakai air " Amanda memberikan botol mineral pada Lusi.
Rachel dan Ruly menahan tawa melihat tingkah Amanda.
Wah tambah parah nih otaknya, kebanyakan angka daripada huruf di otaknya, batin Lusi.
Amanda memang agak tullalit di antara mereka, tapi soal menghitung, Amanda. jagonya, dia dapat memecahkan segala rumus-rumus Matematika.dalam sekejap.
"Elu...udah minum obat, nda?" tanya Lusi geram temannya yang satu ini sangat menguji imannya.
"Udah dong...tadi pagi harus rutin minum Vitamin bisa-bisa aku dimarahi Mami kalau tidak minum vitamin" jawab Amanda jujur.
"Oh Tuhan kuatkan diri hamba mu ini, mengapa gw punya teman langka begini" Lusi. menatap nyalang pada Amanda sedangkan yang di tatapnya memasang senyum manisnya.
Amanda yang melihat tingkah Lusi malah tersenyum lebar ' Lebay...Luh" ucap Amanda
Rachel dan Rully tak bisa menahan tawanya mendengar ucapan Amanda.
"Lah...kan gue bener ngomongnya?" Amanda membela dirinya sendiri.
Sedangkan Lusi menahan geramnya. "Amanda...elu pernah " ucapannya terhenti.
"Udah, jangan di bahas lagi... Kapan pergi nya ini?"Rachel menarik tangan Amanda. berjalan menuju ke arah tempat parkir, di ikuti Lusi dan Ruly di belakangnya.
"Heran Gw ... otaknya kagak pernah nyambung" Umpat Lusi memandang punggung Amanda. masih memasang wajah kesalnya.
Rully hanya tersenyum lebar mendengar umpatan Lusi.
Sambil berjalan menyusuri koridor kampus mereka saling bercanda dan membahas beberapa tugas Makul.
Silviana berdiri tepat di hadapan Rachel CS
dan hampir menabrak tubuh Silviana.
"Kak Silvi..." seru Amanda. menahan langkahnya
"Kakak tidak apa-apa?" tanya Lusi mendekati Silviana. menelisik tubuh Silviana.
Silviana hanya tersenyum, lalu menggeleng-gelengkan kepalanya" aku baik -baik saja "
Rachel dan Rully saling beradu pandang.
Rachel mengangkat kedua bahunya.
Di kampus mereka, seorang Silviana Sangat terkenal selain cantik dia juga sangat ramah pada sesama penghuni Kampus.
"Mau apa nih orang? sampai menghalangi jalan gua" batin Rachel menatap tajam ke arah Silviana.
"Bisa kita bicara sebentar saja?!" tanya Silviana. tatapan matanya dengan wajah memohon.
Ruly melirik Rachel yang berdiri di sampingnya.
Rachel mendengus kasar, berpikir sejenak" Oke" Rachel pergi ke arah taman di ikuti Silviana di belakangnya.
"Kita tunggu aja di sini ! " Ruly menghentikan langkah kedua sahabatnya. ketika Lusi dan Amanda mengikuti langkah Rachel.
Diantara mereka bertiga hanya Ruly yang tahu apa yang terjadi di antara Rey dan Rachel. dan di kampus ini Hanya Ruly saja yang tahu hubungan Rey dan Rachel. ke dua sahabatnya tidak ada yang tahu selain dirinya.
"Silahkan mau ngomong apa?saya kasih waktu 5 menit!" ucap Rachel tatapannya datar ke depan.
" Tolong Maafkan saya! bukan maksud saya ingin merusak hubungan kalian," Silviana menatap lirih ke arah Rachel. "Sebenarnya..."
"Ana..." Teriak Rey memotong ucapan Silviana.
Spontan Rachel menengok ke arah Rey. yang sedang berlari menghampiri mereka.
"Aku sudah melupakan kejadian kemarin kak, aku anggap itu bagian masa lalu, kakak tidak harus meminta maaf kepada saya" ucap Rachel lalu berdiri" semoga kalian berdua Bahagia " ucap Rachel tulus, lalu melangkah pergi.
"Tunggu Rachel!" Ray mencekal lengan Rachel.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 117 Episodes
Comments
fifid dwi ariani
lancar rejekinya
2022-09-14
0