...- Selamat Membaca -...
...*...
...*...
Adrienne merinding ditempatnya, dia tidak meragukan telinganya setelah secara sadar mendengar suara pria disampingnya.
Matanya yang terpejam mencoba mengintip siapa lagi pria yang datang ke apartemennya, dia sedikit kesal mengingat sudah berapa kali dia mengganti kuncinya, pengamanan di apartemen sepertinya sangat kurang.
Ah pantas saja!
Enne baru ingat kalau pintunya terbuka sebelum dia sempat memakai kunci untuk masuk, sepertinya dia lupa mengunci apartemennya.
"Halo, kamu tidur? Bibi, ada orang masuk kesini, apa bibi mengenalnya?" teriak pria itu.
'Bibi?' batin Enne.
"Deon bibi bisa dengar suaramu nak, tidak usah berteriak- eh Enne ada apa sayang? Tumben kamu ke sini?"
Adrienne tak punya pilihan selain membuka mata dan memastikan keberadaannya.
Tak butuh waktu lama untuk dia menyadari dirinya sudah salah masuk apartemen, untung saja yang dimasuki punya bibi Tang, dia tidak bisa membayangkan kalau memasuki apartemen orang lain.
"Hahaha bibi, sepertinya karna kelelahan aku kurang fokus dan malah masuk kesini, maaf yah bi' aku pergi dulu, sekali lagi maaf"
"Astaga Enn tidak usah malu begitu, duduk saja disitu bibi buatkan susu yah, kamu haus kan?" ucap bibi Tang sangat perhatian.
"Ti-tidak usah bi' saya pamit yah, maaf mengganggu malam bibi"
Enne bergerak cepat mengambil tasnya dan bergegas pergi tapi suara bibi Tang menghentikan langkahnya.
"Ya sudah kalau kamu tidak mau, Deon cepat antar Adrienne, tidak baik wanita hamil jalan sendirian" suruhan bibi Tang hanya berdiri tanpa ekspresi, dia tidak menolak juga tidak mengiyakan.
Kali ini Enne tidak bisa menolak, dengan langkah penuh hati-hati Deon mengekor dibelakang wanita berbadan dua itu, tatapannya dipenuhi rasa penasaran.
'Ooh jadi itu ponakan bibi? Kulitnya putih sekali, wajahnya lucu seperti kucing tapi dia pendiam yah, cocok sih sama mukanya yang sedingin salju' pikir Enne.
"Namamu Enne yah?" tiba-tiba Deon buka suara membuat Enne menghentikan langkahnya.
Adrienne menoleh dengan satu alis terangkat, sepertinya dia ingin tahu maksud dari basa-basi ini.
"Aku hanya penasaran" jawab Deon cuek.
Dan hening pun menyapa, untuk beberapa saat mereka terdiam ditempat masing-masing.
"Kenapa?"
"Apanya?"
"Kenapa kamu menanyakan namaku? Kau penasaran dengan hidupku?" Enne secara gamblang memperlihatkan ketidaksukaannya, dia tahu apa yang ada dalam pikiran Deon sekarang.
"Kau marah? Sensitif sekali! Apa karna faktor hamil?" tanya Deon balik, dia benar-benar tidak peduli bagaimana Adrienne menatap jengkel dirinya sekarang.
"Tidak sopan, rupanya bibi berbohong tentang keponakannya yang baik hati, nyatanya dia cuma pria tidak sopan yan-
"Ah, apa ibu hamil juga suka membanding-bandingkan begini yah? Bahaya sekali" Deon menyela tak peduli.
Adrienne diam seribu bahasa, sebenarnya kenapa keponakan bibi Tang ini mengganggunya, apa dia melakukan kesalahan tadi?
"Aku akan melaporkanmu ke bibi Tang" Ancam Enne sangat kesal.
"Suami mu mana?" Lagi-lagi Deon tidak mengindahkan peringatan Enne dan memilih menanyakan semua isi dalam otaknya.
"Bukankah pertanyaan itu tidak sopan tuan Deon"
"Beri tahu suamimu, tidak baik seorang istri yang sedang hamil keluar malam-malam begini, beruntung kau masuk ke apartemen bibi, di usia seperti ini ha—
"Apa kau mencemaskanku? Kita bahkan baru bertemu" sela Enne tak tahan lagi, baiklah gadis berbadan dua ini akan meladenimu.
"Ya aku jelas mengkhawatirkan ibu hamil yang keras kepala ini" jawab Deon tak mau kalah.
'Apaan sih sok akrab, kita bahkan baru bertemu tadi, tapi ucapannya sudah tidak sopan, pertanyaannya juga tidak disaring, menjengkelkan. Yah! Tidak bisa kupungkiri kalau sebagian diriku juga menyukai cara dia mencemaskanku, aku sudah gila pasti' Enne membatin.
"Khawatirkan saja gadis lain, aku tidak berminat dengan—
"Baiklah, aku hanya akan bertanya sekali! Apa kau punya suami?" tanya Deon tak mau berbasa-basi lagi.
Adrienne tersentak ditempatnya, kenapa Deon menanyakan hal yang sangat pribadi seperti itu, dia pasti sudah gila!
Tapi sepertinya keponakan bibi Tang ini tipikal orang yang tidak akan berhenti sebelum mendapatkan jawaban yang diinginkannya.
Enne tak mau berdebat lebih lama lagi, dia akan menjawab semua pertanyaan pria gila ini sampai dia puas, Enne tak peduli meski semua aibnya terbongkar
Lagipula bisa saja ini pertemuan pertama dan terakhirnya jadi bukan masalah besar memberi tahunya.
"Belum! Aku hamil diluar nikah, puas? Itukan yang mau kau dengar tuan Deon?" jawab Enne penuh penekanan.
"Seharusnya jawab dari tadi, kalau begitu sampai disini saja, aku tidak akan minta maaf untuk apapun yang kutanyakan, sampai jumpa" Jelas Deon, dia langsung meninggalkan Enne yang membatu karna tidak habis pikir ada cowok bebal sepertinya.
"Tidak sampai jumpa, aku tidak mau bertemu kamu lagi tuan bebal" gerutunya kesal, sayang sekali Deon tidak dengar karna sudah jauh.
...*...
...*...
Tok-
Tok-
Tok-
'Hah, siapa sih pagi-pagi begini? Tidak biasanya ada yang bertamu, apa bibi? Oh mungkin Namjoon, baiklah-baiklah tunggu sabar jangan mengetuk terus, aku dengar, aku dengar' Batin Enne.
Dia menggeliat diatas kasur mencoba memaksa diri agar dapat bangun dan pergi dari kenyamanannya.
Tidak butuh waktu lama Enne terbangun dan merangkak keluar dengan malas, sebelah kakinya dia seret karna malas berjalan.
"Siapa sih pagi-pagi begini" Monolognya tak suka, lagi-lagi dia menguap, tangannya membuka pintu dengan lemas.
Cklek
Setengah sadar Enne mendapati sosok Deon berdiri didepannya.
"Aduh pagi-pagi sudah bertemu orang yang menyebalkan, ada apa kamu kesini?" tanya Enne masih santai, akalnya masih di alam mimpi.
Deon membeku ditempatnya, beruntung sekali dia...mendapati Enne memakai dress piyama yang kainnya tipis dan transparan.
Secara garis besar Deon bisa melihat apa yang ada dibaliknya. Cepat-cepat ponakan bibi Tang itu mengarahkan pandangannya ketempat lain.
"Kau baru bangun?" Tanyanya, dia tak berani menatap Enne.
"Ya, kalau bukan karna seseorang aku masih didalam mimpi sekarang" jawabnya sebal.
"Ah serius deh, menjengkelkan, kapan kau akan sadar?" Deon tampak kurang menyukai kepolosan Enne.
"Kau ini bicara dengan siapa sih? Aku ada didepan mu bukan disamping"
"Tck, jadi kau mau aku melihatmu memakai baju tipis itu? Aku bisa melihat semuanya, dasar bodoh" Deon berdecak kesal, dia berpikir bagaimana jika bukan dia dan justru orang lain yang memiliki maksud jahat yang melihatnya, dia pasti sudah habis sekarang.
Adrienne melihat pakaiannya dan baru sadar kalau semalam dia sempat mengganti bajunya karna kepanasan, dia memukul kepalanya karna menyadari kebodohannya.
"Ish! Kalau ada urusan temui aku jam 9, bye" Enne langsung menutup pintunya dan berlari masuk kekamar untuk menyesali kebodohannya.
Dia benar-benar malu, rasanya Enne mau menghilang saja, kejadian tadi membuat tubuhnya merespon geli, benar-benar sangat memalukan.
Gurat merah dipipi Deon terlihat jelas, sulit sekali menghilangkan bayangan yang terjadi beberapa detik lalu.
"Enne benar-benar tidak punya kewaspadaan, bisa-bisanya dia santai begitu" Gumamnya, dia berlalu pergi dan akan kembali sesuai jam yang disebutkan Enne tadi.
...Ini udah direvisi kalo masih aneh,di komen deng! Mengoreksi lebih baik daripada membiarkan hehe, thank you for your support deng, baiiii💜...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments
SNF
eh namjoon ngapain kesitu😭☺️
2022-02-19
1
Biru~
Kyaaaakkkkk, pertemuannya dengan Deon adalah yang kutunggu-tunggu hehehe, he's angel you know 😘😘😘😘
2021-06-08
2