3

...- Selamat Membaca -...

...*...

...*...

Sebulan berlalu...

Hari bahagia Edric dan Istrinya sudah didepan mata, pestanya sangat megah dan digelar di Alilla Villa Uluwatu yang ada dibali, benar, salah satu resort yang memiliki wedding planner untuk membantu memenuhi kebutuhan mempelai pengantinnya.

Sudah, tidak usah menanyakan berapa nominal yang habis, tentu saja tidak murah, sepaketnya sekitar 74.000 dollar atau sekitar 1 Milyar rupiah, tapi tenang saja harga segitu adalah hal kecil untuk Edric yang sekarang sudah menjadi CEO salah satu perusahaan IT di Amerika, meneruskan usaha ayah angkatnya jadi uang bukan masalah besar baginya.

~

~

Alunan musik menyatu dengan pemandangan yang tersuguh indah diluar ruangan, sedang didalamnya kemegahan menghipnotis para tamu undangan, benar-benar pesta yang berkelas.

Edric terus menghela nafas mencoba menghilangkan kegugupannya.

"Edric, selamat yah, akhirnya hari ini tiba" Sapa Enn yang baru saja masuk keruang khusus mempelai pria.

Edric meluluh, pandangannya terpaku pada Enn yang berpenampilan sangat cantik, benar-benar dress yang cocok dengannya.

"Enne, kau sangat cantik" tanpa sadar Edric memuji sahabatnya.

Enn tersenyum jahil "Hm, tidak lebih cantik dari istirmu kan?" sahutnya menggoda.

"Hahaha kau ini, Enne bagaimana ini? Aku sangat gugup" Adunya lemah.

"Hahaha, aku baru tau sahabatku ini bisa gugup juga! Tenanglah Edric, ganti saja rasa gugup itu dengan fantasi apa yang akan terjadi setelah pesta ini berakhir hihi"

Enne terkekeh setelah memberi saran itu, dari dulu dia sangat tahu otak sahabatnya ini sangat jorok.

Jangan tanyakan respon Edric, sudah jelas dia malu, telinganya memerah dan bibirnya menyungging tanpa bisa dikendalikan.

Benar, pria berlesung pipi ini sudah terlanjur membayangkannya.

"Ooo Edric Walden~ ternyata otakmu kotor juga ya hahhahaha" godanya semakin jahil, Enn terus menertawai sahabatnya.

Waktu berlalu dan Edric bersama Istrinya sudah di Altar pernikahan, mereka akan menyebutkan janji suci yang dilakukan sekali seumur hidup, Adrienne juga sudah tidak sabar melihat sahabatnya

...*...

...*...

...*...

Edric Walden, apa kau bersedia menjadi suami Tiara Maize sampai akhir hayatnya?

Ya saya bersedia

Tiara Maize, apa kau bersedia menjadi istri Edric Walden sampai akhir hayatnya?

Ya saya bersedia

...*...

...*...

...*...

'Sungguh indah tali merah yang mengikat takdir mereka, Tuhan, bolehkah aku bertanya sesuatu? Akankah takdirku seindah mereka? Mendapat orang tua, sahabat, harta dan cinta? Atau bolehkah aku meminta satu hal? Setidaknya beri aku cinta dari seseorang yang akan menemaniku sampai akhir hidupnya dan menghilangkan rasa sakitku saat ini, bolehkah?'

Adrienne terus mengulang doa-doanya, dibenaknya hanya kalimat itu yang terus berulang, dia berharap kebahagiaan juga akan mendatanginya.

Hari sudah malam, para tamu mulai bersiap-siap pulang tapi Tiara yang sekarang resmi menjadi istri Edric melarang mereka, sepertinya ada yang ingin disampaikannya.

"Terima kasih untuk teman - teman yang sudah hadir di pesta kami, kalian mungkin bingung kenapa kami melarang kalian pulang, hihi hari ini aku ada kejutan untuk teman-teman terdekatku, siap-siap yah, ini dia kejutannya- Louis Vit dan Eliza Ma"

Gema-gema mic memenuhi ruangan saat Adrienne masih membeku menatapi prianya menggandeng wanita lain.

Dadanya sesak, ingin rasanya dia berlari menghampiri Louis sambil berteriak lantang ke semua orang kalau pria beristri ini telah menghamilinya.

Hm, tapi tidak, sudah cukup rasa sakitnya dihianati, apa jadinya kalau setelah melakukan pengakuan itu dia justru diabaikan dan ditertawakan sama seperti masa-masa sekolahnya dulu.

Kali ini, tidak akan lagi dia melakukan hal bodoh.

Meski rasa iri dan dengki menggerogoti nya, tidak akan sampai mati dia memberitahu anaknya ini.

Cukup lama Adrienne menyadari kalau Tiara merupakan mantan model yang berada dibawah naungan agensi YHK+, sama dengan Eliza.

Karna keadaan diagensi mereka jadi berteman akrab, itulah sebabnya Tiara bisa mengundang aktor Louis dan Model yang sedang naik daun Eliza Ma.

-

Sembari memikirkan alasan-alasan itu, tiba-tiba serbuan ingatan bersama Louis menyerang Enn, tubuhnya lemas bersamaan dengan ribuan nyeri yang menyerang dada dan tenggorokannya, dia akan menangis, sebentar lagi air matanya akan mengalir deras.

Adrienne berlari menjauh dari gedung, sejauh mungkin sampai matanya tak melihat presensi pria itu lagi.

Dadanya semakin sesak, sulit sekali mengendalikan kesedihannya, ternyata sangat parah Louis menyakitinya.

Diluar ruangan Enn terisak-isak, dia memukul dadanya berharap semua kesakitan itu sirna, padahal sudah sebulan dia berhasil mengendalikan perasaannya tapi hanya dengan tatapan pria itu dia hancur sebegitunya.

Dari dalam suara Tiara yang menggunakan Mic masih terdengar ditelinga Enne.

"Hari ini aku mengundang sahabatku bersama suaminya, meskipun mereka sibuk, mereka harus menyempatkan diri ke pernikahanku bukan? hihi, baiklah semuanya mari kita bersulang atas pesta mengejutkan ini CHEERSSS"

Semua orang tertawa gembira, minuman keras memenuhi gelas-gelas kaca yang dirias rapi diatas meja, beberapa dibawa pelayan beberapa lagi dibiarkan begitu saja.

Semua bersuka cita tapi tidak bagi wanita berbadan dua itu, dia jelas sedang memikirkan cara lari dari kenyataan ini. Luka sudah menganga, Adrienne tentu tidak ingin repot-repot menabur garam diatasnya.

Sembari bersiap memeriahkan pesta Edric mendapati sahabatnya diluar sedang mengambil tasnya, dia bingung, tumben sekali Enne tidak bergabung padahal idolanya ada didalam.

"Enne, kau mau kemana?" buru-buru Edric menahan sahabatnya.

"Aku mau pulang, aku tidak enak badan" jawab Enne tanpa menoleh sedikitpun.

Akan gawat kalau Edric tahu dia menangis, apalagi jika melihat wajahnya yang penuh air mata, dia pasti akan mengamuk dan memaksanya mengatakan alasannya.

"Coba sini! Hm, kamu agak pan-

Edric berhasil menangkap ekspresi sedih Enne begitupula dengan mata bengkak diwajahnya, karna kaget dia langsung meninggikan suara.

"SIAPA YANG MEMBUATMU MENANGIS ENNE? CEPAT JAWAB, BIAR KUBUNUH DIA"

Begitulah Edric memancing perhatian semua orang, Tiara dan yang lain segera keluar, rasa penasaran mereka tak terbendung, ada apa sampai seorang Edric yang santun dan baik hati tiba-tiba semarah itu.

"Edric kumohon, aku hanya akan pulang, jangan membuat keributan" Enne memegang lengan baju sahabatnya.

Semua orang menatapi kejadian itu, tentu saja ada beberapa yang sudah salah paham apalagi keadaan Adrienne yang tengah berbadan dua.

"KUBILANG JAWAB ENNE, SIAPA YANG SUDAH MEMBUATMU MENANGIS" tanyanya masih tak habis pikir, siapa kira-kira yang tega membuat sahabat yang sudah dianggap seperti adiknya sendiri menangis seperti ini.

"Tidak ada Edric, aku tidak menangis" Enn berbisik lemah, dia tahu semua orang sedang melihatnya, kepalanya pusing, rasa mual menyelimuti dirinya, trauma masa lalu begitu menyiksanya.

Tiara berjalan mendekat.

"Ada apa ini sayang? Kenapa kamu marah begitu?" tanyanya mencoba menengahi, Tiara melihat kondisi Enne dan ikut terkejut.

"Astaga Adrienne, ada apa? Kenapa kau menangis? Apa seseorang mengganggumu?" tanyanya khawatir.

Adrienne menggeleng, tidak mungkin dia bilang kalau salah satu tamunya adalah ayah dari anaknya dan itu membuatnya stress.

"Kumohon jangan menarik perhatian, aku tidak suka dilihat orang-orang" Enne memelas tak sanggup lagi menerima tatapan yang dipenuhi rasa penasaran itu.

"Tck, Tiara tolong bantu aku membubarkan mereka, Enne punya trauma, sebelum gejalanya timbul tolong bantu aku menyuruh tamu undangan kembali kedalam" Ucap Edric tak puas, padahal ingin sekali dia memukuli orang yang membuat adiknya menangis tidak peduli pria atau wanita.

"Oke sayang kamu tenang yah, redakan amarahmu, aku akan mengurus tamu kamu tenangkan lah Enne, aku masuk dulu yah" Tiara mengelus lembut punggung suaminya dan berlalu pergi meninggalkan mereka berdua.

-

Waktu berlalu dan keributan tadi sudah terlupakan, Edric juga terlihat tenang dan kembali masuk menyambut tamu, itupun karna Enne yang meminta.

Sampai kapan wanita itu akan berpura-pura kuat.

Kondisinya sedang tidak baik-baik saja, apalagi setelah beberapa situasi tak terduga yang dialaminya, tubuhnya benar-benar panas begitupula sakit kepalanya semakin menjadi, kalau dia tidak segera istirahat, dia akan hilang kendali dan pingsan.

"Anda tidak apa-apa?" seseorang menyapanya, suaranya berat dan menenangkan, Enne tak berani melihat orang yang menegurnya karna dia tau pria itu adalah Louis.

...Ini udah direvisi kalo masih aneh,di komen deng! Mengoreksi lebih baik daripada membiarkan hehe, thank you for your support deng, baiiii💜...

Terpopuler

Comments

SNF

SNF

untung istrinya ga cemburuan

2022-02-19

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!