...- Selamat Membaca -...
...*...
...*...
"Anda tidak apa-apa?"
Enne tau itu suara Louis.
Siapa yang tidak kenal Louis, pria pemilik suara seksi yang mampu memikat wanita mana saja, dia pun terjun kedunia film karna suaranya yang mendukung.
Jantung Enne berdetak tak karuan, kenapa Louis mendekatinya, apa dia mengingat Adrienne? Tidak, itu tidak mungkin.
"Saya tidak apa-apa tolong pergi saja" jawabnya cepat-cepat, dia bergegas pergi meninggalkan pria itu tapi kakinya tersandung dan malah jatuh dipelukan Louis.
Wajah Enne terekspos, Louis terpaku dengan kecantikannya, mereka bertatapan dan terpaku pada momen masing-masing, rasanya ada yang aneh, gurat merah perlahan terlihat dipipi Louis, benar... dia merona.
Sayang sekali jika harus melepaskan tubuh yang menempel itu tapi kalau tidak dipisahkan Adrienne mungkin akan buka suara dan mengatakan kejujurannya, apalagi tatapan penasaran dan hangat Louis hampir membuainya.
Jika harus jujur, sebenarnya Enne masih ingin merasakan dekapannya seperti dulu ketika Louis memeluknya penuh rasa sayang dan mengucapkan janjinya tapi dia tahu menggangu suami orang adalah sifat yang buruk dan dia tidak ingin bayinya memiliki sifat itu.
"To-tolong lepas saya" pintanya terbata-bata.
"Ah iya, maaf! Apa anda tidak apa-apa? Sepertinya anda sakit, wajah anda pucat dan tubuh anda juga panas, mau saya antar keru-
"Enne, ada apa?" Edric menyela diwaktu yang tepat.
"Ah tidak, aku hanya tersandung"
"Tersandung? Kau harus hati-hati, kau ini sedang hamil Enne, teledor sekali kamu, ayo masuk" Edric mengomeli sahabatnya dan Louis tak mengerti kenapa suami Tiara itu sangat perhatian dengan Enne.
"Menurut saya anda tidak perlu sampai memarahinya, dia kan bukan istri anda" celetuk Louis tak suka.
"Hah? Anda bilang apa barusan?" Edric terpancing, bisa-bisanya seorang pria tak dikenal malah menasehatinya, tau apa dia.
"Edric sudah, aku mau pulang saja, tolong antar aku atau carikan aku supir yang bisa mengantarku ke penginapan, tolong"
Enne memegangi kepalanya, rasa sakit yang luar biasa sedang menimpanya, dia cukup kuat bisa menahan itu.
"Apa sakit sekali? Tck, Baiklah tunggu seben-
"Tidak perlu, anda bisa ikut dengan saya dan Eliza, kebetulan kami juga akan pulang ke penginapan, kalau mencari supir mungkin akan lama, bagaimana? Kalau mau, kita langsung pulang sekarang" tawar Louis percaya diri, dia tau ajakannya tidak akan ditolak.
'Sial, kalau bukan karna kepalaku yang seperti akan pecah, aku tidak akan pernah mau ikut denganmu Louis, kamu sudah terlalu banyak memberiku Luka, sekarang apalagi yang kau rencanakan dengan bersikap baik begini' Enne membatin.
"Bagaimana Enne? Apa kau mau ikut dengan dia?" tanya Edric khawatir.
"Baiklah, aku tidak bisa bertahan lebih lama lagi, maaf yah dihari spesial dan istimewa seperti ini aku malah sakit, maaf Edric"
"Tidak apa-apa, kesehatan kamu dan si bayi lebih penting Enne, aku tidak akan memafkan siapapun kalau berani teledor menjagamu apalagi kalau dia sudah menawari begini" Edric menyindir dan mengancam Louis terang-terangan.
"Anda tenang saja, saya akan menjaganya seperti saya menjaga istri sendiri" sahut Louis tak mau kalah.
Lagi-lagi Enne merasa sakit didadanya, kenapa Louis begitu mudah mengatakan apapun tanpa peduli sebesar apa dia menyakiti hatinya.
Lalu mengapa dia tidak mengingat Adrienne? untuk ukuran wajah, Enne bukan wanita yang mudah dilupakan, ada yang aneh memang.
"Baik, saya percayakan dia, tolong hati-hati membawanya" titipnya setengah tak rela.
Louis membopong Enne, keduanya merasa canggung karna tubuh mereka terus berbenturan tapi tidak ada cara lain, kaki Enne sudah tidak sanggup menopang tubuhnya, dia butuh pertolongan pria itu.
"Sayang, siapa dia?" Eliza yang sudah menangkap presensi suaminya buru-buru mendekat.
"Ah, ini sahabat Edric, dia meminta tolong untuk membawa sahabatnya ke penginapan"
"Loh, kan bisa pakai sopir, kenapa harus kamu sayang?" dari mata Eliza tampak jelas kecemburuan didirinya, tentu dia tidak rela suaminya memeluk wanita lain.
"Kita kan juga mau ke penginapan, kenapa tidak bareng saja?" Louis tentu tidak akan membiarkan Eliza menahannya, dia sangat ingin mengantar Enne pulang.
Adrienne terdiam, entah mengapa dia seperti mengenal suara Eliza tapi tidak dengan wajahnya, dia bertanya-tanya apa mereka pernah bertemu di suatu tempat? Karna suaranya sangat familier.
"Ya sudah kamu antar saja dia dulu, aku masih mau disini, nanti jemput saja aku"
Eliza sangat marah, bisa-bisanya Louis memilih wanita lain dibanding menemani istrinya, ingin rasanya dia menjambak rambut Enne, berani sekali dia menggoda suami orang.
"Baiklah, nanti aku jemput yah, hubungi aku saja" jawab Louis segera membawa pergi Enne.
Enne merasakan sekujur tubuhnya merinding saat melihat tatapan benci dari Eliza, dia semakin curiga, rasanya sangat tidak asing, dia yakin pernah bertemu istri Louis disuatu tempat.
-
Sembari membopong Enne dengan hati-hati Louis juga memakaikan jasnya karna merasa gaun Adrienne terlalu tipis, dia sempat menolak tapi bukan Louis namanya kalau tidak bisa meyakinkan orang yang dibawanya.
Akhirnya tiba juga mereka diparkiran, Louis menyuruh Enne menunggu sebentar dan berlari mengambil mobilnya tak lupa sebelum masuk ke mobil dia membuka pintu untuk wanita hamil itu.
Dia benar-benar bertingkah romantis, jantung Enne sedang tidak aman, bagaimana bisa dia membenci Louis kalau tingkahnya saja sudah meluluhkan hati.
"Kenapa anda sangat baik dengan saya?" benar, setidaknya Enne harus tahu maksud pria tak tahu malu ini memperlakukannya bak ratu.
Louis tersenyum "Hm, sebenarnya aku sangat suka melihat orang hamil, jangan curiga dengan kebaikan ku, ini kulakukan tulus, tapi aku penasaran kenapa kamu datang sendirian? Suamimu dimana?" pertanyaannya keluar begitu saja, dia tidak melihat kedua mata Enne yang membelalak saking terkejutnya.
Sebenarnya kenapa Louis menyiksanya begini, sudah jelas ayah dari bayinya ada disampingnya, suami atau apalah itu dia tidak punya karna janjinya tidak ditepati, apa perlu Adrienne menjelaskan semua itu?
Tapi kenapa Enne harus mengatakannya? kenapa pria bodoh ini tidak menyadari atau mengingatnya sendiri?
"Saya pikir itu bukan urusan anda" jawab Enne tidak mood, harinya sudah berat sekali jadi jangan tambah lagi penderitaan wanita hamil itu Louis.
"Oh maaf saya tidak bermaksud, ah tapi bolehkah saya meminta satu hal?" Louis melirik sebentar ke Enne lalu kembali memfokuskan dirinya menyetir ditengah jalan yang lenggang.
"Kenapa anda memintanya ke saya?" dengan muka tak suka Enne menjawab pertanyaan itu.
Tentu Louis tidak melihatnya.
"Karna kupikir doamu akan lebih ampuh" jawabnya santai.
"Ampuh? Memang doa apa?" meski sedikit tapi Enne memang agak punya rasa penasaran itu.
"Tolong doakan agar istriku cepat hamil, aku sudah tidak sabar menjadi ayah" lagi-lagi Louis menjawab dengan samangat.
Jangan tanya bagaimana keadaan hati Enne, dia seperti disambar petir, bisa-bisanya pria bodoh ini meminta hal yang tidak akan mungkin dikabulkan.
Adrienne tidak akan pernah mendoakan itu, hatinya tidak rela, kalaupun Louis ingin menjadi ayah cukup dengan bayinya saja, tidak perlu istrinya, Enne tidak mau Louis berhubungan dengan orang lain, dia hanya ingin dunia berputar hanya pada bayinya, dia dan Louis.
Tapi itu tidak bisa terjadi kan? Bagaimanapun kini Louis sudah jadi milik orang lain dan Enne hanya bisa belajar ikhlas.
-
2 minggu setelah kejadian itu, Enne menjalani harinya seperti biasa, akhir-akhir ini nafsu makannya menurun drastis, padahal orang hamil biasanya akan lebih sering makan dan mengunyah apapun yang ada didepannya tapi dia justru tidak suka makan.
Enne sedang dalam perjalanan pulang dari toko tempat dia bekerja, sayang sekali diapartemen tidak ada lift, terpaksa Enne harus naik tangga dengan hati-hati karena bawaannya berat dan perutnya juga semakin membesar.
Meski sempat kehilangan fokus Enne masuk ke apartemennya dan segera duduk disofa kesukaannya.
"HAAH LEGANYA, mm'? sofanya kok agak beda? Mungkin perasaanku saja" gumam Enne agak janggal, walau begitu matanya masih terpejam menikmati kelegaan bisa istirahat dengan damai.
"Anda siapa" Tanya seseorang yang duduk tepat disamping Adrienne.
...Ini udah direvisi kalo masih aneh,di komen deng! Mengoreksi lebih baik daripada membiarkan hehe, thank you for your support deng, baiiii💜...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments
SNF
loh udh nikah
2022-02-19
1
Biru~
Kyaaaakk pertemuan dengan seseorang, he's angel😘😘
2021-06-07
3