Quinsha masih duduk di tepi jalan raya, memeluk erat tas gendong miliknya. Ia kebingungan harus tidur di mana sementara kakinya terasa pegal, tubuhnya juga lelah ingin beristirahat.
Di tengah kebingungannya, seorang wanita paruh baya menghampiri dan menyapanya.
"Sedang apa kau di sini?"
Quinsha menoleh, tengadahkan wajah menatap sosok wanita paruh baya namun terlihat sangat cantik dengan make up tebal. Terselip sebatang rokok di jarinya yang lentik, rambut ikal terurai panjang, gaun hitam selutut, wanita itu terlihat anggun, tas kecil di menggantung pundaknya.
Quinsha berdiri lalu tersenyum, membungkukkan badan sesaat. "Maaf Bu, aku sedang bingung mencari tempat tinggal. Apakah Ibu bisa menunjukkannya?" tanya Quinsha sopan.
"Sepertinya kau baru datang ke kota, di mana keluargamu?" tanya wanita itu balik, menghisap rokoknya dalam dalam.
"Aku tidak punya keluarga bu.." jawab Quinsha.
Wanita itu menatap Quinsha dari atas sampai bawah, lalu tersenyum. "Bagaimana kalau kau tinggal di rumahku, tapi..gak gratis."
"Boleh Bu, aku akan membayarnya!" sahut Quinsha senang.
"Ikuti aku!"
Wanita itu berjalan mendahului Quinsha, sesekali ia menghisap rokoknya, dan tersenyum menggoda pada pria yang lewat berpas pasan.
"Siapa namamu?" tanya wanita itu.
"Quinsha." Jawab Quinsha sambil berusaha mensejajarkan langkahnya. "Ibu?" tanya Quinsha.
"Jasmin!"
"Nama Ibu cantik, secantik wajah Ibu.." kata Quinsha memuji.
"Kau datang ke kota, tujuanmu?" tanya Jasmin.
Quinsha terdiam sesaat, ia tidak mungkin memberitahu maksud dan tujuannya kepada orang asing. "Cari pekerjaan Bu!"
Jasmin menganggukkan kepala, melirik sesaat ke arah Quinsha. "Wajahmu mengingatkanku pada seseorang."
"Siapa Bu?" tanya Quinsha polos.
"Lupakan! sahut Jasmin.
Sepanjang perjalanan mereka terlibat pembicaraan saling mengenalkan diri. Hingga tak terasa mereka telah sampai di halaman rumah yang berukuran sedang. Jasmin membuka pintu rumah dan mempersilahkan Quinsha masuk ke dalam rumahnya.
"Aku tunjukkan kamarmu."
Jasmin melangkahkan kakinya menuju kamar ke dua. Lalu membuka pintu kamar lebar lebar.
"Ini kamarmu, dan kau harus membayarnya tiap bulan." Kata Jasmin.
"Baik Bu!" sahut Quinsha.
"Sekarang kau istirahat, anggap saja rumah sendiri. Kalau kau lapar, masak sendiri."
Setelah bicara seperti itu, Jasmin berlalu dari hadapan Quinsha menuju kamar pribadinya.
"Aku bisa tidur dengan tenang." Gumam Quinsha.
***
Keesokan paginya Quinsha sudah bangun dan membereskan tempat tidurnya, setelah semua selesai ia bergegas mencari dapur untuk memasak.
Sesampainya di dapur, ia melihat Jasmin tengah mempersiapkan sarapan untuk mereka berdua.
"Kau sudah bangun?" tanya Jasmin menoleh sesaat ke arah Quinsha.
"Sudah Bu, biar kubantu." Tawar Quinsha namun Jasmin menolaknya.
"Duduklah, biar aku saja." Jasmin menuangkan makanan di atas piring lalu di sodorkan ke hadapan Quinsha lalu duduk di kursi.
"Terima kasih!"
"Apa rencanamu?" tanya Jasmin menatap wajah Quinsha. Dari sejak awal perkenalan, Jasmin menyukai Quinsha.
"Aku mau mencari pekerjaan Bu!" sahut Quinsha sambil mengunyah makanan.
"Kalau kau mau, kau bisa ikut aku bekerja." Kata Jasmin.
"Boleh Bu!" seru Quinsha senang, ia tidak perlu repot repot untuk mencari pekerjaan meski Quinsha belum tahu pekerjaan yang seperti apa nantinya.
"Baiklah, nanti sore kau ikut bersamaku ke Bar. Tapi kau harus merubah penampilanmu. Biar terlihat lebih cantik, yang sesuai dengan pekerjaanmu nanti.
Quinsha mendengarkan dengan seksama, sesekali menganggukkan kepalanya tanda ia setuju.
"Terima kasih!"
"Habiskan makananmu, aku antarkan kau untuk membeli beberapa pakaian untukmu nanti bekrrja.
"Terima kasih!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments
rena Satya
😂😂😂
2021-08-16
0
Neng ajja
🙄🙄🙄🙄🙄
2021-07-15
0
Wahyu Intan
Seru pasti ni nnti 😍
2021-07-01
0