BAPAK

"Apa dirimu sudah memeriksakan keadaanmu ke dokter mas?"

"Tidak Na, aku belum pernah konsultasi ke dokter. Aku malu Na."

"Lantas kenapa dirimu bilang bahwa kamu tidak yakin bisa menafkahi bathinku dan memberi keturunan padaku jika dirimu saja merasa memiliki hasrat yang sama dengan laki laki normal pada umumnya mas?"

"Karena aku melihat dari keadaanku yang tak pada umumnya Na, itu yang membuatku takut."

"Kalau kau melihat wanita cantik berpakaian seksi apakah dirimu berhasrat mas?"

"Tentu aku punya hasrat Na, karna itu aku tak suka melihatmu berpakaian ketat atau agak terbuka. Selain menjagamu dari mata nakal, akupun bisa menjaga mataku agar otakku tidak berimajinasi dan akhirnya berbuat senonoh padamu. Aku sungguh mencintaimu Hana... "

"Datanglah dengan orang tuamu dibulan Mei mas," Hana meyakinkan dirinya bahwa pria didepannya itu adalah pria normal, jika tidak toh masih ada paramedis yang bisa memberikan solusi kalaupun tidak mungkin, keputusan ini adalah kesalahan terbesarku."

"Tapi Na..."

"Aku yakin kamu normal mas, jika dirimu ada hasrat berarti tidak ada kelainan padamu."

Hana mencoba meyakinkan Riko, meski ia sendiri agak ragu, tapi Hana berusaha untuk meyakinkan dirinya.

"Na...," Riko memandang Hana dengan ragu ragu,

"Aku menerima apapun keadaanmu mas, jika memang dirimu ada kelainan, kita akan sama sama berjuang untuk mengobati. Soal keturunan bukankah anak adalah bonus yang Tuhan berikan pada pernikahan?"

Hana kembali berusaha meyakinkan Riko, meski ia sendiri semakin galau.

"Bener Na, kamu ga menyesal dengan keputusanmu ini? Apa karena kamu kasihan padaku?"

"Aku ga main main dengan pernikahan mas, karena aku cinta sama kamu mas. Kita akan berjuang bersama."

"Terimakasih Na, aku lega dan aku bahagia mendengar nya. Terimakasih kamu mau menerima aku apa adanya, semoga kekurangan ku bukan menjadi penghalang ku untuk membahagiakanmu."

Binar indah pada netra Riko kembali memancar, senyumannya mengembang meski tak sepenuhnya mekar, mungkin masih ada keraguan dan memang wajar.

"Mas Riko... tapi bagaimana jika aku yang tak mampu memberikan keturunan padamu kelak? Apa kau pun mau setia padaku sampai maut memisahkan kita?" Kini giliran Hana yang juga meragukan kesuburannya sendiri, mengingat bahwa ia datang bulan dua bulan sekali.

"Aku akan seperti mu Na, menerimamu apa adanya. Kita akan menua bersama sampai Sang Khalik sendiri yang memisahkan kita." Riko dengan yakin mengatakan,

"Biarkan waktu yang membawa kita mas, karena sesungguhnya waktu adalah penguji yang terbaik." Jawab Hana, dengan agak ragu.

"I love you Hana, terimakasih sudah bersedia mau menerima keadaanku."

"Love you too mas Riko, semoga kita mampu bertahan sampai maut memisahkan."

Selalu ada desir indah didalam dada ini ketika Riko dengan lembut menggenggam tangan Hana dan tubuh Hana pun selalu merasa panas dingin jika tangan mereka saling bersentuhan.

"Ehem!!! Kayak anak muda saja pake acara pegangan tangan, sana Na, buatin bapak kopi dulu." Tiba tiba terdengar suara pak Hadi ( ayah Hana) yang membuat Hana dan Riko kaget.

Bapak yang sudah ada didekat sepasang sejoli ini, tidak disadari kehadirannya.

"Su su sudah dari lama ada disini pak?" Tanya Hana dengan rasa tak enak hati karena ketahuan berpegangan tangan oleh bapaknya.

"Sudah sekitar sepuluh menit yang lalu, memangnya kenapa nduk?" Jawab bapak dengan santai.

"Se se sepuluh menit yang lalu pak?" Hana dan Riko sama sama terkejut mendengar jawaban bapak.

"Hem, memang kenapa?" Suara bapak terdengar datar.

"Ti ti tidak tidak apa apa pak," jawab Riko terbata dan terlihat ada kesedihan dari raut wajahnya.

Deg! ya Tuhan berarti bapak mendengar apa yang aku dan mas Riko bicarakan, gawat!.

"Eh Na! disuruh buat kopi ko malah bengong disana? Apa kamu senang melihat bapakmu ini kehausan. Sana buatkan kopi buat bapak, ini juga urusan laki laki kamu gak usah ikut campur!," Tegas bapak.

Mendengarkan perkataan bapak, Hana menjadi takut, sama takutnya dengan Riko yang duduk dihadapan bapak, akhirnya mereka hanya saling bertatap sejenak dan langsung tertunduk.

"Bapak mau bicara dengan Riko sebagai laki laki laki, kamu buatin bapak kopi dan kembali kesini lagi yang lama. Kamu ga usah nguping dan bapak ga suka dibantah." Tegas bapak yang tidak seperti biasanya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!