SAH

Hari pernikahan pun telah tiba, kini Hana dan Riko sudah berdiri didepan altar dimana janji suci pernikahan akan mereka ikrarkan dengan dipimpin seorang Pendeta dan disaksikan oleh keluarga besar dari kedua belah pihak dan jemaat gereja.

"Sebelum janji suci dan Pemberkatan pernikahan antara ananda Riko Aleksander dengan ananda Hana Stefanie, saya pendeta Lukas Lazarus ingin menanyakan kepada kedua calon mempelai tentang kesediannya," ujar bapak Pendeta yang akan memberkati pernikahan.

"Ananda Riko Aleksander, apakah anda tidak mendapatkan paksaan dan tekanan dari pihak manapun dan bersedia menikahi ananda Hana Stefanie?"

"Saya Riko Alexander tidak mendapatkan paksaan dan tekanan dari siapapun dan dengan segenap hati saya bersedia," suara Riko terdengar lantang.

"Ananda Hana Stefanie, sayapun menanyakan hal yang sama kepada ananda, apakah ananda Hana Stefanie tidak mendapatkan paksaan dan tekanan dari pihak manapun dan bersedia menikahi ananda Riko Aleksander?"

"Saya Hana Stefanie tidak mendapatkan paksaan dan tekanan dari siapapun dan dengan segenap hati saya bersedia."

"Bapak ibu serta saudara saudari, saatnya kita akan mendengarkan kedua calon pengantin ini untuk mengucapkan janji suci pernikahan mereka dan semua yang hadir dalam ruangan gereja ini adalah saksinya, silahkan dimulai dari ananda Riko Alexander," seru bapak Pendeta Lukas.

"Dihadapan Tuhan dan jemaat Saya Riko Alexander memilih dan menerima engkau Hana Stefanie sebagai istriku yang sah. Dalam keadaan sehat atau sakit, senang ataupun susah, kaya atau miskin,

baik atau tidak baik keadaanmu,

saya berjanji akan menjadi ayah yang baik jika Allah mempercayakan keturunan bagi kami dan mendidik mereka untuk tunduk dan taat akan Allah, Saya berjanji."

Ya Tuhan... perkenankan lah janji suci sebagai seorang ayah dapat aku laksanakan, aku percaya bahwa mukjizat mu nyata dalam rumah tangga yang aku bangun, air mataku kiranya Engkau perhitungkan. Doa dalam hati Riko ketika selesai mengikat janji sucinya.

"Apakah bapak ibu saudara saudari mendengar dengan jelas apa yang ananda Riko ucapkan?" Lanjut pak Pendeta.

"Jelas pak..." seru semua yang hadir dalam ruangan itu.

"Ananda Hana Stefanie, silahkan ikrar kan janji pernikahanmu dan semua yang hadir disini adalah saksinya," lanjut pak pendeta kembali memimpin.

"Dihadapan Tuhan dan jemaatnya, saya Hana Stefanie memilih dan menerima engkau Riko Alexander sebagai suamiku yang sah. Dalam keadaan sehat atau sakit, senang atau susah, kaya atau miskin, baik atau tidak baik keadaanmu. Saya berjanji akan menjadi ibu yang baik jika Allah mempercayakan keturunan bagi kami dan mendidik mereka untuk tunduk dan taat akan Allah. Saya berjanji."

Ada getaran pada tiap kata kata dalam janji nikah Hana yang ia ikrarkan, sadar akan apa yang diucapkan namun Hana tetap percaya bahwa tiada yang mustahil bagi Allah.

Pak Hadi dan ibu Erna, tergugu pilu di kursi paling depan sebelah kanan, mereka menangisi anak perempuan semata wayang mereka meski mereka merestui.

"Ah.... entah ini salah atau tidak nak, bapak harap ini bukan keputusan salah karena merestui pernikahanmu, bapak hanya ingin melihatmu bahagia," bisik pak Hadi saat Hana sedang sungkem kepadanya.

"Doa kan Hana ya pak, semoga mas Riko seperti bapak yang mengasihi istri, anak dan keluarga. Hana rindu karakter mas Riko, sebagai suami seperti karakter bapak, sebagai ayah yang seperti bapak juga, dan tolong doakan kami pak, agar kami bisa segera memberikan cucu untuk bapak."

"Tanpa kamu minta pun yang namanya bapak pasti mendoakan anak anaknya nduk," jawab bapak sambil memeluk tubuh putri kesayangannya itu, terlintas dalam pikirannya bahwa sepertinya baru kemarin ia menggendong bayi Hana yang kemerahan, bapak makin tersedu dikala ia harus melepas pelukannya dan membiarkan putri semata wayangnya melangkah mengikuti suaminya.

"Nak Riko, ibu titip Hana ya? Hana Puteriku semata wayang, buatlah dia bahagia dan tepatilah janjimu dialatar tadi." Pesan ibu Erna ketika Riko sedang sungkem pada ibu mertuanya itu.

"Doakan kami ya bu, agar kami bisa seperti rumah tangga bapak dan ibu, ucap mas Riko ketika pamit dari ibu mertuanya."

Lalu Riko membimbing Hana untuk sungkem keorang tua Riko yang tinggal satu, ibu Magda.

"Hana... hiks... hiks.... terimakasih sudah mau menjadi menantu ibu, terimakasih sudah mau menerima kekurangan Riko juga, ibu doakan rumah tangga mu bahagia nak," ibu Magda tergugu bahagia bercampur pilu karena ia sangat mengasihi anak mantunya.

"Amin, terimakasih bu. Teruslah doakan kami ya bu," balas Hana.

"Riko, bahagiakan lah istrimu nak seperti janjimu kepada Tuhan dan kepada kami yang hadir di pernikahan ini."

Ibu Magda memeluk anak dan mantunya sambil terisak, diantara senang dan sedih akan kenyataan yang ada.

"Kiranya Tuhan mendengar doa seorang janda yang benar benar janda sepertiku, kiranya diberkati lah rumah tangga kalian nak." Ibu Magda tersenyum dalam tangis bahagianya.

Terpopuler

Comments

Desnita Manullang

Desnita Manullang

sah...sah.sah...tiada yg mustahil bagi Tuhan,semoga cepat momongan

2022-02-18

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!